Minggu, 28 Desember 2014

143. TUHAN PERJANJIAN LAMA KEJAM?

143. TUHAN PERJANJIAN LAMA KEJAM?

_____________________________________________________

 

Banyak orang yang beranggapan bahwa Tuhan di zaman Perjanjian Lama itu kejam.  Salah sedikit, hukumannya mati.

Dan kita memang melihat beberapa contoh di Alkitab bahwa sepertinya Tuhan menghukum mati orang secara sewenang-wenang. Itu pendapat banyak orang. Ini ada beberapa contoh:

 

Contoh yang pertama

Keluaran  31:14

Oleh karena itu haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu pastilah akan dihukum mati, sebab siapa pun yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya.

berbicara tentang pelanggaran terhadap Hukum Hari Sabat yang Ketujuh. Berarti ini melanggar 10 PERINTAH TUHAN, atau yang kita kenal dengan istilah THE TEN COMMANDMENTS, karena perintah untuk memelihara hari yang ketujuh sebagai hari Sabat Tuhan Allah, adalah perintah yang keempat pada 10 PERINTAH TUHAN ini.

 

Apakah melanggar hukum Tuhan itu dosa? Ya! Itu dosa.

1 Yohanes 3:4

Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga Hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran Hukum Allah.

 

Kalau dosa, berarti hukumannya mati, kan, menurut Roma 6:23?

Roma 6:23

Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal melalui Kristus Yesus, Tuhan kita.

 

Jadi orang yang tidak memelihara kekudusan Sabat Hari Ketujuh di zaman Perjanjian Lama, seperti yang diperintahkan Tuhan dalam 10 Perintah Tuhan atau Hukum Tuhan, itu menurut 1 Yohanes 3:4 dia berdosa kan, karena telah melanggar Hukum Tuhan? Dan jika dia berdosa, maka menurut Roma 6:23 ganjaran yang harus diterimanya adalah maut atau kematian kekal, kan?

Kitab Keluaran ditulis oleh nabi Musa dari masa Perjanjian Lama. Surat Yohanes ditulis oleh rasul Yohanes, dan surat Roma ditulis oleh rasul Paulus, kedua-duanya sama-sama dari masa Perjanjian Baru.

Maka apakah ada bedanya antara ketentuan di zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Tidak ada. Yang berbuat dosa, hukumannya mati kekal. Sama.

 

 

Contoh nomor dua.

Imamat 7:27

Siapa pun orangnya yang memakan darah apa pun, maka orang itu akan dilenyapkan dari antara bangsanya.

Ini berbicara tentang peraturan mengenai makanan dan minuman. Tuhan memberikan peraturan tentang makanan dan minuman kepada umatNya, maka pelanggaran terhadap ketetapan ini, apakah termasuk dosa? Iya, termasuk dosa, karena walaupun ini bukan bagian dari 10 Perintah Allah (Hukum Allah), tapi ini juga peraturan yang diberikan Allah kepada Musa untuk disampaikan kepada umatNya.

Jadi melanggarnya sama dosa juga. Karena itu hukumannya mati juga.

Bagaimana di zaman Perjanjian Baru? Sama.

1 Korintus 10:31

Oleh karena itu, jika engkau makan atau jika engkau minum, atau apa pun yang engkau lakukan, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.

 

 

Contoh yang ketiga

Imamat 10:9

Janganlah engkau minum anggur atau minuman yang memabukkan,  engkau serta anak-anak laki-lakimu, bila engkau masuk ke dalam Kemah Pertemuan, atau engkau mati. Itulah menjadi suatu ketetapan untuk selamanya bagi keturunanmu.

berbicara mengenai peraturan yang diberikan Tuhan kepada para imam yang melayani di Kemah Suci.

Peraturan ini juga bukan bagian dari 10 PERINTAH TUHAN, tetapi ini tetap merupakan perintah Tuhan. Jadi, ternyata, bukan hanya melanggar 10 Perintah Tuhan saja yang hukumannya mati, tetapi sudah kita buktikan dari dua contoh di atas bahwa melanggar perintah Tuhan YANG MANA SAJA, hukumannya mati. Mengapa? Karena Yang membuat peraturan itu Sosok yang sama, yaitu Tuhan. Karena itu autoritasnya juga sama bobotnya.

