Selasa, 20 Oktober 2015

153. PELAJARAN DARI SERIGALA DAN ULAR

153.  PELAJARAN DARI SERIGALA DAN ULAR

______________________________________________________________

 

Bahan pembahasan ini diambil dari dua episode pertama seri khotbah Pdt. Kristyono: Pertentangan besar antara Tuhan dengan Setan.

 

Sejak Lucifer, kerub yang menudungi takhta Allah di Surga, memberontak dan menentang Allah, maka dimulailah pertentangan besar antara Tuhan dengan Setan. Alkitab memberikan kisahnya kepada kita di kitab Yesaya 14:12-14

14:12       Betapa engkau sudah jatuh dari Surga, hai Lucifer (Bintang Fajar), putera fajar! Engkau sudah ditebang dan jatuh ke tanah, yang melemahkan bangsa-bangsa!

14:13       Karena  engkau telah berkata dalam hatimu: ‘Aku akan naik ke Surga, aku akan meninggikan takhtaku di atas bintang-bintang Allah, dan aku juga akan duduk di bukit pertemuan, di sebelah utara.

14:14       Aku akan naik mengatasi ketinggian awan-awan, aku akan menjadi seperti Yang Mahatinggi!’ 

 

Kata yang diterjemahkan “Bintang Timur” oleh LAI, berasal dari kata הילל  [hêylêhay-lale'] yang oleh KJV ditulis “Lucifer” yang diambil dari Vulgata Latin. Arti kata הילל  [hêylêhay-lale']  sebenarnya adalah: bintang fajar, yang bercahaya, pembawa terang. Karena memang itulah kerub yang menudungi takhta Allah. Dengan demikian kata "Lucifer" kemudian dikenal sebagai nama mantan kerub yang telah memberontak (Setan).

 

Kita lihat di ayat 12 di atas bahwa Lucifer ini ibaratnya pohon, telah ditebang, dan jatuh ke bumi.

Di kitab Wahyu ada informasi yang lebih jelas tentang peperangan yang terjadi di Surga akibat ulah Lucifer. Lucifer dan pengikut-pengikutnya yang semuanya malaikat, memberontak, sehingga Mikhael, Penghulu Malaikat, panglima perang bala tentera surgawi, harus turun tangan untuk mengembalikan ketenteraman di Surga dengan mengenyahkan Lucifer dan pengikut-pengikutnya.

 

Marilah kita ke Wahyu 12:7-12.

12:7         Dan  ada peperangan di Surga: Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu bersama malaikat-malaikatnya melawan,

12:8         dan kalah, begitu pula tempat mereka tidak ditemukan lagi di sorga.

12:9         Dan naga besar itu dilemparkan keluar, si ular tua, yang disebut Iblis dan Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dia dilemparkan keluar ke bumi, dan malaikat-malaikatnya dilemparkan keluar bersama-sama dengan dia.

12:10       Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata, ‘Sekarang telah tiba keselamatan dan kekuatan dan Kerajaan Allah kita dan kekuasaan KristusNya, karena pendakwa saudara-saudara kita telah dilemparkan ke bawah, yang mendakwa mereka di hadapan Allah kita siang dan malam.

12:11       Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Sang Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka, dan mereka tidak menyayangkan nyawa mereka sampai mati pun.

 12:12       Karena itu bersukacitalah, hai semesta langit, dan  kamu sekalian yang diam di dalamnya.  Celaka bagi  penghuni bumi dan laut! Karena Iblis telah turun kepadamu, dengan murka yang besar karena ia tahu ia hanya punya waktu yang singkat.

 

Di sini Lucifer disebut sebagai “naga” dan “ular tua” (ayat 9).

 

 

Mengapa terjadi peperangan di Surga? Apa yang diinginkan oleh Lucifer, Iblis, Setan, si naga atau ular tua itu?

Kita lihat alasannya di Yesaya 14:14:  “aku akan menjadi seperti yang mahatinggi!”

