Minggu, 28 Desember 2014

143. TUHAN PERJANJIAN LAMA KEJAM?

143. TUHAN PERJANJIAN LAMA KEJAM?

_____________________________________________________

 

Banyak orang yang beranggapan bahwa Tuhan di zaman Perjanjian Lama itu kejam.  Salah sedikit, hukumannya mati.

Dan kita memang melihat beberapa contoh di Alkitab bahwa sepertinya Tuhan menghukum mati orang secara sewenang-wenang. Itu pendapat banyak orang. Ini ada beberapa contoh:

 

Contoh yang pertama

Keluaran  31:14

Oleh karena itu haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu pastilah akan dihukum mati, sebab siapa pun yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya.

berbicara tentang pelanggaran terhadap Hukum Hari Sabat yang Ketujuh. Berarti ini melanggar 10 PERINTAH TUHAN, atau yang kita kenal dengan istilah THE TEN COMMANDMENTS, karena perintah untuk memelihara hari yang ketujuh sebagai hari Sabat Tuhan Allah, adalah perintah yang keempat pada 10 PERINTAH TUHAN ini.

 

Apakah melanggar hukum Tuhan itu dosa? Ya! Itu dosa.

1 Yohanes 3:4

Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga Hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran Hukum Allah.

 

Kalau dosa, berarti hukumannya mati, kan, menurut Roma 6:23?

Roma 6:23

Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal melalui Kristus Yesus, Tuhan kita.

 

Jadi orang yang tidak memelihara kekudusan Sabat Hari Ketujuh di zaman Perjanjian Lama, seperti yang diperintahkan Tuhan dalam 10 Perintah Tuhan atau Hukum Tuhan, itu menurut 1 Yohanes 3:4 dia berdosa kan, karena telah melanggar Hukum Tuhan? Dan jika dia berdosa, maka menurut Roma 6:23 ganjaran yang harus diterimanya adalah maut atau kematian kekal, kan?

Kitab Keluaran ditulis oleh nabi Musa dari masa Perjanjian Lama. Surat Yohanes ditulis oleh rasul Yohanes, dan surat Roma ditulis oleh rasul Paulus, kedua-duanya sama-sama dari masa Perjanjian Baru.

Maka apakah ada bedanya antara ketentuan di zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Tidak ada. Yang berbuat dosa, hukumannya mati kekal. Sama.

 

 

Contoh nomor dua.

Imamat 7:27

Siapa pun orangnya yang memakan darah apa pun, maka orang itu akan dilenyapkan dari antara bangsanya.

Ini berbicara tentang peraturan mengenai makanan dan minuman. Tuhan memberikan peraturan tentang makanan dan minuman kepada umatNya, maka pelanggaran terhadap ketetapan ini, apakah termasuk dosa? Iya, termasuk dosa, karena walaupun ini bukan bagian dari 10 Perintah Allah (Hukum Allah), tapi ini juga peraturan yang diberikan Allah kepada Musa untuk disampaikan kepada umatNya.

Jadi melanggarnya sama dosa juga. Karena itu hukumannya mati juga.

Bagaimana di zaman Perjanjian Baru? Sama.

1 Korintus 10:31

Oleh karena itu, jika engkau makan atau jika engkau minum, atau apa pun yang engkau lakukan, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.

 

 

Contoh yang ketiga

Imamat 10:9

Janganlah engkau minum anggur atau minuman yang memabukkan,  engkau serta anak-anak laki-lakimu, bila engkau masuk ke dalam Kemah Pertemuan, atau engkau mati. Itulah menjadi suatu ketetapan untuk selamanya bagi keturunanmu.

berbicara mengenai peraturan yang diberikan Tuhan kepada para imam yang melayani di Kemah Suci.

Peraturan ini juga bukan bagian dari 10 PERINTAH TUHAN, tetapi ini tetap merupakan perintah Tuhan. Jadi, ternyata, bukan hanya melanggar 10 Perintah Tuhan saja yang hukumannya mati, tetapi sudah kita buktikan dari dua contoh di atas bahwa melanggar perintah Tuhan YANG MANA SAJA, hukumannya mati. Mengapa? Karena Yang membuat peraturan itu Sosok yang sama, yaitu Tuhan. Karena itu autoritasnya juga sama bobotnya.

 

 

Contoh keempat.

2 Samuel 6:6-7

Dan ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, Uza mengulurkan tangannya ke tabut Allah itu, dan memegangnya, karena lembu-lembu itu menggocangnya.  Dan murka TUHAN tersulut terhadap Uza, dan Allah membunuh dia di sana karena kesalahannya; dan di sana ia mati di samping tabut Allah itu.

Ini berbicara tentang pelanggaran terhadap kekudusan Tuhan. Tabut Perjanjian itu tidak boleh disentuh karena Tabut itu KUDUS. Untuk memindahkannya harus memakai tongkat yang khusus dan dipikul oleh para imam.

Mau tahu apa isinya? Isinya ada:

Ø    manna (makanan yang diturunkan Tuhan dari langit selama 40 tahun buat orang Israel selama perjalanan mereka memasuki tanah Kanaan),

Ø    ada tongkat Harun yang bertunas,

Ø    dan DUA LOH BATU YANG DITULIS JARI TUHAN BERISIKAN 10 PERINTAH TUHAN.

