Selasa, 17 Maret 2015

144. HUKUM YANG MEMERDEKAKAN BUKAN MERDEKA DARI HUKUM

144. HUKUM YANG MEMERDEKAKAN

BUKAN MERDEKA DARI HUKUM

_____________________________________________________

Roma 8:2

karena Hukum Roh yang memberi hidup dalam Kristus Yesus, telah memerdekakan aku dari hukum dosa dan maut.

 

Karena ayat ini, banyak orang Kristen mengatakan bahwa Kristus sudah menghapus Hukum Taurat dan sudah memerdekakan kita dari tuntutan Hukum Taurat.  Ini adalah pemahaman Alkitab yang tidak tepat, dan ajaran yang menyimpang dari Alkitab. Membaca Alkitab tidak boleh hanya mengambil 1-2 ayat, tapi harus seluruh isi Alkitab itu, karena semua tulisan di Alkitab itu diilhami oleh Roh Kudus, jadi tidak ada yang bertentangan.

 

BEDA BESAR SEKALI ANTARA

“HUKUM YANG MEMERDEKAKAN”

DENGAN

“MERDEKA DARI HUKUM”

 

 

KRISTUS TIDAK MENGGANTIKAN HUKUM TAURAT, DIALAH  MANIFESTASI YANG HIDUP DARI  HUKUM TAURAT ITU.

Hukum Taurat itu siapa yang bikin? Tuhan!

Maka jika ketetapan yang dibuat oleh Tuhan dilanggar, apa namanya? Dosa.

 

1 Yohanes 3:4

Siapa yang berbuat dosa, juga melanggar Hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran Hukum Allah.

 

Jelas sekali deskripsinya.

Manusia selalu berusaha menghapus Hukum Allah, mengira dengan demikian mereka bisa menghapus dosa. Tapi, dosa justru semakin merebak di dunia.

 

Waktu Kristus hidup di dunia ini, apakah Dia pernah berbuat dosa? Tidak.

Berarti Dia tidak pernah melanggar Hukum Allah. Dialah manifestasi dari Hukum Taurat itu, karena Dia patuh kepada semua Hukum Taurat, Kristus-lah Hukum Taurat yang hidup, bernapas dan berjalan.

Dan Dia mengajarkan kepada manusia, bagaimana cara melakukan Hukum Taurat dengan baik dan benar. Bukan seperti yang diajarkan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat itu sendiri tidak tahu bagaimana seharusnya menghidupkan Hukum Taurat itu. Karena itu yang mereka ajarkan kepada umat juga adalah Hukum Taurat versi pemahaman mereka sendiri, bukan Hukum TAURAT VERSI TUHAN.

Nah, Kristus datang untuk meluruskan apa yang bengkok ini. Kristus menunjukkan bagaimana seharusnya menghidupkan Hukum Taurat itu menurut versi Tuhan. Karena itu Kristus sendiri berkata di Matius 5:17-18:

5:17         Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan kitab Hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

5:18         Karena sesungguhnya Aku berkata kepadamu: ‘Sampai lenyap langit dan bumi  satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Taurat, sampai semuanya digenapi.

 

Jadi, apakah Hukum Taurat itu dihapus oleh Kristus? TIDAK!

Bahkan Kristus berkata, Sampai lenyap langit dan bumi  satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Taurat.”

Bayangkan! Sampai lenyap langit dan bumi ini, Hukum Taurat itu tetap utuh! Apalagi sekarang langit dan bumi ini belum lenyap, kenapa banyak orang justru mau melenyapkan Hukum Taurat itu?

 

Jadi apakah orang Kristen harus menghidupkan Hukum Taurat? HARUS!

1 Yohanes 2:6

Dia yang mengatakan bahwa ia tinggal di dalam Dia, ia sendiri wajib hidup sedemikian rupa, yang sama seperti Kristus telah hidup.

 

Bagaimana Kristus hidup? Patuh kepada Hukum Taurat, karena Kristus tidak pernah berbuat dosa.