 

 

Contoh keempat.

2 Samuel 6:6-7

Dan ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, Uza mengulurkan tangannya ke tabut Allah itu, dan memegangnya, karena lembu-lembu itu menggocangnya.  Dan murka TUHAN tersulut terhadap Uza, dan Allah membunuh dia di sana karena kesalahannya; dan di sana ia mati di samping tabut Allah itu.

Ini berbicara tentang pelanggaran terhadap kekudusan Tuhan. Tabut Perjanjian itu tidak boleh disentuh karena Tabut itu KUDUS. Untuk memindahkannya harus memakai tongkat yang khusus dan dipikul oleh para imam.

Mau tahu apa isinya? Isinya ada:

Ø    manna (makanan yang diturunkan Tuhan dari langit selama 40 tahun buat orang Israel selama perjalanan mereka memasuki tanah Kanaan),

Ø    ada tongkat Harun yang bertunas,

Ø    dan DUA LOH BATU YANG DITULIS JARI TUHAN BERISIKAN 10 PERINTAH TUHAN.

 

Ceritanya, Tabut Perjanjian itu pernah direbut bangsa Filistin, musuh orang Israel. Dan sekarang raja Daud mau menjemput Tabut itu pulang ke Kota Daud. Dalam perjalanan, suatu saat Tabut Perjanjian yang di dalam pedati itu terguncang, dan si Uza yang mengawal pedati itu, entah secara refleks, entah dengan sadar, dia menahan Tabut itu supaya tidak jatuh.

Ada dua pelajaran yang bisa kita petik dari kisah ini.

 

1.   Pelajaran pertama,

Niat Uza itu baik tidak? Niatnya baik, kan? Supaya Tabut itu tidak jatuh. Tapi mengapa dia dibunuh Tuhan di situ juga?

Karena Uza telah menyentuh benda yang kudus, yang diperintahkan Tuhan tidak boleh disentuh. Uza sebagai orang Israel, tahu tentang larangan tersebut. Tetapi dia tetap melanggarnya. Apa pun alasannya, dia melanggar peraturan Tuhan.

Dosa tidak perbuatan Uza ini? Tetap dosa, karena melanggar ketetapan Tuhan, Karena Tuhan sudah memberikan peraturanNya, Tabut Perjanjian itu tidak boleh disentuh sembarang orang.

Daud, yang menyuruh membawa pulang Tabut Perjanjian itu juga seharusnya tahu bagaimana cara memindahkannya. Hanya imam-imam yang boleh mengangkat (itu pun harus dengan tongkat khusus) dan memikulnya. Jadi memindahkan Tabut itu dengan menggunakan pedati, itu sudah menyalahi peraturan Tuhan.

Jadi, ini pelajaran yang penting buat kita, kita harus sadar, SEMUA PERATURAN TUHAN ITU KETAT. KALAU KITA MELANGGARNYA, ITU DOSA, walaupun niatnya mungkin baik, walaupun mungkin tidak sengaja. Tapi jika Tuhan sudah mengatakan “Jangan!”, maka melanggarnya itu dosa. Jangan lupa itu. Alasan apa pun tidak berlaku.

 

2.   Pelajaran kedua,

Selama Tabut Perjanjian ini di tangan orang Filistin, mengapa orang Filistin yang memegangnya tidak segera jatuh mati? Orang Filistin tahu tidak bahwa Tabut Perjanjian itu benda yang kudus? Tahu! Mereka beranggapan bahwa orang Israel ini selalu menang berperang karena adanya Tabut Perjanjian itu, karena itu mereka rebut. Jadi orang Filistin menganggap Tabut Perjanjian itu benda keramat. Tapi mengapa yang menyentuhnya tidak mati? Karena mereka bukan orang Israel. Mereka tidak tahu tata cara yang ditentukan Tuhan bagaimana memindahkan Tabut Perjanjian itu.  Mereka tidak tahu tentang peraturan Tuhan dalam tata cara memperlakukan Tabut Perjanjian itu. Jadi apa yang mereka tidak tahu, itu tidak diperhitungkan dosa oleh Tuhan.