 

Ceritanya, Tabut Perjanjian itu pernah direbut bangsa Filistin, musuh orang Israel. Dan sekarang raja Daud mau menjemput Tabut itu pulang ke Kota Daud. Dalam perjalanan, suatu saat Tabut Perjanjian yang di dalam pedati itu terguncang, dan si Uza yang mengawal pedati itu, entah secara refleks, entah dengan sadar, dia menahan Tabut itu supaya tidak jatuh.

Ada dua pelajaran yang bisa kita petik dari kisah ini.

 

1.   Pelajaran pertama,

Niat Uza itu baik tidak? Niatnya baik, kan? Supaya Tabut itu tidak jatuh. Tapi mengapa dia dibunuh Tuhan di situ juga?

Karena Uza telah menyentuh benda yang kudus, yang diperintahkan Tuhan tidak boleh disentuh. Uza sebagai orang Israel, tahu tentang larangan tersebut. Tetapi dia tetap melanggarnya. Apa pun alasannya, dia melanggar peraturan Tuhan.

Dosa tidak perbuatan Uza ini? Tetap dosa, karena melanggar ketetapan Tuhan, Karena Tuhan sudah memberikan peraturanNya, Tabut Perjanjian itu tidak boleh disentuh sembarang orang.

Daud, yang menyuruh membawa pulang Tabut Perjanjian itu juga seharusnya tahu bagaimana cara memindahkannya. Hanya imam-imam yang boleh mengangkat (itu pun harus dengan tongkat khusus) dan memikulnya. Jadi memindahkan Tabut itu dengan menggunakan pedati, itu sudah menyalahi peraturan Tuhan.

Jadi, ini pelajaran yang penting buat kita, kita harus sadar, SEMUA PERATURAN TUHAN ITU KETAT. KALAU KITA MELANGGARNYA, ITU DOSA, walaupun niatnya mungkin baik, walaupun mungkin tidak sengaja. Tapi jika Tuhan sudah mengatakan “Jangan!”, maka melanggarnya itu dosa. Jangan lupa itu. Alasan apa pun tidak berlaku.

 

2.   Pelajaran kedua,

Selama Tabut Perjanjian ini di tangan orang Filistin, mengapa orang Filistin yang memegangnya tidak segera jatuh mati? Orang Filistin tahu tidak bahwa Tabut Perjanjian itu benda yang kudus? Tahu! Mereka beranggapan bahwa orang Israel ini selalu menang berperang karena adanya Tabut Perjanjian itu, karena itu mereka rebut. Jadi orang Filistin menganggap Tabut Perjanjian itu benda keramat. Tapi mengapa yang menyentuhnya tidak mati? Karena mereka bukan orang Israel. Mereka tidak tahu tata cara yang ditentukan Tuhan bagaimana memindahkan Tabut Perjanjian itu.  Mereka tidak tahu tentang peraturan Tuhan dalam tata cara memperlakukan Tabut Perjanjian itu. Jadi apa yang mereka tidak tahu, itu tidak diperhitungkan dosa oleh Tuhan.

 

Jadi, bagi mereka yang tidak mengetahui tentang peraturan atau Hukum Tuhan, Tuhan memberikan dispensasi.

Tetapi celakalah bagi mereka yang sudah tahu tentang Hukum Tuhan, namun pura-pura tidak tahu, atau sengaja melanggarnya. No ampun deh.

 

Daud akhirnya menyadari kesalahannya, dan tiga bulan kemudian dia menjemput Tabut Perjanjian yang dititipkannya di rumah Obed-Edom, kali ini dengan cara yang benar, yaitu dipikul oleh imam-imam.

 

Sekarang marilah kita kembali ke topik inti: APAKAH TUHAN PERJANJIAN LAMA ITU KEJAM?

Berbuat kesalahan, langsung hukumannya mati!

Kalau Tuhan Perjanjian Baru kan tidak? Begitu kata banyak orang Kristen. Sehingga timbul pendapat bahwa Tuhan Perjanjian Lama itu bukan Tuhan Perjanjian Baru! Apa ada dua Tuhan yang berbeda karakternya? Yang satu kejam, yang satu pengampun dan penuh kasih sayang? Kalau begitu, rugi manusia yang hidup di Perjanjian Lama kebagian Tuhan yang kejam. Lebih beruntung manusia yang hidup di Perjanjian Baru, Tuhannya sabar, HukumNya dihapus. Begitu?

Tidak, teman-teman, TUHAN ITU HANYA SATU, TUHAN YANG SAMA, PERJANJIAN LAMA MAUPUN PERJANJIAN BARU.

 

Atau ada yang beranggapan Tuhan telah mengubah hukumanNya, kalau dulu hukumanNya mati, sekarang tidak lagi. Hukuman mati sudah dicabut, sudah tidak berlaku lagi.

Atau bahkan ada yang mengatakan, Tuhan telah menghapuskan HukumNya, sehingga kalau HukumNya sudah tidak ada, maka tidak ada lagi pelanggaran.

HUKUM TUHAN ITU SAMA. DARI DULU SAMPAI SEKARANG.

 

Aneh, mengapa orang-orang Kristen beranggapan Tuhan telah mengambil kursus anger management, sehingga Tuhan sekarang menjadi Tuhan yang baik hati, maha pengampun, tidak marah-marah seperti dulu, asal mau percaya kepada Tuhan sudah tidak ada lagi dosa, tidak ada lagi hukuman bagi orang Kristen?