Dan dikatakan di sini “wajib”, jadi bukan “boleh atau tidak”, “suka-suka yang mau”, melainkan “WAJIB”.  WAJIB itu artinya HARUS, tidak ada pilihan yang lain.

Jadi bagaimana Kristus dulu hidup, itu yang harus kita ikuti.

Lalu ada orang-orang sinis yang berkata, “Kristus berjalan kaki ke mana-mana, berarti kita tidak boleh naik kendaraan.”

Bukan begitu.

Yang kita tiru itu prinsip hidupNya.

ü   Kristus tidak melanggar Hukum Allah, itu yang harus kita ikuti.

ü   Kristus tidak berbuat dosa, itu yang harus kita ikuti.

ü   Kristus mengasihi Allah, itu yang harus kita ikuti.

ü   Kristus mengasihi sesama, itu yang harus kita ikuti.

ü   Kristus berserah total kepada Allah Bapa, itu yang kita ikuti.

Jadi Hukum Allah itu tetap ada, dan tetap tidak boleh dilanggar! Dan Kristus memberi contoh untuk mematuhi Hukum Allah, bukan melanggarnya.

 

 

Sekarang ada beberapa ayat yang sering dipakai orang untuk mengatakan bahwa kita sudah merdeka dari Hukum, maksud mereka Hukum tidak mengikat kita lagi, kita tidak usah mematuhi Hukum.

APAKAH BENAR KRISTUS MEMERDEKAKAN KITA DARI HUKUM?

 

Mari kita lihat beberapa ayat yang bicara soal “memerdekakan” ini.

 

Dari lima ayat ini TIDAK ADA SATU PUN AYAT YANG MENGATAKAN BAHWA KRISTUS MEMERDEKAKAN KITA DARI HUKUM TAURAT!

a)   Mari kita lihat Roma 8:2:

Kita lihat terjemahan KJV (KJV adalah terjemahan yang paling dekat dengan salinan naskah aslinya, terjemahan LAI sering kurang tepat.)

For the law of the Spirit of life in Christ Jesus hath made me free from the law of sin and death.”

Ini kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia,  karena Hukum Roh yang memberi hidup dalam Kristus Yesus, telah memerdekakan aku dari hukum dosa dan maut.

Jadi kita dimerdekakan dari apa? Dari Hukum Dosa dan maut (kematian kekal).

Apa yang dimaksud dengan Hukum dosa?  

Paulus di sini sudah memberikan jawabannya. Hukum dosa adalah maut atau kematian kekal. Kalau manusia berdosa  upahnya adalah kematian, kan? “Upah dosa ialah maut” (Roma 6:23).

Apa ayat ini mengatakan kita dimerdekakan dari Hukum Taurat? Sama sekali tidak.  Ayat ini mengatakan bahwa kita dimerdekakan dari Hukum Dosa! Jangan salah mengerti.

Bagaimana kita bisa dimerdekakan atau dibebaskan dari Hukum Dosa?

Kalau kita hidup dalam Hukum Roh, yaitu bila kita hidup dalam Kristus Yesus. Jadi ada syaratnya. Kita bisa dimerdekakan dari Hukum Dosa (yaitu kematian kekal), jika kita hidup dalam Hukum Roh (yaitu hidup dalam Kristus Yesus).

Jelas sekarang ayat ini?

 

Mari kita  baca perikop ini supaya semakin jelas.

8:3           Sebab apa yang tidak bisa dilakukan Hukum Taurat karena melalui daging ia lemah, Allah dengan mengutus Anak-Nya sendiri dalam keserupaan dengan daging yang berdosa,  dan untuk dosa, telah menghukum dosa dalam daging.

Inilah ayat yang sering dipakai orang Kristen untuk mengatakan bahwa karena manusia itu daging yang lemah, tidak mungkin bisa melakukan Hukum Taurat, Kristus sudah melakukan penurutan itu untuk kita, maka kita sendiri sudah tidak usah melakukannya.

