Rabu, 11 Oktober 2017

184. BENARKAH SABAT HANYA UNTUK ORANG YAHUDI MENURUT ULANGAN PASAL 5?

184. BENARKAH SABAT HANYA UNTUK ORANG YAHUDI

MENURUT ULANGAN PASAL 5?

___________________________________________________________________

 

Banyak orang Kristen berkata, perintah untuk memelihara hari Sabat itu hanya diberikan kepada orang Yahudi, karena berdasarkan apa yang tertulis di kitab Ulangan 5:15 jelas itu hanya diberikan kepada orang Yahudi.  Mari kita lihat Ulangan 5:15:

 

5:15         Dan ingatlah, bahwa engkau dahulu adalah budak di tanah Mesir, dan bahwa TUHAN, Allahmu membawamu keluar dari sana dengan tangan yang kuat dan lengan yang terulur; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau untuk memelihara hari Sabat.

 

Lebih parah lagi, ketika orang Advent yang memelihara hari Sabat ditanya tentang ayat tersebut di atas, banyak yang tidak bisa memberikan penjelasan yang memuaskan. Jadi sekarang aku ingin membantu teman-teman memberikan sedikit penjelasan.

 

Pertama, dari namanya saja Kitab “Ulangan”, kita sudah diberitahu bahwa ini adalah suatu pengulangan/repetisi dari apa yang sudah pernah disampaikan sebelumnya. Dalam Bahasa Inggris, kitab Ulangan disebut “Deutronomy”, atau tulisan yang kedua (deutro = dua).

Nah, kalau ada yang diulang, ada yang kedua, berarti pasti ada yang asli, atau yang pertama, bukan?

Nah, yang asli atau yang pertama diberikan di mana? Khusus tentang 10 Perintah Allah ini, yang asli atau yang pertama ada di Keluaran 20:1-17.

 

Mengapa ada pengulangan atau tulisan kedua? Apa tulisan yang pertama tidak berlaku lalu diperbarui? TIDAK.

Untuk melihat itu, kita harus kembali ke sejarah diberikannya 10 Perintah yang pertama kalinya.

Siapa yang memberikan? Tuhan sendiri. Tuhan sendiri yang mengucapkan ke-10 Perintah itu dengan suaraNya sendiri.

 

Keluaran 19:16-19

Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu pagi, ada guruh dan kilat dan awan tebal di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.  Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka di kaki gunung.  Sekarang Gunung Sinai ditutupi seluruhnya oleh asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari tungku api, dan seluruh gunung itu bergetar hebat. Dan ketika  bunyi sangkakala terdengar panjang dan kian lama kian keras, berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dengan suara.”

 

Keluaran 20:1

          Lalu Allah mengucapkan segala firman ini: ….

 

Kita lihat, bahwa di tengah guruh dan kilat, awan tebal dan asap api, getaran hebat dan bunyi sangkakala, Tuhan sendiri yang berfirman!

Suara siapa? Suara Tuhan sendiri.

 

Bagaimana mereka yang saat itu berkumpul di kaki gunung Sinai yang menyaksikan fenomena majestik ini? Kita baca kelanjutnya:

 

Keluaran 20:18-20

18 Dan seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, dan suara sangkakala, dan gunung berasap. Dan ketika bangsa itu melihatnya, mereka mundur  dan berdiri jauh-jauh. 19  Dan mereka berkata kepada Musa, ‘Bicaralah engkau dengan kami, dan kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah yang berbicara dengan kami, nanti kami mati.’ 20 Dan Musa berkata kepada bangsa itu, ‘Janganlah takut, sebab Allah datang untuk menguji kamu dan supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa.’

 

Bukan hanya itu. Setelah Tuhan mengucapkan ke-10 PerintahNya, maka Dia memberikan kepada Musa dua loh batu berisikan ke-10 Perintah yang merupakan Hukum Allah, dan istimewanya, itu ditulis oleh jari Allah sendiri!  Ini adalah satu-satunya dokumen yang pernah ditulis oleh Allah sendiri. Selain ini, tidak ada dokumen lain yang pernah ditulis oleh Allah sendiri.

 

Keluaran 24:12

DanTUHAN berfirman kepada Musa, ‘Naiklah menghadap Aku, ke atas gunung, dan beradalah di sana, dan Aku akan memberikan kepadamu loh-loh batu, dan suatu Hukum dan Perintah-perintah yang telah Kutuliskan, supaya boleh kauajarkan kepada mereka.’