Itu adalah pendapat yang salah.

TUHAN ITU SEMPURNA DARI KEKAL HINGGA KEKAL. TUHAN TIDAK BERUBAH. Dari dulu begini, sekarang juga begini, sampai selamanya juga begini.

Jangan membiarkan Setan menipu kita. Setan ingin sekali menipu kita dengan semua teori yang menyimpang ini, supaya kita tidak selamat.

 

Mari kita lihat apa kata Firman Tuhan. Benarkah Tuhan Perjanjian Lama itu kejam?

Kejadian 6:3

Dan TUHAN berfirman, ‘Roh-Ku tidak akan selalu bergumul dengan manusia  karena manusia juga adalah daging, namun hari-harinya  akan selama seratus dua puluh tahun.’

 

Berapa tahun yang diberikan Tuhan kepada manusia zaman sebelum air bah untuk bertobat? 120 tahun! Lama atau sebentar waktu 120 tahun itu? Empat generasi bisa lahir selama 120 tahun!  Panjang sabar atau tidak Tuhan itu? Padahal manusia pada waktu itu sudah sangat jahat. Lihat kata Alkitab:

Kejadian 6:5

Dan TUHAN melihat, bahwa kejahatan manusia itu hebat di bumi dan bahwa setiap imajinasi pikiran hatinya hanyalah jahat terus-menerus.

 

Manusia jahat, kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, tapi Tuhan tidak langsung menghukum mereka, melainkan memberi mereka waktu bertobat selama 120 tahun! Kalau sudah diberi waktu 120 tahun tidak mau bertobat, minta diberi waktu berapa tahun lagi?

 

Contoh yang lain, dosa yang pertama, ketika Adam dan Hawa melanggar perintah Tuhan untuk tidak makan buah dari pohon pengetahuan baik dan buruk, apakah Adam dan Hawa langsung jatuh mati begitu makan buah tersebut?

Tidak! Walaupun bagaimana bunyi hukum Tuhan tentang makan buah larangan itu?

Kejadian 2:17

‘tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.’

 

Padahal Tuhan sudah berkata, pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.”  Kenapa Adam dan Hawa tidak langsung mati? Bahkan menurut Alkitab Adam masih hidup sampai usia 930 tahun.

 

 

Contoh lain lagi. Bagaimana dengan Kain yang telah berbuat dosa membunuh Habel? Apakah dia langsung dibunuh Tuhan juga? Tidak!

Kejadian 4:15

Dan TUHAN berfirman kepadanya, ‘Oleh sebab itu barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat.’ Dan TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya jangan sampai ada yang menemukannya, lalu membunuhnya.

 

 

Tiga contoh di atas ini adalah bukti bahwa Tuhan Perjanjian Lama, sangat sabar, sama sabarnya dengan Tuhan Perjanjian Baru.

 

 

Sebaliknya sekarang, pernahkan Tuhan Perjanjian Baru membunuh orang di tempat karena berbuat dosa? Pernah!

Ingat cerita Ananias dan Safira? Silakan baca sendiri di Kisah pasal 5. Singkatnya Ananias dan Safira menjual tanah mereka dan mereka menyumbangkan hasil penjualannya kepada para rasul untuk menunjang pekerjaan Tuhan. Sebenarnya itu adalah pemberian sukarela, dan berapa pun yang mereka berikan tidak masalah. Masalahnya mereka berbohong. Mereka mengatakan bahwa mereka menyumbangkan seluruh hasil penjualannya. Begitu bodohnya mereka mengira bisa menipu Tuhan. Apa yang terjadi?

Kisah 5:4-5

4  Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu punyamu sendiri? Dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu hakmu? Mengapa engkau merencanakan hal ini dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.’ 5 Dan Ananias ketika mendengar kata-kata ini rebah dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal-hal itu.

 

Tiga jam kemudian, istri Ananias, Safira datang, tidak mengetahui suaminya sudah mati. Sewaktu ditanyai Petrus, Safira juga mengaku bahwa uang penjualan tanah itu disumbangkan seluruhnya.

Kisah 5:10

Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya keluar dan menguburnya di samping suaminya

 

Jadi apakah Tuhan Perjanjian Baru tidak segera membunuh orang yang berdosa? Membunuh juga!

 

Coba cek dengan sejarah. Tahun 70 AD tentara Roma datang dan menghancurkan Yerusalem dan Bait Sucinya dibakar. Kota itu dikepung sampai penduduknya tidak punya makanan, dan ada yang sampai makan anaknya sendiri. Peristiwa itu sungguh mengerikan. Ini hukuman dari Tuhan bagi orang Yahudi yang telah menyalibkan Yesus. Yesus disalibkan tahun 31AD, kurang dari 40 tahun kemudian Tuhan menjatuhkan hukuman kepada orang Yahudi.

Di zaman Nuh, Perjanjian Lama, Tuhan memberi manusia generasi itu waktu 120 tahun untuk bertobat. Tapi di Perjanjian Baru, Tuhan memberi mantan bangsa pilihanNya waktu kurang dari 40 tahun. Lho lamaan mana waktu yang diberikan Tuhan di Perjanjian Lama atau di Perjanjian Baru? Kalau melihat lamanya waktu, berarti lebih sabar Tuhan Perjanjian Lama, kan?

  

Berarti sama kan?