Memang benar Kristus sebagai 100% manusia, yang punya kelemahan yang sama seperti kita, telah membuktikan Dia bisa memenuhi seluruh tuntutan Hukum Tuhan dan mematuhinya tanpa cacat cela, karena Dia sepenuhnya berserah kepada tuntunan dan kehendak Allah Bapa. Karena itu Dia telah menghukum dosa dalam kedagingan, Dia telah membuktikan bahwa daging bisa mengalahkan dosa.

Tapi tunggu dulu, tidak ada kata-kata di tulisan Paulus ini yang mengatakan oleh karena Kristus bisa melakukannya dengan sempurna lalu kita tidak usah melakukannya sendiri! Sebaliknya 1 Yohanes 2:6 tadi malah mengatakan bahwa kita wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Berarti kita wajib meniru Kristus, wajib mengikuti teladan yang diberikan Kristus.

 

8:4           supaya tuntutan Hukum Taurat boleh digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.

Ayat ini justru menekankan bahwa tuntutan Hukum Taurat boleh atau bisa digenapi di dalam kita.” Jadi itu bukan mustahil. Tuntutan Hukum Taurat bisa digenapi di dalam kita, bukan dihapuskan bagi kita. Jangan salah membaca.

Bagaimana caranya?

Kita tidak hidup menurut daging tetapi menurut Roh.

 

Apa bedanya “hidup menurut daging” dan “menurut Roh”? Jawabannya ada di ayat-ayat berikutnya.

 

8:5           Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; tetapi mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

8:6           Karena berpikiran jasmani (menurut daging) adalah maut, tetapi berpikiran rohani adalah hidup dan damai sejahtera.

8:7           Sebab pikiran yang jasmani itu perseteruan melawan Allah, karena ia tidak takluk kepada Hukum Allah; dan memang tidak bisa.

8:8           Maka dengan demikian, mereka yang hidup dalam daging, tidak bisa menyenangkan Allah.

8:9           Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang demikian, Roh Allah diam di dalam kamu. Nah, siapa pun yang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.

8:10         Dan jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh itu mati karena dosa, tetapi Roh itulah hidup karena kebenaran.

 

Paulus menjelaskannya dengan sangat terang di sini. Jadi kalau diperinci di sini,

Berpikiran menurut daging = pikiran yang jasmani itu:

ü  Memikirkan hal-hal daging/jasmani

ü  Itu menuju maut, karena dosa

ü  Itu perseteruan melawan Allah

ü  Tidak mungkin bisa patuh kepada Hukum Allah

ü  Tidak berkenan kepada Allah

ü  Bukan milik Kristus

 

Sebaliknya hidup menurut Roh itu:

ü  Memikirkan hal-hal yang rohani

ü  Itu menuju hidup dan damai sejahtera

ü  Hidup karena kebenaran

ü  Berkenan kepada Allah

ü  Takluk kepada Hukum Allah

ü  Memiliki Roh Kristus

 

Coba direnungkan lagi. Yang mengaku umat Allah adalah orang-orang yang hidup dalam Roh, kan? JADI BUKAN ORANG YANG HIDUP DALAM ROH MALAH TIDAK PATUH KEPADA HUKUM ALLAH, mereka justru takluk atau patuh kepada Hukum Allah.

Ayat-ayat ini tidak berkata bahwa umat Allah itu merdeka dari Hukum Allah, tapi mereka merdeka dari dosa dan kematian. 

 

Jadi apa yang memerdekakan? Hukum ROH YANG HIDUP atau terjemahan yang lebih tepat adalah Hukum ROH YANG MEMBERI HIDUP.

Hukum Roh yang memberi hidup itu apa? Bila kita hidup di dalam Roh, kita beroleh hidup (kekal).

Hidup di dalam Roh itu berlawanan dengan hidup di dalam daging, sedangkan hidup di dalam daging itu TIDAK patuh kepada Hukum Allah (ay 7), maka hidup di dalam Roh itu PATUH KEPADA HUKUM ALLAH.

 

Berarti PATUH KEPADA HUKUM ALLAH memerdekakan kita dari apa? Dari Hukum Dosa dan maut (kematian kekal) (Kematian kekal/maut itulah upah dosa).