 

Jadi, bagi mereka yang tidak mengetahui tentang peraturan atau Hukum Tuhan, Tuhan memberikan dispensasi.

Tetapi celakalah bagi mereka yang sudah tahu tentang Hukum Tuhan, namun pura-pura tidak tahu, atau sengaja melanggarnya. No ampun deh.

 

Daud akhirnya menyadari kesalahannya, dan tiga bulan kemudian dia menjemput Tabut Perjanjian yang dititipkannya di rumah Obed-Edom, kali ini dengan cara yang benar, yaitu dipikul oleh imam-imam.

 

Sekarang marilah kita kembali ke topik inti: APAKAH TUHAN PERJANJIAN LAMA ITU KEJAM?

Berbuat kesalahan, langsung hukumannya mati!

Kalau Tuhan Perjanjian Baru kan tidak? Begitu kata banyak orang Kristen. Sehingga timbul pendapat bahwa Tuhan Perjanjian Lama itu bukan Tuhan Perjanjian Baru! Apa ada dua Tuhan yang berbeda karakternya? Yang satu kejam, yang satu pengampun dan penuh kasih sayang? Kalau begitu, rugi manusia yang hidup di Perjanjian Lama kebagian Tuhan yang kejam. Lebih beruntung manusia yang hidup di Perjanjian Baru, Tuhannya sabar, HukumNya dihapus. Begitu?

Tidak, teman-teman, TUHAN ITU HANYA SATU, TUHAN YANG SAMA, PERJANJIAN LAMA MAUPUN PERJANJIAN BARU.

 

Atau ada yang beranggapan Tuhan telah mengubah hukumanNya, kalau dulu hukumanNya mati, sekarang tidak lagi. Hukuman mati sudah dicabut, sudah tidak berlaku lagi.

Atau bahkan ada yang mengatakan, Tuhan telah menghapuskan HukumNya, sehingga kalau HukumNya sudah tidak ada, maka tidak ada lagi pelanggaran.

HUKUM TUHAN ITU SAMA. DARI DULU SAMPAI SEKARANG.

 

Aneh, mengapa orang-orang Kristen beranggapan Tuhan telah mengambil kursus anger management, sehingga Tuhan sekarang menjadi Tuhan yang baik hati, maha pengampun, tidak marah-marah seperti dulu, asal mau percaya kepada Tuhan sudah tidak ada lagi dosa, tidak ada lagi hukuman bagi orang Kristen?

Itu adalah pendapat yang salah.

TUHAN ITU SEMPURNA DARI KEKAL HINGGA KEKAL. TUHAN TIDAK BERUBAH. Dari dulu begini, sekarang juga begini, sampai selamanya juga begini.

Jangan membiarkan Setan menipu kita. Setan ingin sekali menipu kita dengan semua teori yang menyimpang ini, supaya kita tidak selamat.

 

Mari kita lihat apa kata Firman Tuhan. Benarkah Tuhan Perjanjian Lama itu kejam?

Kejadian 6:3

Dan TUHAN berfirman, ‘Roh-Ku tidak akan selalu bergumul dengan manusia  karena manusia juga adalah daging, namun hari-harinya  akan selama seratus dua puluh tahun.’

 

Berapa tahun yang diberikan Tuhan kepada manusia zaman sebelum air bah untuk bertobat? 120 tahun! Lama atau sebentar waktu 120 tahun itu? Empat generasi bisa lahir selama 120 tahun!  Panjang sabar atau tidak Tuhan itu? Padahal manusia pada waktu itu sudah sangat jahat. Lihat kata Alkitab:

Kejadian 6:5

Dan TUHAN melihat, bahwa kejahatan manusia itu hebat di bumi dan bahwa setiap imajinasi pikiran hatinya hanyalah jahat terus-menerus.