Ø    Tuhan Perjanjian Lama pernah tidak segera membunuh Adam dan Hawa pada waktu mereka berbuat dosa.

Ø    Tuhan Perjanjian Lama tidak segera membunuh Kain pada waktu Kain berdosa. Bahkan Alkitab tidak pernah mencatat bagaimana Kain mati.

Ø    Tuhan Perjanjian Lama juga pernah memberi manusia 120 tahun di zaman Nuh untuk bertobat.

Ø    Tuhan Perjanjian Baru, pernah langsung membunuh Ananias dan Safira di tempat pada waktu mereka berbohong.

Ø    Tuhan Perjanjian Baru menghancurkan dan membinasakan Yerusalem dan penduduknya dan Bait Sucinya kurang dari 40 tahun setelah orang Yahudi menyalibkan Yesus.

 

 

Sekarang, kita tiba pada pertanyaan yang lebih penting, mengapa ada kalanya Tuhan langsung membunuh orang berdosa dan ada kalanya tidak? Itu sama sekali tidak berkaitan dengan perubahan emosi Tuhan, hari ini marah-marah, lalu langsung membunuh siapa yang berdosa; lain kali pas lagi sabar, diampuni. Tidak!

 

Mari kita pahami dulu apa itu dosa dan apa kaitannya itu dengan kematian.

 

Roma 6:23

Sebab upah dosa ialah maut;

 

Ayat ini ada di Perjanjian Baru atau Perjanjian Lama? Perjanjian Baru, ini tulisan rasul Paulus!

Rasul Paulus menulis ayat ini sebelum atau sesudah Yesus kembali ke Surga? Sesudahnya, karena Saulus (atau kemudian dia memilih memakai nama Paulus), baru menjadi pengikut Yesus setelah Yesus kembali ke Surga!

Jadi, berarti SETELAH KEMATIAN YESUS PUN, UPAH DOSA TETAP MAUT, bukan?

Tetapi, yang banyak disalahpahami oleh orang Kristen adalah, “maut” yang dikatakan di sini bukanlah kematian kodrati sebagai keturunan Adam, melainkan ini adalah KEMATIAN YANG KEKAL.

Pada waktu Adam dan Hawa diperingatkan oleh Tuhan pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati” Tuhan tidak berbicara tentang kematian berpisahnya tubuh dari nafas hidup, melainkan Tuhan berbicara tentang KEMATIAN YANG KEKAL.

Karena itu Adam dan Hawa tidak langsung jatuh mati tidak bernyawa di taman Eden. Tetapi, KETIKA MEREKA BERBUAT DOSA, STATUS MEREKA YANG TADINYA BISA HIDUP TERUS, PADA SAAT ITU BERUBAH MENJADI ORANG-ORANG YANG BERADA DI BAWAH HUKUMAN KEMATIAN KEKAL. Itulah sebabnya Tuhan memberikan mereka janji seorang Penebus (Kejadian 3:15) supaya mereka bisa lolos dari kematian kekal itu.

 

 

Mengapa di Perjanjian Lama Tuhan memberikan hukuman mati bagi orang-orang yang melanggar perintahNya?

Karena pada waktu itu Tuhan mau membentuk bangsa pilihanNya. Untuk membentuk bangsa pilihanNya, Tuhan harus mengajar mereka bahwa TUHAN ITU KUDUS, oleh karena itu bangsa pilihanNya juga harus kudus, tidak boleh sama dengan bangsa-bangsa yang lain di sekitar mereka. Kalau kudus ya tidak boleh berbuat dosa.

Keluaran 19:5-6

5Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mau mematuhi suara-Ku dan memelihara Perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku di atas segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.  6Dan kamu akan menjadi  bagi-Ku sebuah kerajaan imam dan sebuah bangsa yang kudus.’  Inilah firman yang harus kausampaikan kepada orang Israel.’

 

Tuhan mau mendidik mereka bagaimana hidup kudus itu, yaitu dengan melakukan semua perintahNya, JIKA MEREKA MELANGGAR, MEREKA AKAN MATI. Jadi Tuhan mau mereka mengerti bahwa DOSA ITU MENGAKIBATKAN KEMATIAN KEKAL dengan memberi contoh kematian yang instan pada orang-orang yang berbuat dosa. Kematian fisik yang langsung mereka saksikan adalah contoh bahwa Tuhan tidak mentoleransi dosa.

 

Tetapi sebenarnya kematian fisik saja bukanlah hukuman dosa kita. Itu adalah kodrat yang kita warisi sebagai keturunan Adam. Semua manusia harus mati, apakah dia orang suci atau orang berdosa. Jadi kematian fisik bukanlah hukuman atas dosa yang kita buat. Itu adalah akibat dosa yang dibuat Adam. Kita tidak bisa menghindari kematian fisik ini walaupun kita hidup suci.

 

Karena itu janganlah kita beranggapan bahwa karena di zaman modern ini tidak ada manusia yang langsung jatuh mati pada waktu dia melanggar Hukum Tuhan (artinya pada waktu dia berbuat dosa), itu tidak berarti bahwa hukumannya sudah diperingan, atau Hukum Tuhan sudah dihapus sehingga tidak ada lagi pelanggaran. Itu hanya berarti bahwa Tuhan sudah tidak merasa perlu memberikan contoh soal lagi kepada manusia. Tapi percayalah,

 

UPAH DOSA TETAP MAUT

 

Dan “maut” yang dimaksud adalah KEMATIAN KEKAL. Ini pasti akan terjadi pada mereka yang mati dalam dosanya.