Jadi kesombonganlah yang membuat kerub penudung takhta Allah itu mau menyamai Allah. Lucifer menginginkan kedudukan Allah. Dia ingin menjadi yang disembah oleh semua makhluk ciptaan. Ambisinya tidak tanggung-tanggung, dia ingin menjadi allah. Dan, teman-teman, ambisinya itu diturunkannya kepada antikristus, yang juga pengen disembah sebagai allah.

Jadi hati-hati, bila kita melihat

      •  ada yang bersikap minta disembah-sembah sebagai allah,
      • yang duduk di takhta yang mirip deskripsi takhta Allah,
      • takhtanya diapit oleh patung kerub seperti takhta Allah yang ditudungi kerub-kerub asli.
      • menganggap perkataannya tidak bisa salah (infallible) seperti Allah,
      • menyebut dirinya “suci” dan mencantumkan itu di gelarnya,
      • merasa berhak mengubah isi Firman Allah,

dia memiliki roh Setan.



Yesus mengajarkan dengan jelas di Matius 20:26-28

20:26       Tetapi tidak boleh demikian di antara kamu. Melainkan barangsiapa yang mau menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,

20:27       dan barangsiapa ingin menjadi pemimpin di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;

20:28       sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

 

Yesus ketika melayani, hidup sederhana. Di Matius 8:20, Yesus berkata, “…Rubah-rubah punya liang dan burung-burung yang terbang punya sarang, tetapi Anak Manusia tidak punya tempat untuk membaringkan kepala-Nya.’”

Tetapi yang mengaku wakil Kristus di dunia, disembah-sembah, diperlakukan sebagai raja, hidup di istana.  Lha yang ngaku wakil kok mendapatkan penghormatan dan pengakuan lebih hebat daripada yang diwakilinya?

 

Kembali kita kepada Lucifer ini.

Yehezkiel 28:12-19 menyediakan sejumput kisah tentang Lucifer. Di sini Lucifer diibaratkan raja Tirus.

28:12       ‘Anak manusia, angkatlah suatu ratapan mengenai raja Tirus, dan katakanlah kepadanya, ‘Beginilah firman Tuhan ALLAH, ‘Engkaulah yang tertinggi, penuh hikmat dan sempurna keindahannya.

28:13       Engkau dulu di Eden, taman Allah; setiap batu permata yang berharga adalah pakaianmu: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah, malakit dan emas. Seni pembuatan tambur dan alat tiupmu sudah disiapkan untukmu pada hari penciptaanmu.

28:14       Engkau adalah kerub yang  telah diurapi, yang menudungi; dan Aku telah menetapkan engkau demikian; engkau ada di gunung kudus Tuhan,  engkau pernah berjalan bolak-balik di tengah-tengah batu-batu yang menyala.

28:15       Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak  hari engkau diciptakan sampai kejahatan ditemukan padamu.

28:16       Dengan banyaknya barang daganganmu  mereka telah memenuhi hatimu dengan kekerasan, dan engkau telah berbuat dosa. Maka Aku akan membuang engkau sebagai barang tak berharga keluar dari gunung Allah, dan Aku akan membinasakan engkau, wahai kerub penudung, dari tengah batu-batu yang menyala.

28:17       Hatimu menjadi sombong karena kecantikanmu, engkau telah merusak hikmatmu oleh karena keindahanmu. Aku akan lemparkan engkau ke tanah, Aku akan meletakkan engkau di hadapan raja-raja, supaya mereka boleh menontonmu.

28:18       Engkau telah menajiskan tempat-tempat kudusmu dengan dosamu yang banyak, dengan dosa perniagaanmu. Maka Aku akan mendatangkan api dari tengahmu, yang akan memakan habis engkau dan Aku akan menjadikan engkau abu di atas bumi di hadapan semua mereka yang melihatmu.

28:19       Semua mereka yang mengenal engkau di antara bangsa-bangsa akan tercengang melihatmu. Engkau akan menjadi mengerikan dan engkau tidak akan ada lagi selamanya.