 

Manusia jahat, kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, tapi Tuhan tidak langsung menghukum mereka, melainkan memberi mereka waktu bertobat selama 120 tahun! Kalau sudah diberi waktu 120 tahun tidak mau bertobat, minta diberi waktu berapa tahun lagi?

 

Contoh yang lain, dosa yang pertama, ketika Adam dan Hawa melanggar perintah Tuhan untuk tidak makan buah dari pohon pengetahuan baik dan buruk, apakah Adam dan Hawa langsung jatuh mati begitu makan buah tersebut?

Tidak! Walaupun bagaimana bunyi hukum Tuhan tentang makan buah larangan itu?

Kejadian 2:17

‘tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.’

 

Padahal Tuhan sudah berkata, pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.”  Kenapa Adam dan Hawa tidak langsung mati? Bahkan menurut Alkitab Adam masih hidup sampai usia 930 tahun.

 

 

Contoh lain lagi. Bagaimana dengan Kain yang telah berbuat dosa membunuh Habel? Apakah dia langsung dibunuh Tuhan juga? Tidak!

Kejadian 4:15

Dan TUHAN berfirman kepadanya, ‘Oleh sebab itu barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat.’ Dan TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya jangan sampai ada yang menemukannya, lalu membunuhnya.

 

 

Tiga contoh di atas ini adalah bukti bahwa Tuhan Perjanjian Lama, sangat sabar, sama sabarnya dengan Tuhan Perjanjian Baru.

 

 

Sebaliknya sekarang, pernahkan Tuhan Perjanjian Baru membunuh orang di tempat karena berbuat dosa? Pernah!

Ingat cerita Ananias dan Safira? Silakan baca sendiri di Kisah pasal 5. Singkatnya Ananias dan Safira menjual tanah mereka dan mereka menyumbangkan hasil penjualannya kepada para rasul untuk menunjang pekerjaan Tuhan. Sebenarnya itu adalah pemberian sukarela, dan berapa pun yang mereka berikan tidak masalah. Masalahnya mereka berbohong. Mereka mengatakan bahwa mereka menyumbangkan seluruh hasil penjualannya. Begitu bodohnya mereka mengira bisa menipu Tuhan. Apa yang terjadi?

Kisah 5:4-5

4  Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu punyamu sendiri? Dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu hakmu? Mengapa engkau merencanakan hal ini dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.’ 5 Dan Ananias ketika mendengar kata-kata ini rebah dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal-hal itu.

 

Tiga jam kemudian, istri Ananias, Safira datang, tidak mengetahui suaminya sudah mati. Sewaktu ditanyai Petrus, Safira juga mengaku bahwa uang penjualan tanah itu disumbangkan seluruhnya.

Kisah 5:10

Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya keluar dan menguburnya di samping suaminya

 

Jadi apakah Tuhan Perjanjian Baru tidak segera membunuh orang yang berdosa? Membunuh juga!

 

Coba cek dengan sejarah. Tahun 70 AD tentara Roma datang dan menghancurkan Yerusalem dan Bait Sucinya dibakar. Kota itu dikepung sampai penduduknya tidak punya makanan, dan ada yang sampai makan anaknya sendiri. Peristiwa itu sungguh mengerikan. Ini hukuman dari Tuhan bagi orang Yahudi yang telah menyalibkan Yesus. Yesus disalibkan tahun 31AD, kurang dari 40 tahun kemudian Tuhan menjatuhkan hukuman kepada orang Yahudi.

Di zaman Nuh, Perjanjian Lama, Tuhan memberi manusia generasi itu waktu 120 tahun untuk bertobat. Tapi di Perjanjian Baru, Tuhan memberi mantan bangsa pilihanNya waktu kurang dari 40 tahun. Lho lamaan mana waktu yang diberikan Tuhan di Perjanjian Lama atau di Perjanjian Baru? Kalau melihat lamanya waktu, berarti lebih sabar Tuhan Perjanjian Lama, kan?

  

Berarti sama kan?

Ø    Tuhan Perjanjian Lama pernah tidak segera membunuh Adam dan Hawa pada waktu mereka berbuat dosa.