 

 

Pertanyaan berikutnya: Kematian Kekal itu apa?

Kematian kekal adalah kematian yang dialami Yesus di atas salib. Yesus mengalami kematian kekal kita, supaya kita tidak usah mengalaminya.

Ketika di atas salib Yesus berseru "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” [Matius 27:46], Dia mengalami kematian kekal. Karena pada waktu itu DOSA SELURUH DUNIA DARI ADAM HINGGA MANUSIA YANG TERAKHIR SEDANG DIPIKULNYA, Allah Bapa yang tidak bisa mentoleransi dosa, tidak bisa melihat Yesus. Selama hidupNya di dunia, setiap hari Yesus hidup bersama Allah Bapa, tetapi pada saat Yesus berada di atas salib menanggung dosa seluruh dunia, dosaku dan dosamu, Dia mengalami kematian yang kekal, terpisah dari Allah Bapa yang tidak bisa mentoleransi semua dosa itu. Jadi dosa itu memisahkan kita dari Allah. Jika manusia mati dalam dosanya, dia selamanya terpisah dari Allah.

 

Yesus sudah menjalani kematian kekal bagi kita, jadi kita sendiri tidak usah menjalaninya jika kita beriman kepada Yesus dan mengasihiNya. Karena jika tidak, maka kita harus menjalani KEMATIAN KEKAL itu sendiri.

Luar biasa bukan ajaran Tuhan kita? Mana ada ajaran lain yang seperti ini? Hanya di agama Kristen diajarkan bahwa Allah berinkarnasi menjadi manusia untuk mati menebus manusia dari hukuman dosanya. Mana ada ajaran lain yang menyatakan sedemikian besarnya kasih Allah kepada manusia?

 

Wahyu 20:14-15

14 Dan maut dan kubur dilemparkanlah ke dalam lautan api. Inilah kematian yang kedua. 15 Dan barangsiapa yang namanya tidak ditemukan tertulis di dalam Kitab Kehidupan itu,  dilemparkan ke dalam lautan api itu.

 

Kematian yang pertama itu bukan apa-apa, bagi umat Allah itu hanya tidur lelap hingga dibangkitkan saat kedatangan kedua Kristus.

Tapi kematian yang kedua atau kematian kekal, itu yang mengerikan. Bukan saja matinya terbakar api yang turun dari langit, yang membakarnya hingga habis menjadi debu, tetapi orang ini kehilangan kesempatan untuk melihat langit baru dan bumi baru, yang kekal abadi, di mana umat Allah yang setia bisa hidup untuk selama-lamanya.

 

Semoga kita tidak termasuk yang mengalami kematian kekal ini.

Amin.

 

 

 

 

 

29 12 14

 




Selasa, 16 Desember 2014

142. SEGALA YANG HALAL TERNYATA BUKAN HALAL

142. HALAL

TERNYATA BUKAN HALAL

__________________________________________

1 Korintus 6:12 (LAI)

Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.

 

Ayat ini sering dipakai oleh orang-orang Kristen sebagai dalih untuk mengatakan bahwa  bagi orang Kristen Perjanjian Baru, TIDAK ADA PANTANGAN MAKANAN, karena rasul Paulus sudah berkata Segala sesuatu halal bagiku.”

 

Marilah kita lihat apa yang sesungguhnya dikatakan oleh rasul Paulus.

Ayat 1 Korintus 6:12 ini tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari surat panjang Paulus ke jemaat Korintus.

1 Korintus 6:12  sama sekali tidak berbicara mengenai makanan yang haram atau halal.

Kesalahpahaman ini terjadi karena terjemahan yang tidak tepat.

Tidak percaya? Mari kita baca pasal 5 dan 6 untuk membuktikan bahwa Paulus tidak bicara tentang makan daging haram atau halal. Tidak apa rada panjang, selain untuk membuktikan ini tidak bicara tentang makanan, kita sekalian belajar hal-hal lain yang ditulis Paulus di pasal 5 dan 6 ini, Paulus bicara tentang beberapa hal, kecuali makan daging haram atau halal.

 

1 Korintus pasal 5 dan 6. (KJV yang diindonesiakan)

5:1           Telah dilaporkan bahwa di antara kamu sudah umum ada perzinahan, dan perzinahan yang begitu rupa tidak terdapat sekali pun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa orang boleh mengambil  isteri ayahnya.

5:2           Dan kamu sombong, tidak berkabung seperti yang sepatutnya, agar dia yang melakukan hal itu boleh disingkirkan dari tengah-tengah kamu.

5:3           Sebab aku, sekali pun secara badani tidak hadir, tetapi hadir secara rohani, telah menghakimi seolah-olah aku hadir, dia yang telah melakukan hal itu.

5:4           Dalam nama Tuhan kita, Yesus Kristus, pada waktu kamu berkumpul, bersama-sama  rohku, dengan kuasa Tuhan kita, Yesus Kristus,

5:5           untuk menyerahkan orang semacam itu kepada Setan, supaya dibinasakan tubuhnya agar rohnya bisa diselamatkan pada hari Tuhan Yesus.

5:6           Bermegahmu itu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?

5:7              Maka buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, seperti kamu tidak beragi. Karena sesungguhnya Kristus, Domba Passah kita telah dikurbankan untuk kita.