 

Siapa yang menulis pada kedua loh batu itu? Tuhan sendiri.

Mengapa bukan Musa yang disuruh menulis?

Ini saja sudah memberikan gambaran kepada kita bahwa Hukum Allah, Perintah-perintah Allah khusus yang ditulisNya pada dua loh batu itu, statusnya lebih tinggi daripada Musa! Musa hanyalah seorang manusia yang fana. Tetapi Hukum Allah ini mewakili karakter Allah yang ilahi.  Musa adalah seorang manusia yang berdosa. Sedangkan Hukum Allah itu kudus. Karena itu, Musa tidak layak menulis Hukum Allah. Allah sendiri yang menulis HukumNya.

 

Pertanyaan yang harus kita renungkan benar-benar:

Jika Musa, hamba Allah yang diangkat sendiri oleh Allah, Musa nabi Allah, orang yang senantiasa patuh, Musa yang layak berada di dekat hadirat Allah, yang bisa langsung berbicara dengan Allah, Musa yang dengan kuasa Allah telah membuat mujizat-mujizat besar yang mengagumkan, Musa nabi besar yang ditugasi Allah untuk menulis tentang proses penciptaan dunia ratusan tahun sebelum zamannya sendiri, Musa ini saja dianggap Allah TIDAK LAYAK UNTUK MENULIS HUKUM ALLAH.  Tetapi ADA MANUSIA LAIN, SEBUAH SISTEM YANG BERANI MENGANGGAP DIRINYA BERHAK MENGUBAH HUKUM ALLAH DAN TELAH MENCOBA MENGUBAH HUKUM ALLAH! Apakah ini bukan namanya menghujat Allah?

 

Kita menyimpang sejenak karena ini penting sekali.

Lihat saja, Hukum Allah yang mengatakan hari ketujuh adalah Sabat Tuhan Allah ~ artinya hari ketujuh adalah hari perhentian bagi Tuhan Allah ~ tetapi sejak 17 abad yang lalu telah dipindahkan oleh sistem kepausan ke hari yang pertama. Seluruh dunia berhenti bekerja pada hari Minggu, kantor-kantor dan sekolah-sekolah tutup pada hari Minggu. Hari Minggu itu hari ke berapa? Hari pertama! Hari Ahad, hari Minggu, Sunday (day of the sun) itu hari pertama.

Dan sistem kepausan mengajarkan bahwa hari Sabat itu hari Minggu! Silakan mencari di internet, banyak sekali keterangan bahwa dari dulu hari Minggu itu hari pertama. Hari pertama bukan hari Senin. Coba kita ingat, Yesus bangkit pada hari apa? Hari Minggu, kan? Alkitab menyebutnya hari ke berapa? “Hari pertama” (Yohanes 20:1). Hari Minggu itu hari yang pertama, bukan hari ketujuh! Senin adalah hari kedua. Jadi hari ketujuh itu hari Sabtu, bukan hari Minggu.

Sabat itu hari Sabtu! Jadi Perintah Allah keempat menyuruh manusia berhenti bekerja pada hari Sabtu, bukan pada hari Minggu.  

Keluaran 20:10

tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.

 

Nah, siapa yang telah begitu berani mengganti hari perhentian Tuhan Allah dari hari ketujuh ke hari pertama? Kepausan! Menurut catatan sejarah melalui Konsili Laodekia tahun 336 AD, Kepausan memindahkan hari perhentian Tuhan Allah dari hari yang ketujuh ke hari yang pertama, dan itu dibukukan sebagai Canon Law XXIX, seperti ini:

Christians must not judaize by resting on the Sabbath, but must work on that day, rather honouring the Lord's Day; and, if they can, resting then as Christians. But if any shall be found to be judaizers, let them be anathema from Christ.” (Percival Translation).

“Orang-orang Kristen tidak boleh mempraktekkan yudaisme dengan berhenti bekerja pada hari sabat, tetapi harus bekerja pada hari itu, sebaliknya menghormati hari Tuhan (maksudnya hari Minggu); dan apabila mereka bisa, berhenti pada hari itu sebagai orang-orang Kristen. Tetapi siapa pun yang didapati mempraktekkan yudaisme, biarlah mereka dikucilkan (diekskomunikasi) dari Kristus.”

 

Jadi siapa yang mengubah waktu dan Hukum Allah?