 

Jadi Lucifer yang diciptakan begitu indah, sempurna, penuh hikmat, tidak bercela, diurapi sebagai kerub penudung takhta Allah, yang begitu terhormat dan tinggi posisinya, membiarkan egonya berkembang tak terkendalikan, sehingga dia berani mengincar posisi Allah, Penciptanya.

Dan dia bukan hanya menjadi serakah sendiri, tetapi di ayat 18 dikatakan bahwa dia membuat dosa dengan dagangannya. Ternyata Lucifer ini ahli marketing. Apa yang dijualnya? Memangnya malaikat yang hidup di Surga bisa berjualan apa? Jelas dia tidak berjualan pakaian atau gadget teknologi, tidak ada yang membutuhkan itu di Surga. Apa yang dijual Lucifer adalah gagasannya! Idenya bahwa dia bisa menjadi pemimpin yang lebih baik daripada Tuhan! Dia menjual kebohongan tentang Tuhan. Dia menjelek-jelekkan Tuhan dan menjual dirinya sebagai pemimpin yang lebih baik. Dia berkampanye seperti manusia pada saat menghadapi Pilpres.

Kepada siapa Lucifer menjual idenya? Kepada rekan-rekan malaikatnya.

Apakah ada malaikat yang mau membeli jualannya? Ada! Bahkan Alkitab mengatakan bahwa 1/3 dari malaikat di Surga termakan bujukan Lucifer dan membeli jualannya, mereka berpihak kepadanya.

 

 

Kita lihat tulisan di Wahyu 12:3-4

12:3       Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.

12:4       Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, begitu Dia dilahirkan.”

 

Seringkali di dalam nubuatan, naga itu selain melambangkan Setan atau Iblis seperti yang disebut di Wahyu 12:9 di atas, naga juga melambangkan penguasa/pemerintahan sipil yang dipakai oleh Setan untuk melaksanakan perintahnya. Firaun juga pernah disebut “naga besar” (Yehezkiel 29:3) tapi di Alkitab terjemahan LAI ditulis “buaya besar” sehingga identitasnya jadi kabur karena tidak sama dengan yang di Wahyu.  Di Daniel 7:19-25, naga itu kekaisaran Roma.  Jadi di zaman itu Roma adalah naga secara jasmani sedangkan Setan/Iblis itu naga rohaninya, dia yang ada di belakang layar naga jasmani.

Nah, di Wahyu 12:3 naga itu di sini jelas yang dimaksud adalah Setan atau Iblis sendiri, yang dahulunya disebut Lucifer karena ini bicara tentang kejadian di Surga bukan di bumi ~ berhasil menyeret sepertiga bintang-bintang di langit dengan ekornya dan melemparkannya ke atas bumi.

 

Dari mana kita tahu “bintang-bintang di langit” yang ditulis di ayat ini adalah malaikat-malaikat?

Menurut Wahyu 1:20 bintang itu melambangkan malaikat.

Sedangkan  Yesaya 9:15 mengatakan ekor melambangkan nabi yang mengajarkan ajaran dusta yang sesat.

Dengan demikian Wahyu 12:4 memberitahu kita bahwa Setan telah menyesatkan 1/3 malaikat di Surga dengan dustanya. Akibatnya dia dan semua pengikutnya diusir dari Surga.

 

Apa akibatnya itu bagi manusia?

Wahyu 12:12 berkata,

celakalah  kamu, hai penghuni bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.

 

Jadi sejak waktu itulah, Setan hanya berniat membinasakan manusia.

Yohanes 10:10 mencatat kata-kata Yesus sbb.:

Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan

 

Kenapa Yesus mengibaratkan Setan sebagai pencuri? Karena Setan berupaya keras untuk mencuri manusia yang sebenarnya adalah anak-anak Tuhan semuanya, yang diciptakan Tuhan dan adalah milik Tuhan. Setan maunya mencuri anak-anak Tuhan dari Tuhan. Dan untuk apa Setan mau memiliki anak-anak Tuhan? Untuk membunuh dan membinasakan mereka.