5:8           Karena itu marilah kita pelihara perayaannya bukan dengan ragi yang lama, maupun dengan ragi kebencian dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi,  yaitu ketulusan dan kebenaran. 

5:9           Aku sudah menulis kepadamu dalam sebuah surat supaya kamu jangan bergaul dengan para pezinah.

5:10         Namun bukan dengan semua pezinah dunia ini, atau dengan yang serakah, atau para pemeras, atau dengan para penyembah berhala; karena jika demikian, kamu harus meninggalkan dunia ini.

5:11         Tetapi sekarang aku sudah menulis kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan siapa pun yang menyebut dirinya saudara seiman, yang adalah seorang pezinah, atau yang serakah, atau seorang penyembah berhala, atau yang suka memarahi orang, atau seorang pemabuk, atau seorang pemeras; dengan orang yang demikian janganlah kamu makan bersama-sama.

5:12         Sebab apa urusanku menghakimi juga mereka yang di luar jemaat? Bukankah kamu menghakimi mereka yang di dalam?

5:13         Tetapi mereka yang di luar dihakimi Allah. Karena itu, singkirkanlah dari tengah-tengah kamu orang yang jahat itu.

6:1           Apakah ada di antara kamu, yang punya masalah dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar, dan bukan pada orang-orang kudus?

6:2           Tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia?. Dan jika dunia akan dihakimi olehmu, apakah kamu tidak layak menghakimi perkara-perkara yang tidak berarti?

6:3           Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat apalagi perkara-perkara yang terkait hidup sekarang ini.

6:4           Maka jikalau kamu berhak menghakimi perkara-perkara yang berkaitan dengan kehidupan ini, pakailah itu untuk menghakimi yang paling tidak dihormati dalam jemaat.

6:5           Aku menegur malumu. Apakah tidak ada orang yang bijaksana di antara kamu? Tidak adakah satu pun yang dapat menghakimi antara saudara-saudaranya?

6:6           Tetapi sesama saudara pergi ke pengadilan, dan itu di hadapan orang-orang yang tidak percaya.

6:7           Nah, jelas ada yang salah di antara kamu, karena kamu menggugat satu sama lain.  Mengapa kamu tidak mau mengalah? Mengapakah kamu tidak mau menerima dirugikan?

6:8           Tidak, kamu telah berbuat yang salah, dan merugikan, dan itu terhadap saudara-saudaramu.

6:9             Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak benar tidak akan mewarisi Kerajaan Allah? Janganlah tertipu! Baik pezinah yang tidak punya pasangan resmi, maupun penyembah berhala, atau pezinah yang punya pasangan resmi, atau laki-laki yang menjadi perempuan, atau pelaku sodomi,

6:10           atau pencuri, atau orang yang serakah, atau pemabuk, atau pemfitnah, atau pemeras, tidak akan mewarisi Kerajaan Allah.

6:11         Dan seperti itulah beberapa orang di antara kamu dahulu. Tetapi kamu telah dibasuh, tetapi kamu telah dikuduskan, tetapi kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan oleh Roh Allah kita.

6:12         Segala sesuatu itu sudah sesuai Hukum bagiku, tetapi bukan semuanya menguntungkan. Segala sesuatu sudah sesuai Hukum bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh kuasa apa pun.

6:13         Makanan adalah untuk perut, dan perut untuk makanan: tetapi Tuhan akan membinasakan itu dan mereka. Nah, tubuh bukanlah untuk perzinahan, melainkan untuk Tuhan; dan Tuhan untuk tubuh.

6:14         Dan Allah telah bersama-sama membangkitkan Tuhan, dan juga akan membangkitkan kita oleh kuasa-Nya Sendiri.

6:15         Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan aku mengambil anggota Kristus, dan menjadikan mereka anggota seorang pelacur? Sekali-kali tidak!

6:16         Apa? Tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang bergabung dengan seorang pelacur menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: ‘Keduanya akan menjadi satu daging.’

6:17         Tetapi dia yang bergabung dengan Tuhan, itu satu roh.

6:18         Jauhkanlah dirimu dari perzinahan! Setiap dosa yang dilakukan manusia, itu di luar tubuhnya. Tetapi orang yang melakukan perzinahan berdosa terhadap tubuhnya sendiri.

6:19         Apa? Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milikmu sendiri?

6:20         Sebab kamu telah dibeli dengan harga: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu dan dengan rohmu  yang adalah milik Allah.”

 

Di sini SAMA SEKALI TIDAK DISINGGUNG TENTANG MAKAN DAGING HARAM ATAU HALAL.

Jadi, 1 Korintus pasal 5 dan 6 merupakan bagian dari surat panjang Paulus kepada jemaat Korintus. Yang menjadi persoalan pokok di jemaat itu adalah PERZINAHAN dan praktek SEKSUAL YANG AMORAL. Perhatikan berapa kali Paulus menyebut “perzinahan” di sini. Jadi yang disuruh Paulus supaya dihakimi adalah orang-orang di dalam jemaat yang melakukan:

ü   perzinahan

ü   serakah

ü   penyembah berhala

ü   pemarah

ü   pemabuk

ü   pemeras

ü   laki-laki yang menjadi perempuan

ü   pelaku sodomi

ü   pencuri

ü   pemfitnah

ü   pelacur

 

Sekarang kita lihat 1 Korintus 6:12

v   Pertama-tama, kata yang diterjemahkan “halal” oleh LAI di sini

berasal dari kata ἔξεστι [exesti  ex'-es-tee] yang dalam KJV diterjemahkan “lawful” yang artinya adalah “sesuai hukum, benar, tidak melanggar hukum.”