Bukan Allah sendiri, karena Allah tidak pernah berubah.

Tapi kepausan, dan itu diresmikan oleh Konsili Laodekia tahun 336 AD. Manusia-manusia fana!

 

Apakah Tuhan tahu hal ini akan terjadi? Tuhan Mahatahu. Sekitar 6 abad sebelum Masehi, Tuhan sudah menyuruh Nabi Daniel menulis bahwa nanti apa yang dilambangkan oleh sebuah tanduk kecil, akan berani menentang Tuhan, mengucapkan kata-kata yang sombong yang menentang Tuhan, yang akan menganiaya umat Tuhan, dan akan berniat mengubah waktu dan hukum Tuhan.

 

Daniel 7:20, 24-25

20…dan tentang tanduk yang lain yang muncul dengan menjatuhkan tiga lainnya, yakni tanduk yang mempunyai mata dan yang mempunyai mulut yang mengucapkan kata-kata yang sombong, dan yang tampak lebih hebat daripada tanduk-tanduk yang lain…  24 … Sesudah mereka akan muncul seorang raja; dia akan berbeda dari raja-raja yang dahulu dan akan menaklukkan tiga raja. 25 Ia akan mengucapkan perkataan sombong yang menentang Yang Mahatinggi  dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, dan akan berniat (berpikir) untuk mengubah waktu dan hukum, dan orang-orang kudus akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa,  masa-masa dan setengah masa.

 

Lho kok di sini dikatakan baru “berniat/berpikir” untuk mengubah waktu dan Hukum, berarti kan belum berhasil?

Memang belum berhasil 100%, dan tidak akan pernah berhasil 100%, karena dalam setiap zaman Tuhan selalu memiliki umat yang setia kepada HukumNya. Tetapi kekuasaan ini sangat hebat, dan tidak pernah putus asa. Segala upaya tetap dan masih terus dilakukan hingga sekarang untuk mewujudkan targetnya, yaitu berhasil mengubah waktu dan Hukum Allah 100%.

Tapi apa kata Allah?

Allah sudah menyuruh Daniel menulis apa takdir si tanduk kecil itu di ayat berikutnya:

 

Daniel 7:26 

Tetapi Majelis Pengadilan akan duduk, dan mereka akan mencabut kekuasaan darinya untuk dimusnahkan dan dihancurkan selama-lamanya.

 

Majelis Pengadilan di mana yang akan bersidang ini? Majelis Pengadilan di Surga.

Dan kekuasaan yang hebat ini yang terus mencoba mengubah waktu dan Hukum Allah akan dicabut kekuasaannya, dan dimusnahkan dan dihancurkan selama-lamanya. Ngeri?

Makanya jangan ikut-ikut perubahan waktu dan Hukum Allah. Tetap setia saja kepada apa yang telah ditulis jari Allah sendiri dan yang diucapkan suara Allah sendiri, karena Allah itu kekal, maka Hukum Allah pun kekal selama-lamanya.

 

Kembali ke Ulangan 5:15.

Nah, jika kita baca Ulangan 5 mulai ayat 1, jelas di sana dikatakan:

 

5:1           Dan Musa memanggil seluruh Israel dan berkata kepada mereka, ‘Dengarlah, hai Israel, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan yang pada hari ini kuucapkan ke telingamu, supaya kamu boleh mempelajari mereka, dan memelihara dan melakukan mereka.

5:2           TUHAN, Allah kita, telah mengikat perjanjian dengan kita di Horeb.

5:3           TUHAN tidak mengikat perjanjian ini dengan nenek moyang kita, tetapi dengan kita, yaitu kita semua yang hari ini di sini, yang masih hidup.

5:4           TUHAN telah bicara dengan berhadapan muka dengan kamu di gunung dari  tengah-tengah api--

5:5           (aku pada waktu itu berdiri di antara TUHAN dan kamu, untuk memberitahukan firman TUHAN kepadamu, sebab kamu takut oleh karena apinya, dan tidak naik ke atas gunung) mengatakan,

 

Jadi, ini adalah kata-kata Musa, pesan Musa kepada orang-orang Israel. Setelah pesan singkatnya, Musa lalu mengulangi ke-10 Perintah Allah yang diucapkan dan ditulis oleh Allah sendiri, yang tertulis di Keluaran pasal 20:1-17.