Ø    Tuhan Perjanjian Lama tidak segera membunuh Kain pada waktu Kain berdosa. Bahkan Alkitab tidak pernah mencatat bagaimana Kain mati.

Ø    Tuhan Perjanjian Lama juga pernah memberi manusia 120 tahun di zaman Nuh untuk bertobat.

Ø    Tuhan Perjanjian Baru, pernah langsung membunuh Ananias dan Safira di tempat pada waktu mereka berbohong.

Ø    Tuhan Perjanjian Baru menghancurkan dan membinasakan Yerusalem dan penduduknya dan Bait Sucinya kurang dari 40 tahun setelah orang Yahudi menyalibkan Yesus.

 

 

Sekarang, kita tiba pada pertanyaan yang lebih penting, mengapa ada kalanya Tuhan langsung membunuh orang berdosa dan ada kalanya tidak? Itu sama sekali tidak berkaitan dengan perubahan emosi Tuhan, hari ini marah-marah, lalu langsung membunuh siapa yang berdosa; lain kali pas lagi sabar, diampuni. Tidak!

 

Mari kita pahami dulu apa itu dosa dan apa kaitannya itu dengan kematian.

 

Roma 6:23

Sebab upah dosa ialah maut;

 

Ayat ini ada di Perjanjian Baru atau Perjanjian Lama? Perjanjian Baru, ini tulisan rasul Paulus!

Rasul Paulus menulis ayat ini sebelum atau sesudah Yesus kembali ke Surga? Sesudahnya, karena Saulus (atau kemudian dia memilih memakai nama Paulus), baru menjadi pengikut Yesus setelah Yesus kembali ke Surga!

Jadi, berarti SETELAH KEMATIAN YESUS PUN, UPAH DOSA TETAP MAUT, bukan?

Tetapi, yang banyak disalahpahami oleh orang Kristen adalah, “maut” yang dikatakan di sini bukanlah kematian kodrati sebagai keturunan Adam, melainkan ini adalah KEMATIAN YANG KEKAL.

Pada waktu Adam dan Hawa diperingatkan oleh Tuhan pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati” Tuhan tidak berbicara tentang kematian berpisahnya tubuh dari nafas hidup, melainkan Tuhan berbicara tentang KEMATIAN YANG KEKAL.

Karena itu Adam dan Hawa tidak langsung jatuh mati tidak bernyawa di taman Eden. Tetapi, KETIKA MEREKA BERBUAT DOSA, STATUS MEREKA YANG TADINYA BISA HIDUP TERUS, PADA SAAT ITU BERUBAH MENJADI ORANG-ORANG YANG BERADA DI BAWAH HUKUMAN KEMATIAN KEKAL. Itulah sebabnya Tuhan memberikan mereka janji seorang Penebus (Kejadian 3:15) supaya mereka bisa lolos dari kematian kekal itu.

 

 

Mengapa di Perjanjian Lama Tuhan memberikan hukuman mati bagi orang-orang yang melanggar perintahNya?

Karena pada waktu itu Tuhan mau membentuk bangsa pilihanNya. Untuk membentuk bangsa pilihanNya, Tuhan harus mengajar mereka bahwa TUHAN ITU KUDUS, oleh karena itu bangsa pilihanNya juga harus kudus, tidak boleh sama dengan bangsa-bangsa yang lain di sekitar mereka. Kalau kudus ya tidak boleh berbuat dosa.

Keluaran 19:5-6

5Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mau mematuhi suara-Ku dan memelihara Perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku di atas segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.  6Dan kamu akan menjadi  bagi-Ku sebuah kerajaan imam dan sebuah bangsa yang kudus.’  Inilah firman yang harus kausampaikan kepada orang Israel.’

 

Tuhan mau mendidik mereka bagaimana hidup kudus itu, yaitu dengan melakukan semua perintahNya, JIKA MEREKA MELANGGAR, MEREKA AKAN MATI. Jadi Tuhan mau mereka mengerti bahwa DOSA ITU MENGAKIBATKAN KEMATIAN KEKAL dengan memberi contoh kematian yang instan pada orang-orang yang berbuat dosa. Kematian fisik yang langsung mereka saksikan adalah contoh bahwa Tuhan tidak mentoleransi dosa.