Jadi sebenarnya Alkitab terjemahan bahasa Indonesia kurang tepat memakai kata “halal” sehingga menimbulkan kesalahpahaman bahwa Paulus berbicara mengenai makanan.

v   Kedua, kata yang diterjemahkan “berguna” oleh LAI

berasal dari kata συμφέρω [sumpherō soom-fer'-o] yang dalam KJV diterjemahkan “expedient” atau “menguntungkan, memberikan kontribusi”.

 

Jadi sebenarnya, ayat 1 Korintus 6:12 ini lebih tepat diterjemahkan:

Segala sesuatu itu sudah sesuai Hukum bagiku, tetapi bukan semuanya menguntungkan. Segala sesuatu sudah sesuai Hukum bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh kuasa apa pun.

 

Beda kan pengertian yang kita peroleh di sini dibandingkan terjemahan LAI di awal pembahasan ini?

 

Ingat, Paulus di perikop ini SAMA SEKALI TIDAK BERBICARA MENGENAI MAKANAN, HALAL MAUPUN HARAM!

Kita sudah melihat bahwa seluruh perikop, dari pasal 5 sampai pasal 6, tidak ada pembicaraan tentang makan daging yang haram atau halal.

Jadi apa yang dimaksud oleh Paulus dengan pasal 6:12 ini?

 

Ayat 12 ini sesungguhnya terdiri atas 2 bagian:

a.    “Segala sesuatu itu sudah sesuai hukum bagiku, tetapi bukan semuanya menguntungkan.”  Ini bagian yang pertama.

Paulus berkata, bahwa DIA SUDAH HIDUP SESUAI DENGAN HUKUM (TAURAT). Segala sesuatu yang dilakukannya di dalam hidupnya itu sudah sesuai dengan hukum = ἔξεστι [exesti  ex'-es-tee ] = lawful. TIDAK ADA YANG MELANGGAR HUKUM , artinya SUDAH BENAR, tidak ada yang salah.

Kalau sudah hidup sesuai Hukum Taurat, apakah berarti Paulus makan daging yang haram? Jelas tidak! Apakah Paulus makan babi, atau udang? Ya jelas tidak toh! Orang Yahudi itu ketat sekali dengan makanan mereka, dan Paulus adalah Yahudi konservatif.

Ayat ini pernah diperjelas Paulus di suratnya ke Filipi. Mari kita  baca. Paulus bercerita tentang dirinya sendiri, sebelum dia bertobat.

Filipi 3:5-6

ü   5 disunat pada hari kedelapan,

ü   dari bangsa Israel,

ü   dari suku Benyamin,

ü   orang yang paling Ibrani dari semua orang Ibrani;

ü   dalam hal  hukum Taurat, seorang  Farisi

ü   6 dalam  hal semangat aku  penganiaya jemaat;

ü   dalam hal kebenaran menurut hukum Taurat aku tidak bercacat.

Lihat? Paulus berkata dia yang paling Yahudi dari semua orang Yahudi, seorang Farisi, artinya dia seorang ahli Taurat, dalam hal mematuhi hukum Taurat dia tidak bercacat! Dia juga anggota Sanhedrin, anggota parlemen Yahudi. Mana mungkin orang Yahudi seperti ini makan yang haram?

Nah, Paulus berkata, walaupun hidupnya itu sudah seluruhnya sesuai hukum (Taurat), tidak ada cacatnya, tidak ada kurangnya, TETAPI ITU TIDAK MENGUNTUNGKAN. Mengapa?

KARENA MANUSIA DISELAMATKAN OLEH KASIH KARUNIA TUHAN, BUKAN KARENA HIDUP SESUAI HUKUM TAURAT. Kita ingat kan kepada Efesus 2:8-9, yang juga ditulis oleh Paulus:

8 Karena oleh kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman, dan itu bukan karena usaha kamu, itu adalah pemberian Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan sampai ada orang yang memegahkan dirinya

 

Yesus Kristus yang menyelamatkan, bukan Hukum Taurat. Itulah yang dikatakan Paulus di ayat ini.

Paulus adalah seorang Farisi, seorang ahli Taurat, yang seumur hidupnya selalu hidup sesuai Hukum. Jadi secara Hukum, Paulus sudah sempurna, tidak ada kurangnya, semua sudah sesuai Hukum, tetapi di sini dia berkata, bahwa walaupun dia sudah hidup sesuai dengan Hukum tetapi itu tidak menguntungkan, karena itu tidak bisa menyelamatkan dia. Hanya kasih karunia Yesus Kristus yang menyelamatkan dia.

 

b.    Dalam kalimat berikutnya, Paulus mengulangi lagi, “Segala sesuatu sudah sesuai hukum bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh kuasa apa pun.”

bahwa dia memang hidup sesuai Hukum, tidak melanggar Hukum, tetapi dia melakukannya bukan sebagai hamba Hukum.  Artinya sekarang Hukum tidak berkuasa atasnya lagi, dia bukan hamba Hukum, walaupun dia tetap hidup sesuai Hukum.  Sekarang dia tidak seperti saat dia masih seorang Farisi, karena pada waktu dia masih seorang Farisi, dia seorang legalis, dia mengira Hukum itu yang menyelamatkan dia. Setelah pertobatannya, sekarang dia bukan seorang legalis lagi, tapi dia hidup sesuai dengan hukum sebagai anak Allah, sebagai orang yang sudah dibenarkan sebagai orang yang mengasihi Kristus. Nah, kita tahu orang yang mengasihi Kristus itu bagaimana?