Bagaimana caranya?

Dengan mengajak mereka untuk berbuat dosa. Karena “upah dosa ialah maut…” (Roma 6:23) maka jika manusia berbuat dosa, dia akan menerima ganjaran maut, atau kematian kekal.

 

 

Apakah rumus/ketentuan “upah dosa ialah maut…” (Roma 6:23) itu hanya berlaku bagi orang-orang yang tidak ber-Tuhan, orang-orang atheis, orang-orang duniawi? Tidak. Apakah ketentuan itu hanya berlaku bagi orang-orang non-Kristen? Tidak! 

Ketentuan “upah dosa ialah maut…” (Roma 6:23)  itu berlaku bagi SEMUA MANUSIA, di segala zaman, di segala waktu. Sejak Adam hingga manusia yang terakhir hidup, ketentuan ini berlaku.

Berarti berlaku juga bagi orang Kristen!

Jadi orang Kristen yang berbuat dosa, upahnya atau lebih tepat ganjarannya, juga maut, mati kekal. Jangan dikira kalau sudah masuk Kristen, sudah ke gereja pasti selamat. Kalau bikin dosa tidak apa-apa. Tidak begitu! Patokannya adalah semua dosa itu ganjarannya mati kekal, apakah yang berbuat itu orang tidak kenal Tuhan atau orang Kristen sendiri. Jika dosa itu tidak disesali, diakui, dan dimohonkan ampun, dosa itu pasti mengakibatkan maut atau mati kekal.

 

 

BERBUAT DOSA ITU PILIHAN. Seperti Lucifer. Dia diciptakan sempurna, penuh hikmat, indah. Jabatannya tinggi, kerub penudung takhta Allah. Tapi dia memilih untuk berbuat dosa.

Jika kita juga memilih untuk berbuat dosa, maka kita juga akan mendapat ganjaran mati kekal.

 

Di antara kalangan orang Indian pribumi Amerika, ada suatu kisah. Seorang kepala suku memberikan nasihat kepada pemuda-pemuda di kampungnya. Karena suku-suku Indian itu sangat membumi, maka nasihat yang diberikan kepala suku ini pun sangat dekat dengan alam. Dia berkata bahwa setiap orang itu diikuti oleh dua serigala. Yang satu serigala yang baik, yang satu serigala yang jahat. Kedua serigala tersebut sama-sama berusaha mempengaruhi tuan yang memeliharanya. Serigala yang baik selalu mengajak tuannya berbuat kebaikan. Sebaliknya serigala yang buruk selalu mengajak tuannya berbuat yang tidak baik, alias dosa. 

Nah, serigala mana yang akan menang? tanya pemuda-pemuda yang mendengarkan. Kepala suku itu menjawab, “SERIGALA YANG KAMU BERI MAKAN.”

Jika serigala yang baik yang diberi makan terus, maka dia yang akan menjadi dominan, semakin hari semakin kuat dia, semakin besar, sementara serigala yang tidak diberi makan semakin menyusut dan menjadi lemah dan akhirnya mati.

Jika serigala yang jahat yang diberi makan terus, dia yang akan menjadi semakin besar dan kuat dan mengalahkan serigala yang baik.

Serigala yang tidak diberi makan, akan semakin mengecil, melemah, tidur, dan akhirnya mati.

 

Berarti, berbuat dosa itu pilihan, kan? Kita yang memilih serigala mana dalam hati kita yang kita pelihara, yang kita beri makan.

Mendengarkan dan melakukan apa yang diusulkan oleh serigala itulah cara kita memberinya makan. Serigala-serigala itu hidup  atau makan dari respons kita kepada usul-usulnya. Jika kita memberikan respons positif, kita menuruti usulnya, itu sama dengan kita memberinya makan. Tetapi jika kita tolak usulnya, kita tidak mau mendengarkannya, kita tidak mau melakukan ajakannya, itu sama dengan membiarkan serigala tersebut kelaparan.