 

Mengapa Musa harus mengulangi lagi semua perintah Allah? Mengapa orang Israel tidak disuruh membaca saja sendiri kedua loh batu yang ditulis jari Tuhan sendiri?

Karena kedua loh batu itu tersimpan dalam Tabut Perjanjian! Dan Tabut Perjanjian itu terletak di bilik Mahakudus dari kemah suci, dan hanya imam besar saja yang boleh masuk ke bilik Mahakudus tersebut. Ini terdapat di Keluaran pasal 40, dan juga Ulangan pasal 10.

 

Keluaran 40:20

Dan dia (Musa) mengambil dan meletakkan Kesaksian itu ke dalam tabut, dan memasang tongkat-tongkat pengusung pada tabut itu, dan meletakkan tutup pendamaian di atas tabut itu.

 

Ulangan 10:5

Lalu aku (Musa) berbalik, dan turun dari atas gunung, dan meletakkan loh-loh itu ke dalam tabut yang telah kubuat; dan di situlah mereka berada sekarang, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadaku.

 

Jadi, orang Israel tidak bisa membuka Tabut Perjanjian itu sesuka hati mereka kapan mereka mau untuk membaca kedua loh batu tulisan Tuhan. Itulah sebabnya Musa menulisnya ulang pada kulit supaya tulisan Musa itu yang bisa selalu dipelajari bangsa Israel. Dan tulisan Musa itulah yang disebut kitab Taurat.

 

Mulai ayat 6, Musa mengulangi ke-10 Perintah Allah:

Ulangan 5

5:6           Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.

5:7           Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.

5:8           Jangan membuat bagimu patung apa pun, atau yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.

5:9           Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa-bapa kepada anak-anak hingga keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,

5:10         dan menunjukkan kemurahan kepada beribu-ribu dari mereka yang mengasihi Aku dan yang memelihara Perintah-perintah-Ku.

5:11         Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.

5:12         Peliharalah hari Sabat untuk menguduskannya, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.

5:13         Enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,

5:14         tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; pada hari itu jangan melakukan pekerjaan apa pun, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang mana pun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan boleh berhenti seperti engkau juga.

 

 

Sampai di sini isinya sama dengan Keluaran 20:1-11.

Lalu tiba-tiba muncul ayat 15 yang tidak ada di Keluaran pasal 20.

 

5:15         Dan ingatlah, bahwa engkau dahulu adalah budak di tanah Mesir, dan bahwa TUHAN, Allahmu membawamu keluar dari sana dengan tangan yang kuat dan lengan yang terulur; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau untuk memelihara hari Sabat.

 

Kata-kata siapa ini yang ada di ayat 15? Kata-kata Tuhan atau kata-kata Musa?

KATA-KATA MUSA!

Jadi Musa mengulangi 4 perintah Allah yang pertama yang ditulis Tuhan pada loh batu, dan sebelum dia melanjutkan dengan perintah yang ke-5, Musa memberi komentarnya sendiri. Jadi ayat 15 itu BUKAN KATA-KATA TUHAN!  Itu pesan Musa khusus ditujukan kepada bangsa Israel yang akan masuk ke tanah Kana’an.  Musa mau menegaskan kepada mereka bahwa perintah untuk memelihara Sabat hari ketujuh itu datang dari Tuhan sendiri.  Tuhan yang mana? Tuhan yang dengan kuat kuasa telah membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir.

 

Mengapa Musa menambahkan kata-katanya sendiri di akhir perintah Allah yang keempat itu? Karena 4 perintah Allah yang pertama itu berkaitan dengan kewajiban umat Allah terhadap Allah langsung. Katakanlah, kewajiban yang vertikal.  Jadi Musa mau memastikan orang Israel paham mereka berhadapan dengan Tuhan yang telah menyelamatkan mereka dari perbudakan di Mesir.

Sedangkan 6 perintah Allah berikutnya, berkaitan dengan kewajiban umat Allah terhadap sesama manusia, atau kewajiban horizontal.

 

5:16         Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya umurmu diperpanjang, dan agar baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

5:17         Jangan membunuh.

5:18         Juga jangan berzinah.

5:19         Juga jangan mencuri.

5:20         Juga jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.

5:21         Juga jangan mengingini isteri sesamamu, dan jangan mengingini rumahnya, atau ladangnya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.

 

Ini isinya sama dengan yang ditulis Allah (Keluaran 20:12-17).