Yohanes 14:15

Jikalau kamu mengasihi Aku, turuti Perintah-perintah-Ku.

 

Inilah yang dimaksud Paulus di 1 Korintus 6:12.

 

 

Tetapi, barangkali masih ada yang protes. Bagaimana dengan ayat 13? Bukankah di sini disebutkan kata “makanan”? Marilah kita baca ayat 13:

Makanan adalah untuk perut, dan perut untuk makanan: tetapi Tuhan akan membinasakan itu dan mereka. Nah, tubuh bukanlah untuk perzinahan, melainkan untuk Tuhan; dan Tuhan untuk tubuh

 

Ayat ini juga terdiri atas dua bagian. Di sini sesungguhnya Paulus membuat perbandingan antara dua kelompok.

1.    Kelompok yang jasmani, yang fana.

“Makanan adalah untuk perut, dan perut untuk makanan: tetapi Tuhan akan membinasakan itu dan mereka.”

“makanan” dan “perut” kedua-duanya bicara tentang sesuatu yang jasmani, yang fana, yang tidak kekal. Baik “makanan” maupun “perut” akan dibinasakan Allah. Kemudian Paulus menambahkan “dan mereka”. “Mereka” siapa? “Mereka” ini dibandingkan dengan makanan dan perut yang bersifat jasmani yang akan dibinasakan Tuhan. Jadi siapa “mereka” ini? “Mereka” adalah ORANG-ORANG YANG TIDAK SELAMAT yang akan dibinasakan seperti makanan dan perut. Hanya orang-orang yang tidak selamat yang akan dibinasakan Allah, bukan? Sedangkan orang-orang yang diselamatkan, mereka tidak akan dibinasakan. Bahkan yang sudah mati pun nanti akan dibangkitkan oleh Allah.

Jadi di sini Paulus berbicara khusus tentang orang-orang yang tidak selamat, mereka diibaratkan “makanan” dan “perut” yang akan dibinasakan, mereka hanya sampai di batas dunia ini saja, mereka tidak akan sampai ke Surga. Mereka nanti akan dibinasakan Allah.

Tetapi kemudian Paulus membandingkan dengan kelompok yang selamat.

 

2.    Kelompok jemaat Korintus yang dinasihati Paulus.1 Korintus 6:13 bagian kedua,

“Nah, tubuh bukanlah untuk perzinahan, melainkan untuk Tuhan; dan Tuhan untuk tubuh.”

Sekarang Paulus menekankan bahwa bagi orang-orang Kristen ~ karena surat Paulus ini ditujukan kepada jemaat Korintus, bukan kepada orang-orang yang tidak percaya Kristus, ~ tubuh setiap orang yang sudah diselamatkan oleh Kristus itu harus dijaga tetap kudus, karena tubuh itu untuk Tuhan. Tubuh manusia yang sudah diselamatkan adalah tempat berdiamnya Roh Kudus, karena itu Paulus berkata “tubuh …  untuk Tuhan”  jadi tubuh tidak boleh dipakai untuk berzinah. Tubuh ini tidak hanya sampai di dunia yang fana ini, tubuh ini nanti akan dibangkitkan kepada hidup yang kekal.

 

Inti dari apa yang dikemukakan Paulus ada di ayat 19 dan 20:

6:19         Apa? Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milikmu sendiri?

6:20         Sebab kamu telah dibeli dengan harga: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu dan dengan rohmu  yang adalah milik Allah.”

 

Jadi inilah yang dimaksudkan Paulus dengan Makanan adalah untuk perut, dan perut untuk makanan: tetapi Tuhan akan membinasakan itu dan mereka…” Bisa dipahami, kan? JADI PAULUS SAMA SEKALI TIDAK BERKATA BAHWA MAKAN APA SAJA ITU HALAL. Paulus hanya menyamakan antara manusia yang tidak selamat dengan makanan dan perut yang akan dibinasakan Tuhan.

 

Jadi, teman-teman, 1 Korintus 6:12-13 sama sekali tidak mengatakan bahwa Paulus mengatakan semua makanan itu halal baginya.

 

Bilamana kita membaca Alkitab, kita harus membaca seluruh konteksnya. Sangat berbahaya mencomot 1-2 ayat lalu kita menerapkan keinginan kita pada ayat-ayat itu. Kita memaksakan agar ayat-ayat itu mendukung pendapat kita. Itu adalah cara yang salah untuk memahami Alkitab.

Percayalah, masih banyak makanan yang lezat yang boleh dimakan tanpa melanggar hukum. Janganlah kita menjadikan perut kita Tuhan kita, sehingga kita tidak lagi menjaga kekudusan tubuh kita yang telah dibayar mahal oleh darah Kristus, dan di mana Roh Kudus harus berdiam. Roh Kudus itu sudah jelas kudus, Dia tidak bakal mau tinggal di tempat yang dinajiskan oleh makanan yang najis, maupun oleh pikiran dan perbuatan yang najis.

 

 

 

 

16 12 14