 

 

PELAJARAN PERTAMA: Selama kita masih memelihara dua serigala bersama-sama, janganlah kita salah memberi makan serigala yang jahat. Pilihan ada di tangan kita.

 

 

Berikutnya kita akan berbicara tentang ular.

Tadi di bagian awal kita sudah membaca bahwa ular [tua] atau naga itu adalah sebutan bagi Setan atau Iblis. Mengapa? Karena Setan sendiri yang memilih merasuki ular ketika menipu Hawa.

Apakah yang berbicara kepada Hawa di pohon pengetahuan  tentang yang baik dan yang buruk itu betul binatang ular yang diciptakan Tuhan? Bukan. Karena binatang yang diciptakan Tuhan tidak ada yang bisa berbicara dengan bahasa manusia. Apakah kita pernah bertemu dengan ular  di kebun binatang atau di hutan yang bisa berbicara? Tidak. Tetapi ular yang bertemu dengan Hawa itu bisa berbicara! Maka jelas Setan yang roh, merasuki ular untuk menipu manusia, supaya manusia tidak sadar bahwa yang berbicara itu malaikat yang sudah diusir dari Surga karena memberontak terhadap Tuhan. Seandainya yang muncul itu Lucifer yang sudah dibuang dari Surga, dalam bentuk aslinya, apakah Hawa mau mengobrol dengannya? Pasti Hawa tidak mau karena sudah tahu itu musuh Tuhan. Tetapi karena Setan muncul dalam bentuk ular, Hawa tidak merasa terancam, dan berani mengobrol dengannya. Di zaman itu, di taman Eden tidak ada binatang yang berbahaya. Ular tidak punya bisa. Semua binatang berteman dengan manusia.

 

 

PELAJARAN KEDUA: Apa yang mengilat belum tentu emas.

Dalam konteks hal-hal rohani, jangan lupa apa yang kita lihat tidak selalu bentuknya yang asli. Seringkali itu palsu. Jadi untuk membedakan mana yang asli dan mana yang palsu, kita perlu mengujinya dengan Firman Tuhan.

Karena ular itu bisa berbicara, maka Hawa menjadi terkesima. Dan karena terkesima, logikanya tidak jalan.

 

Tuhan sudah mengatakan,

Kejadian 2:17

tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." 

 

Tetapi ketika ular itu berkata,

Kejadian. 3:4-5

Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.

 

Hawa memilih untuk lebih mempercayai kata-kata ular ketimbang kata-kata Tuhan. Mengapa?

Karena ular itu ular ajaib. Ular itu bisa berbicara, dan ular itu berbicara tentang firman Tuhan.

 

 

PELAJARAN KETIGA: Jangan suka terkesima.

Kalau lagi terkesima, logika tidak jalan. Kita gampang tertipu oleh yang membuat kita terkesima. Jika kita bertemu dengan sesuatu yang luar biasa, waspada apakah itu bukan sesuatu yang menyesatkan. Bersikap skeptis lebih aman daripada bersikap naïf karena Setan juga ahlinya membuat mujizat dan keajaiban!

Simak Matius 24:24

Sebab mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar untuk menyesatkan sekiranya mungkin, bahkan orang-orang pilihan.

 

 

PELAJARAN KEEMPAT: Apa yang luar biasa tidak berarti benar.

Ular bisa berbicara itu luar biasa. Ular bisa berbicara tentang Firman Tuhan, itu luar biasa. Tapi walaupun luar biasa, ternyata pesan intinya menyesatkan. Pada akhir zaman, di zaman kita ini, akan ada semakin banyak hal yang luar biasa karena Setan akan mengadakan banyak hal yang luar biasa untuk mencuri umat Tuhan dari tangan Tuhan. Jangan mudah percaya. Ujilah semuanya dengan Firman Tuhan.

 

 

PELAJARAN KELIMA: Berarti kita harus rajin mempelajari Firman Tuhan.

Kalau tidak, bagaimana kita bisa menguji sesuatu yang kita sendiri tidak tahu tolok ukurnya? Jadi, supaya kita tidak tertipu ajaran yang sesat, kita harus tahu ajaran yang benar dulu, dan itu ada di Firman Tuhan.

 

Kita sekarang ke kitab Bilangan 21:4-9. Baca sendiri ya ayat-ayat ini dari Alkitab.

Nah, peristiwa ini terjadi pada tahun ke-38 pengembaraan orang Israel di padang gurun Sinai. Akibat dosa mereka yang melawan Tuhan, Tuhan tidak mengizinkan generasi yang keluar dari Mesir itu masuk ke tanah Kanaan yang dijanjikan. Oleh karena itu perjalanan dari Mesir ke Kanaan yang seharusnya bisa dicapai dalam waktu yang singkat, dijadikan 40 tahun oleh Tuhan, supaya seluruh generasi yang keluar dari Mesir itu mati dulu (kecuali Yoshua dan Kaleb), dan yang akan masuk ke tanah perjanjian adalah anak-cucu mereka.

Pada saat itu untuk yang kesekian kalinya orang Israel berulah lagi. Karena bosan makan manna (padahal manna itu makanan dari bakeri Surga), mereka marah-marah lagi terhadap Musa dan terhadap Tuhan.

Bilangan 21:6 berkata:

Dan TUHAN melepaskan ular-ular berapi ke tengah-tengah bangsa itu, dan mereka memagut orang-orang itu, dan banyak dari orang Israel yang mati

 

Kata yang diterjemahkan LAI “menyuruh” di ayat 6 ini berasal dari kata  שׁלח  [shâlach shaw-lakh'] yang dalam bahasa Inggrisnya antara lain berarti  let depart (down, go, loose), yang dalam bahasa Indonesia berarti “membiarkan lepas” atau “melepaskan”.  Jadi di terjemahan kita, kita pakai kata “melepaskan” sebagai ganti kata “menyuruh”.

Yang dimaksud adalah, Tuhan mencabut perlindunganNya atas bangsa Israel, sehingga ular-ular yang memang adalah satwa asli di padang gurun, yang tadinya tidak mengganggu bangsa Israel karena perlindungan Tuhan, sekarang bebas mendatangi perkemahan orang Israel karena Tuhan mencabut perlindunganNya.

Jadi, bukan Tuhan memanggil ular-ular itu lalu menyuruh mereka masuk ke perkemahan orang Israel dan memagut mereka. Tuhan hanya mencabut perlindunganNya, maka ular-ular yang tadinya tertahan kuasa perlindungan Tuhan, sekarang bebas masuk dan memagut bangsa Israel.

 

 

PELAJARAN KEENAM: Jangan suka bersungut-sungut kepada Tuhan.

Siapa kita yang cuma debu kok berani mempertanyakan kebijakan Tuhan Sang Khalik semesta alam? Percayalah bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik kepada kita. Jika apa yang kita terima itu tidak sesuai dengan keinginan kita, itu bukan Tuhan yang salah, tapi memang untuk saat itu, itulah yang terbaik bagi kita. Terimalah dengan ikhlas, sambil berintrospeksi apa yang masih kurang pada diri kita sehingga kita tidak menerima apa yang kita harapkan. Bisa saja karena kita belum layak menerima yang lebih baik, atau yang lebih sering terjadi, sebenarnya apa yang kita anggap lebih baik itu justru Tuhan tahu bahwa itu tidak baik bagi kita sehingga Dia tidak mengizinkan kita mendapatnya.

 

 

PELAJARAN KETUJUH: Jangan menjadikan perut kita allah kita.

Jangan menjadikan makanan sebagai batu sandungan dalam ibadah kita kepada Tuhan. Jangan gara-gara gereja MAHK mengikuti Perintah Tuhan untuk tidak makan daging binatang yang haram, kita menolak kebenaran yang disampaikan mereka karena kita suka makan daging binatang yang dilarang Tuhan untuk dimakan. Kita tidak hidup untuk makan.  Kita makan untuk hidup, dan kita hidup untuk Tuhan. Apa yang dilarang Tuhan untuk dimakan, jangan kita makan. Makanlah apa yang memang disediakan Tuhan bagi kita sebagai makanan, karena Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita.

Bagaimana kelanjutan kisah tersebut?

Setelah mati banyak orang, bangsa Israel menyadari kesalahannya, mereka minta Musa berdoa kepada Tuhan supaya Tuhan menyingkirkan ular-ular tersebut. Kita baca sekarang Bilangan 21:8-9

21:8         Dan TUHAN berfirman kepada Musa, ‘Buatlah engkau seekor ular berapi dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka yang akan terjadi,  setiap orang yang terpagut, saat ia memandangnya,  akan hidup.’

21:9         Dan Musa membuat ular dari kuningan dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka yang terjadi, jika seekor ular telah memagut seseorang, saat orang tersebut memandang ular kuningan itu, ia hidup.

 

Setelah Musa membuat ular kuningan tersebut dan memasangnya pada sebuah tiang, maka ular-ular berapi yang masuk ke perkemahan itu pun segera lari keluar. Tuhan mengembalikan perlindunganNya, dan sekali lagi perlindungan itu menahan segala yang mengancam nyawa mereka masuk ke perkemahan mereka.

 

 

 



PELAJARAN KEDELAPAN: Sadarilah bahwa secara pribadi setiap hari kita selamat dari segala yang jahat itu karena perlindungan Tuhan yang ditebarkan untuk menjauhkan segala yang jahat dari kita. Andaikan tidak ada perlindungan Tuhan, sudah lama kita nyungsep menjadi korban mangsa Setan yang kita baca tadi hanya ingin membinasakan kita.

Secara universal, saat ini Tuhan masih menyuruh malaikat-malaikatNya untuk menahan keempat angin bumi (Wahyu 7:1). Tetapi nanti bilamana malaikat-malaikat melepaskan kendalinya, seluruh dunia ini akan porak poranda.

 

Mengapa ular buatan Musa itu dari kuningan?

Kuningan adalah lambang penghakiman Tuhan.

Kita bisa membacanya di kitab Yehezkiel 40:3         

Dan TUHAN membawa aku ke  sana, dan lihat, ada Seorang Laki-laki yang penampilannya seperti penampilan kuningan, dengan seutas tali lenan di tanganNya, dan sebatang tongkat pengukur; dan Ia berdiri di pintu gerbang.

 

Jika kita baca kitab Yehezkiel kita akan tahu bahwa sebelum Tuhan menjatuhkan hukuman atas Yerusalem, tokoh yang berpenampilan seperti kuningan itu sedang mengukur kota tersebut, dengan kata lain sedang menghakimi, sedang memeriksa kelayakan umat Tuhan di sana.

 

Maka ular dari kuningan merupakan lambang penghakiman Tuhan. Bangsa Israel yang kena pagut ular, harus memandang ular kuningan tersebut supaya dia tidak mati.

Ular kuningan itu juga merupakan simbol kematian Kristus di Kalvari. Sebagaimana ular kuningan itu memberikan kesembuhan kepada seluruh bangsa Israel di perkemahan tersebut, maka kematian Kristus di salib menyediakan keselamatan bagi seluruh umat manusia. Tetapi hanya mereka yang memandang ular kuningan itu yang sembuh. Yang tidak memandangnya, tetap tidak sembuh. Demikian pula, hanya mereka yang menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadinya yang selamat. Yang tidak mau menerima Dia, ya tidak selamat.