 

Jadi apakah pesan tambahan Musa di tengah-tengah 10 Perintah itu di antara Perintah ke-4 da Perintah ke-5, yang khusus ditujukan kepada bangsa Israel yang keluar dari Mesir, mengubah Hukum Allah yang keempat itu menjadi hanya berlaku bagi bangsa Israel yang keluar dari Mesir?

TIDAK. Karena generasi bangsa Israel yang keluar dari Mesir tidak ada yang masuk ke tanah Kana’an selain Yoshua dan Kaleb. Yang lain semuanya mati di padang gurun.  Generasi yang masuk ke tanah Kana’an adalah mereka yang lahir selama pengembaraan 40 tahun di padang gurun. Mereka ini tidak pernah mengalami perbudakan di Mesir. Apakah berarti mereka tidak memelihara hari Sabat karena pesan Musa hanya ditujukan mereka yang keluar dari Mesir yang pernah mengalami perbudakan? Tidak! Jelas mereka semua memelihara Sabat!

Bahkan Sabat itu terus dipelihara di zaman Hakim-hakim, di zaman raja Daud, dan setelah orang-orang Israel kembali dari penawanan Babilon dan berlangsung terus hingga zaman Yesus. 

 

Kita harus berpikiran logis. 10 Perintah Allah itu satu paket, mulai perintah pertama hingga perintah ke-10.

Tidak mungkin ada satu dari ke-10 perintah itu yang hanya berlaku untuk waktu yang terbatas dan bagi orang-orang yang terbatas. Jika 1 berlaku, ya semua ke-10nya berlaku. Jika 1 tidak berlaku, ya semua ke-10nya tidak berlaku.

 

Maka kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, apakah paket 10 Perintah itu masih berlaku? Adakah orang Kristen yang mengatakan 10 Perintah Allah itu tidak berlaku? Jelas MASIH BERLAKU.

Maka, jika 10 Perintah Allah itu berlaku, maka kesepuluh-sepuluhnya berlaku semua, termasuk Perintah ke-4 mengenai pemeliharaan Sabat hari ketujuh.

Dan istimewanya, Hukum Allah tentang pemeliharaan Sabat hari ketujuh ini sudah ada sejak Penciptaan dunia, ketika belum ada bangsa Israel, yang ada cuma Adam dan Hawa. Mari kita lihat apa kata Alkitab:

 

Kejadian 2:2-3

2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.”

 

Siapa yang berhenti dari pekerjaan mencipta? Allah.

Berarti hari ketujuh itu adalah hari perhentian siapa? Hari perhentian Allah! Karena itu di Keluaran 20:11 hari ketujuh itu disebut sebagai “HARI SABAT TUHAN ALLAHMU”. “Sabat” itu artinya berhenti bekerja.  Jadi bukan hari sabat orang Yahudi, tapi hari sabat Tuhan!

 

Maka untuk menghormati hari sabat Tuhan ini, manusia juga disuruh berhenti bekerja. Hari ketujuh itu adalah hari yang istmewa, hari yang spesial, mengapa? Karena “…Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya…”.  

Satu-satunya hari yang diberkati Allah di seluruh Alkitab adalah hari yang ketujuh ini, tidak ada hari yang lain. Boleh dicari dari halaman pertama hingga halaman terakhir.

Selain itu, hari yang ketujuh juga hari yang telah dikuduskan Allah. Artinya, hari ini dipisahkan dari enam hari yang lain dalam satu minggu. Hari ketujuh ini lain daripada semua hari yang lain. Enam hari yang lain namanya hari-hari kerja, hari-hari biasa, hari-hari sekuler. Tetapi hari yang ketujuh adalah hari yang kudus, memiliki nilai spiritual, karena itu adalah milik Allah.

 

Jadi, teman-teman, jangan kita terkecoh tipu daya Setan.

Setan tidak bisa menipu manusia supaya menyembah dia terang-terangan. Zaman sekarang hanya orang-orang gila yang sengaja mau menyembah Setan. Semua orang ingin menyembah Tuhan.  Karena itu Setan licik. Dia membuat manusia sengaja melanggar satu saja dari Hukum Allah, yaitu Hukum tentang hari Sabat. Manusia tidak merasa telah melanggar Hukum itu, karena manusia menganggap hari Sabat itu hari Minggu, atau hari Sabat itu boleh hari apa saja asal satu kali dalam seminggu mereka beribadah. Tapi itu salah. Dan melanggar Hukum Tuhan itu namanya dosa.