 

Maka menurut Roma 8:2, apakah orang Kristen harus PATUH KEPADA HUKUM ALLAH supaya boleh merdeka dari Hukum dosa yaitu kematian kekal?  YA IYALAH kalau tidak ingin kena Hukum dosa!

 

Kita lihat contoh yang lain.

 

 

b)   Yohanes 8:36.

Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu maka kamu baru benar-benar merdeka.

Kalau kita baca seluruh perikopnya ini adalah pembicaraan Yesus dengan orang-orang Yahudi yang mempercayai Dia. Orang-orang Yahudi ini dibesarkan dan dididik oleh ajaran-ajaran orang Farisi dan para ahli Taurat yang banyak salahnya. Sekarang Yesus berkata kepada mereka,

Yohanes 8:31-32

31 Lalu kata Yesus kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, ‘Jika kamu tetap dalam Firman-Ku, maka kamu benar-benar murid-Ku 32dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.’

Yesus berkata kepada mereka, “Dengarkan firmanKu, dengarkan ajaranKu. AjaranKu ini yang benar, bukan apa yang dikatakan orang-orang Farisi. Dan kalau kamu berpegang pada ajaranKu, kamu akan tahu kebenaran itu apa, dan kebenaran itu yang akan memerdekakan kamu.”

 

Memerdekakan dari apa?

Dari konsep-konsep yang salah yang sudah ditanamkan kepada mereka oleh orang-orang Farisi dan para ahli Taurat.

Apakah konsep-konsep yang salah itu bisa menyelamatkan? Tidak. Mereka malah mendatangkan kematian, karena salah.

Maka memerdekakan dari konsep-konsep yang salah sama dengan memerdekakan dari kematian. Bisa dipahami?

Orang-orang Yahudi itu belum mengerti, dan mereka mengatakan, “Kami ini orang merdeka, kami bukan hamba siapa-siapa. Kami ini sudah merdeka.”  Orang-orang Yahudi ini tidak mengerti bahwa Yesus bicara soal kerohanian, orang Yahudi bicara soal jasmani. Memang secara jasmani mereka bukan hamba siapa-siapa, tetapi secara rohani mereka sudah terbelenggu konsep ajaran kerohanian yang salah. Dan Yesus berkata, “Kalau kamu berpegang pada FirmanKu, pada ajaranKu, maka kamu akan terbebas dari konsep ajaran kerohanian yang salah, kamu akan terbebas dari kematian kekal, kamu akan tahu kebenaran itu apa, dan kebenaran itu adalah hidup kekal.”

 

AYAT INI TIDAK BERKATA BAHWA YESUS MEMERDEKAKAN KITA DARI HUKUM TAURAT ATAU HUKUM TUHAN, melainkan dari konsep/ajaran kerohanian yang salah.

 

 

c)   Galatia 5:1.

Oleh karena itu, berdirilah teguh dalam kemerdekaan dengan mana Kristus telah memerdekakan kita, dan jangan terjerat lagi oleh kuk perhambaan

Lihat, dikatakan di sini Kristus telah memerdekakan kita. Berarti dosa kita yang lalu sudah diampuni, kita sudah tidak di bawah cengkeraman dosa. Tapi bisakah kita kembali dicengkeram dosa? Bisa! Karena itu Paulus mengingatkan, jangan terjerat lagi oleh kuk perhambaan.”

 

“Kuk perhambaan” apa yang dibicarakan di sini? Mari kita baca tulisan Paulus tentang perhambaan ini supaya kita mengerti perhambaan apa yang dimaksudnya:

Roma 6:17-18

17 Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu kamu hamba dosa, tetapi kamu telah mematuhi dari hatimu bentuk ajaran yang disampaikan kepadamu itu. 18 Setelah dimerdekakan dari dosa, kamu menjadi hamba kebenaran.

Apa Paulus mengatakan ini kuk perhambaan Hukum Taurat? Sama sekali bukan! Tapi KUK PERHAMBAAN DOSA! 