Kita lihat di kitab Yohanes 3:14-15 Firman Tuhan menegaskannya sekali lagi:

Dan sama seperti Musa mengangkat ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus diangkat, supaya barangsiapa yang percaya dalam Dia, jangan binasa tapi beroleh hidup yang kekal

 

Apa maknanya memandang ular kuningan itu? Mengapa dengan memandang ular kuningan itu bangsa Israel bisa sembuh?

Jangan beranggapan ada yang mistik dengan ular kuningan buatan Musa ini. Ingat, hukum yang kedua dari 10 Perintah Tuhan melarang manusia membuat patung atau gambar apa pun untuk disembah. Nah, ular kuningan itu bukan semacam jimat yang ampuh menyembuhkan penyakit, dan bukan untuk disembah. Lalu apa itu?

Ular kuningan itu untuk mengingatkan bangsa Israel akan dosa mereka yang telah melawan Tuhan sehingga Tuhan menarik perlindunganNya dari mereka dan mereka dipagut ular-ular berapi. Dengan memandang ular kuningan itu, mereka diingatkan kepada dosa mereka, dan mereka menyesal dan bertobat. Penyesalan dan pertobatan mereka itulah yang membuat Tuhan memberikan pengampunan dan kesembuhan kepada mereka. Dan Tuhan kembali memberikan perlindunganNya kepada mereka.

 

 

PELAJARAN KESEMBILAN: Tidak ada kesaktian pada ular kuningan itu.

Yang menyembuhkan mereka adalah Tuhan, karena orang Israel menyesal dan bertobat atas dosa mereka, yang mereka nyatakan dengan memandang ular kuningan itu.

Ini perlu kita ingat, karena banyak orang Kristen menganggap ada kesaktian pada bentuk salib, sehingga secara tidak sadar orang Kristen sudah menganggap salib sebagai semacam jimat. Salib sering dicium. Ingat Hukum Tuhan yang kedua dari 10 PerintahNya: jangan membuat patung atau gambar untuk disembah. Patung bisa berbentuk apa pun, termasuk bentuk salib, tidak harus bentuk makhluk hidup. Kalau salib dicium-cium itu sama dengan menganggapnya keramat, padahal salib itu dibuat oleh tangan-tangan manusia yang berdosa.

Untuk mendapatkan kesembuhan rohani dan pengampunan dari Tuhan, kita tidak perlu mencium-cium salib yang kita buat sendiri. Kita perlu memandang kepada Yesus seperti orang Israel saat itu memandang ular kuningan yang diangkat di atas tongkat, dan kita perlu menyesali dosa-dosa kita dan kita perlu bertobat darinya. Bertobat artinya tidak melakukannya lagi.

 

Sebagai penutup marilah kita lihat peringatan yang diberikan Paulus kepada kita di

1 Korintus 10:9-11

Janganlah juga kita mencobai Kristus, seperti beberapa dari mereka juga mencobai, dan dibinasakan oleh ular. Janganlah juga kamu bersungut-sungut, seperti beberapa dari mereka juga bersungut-sungut, dan dibinasakan oleh malaikat maut. Nah, semua hal ini telah menimpa mereka sebagai contoh, dan mereka ditulis untuk menjadi peringatan bagi kita, yang kepada siapa akhir dunia akan tiba.

 

 

Pertentangan besar antara Tuhan dengan Setan sudah berlangsung sejak sebelum dunia diciptakan dan akan berlangsung terus dan menjadi semakin parah setiap hari, karena semakin dekat waktu akhirnya, Setan akan all-out berupaya membinasakan sebanyak-banyaknya manusia.

Dengan kekuatan kita sendiri kita tidak akan sanggup melawannya. Maka keselamatan kita hanya ada pada penyerahan kita kepada Tuhan. Kita hanya perlu memandang Kristus, dan  Tuhan yang berperang untuk kita.

 

Keluaran 14:14

TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.

 

Amin.

 

 

 

 

 

20 10 15