 

1 Yohanes 3:4

Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.

 

Jadi Setan itu licik. Banyak orang tidak merasa telah berbuat dosa padahal dia berbuat dosa. Dan dosa yang tidak kita sesali, dosa yang tidak kita tobati, yang tidak kita mintakan pengampunan Tuhan, itu menjadi tanggungan kita sendiri!  Apa kata Alkitab tentang ganjaran dosa?

 

Roma 6:23

Sebab upah dosa ialah maut…

 

Jadi sementara kita mengira kita sudah selamat, ternyata sebenarnya kita sedang memikul banyak dosa. Setiap Sabat Tuhan yang tidak kita pelihara, itu dosa. Tinggal menghitung saja sudah berapa jumlah dosa kita.

 

Teman-teman, hari Sabat bukan sembarang hari. Hari Sabat sudah ditentukan oleh Tuhan sendiri, yaitu setiap hari yang ketujuh dari satu minggu. 24 jam lamanya, dari matahari terbenam Jumat hingga matahari terbenam Sabtu.  Dan seluruh 24 jam itu adalah milik Tuhan, bukan milik kita. Karena itu 24 jam itu tidak boleh kita pakai untuk kepentingan kita sendiri, tetapi itu harus kita pakai untuk kemuliaan Tuhan.

 

Jangan izinkan kita termakan tipu muslihat Setan.

Jika kita mengaku pengikut Kristus, maka Alkitab haruslah menjadi satu-satunya pedoman kita, sola scriptura.

Apakah berarti kita tidak boleh membaca buku ro1414hani lain? Boleh. Tapi harus hati-hati. Betapa pun bagus isinya, betapa pun terkenalnya si penulis,  bila isinya tidak sama dengan isi Alkitab, maka itu menjerumuskan. Jadi paling aman kita harus tahu betul apa kata Alkitab dulu supaya kita bisa tahu bila ada ajaran yang bertentangan dengan ajaran Alkitab.

 

Satu lagi penipuan Setan ialah mengatakan orang awam tidak bisa belajar Alkitab sendiri, harus diterangkan oleh gereja. Itu tidak benar. Itulah yang mengakibatkan di zaman Abad Pertengahan gereja menjadi mahakuasa sampai berani membunuh semua orang yang tidak sepaham dengannya. Jangan membuat gereja menjadi pengganti Tuhan.

 

Menjelang kembalinya Yesus ke Surga, Dia mengatakan bahwa Bapa akan mengirim Penghibur yaitu Roh Kudus.

Yohanes 14:26

tetapi Penghibur itu, yaitu Roh Kudus, yang akan dikirim oleh Bapa dalam nama-Ku,  Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu, dan akan mengingatkan kamu akan semuanya, apa pun yang telah Kukatakan kepadamu.

 

Perhatikan, Penghibur yang akan mengajarkan segala sesuatu kepada kita itu Roh Kudus, BUKAN GEREJA! Bukan pimpinan gereja, bukan tokoh-tokoh agama, tapi Roh Kudus!  Roh Kudus-lah yang akan menggantikan Yesus mengajar semua manusia. Vicarius Filii Dei adalah Roh Kudus. Vicarius Christi adalah Roh Kudus, bukan manusia fana. Jelas ditulis demikian di Alkitab. Bukan menurut aku.

Tuhan memberikan hikmat kepada siapa saja yang mencari kebenaran dengan tulus. Jika kita mengetuk, maka pintu akan dibukakan. Jika kita mencari, kita akan menemukan. Tuhan ingin kita semua selamat. Jangan bergantung pada manusia. Roh Kudus sendiri yang akan menjelaskan semua artinya kepada kita. Itu janji Tuhan. Dan penjelasan Roh Kudus tidak pernah salah. Yang penting awali sesi belajar kita dengan doa yang tulus kepada Tuhan, minta bimbingan dan penjelasanNya. Lalu akhiri dengan doa terima kasih agar penjelasan itu boleh menyerap ke hati kita dan boleh kita ingat dan kita lakukan.

 

Semoga kita yakin bahwa tidak ada Hukum Allah yang boleh diganti, digeser, diperbarui atau direvisi oleh manusia. Dan jika kita tidak mematuhi Hukum Allah yang asli, sesuai yang dikatakan dan ditulis oleh Allah sendiri, maka kita telah berbuat dosa. Dan yang rugi adalah kita sendiri.

 

 

 

 

 

 

11 10 2017