Hamba dosa itu apa? Hamba dosa itu terus-menerus melanggar Hukum Tuhan, ketagihan melanggar Hukum Tuhan, tidak takut melanggar Hukum Tuhan, tidak punya keinginan untuk bertobat, tidak punya kemauan untuk berubah.

 

Jadi, Paulus berkata bahwa kita ini SUDAH DIMERDEKAKAN DARI KUK PERHAMBAAN DOSA. Dosa kita yang lama sudah dihapus, sudah tidak menguasai kita lagi, karena Yesus sudah membayar hukuman dosa kita. Jadi, jangan rancu. Kita BUKAN DIMERDEKAKAN DARI HUKUM TAURAT ATAU HUKUM TUHAN, tapi dari kematian kekal, dari perhambaan dosa!

 

Di seluruh tulisannya, Paulus sama sekali tidak pernah berkata bahwa setelah kita menerima keselamatan pemberian Tuhan, kita boleh melanggar Hukum Tuhan, kita merdeka berbuat sesuka hati!

 

Mari kita baca tulisan Paulus yang lain yang sangat jelas bahwa ORANG PERCAYA, HARUS HIDUP DI DALAM  HUKUM  TUHAN, BUKAN  DI LUAR HUKUM TUHAN.

Roma 6:15

Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak di bawah Hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!

 

Roma 3:31

Jika demikian, apakah kami membatalkan Hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkan Hukum itu.

 

Roma 6:1-2

1 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Akankah kita terus melakukan dosa supaya boleh ada banyak kasih karunia? 2 Sekali-kali tidak! Bagaimana mungkin kita yang telah mati bagi dosa, masih hidup terus di dalamnya?

 

Mari kita baca juga tulisan Yohanes, rasul yang dikasihi itu:

 

1 Yohanes 2:3-5

3 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti Perintah-perintah-Nya. 4 Dia yang berkata, ‘Aku mengenal Dia’ dan tidak menuruti Perintah-perintahNya, ia seorang pendusta dan kebenaran tidak ada dalamnya. 5 Tetapi barangsiapa menuruti Firman-Nya, di dalam orang itu sungguh kasih Allah sudah disempurnakan. Dengan itulah kita tahu, bahwa kita ada di dalam Dia.

 

1 Yohanes 3:6-9

6 Barangsiapa yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa; barangsiapa yang berbuat dosa, belum melihat Dia, dan tidak mengenal Dia. 7 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar. 8 Dia yang berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis telah berbuat dosa dari mulanya. Demi tujuan inilah Anak Allah dinyatakan supaya Ia boleh menghancurkan pekerjaan-pekerjaan Iblis. 9 Barangsiapa yang telah dilahirkan dari Allah, tidak berbuat dosa; sebab benih Allah tinggal di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia telah dilahirkan  dari Allah.”

 

Yohanes 14:15

Jikalau kamu mengasihi Aku, turuti Perintah-perintah-Ku tah-Ku.

 

Seluruh Alkitab itu mengajarkan penurutan kepada segala Perintah Tuhan, tidak ada yang mengajarkan manusia boleh berbuat sesuka hatinya melanggar Perintah Tuhan.

 

 

d)   Yakobus 1:25

Tetapi barangsiapa meneliti Hukum yang memerdekakan yang sempurna, dan bertekun di dalamnya, tidak sebagai  pendengar yang pelupa, tetapi sebagai pelaku yang melakukannya, orang ini akan diberkati perbuatannya.

Apa artinya “Hukum yang memerdekakan”?

Artinya jika Hukum itu dilakukan dengan sungguh-sungguh, dia memerdekakan kita.

Memerdekakan dari apa? Dari dosa dan kematian kekal (hukuman dosa).

 

Nah, di sini dikatakan, Hukum yang memerdekakan itu:

Ø    harus diteliti, artinya dipelajari baik-baik,

Ø    bertekun di dalamnya, dengan serius, bukan main-main,

Ø    bukan hanya didengarkan lalu dilupakan,

Ø    tetapi dilakukan, dihidupkan.

 

Dan jika kita melakukan semua itu, kita akan diberkati, kita merdeka.

Jadi “Hukum yang memerdekakan” ini HARUS DILAKUKAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH.  Bukan hanya didengar lalu dilupakan. 

Jadi ayat itu tidak berkata MEMERDEKAKAN KITA DARI HUKUM,

TAPI HUKUM YANG JIKA DILAKUKAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH, ITU MEMERDEKAKAN KITA DARI DOSA DAN HUKUMAN DOSA (KEMATIAN KEKAL)

 

Sebuah ilustrasi.

Hukum lalulintas itu memerdekakan orang yang sungguh-sungguh melakukannya. Artinya, kalau kita patuh pada Hukum lalulintas, kita tidak melanggar Hukum lalulintas, kita merdeka, tidak ada polisi yang bisa  menangkap kita, karena kita tidak melanggar apa-apa. Jadi, Hukum lalulintas ini harus dipatuhi atau tidak? Kalau kita mau merdeka, ya harus kita patuhi.

Kalau kita tidak patuh, kita ditangkap polisi, dan kita kehilangan kemerdekaan kita.

Sama dengan Hukum Tuhan. Kalau kita lakukan dengan sungguh-sungguh, Hukum itu memerdekakan kita dari segala hukuman dosa. Kita diberkati.

 

 

e)   Yakobus 2:12. 

Jadi berbicaralah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh Hukum yang memerdekakan.

 

Kalau kita sudah memahami poin d), maka tidak ada kesulitan sama sekali untuk memahami poin e) ini.

Apakah setiap orang Kristen akan dihakimi? Ya.

Ibrani 9:27

Dan sebagaimana telah ditetapkan bagi manusia untuk mati satu kali, tetapi sesudah itu penghakiman.

Lalu berdasarkan apa manusia dihakimi?  Ayat di atas mengatakan bahwa manusia akan dihakimi oleh “Hukum yang memerdekakan”.

Menurut kalian, Hukum yang manakah ini?

Tentunya Hukum Tuhan, bukan? Karena ini berbicara tentang kerohanian.

Hukum Tuhan yang mana?

 

Ya semua Hukum Tuhan, semua yang diperintahkan Tuhan.

ü   Seluruh 10 Perintah Tuhan, bukan hanya sebagian.

ü   Hukum Tuhan tentang makanan dan minuman yang boleh dan tidak boleh dimakan atau diminum.

ü   Hukum Tuhan tentang gaya hidup.

ü   Semua Hukum Tuhan yang ada di Alkitab kecuali yang berkaitan dengan upacara Bait Suci yang sudah digenapi oleh kematian Yesus di salib.

 

Ini adalah kata-kata Yesus sendiri. 

Yohanes 8:51

Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, ‘Jika seseorang menuruti firman-Ku, ia tidak akan pernah mengalami maut.

Ingat ya, “maut” artinya kematian kekal, eliminasi yang terakhir untuk selama-lamanya.

Yang manakah Firman Tuhan? Ya seluruh isi Alkitab.

 

 

Banyak orang Kristen berkata, “Yang penting itu KASIH. Hukum itu dikalahkan oleh kasih. Asal kita mengasihi Kristus dan sesama, itu sudah cukup.

Bagus! Tidak salah itu. Sekarang coba kita lihat,  apa definisi KASIH menurut Alkitab, atau menurut Yesus? Jangan memakai definisi kita sendiri, tetapi coba kita lihat apa kata Yesus tentang KASIH.

 

Yohanes 14:23-24

23Jawab Yesus dan berkata kepadanya, ‘Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti Firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan membuat tempat tinggal Kami bersamanya. 24 Dia yang tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti kata-kata-Ku; dan Firman yang kamu dengar itu bukanlah dari Aku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

 

 Yohanes 14:21

Dia yang memegang Perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan dia yang mengasihi Aku, akan dikasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku pun akan mengasihinya, dan akan menyatakan Diri-Ku kepadanya.

 

 

Heran? Kasih tapi kembali kepada mematuhi Hukum, kepada mematuhi Perintah Tuhan.

Jadi JANGAN BICARA TENTANG KASIH KALAU KITA TIDAK MAU TUNDUK KEPADA HUKUM DAN PERINTAH TUHAN. Selama kita dengan sengaja tidak mau mematuhi Hukum dan Perintah Tuhan, kita tidak mengasihi Tuhan ~ menurut definisi Yesus sendiri!

 

 

Semoga kita semua menjadi lebih sadar, bila kita membaca Alkitab, janganlah kita memakai pemahaman kita sendiri, melainkan membaca dengan teliti dan minta bimbingan Roh Kudus supaya kita tidak salah paham. Karena bila kita salah paham, kita yang rugi. Bila kita dengan sengaja melanggar Hukum Tuhan dan menganggapnya tidak apa-apa karena Kristus sudah memenuhinya untuk kita, suatu hari kita akan kecewa dan terkejut mendengar Kristus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari itu banyak orang akan berseru kepada-Ku ‘Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat dalam nama-Mu, dan mengusir setan dengan nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat dalam nama-Mu?’ Pada waktu itulah Aku akan menyatakan kepada mereka, ‘Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari Aku, kamu sekalian yang mempraktekkan pelanggaran Hukum!” (Matius 7:21-23)

 

Perhatikan peringatan Yesus ini. Orang-orang yang ditolakNya bukan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, melainkan mereka ini justru sudah bernubuat dengan namaNya, sudah mengusir Setan dengan namaNya, sudah bikin banyak mujizat dengan namaNya, jadi mereka ini orang-orang Kristen yang hebat di mata dunia, penginjil-penginjil yang terkenal, orang-orang yang dikenal sebagai hamba-hamba Tuhan yang tenar, orang-orang yang aktif dalam pelayanan. Tetapi mereka ini TIDAK MELAKUKAN KEHENDAK BAPAK DI SURGA, dengan kata lain mereka itu TIDAK MEMATUHI PERINTAH DAN HUKUM TUHAN!  

Dan Yesus berkata, “Sori, Aku tidak kenal kalian, enyahlah, kalian para pelanggar Hukum!”  

Mengapa orang-orang yang sudah berbuat banyak hal-hal yang positif dan hebat ini malah disebut Yesus, “yang mempraktekkan pelanggaran Hukum”? Karena mereka TIDAK MEMATUHI PERINTAH DAN HUKUM TUHAN. Dan melanggar Hukum Tuhan itu namanya DOSA!

 

Coba perhatikan apa kata Paulus tentang dosa:

Ibrani 10:26-27

Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah kita menerima pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi kurban untuk dosa melainkan suatu penantian yang menakutkan akan penghakiman dan api kemarahan yang akan melahap habis  para musuh.

 

 

Jika kita sudah tahu apa yang benar, jika kita sudah tahu Hukum Tuhan itu kekal, “sampai lenyap langit dan bumi” ini Hukum Taurat itu utuh, tidak akan hilang satu titik pun, tetapi kita SENGAJA TIDAK MAU MEMATUHINYA, kita dianggap  orang hina, orang durhaka, dan apa yang akan kita peroleh adalah kematian yang mengerikan oleh api yang dahsyat. Teman-teman dosa bukan hanya melanggar apa yang dilarang Allah. Tapi tidak melakukan apa yang kita tahu itu baik saja, itu sudah dosa.

Yakobus 4:17

Jadi, bagi dia yang tahu bagaimana berbuat baik, dan tidak melakukannya, baginya itu dosa.

 

Jadi tidak ada alasan untuk berkelit.

Kita harus mempelajari Alkitab dengan tujuan mencari kebenaran Tuhan  karena hanya itu yang akan menyelamatkan kita. Bukan mencari pembenaran bagi pelanggaran kita.

 

Semoga keselamatan yang telah kita peroleh, boleh dipertahankan terus hingga Maranatha.

 

 

 

 

17 03 15