 

Tetapi sebenarnya kematian fisik saja bukanlah hukuman dosa kita. Itu adalah kodrat yang kita warisi sebagai keturunan Adam. Semua manusia harus mati, apakah dia orang suci atau orang berdosa. Jadi kematian fisik bukanlah hukuman atas dosa yang kita buat. Itu adalah akibat dosa yang dibuat Adam. Kita tidak bisa menghindari kematian fisik ini walaupun kita hidup suci.

 

Karena itu janganlah kita beranggapan bahwa karena di zaman modern ini tidak ada manusia yang langsung jatuh mati pada waktu dia melanggar Hukum Tuhan (artinya pada waktu dia berbuat dosa), itu tidak berarti bahwa hukumannya sudah diperingan, atau Hukum Tuhan sudah dihapus sehingga tidak ada lagi pelanggaran. Itu hanya berarti bahwa Tuhan sudah tidak merasa perlu memberikan contoh soal lagi kepada manusia. Tapi percayalah,

 

UPAH DOSA TETAP MAUT

 

Dan “maut” yang dimaksud adalah KEMATIAN KEKAL. Ini pasti akan terjadi pada mereka yang mati dalam dosanya.

 

 

Pertanyaan berikutnya: Kematian Kekal itu apa?

Kematian kekal adalah kematian yang dialami Yesus di atas salib. Yesus mengalami kematian kekal kita, supaya kita tidak usah mengalaminya.

Ketika di atas salib Yesus berseru "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” [Matius 27:46], Dia mengalami kematian kekal. Karena pada waktu itu DOSA SELURUH DUNIA DARI ADAM HINGGA MANUSIA YANG TERAKHIR SEDANG DIPIKULNYA, Allah Bapa yang tidak bisa mentoleransi dosa, tidak bisa melihat Yesus. Selama hidupNya di dunia, setiap hari Yesus hidup bersama Allah Bapa, tetapi pada saat Yesus berada di atas salib menanggung dosa seluruh dunia, dosaku dan dosamu, Dia mengalami kematian yang kekal, terpisah dari Allah Bapa yang tidak bisa mentoleransi semua dosa itu. Jadi dosa itu memisahkan kita dari Allah. Jika manusia mati dalam dosanya, dia selamanya terpisah dari Allah.

 

Yesus sudah menjalani kematian kekal bagi kita, jadi kita sendiri tidak usah menjalaninya jika kita beriman kepada Yesus dan mengasihiNya. Karena jika tidak, maka kita harus menjalani KEMATIAN KEKAL itu sendiri.

Luar biasa bukan ajaran Tuhan kita? Mana ada ajaran lain yang seperti ini? Hanya di agama Kristen diajarkan bahwa Allah berinkarnasi menjadi manusia untuk mati menebus manusia dari hukuman dosanya. Mana ada ajaran lain yang menyatakan sedemikian besarnya kasih Allah kepada manusia?

 

Wahyu 20:14-15

14 Dan maut dan kubur dilemparkanlah ke dalam lautan api. Inilah kematian yang kedua. 15 Dan barangsiapa yang namanya tidak ditemukan tertulis di dalam Kitab Kehidupan itu,  dilemparkan ke dalam lautan api itu.

 

Kematian yang pertama itu bukan apa-apa, bagi umat Allah itu hanya tidur lelap hingga dibangkitkan saat kedatangan kedua Kristus.

Tapi kematian yang kedua atau kematian kekal, itu yang mengerikan. Bukan saja matinya terbakar api yang turun dari langit, yang membakarnya hingga habis menjadi debu, tetapi orang ini kehilangan kesempatan untuk melihat langit baru dan bumi baru, yang kekal abadi, di mana umat Allah yang setia bisa hidup untuk selama-lamanya.

 

Semoga kita tidak termasuk yang mengalami kematian kekal ini.

Amin.

 

 

 

 

 

29 12 14

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar