Minggu, 29 Juni 2014

135. ROMA 6:14 ~ DOSA TIDAK AKAN PUNYA KUASA ATAS DIRI KITA

135. ROMA 6:14

DOSA TIDAK AKAN PUNYA KUASA ATAS DIRI KITA

___________________________________________________________


Sebagai orang Kristen tentunya kita semua mengenal apa itu Hukum Tuhan. Tuhan memberikan banyak hukum atau peraturan kepada manusia, dan yang paling kita kenal adalah 10 Perintah Tuhan, atau 10 Perintah Allah, atau ada yang menyebutnya 10 Hukum Tuhan atau dalam bahasa Inggrisnya,  God’s Law atau the Ten Commandments. Mungkin kalau kita mendengar the Ten Commandments yang kita ingat hanya film Hollywood yang kolosal itu. Tapi sebenarnya ada yang lebih penting daripada film itu, yaitu bahwa masa depan kita dikendalikan juga oleh the Ten Commandments ini.

 

Tidak ada manusia yang suka dikekang. Semua manusia kalau bisa ingin hidup bebas menurut kesukaannya sendiri, baik fisik, mental, maupun spiritual. Itulah mengapa ada peribahasa yang mengatakan “Peraturan diciptakan untuk dilanggar”.

Karena itu di tahun 60-an, di Amerika muncullah golongan manusia yang menyebut diri mereka “hippy”. Mereka ini tidak mau dikekang lagi oleh tata sosial budaya masyarakat. Mereka mau hidup sesuka mereka, berpakaian sesuka mereka, berbuat sesuka mereka, karena mereka berkata, “Saya adalah tuan atas hidup saya sendiri, dan saya tidak mau tunduk kepada peraturan orang lain!” Jadi, jika sebelum itu, orang-orang di Amerika jika keluar rumah mengenakan pakaian yang pantas sesuai kondisi di sana, pakaian yang bersih, yang laki-laki dengan jas lengkap, dengan rambut yang disisir rapi, yang perempuan mengenakan pakaian yang rapi, bersepatu, layaknya orang yang berada di tempat umum, maka lahirnya kelompok “hippy” yang anti segala macam peraturan itu membuat banyak orang turun ke jalan hanya dengan pakaian kaos kutang, bersandal japit, rambut yang tidak disisir, mungkin sudah dua minggu tidak mandi, baju yang tidak dicuci, amburadul tidak keruan. Penampilan bambung menjadi trend. Begitu antinya manusia terhadap peraturan yang dirasakan mengekang kebebasannya sehingga mereka memberontak seperti itu.

 

Hal yang sama terjadi pada  banyak orang Kristen, yang tidak suka merasa terkekang oleh peraturan-peraturan Tuhan. Karena itu mereka berusaha mencari setiap celah untuk membenarkan argumentasi mereka bahwa Hukum Tuhan sudah tidak ada lagi sejak Yesus mati di salib.  Dan mereka paling suka memakai ayat-ayat yang ditulis Paulus sebagai dasar argumentasi mereka.

Dan layaknya orang yang mencari celah, mereka selalu berhasil menemukan celah-celah itu. Padahal sebenarnya semua itu sebagian disebabkan kesalahan pemahaman mereka, dan sebagian disebabkan karena keterbatasan penerjemahan Alkitab.

 

Hari ini kita akan membahas:

Roma 6:14

Sebab dosa tidak akan punya kuasa atas dirimu, karena kamu tidak di bawah Hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.

 

Pertama, perlu disamakan dulu persepsi kita. “Hukum Taurat” adalah lima kitab pertama dalam Perjanjian Lama yang ditulis oleh Musa. Ini disebut juga “Kitab Taurat Musa”, yaitu: Kejadian – Keluaran – Imamat – Bilangan – Ulangan.

Kita sudah pernah membahas ini panjang lebar, jadi di sini hanya diulang sepintas saja. Apa yang ada di dalam Kitab Taurat Musa ini?

v   Salinan 10 Perintah Tuhan = Salinan the Ten Commandments.

Yang asli, yang ditulis oleh jari Tuhan pada dua tablet batu, disimpan di dalam Tabut Perjanjian yang tidak boleh disentuh oleh umat Israel. Musa kemudian menyalin ke 10 Perintah Tuhan itu dalam Kitab Taurat supaya bisa diakses dan dibacakan kepada umat Israel.

v   Segala tataupacara ka’abah, kurban, persembahan kurban. 

yang ini semuanya sudah digenapi oleh Kristus ketika Dia yang dikurbankan sebagai Domba Allah di atas salib. Bagian ini tadinya adalah lambang pekerjaan penebusan Kristus. Begitu yang Asli (Kristus) menggenapinya, berakhirlah fungsi lambang tersebut. Peraturannya tidak dihapus, tetapi fungsi segala upacara tersebut sudah berakhir sehingga tidak perlu dilakukan lagi.

v   Peraturan-peraturan sosial, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain. 

Bagian yang berkaitan dengan tata pemerintahan theokrasi Israel berakhir setelah bangsa Israel tidak lagi langsung di bawah pemerintahan Tuhan, dan sebagian yang lain (kesehatan, prinsip-prinsip ekonomi) yang bersifat universal tetap berlaku.

 

Jadi, yang penting kita ketahui dan ingat adalah, di dalam Kitab Taurat Musa ini terdapat salinan 10 Perintah Tuhan (10 Commandments) yang aslinya ditulis oleh jari Tuhan pada dua tablet batu dan yang disimpan dalam Tabut Perjanjian.

 

Kembali ke Roma 6:14.

Banyak dari kita yang membaca ayat di atas tidak membaca seluruh konteks perikopnya, tetapi mengambil bagian yang paling menarik bagi kita yang bisa membebaskan kita dari Hukum Taurat, atau segala peraturan yang sudah diberikan Tuhan dan dicatat oleh Musa.

 

Membaca Roma 6:14, mata kita langsung menangkap: “Oh, kita tidak berada di bawah Hukum Taurat! Berarti Hukum Taurat itu sudah dihapus. Kita sudah tidak usah tunduk kepada Hukum Tuhan lagi.” Wah, senengnya luar biasa. Jadi orang Kristen itu boleh berbuat apa saja, boleh makan apa saja, boleh beribadah kapan saja. Dan itulah yang dilakukan mayoritas orang Kristen.

KECELE kita. Sama sekali Paulus tidak menulis begitu. Kita saja yang saking inginnya terbebas dari segala peraturan Tuhan, yang menarik kesimpulan yang salah itu.

 

 

HUKUM TUHAN TIDAK PERNAH LENYAP. Mari kita lihat apa kata Yesus sendiri:

 

Matius 5:17-19

17          Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan kitab Hukum atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

18          Karena sesungguhnya Aku berkata kepadamu: ‘Sampai lenyap langit dan bumi  satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Taurat, sampai semuanya digenapi.

19          Karena itu, siapa yang melanggar salah satu Perintah yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan disebut yang paling hina oleh Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang akan melakukan dan mengajarkan mereka, ia akan disebut besar oleh Kerajaan Sorga.

 

 

 Ayo kita bahas satu-per-satu 3 ayat di Matius pasal 5 ini:

a.   Ayat 17.

di sana Yesus dengan jelas menegaskan bahwa Dia tidak datang untuk meniadakan kitab Hukum Taurat (= kitab-kitab yang ditulis oleh Musa) dan kitab para nabi (= semua kitab yang ditulis nabi-nabi yang lain) dengan demikian berarti SELURUH KITAB PERJANJIAN LAMA, karena di zaman Yesus belum ada kitab Perjanjian Baru. Jadi jika kita beranggapan bahwa Kitab Perjanjian Lama sudah kuno, sudah tidak berlaku, sudah kadaluwarsa, itu tidak benar! Yesus berkata semua tulisan Perjanjian Lama itu tetap berlaku, karena Dia tidak datang untuk meniadakannya.

 

Masih ayat 17, Yesus mengatakan Dia datang untuk menggenapinya. Ini sudah kita bahas di atas. Yesus Sang Domba Allah yang mengangkat dosa seluruh dunia, Dialah yang dikurbankan sebagai pengganti manusia yang berdosa, yang sebelumnya dilambangkan oleh hewan-hewan kurban (sapi, domba, kambing, merpati). Semua hewan yang disembelih di Bait Suci itu melambangkan Kristus. Karena itu setelah Kristus sendiri datang dan dipersembahkan di salib sebagai kurban untuk dosa manusia, tergenapilah upacara kurban binatang yang melambangkan Kristus. Dan itu oleh Tuhan diberikan tanda yang sangat jelas yaitu dengan robeknya tirai Bait Suci dari atas ke bawah. Tirai itu sangat tebal, dan pada saat Yesus berkata “Sudah selesai” di atas salib, tirai itu robek bukan oleh tangan manusia. Jadi sejak itu, sudah tidak perlu lagi ada binatang yang dipersembahkan sebagai kurban dosa, karena Domba Allah yang sejati sudah menggenapinya.

 

b.   Ayat 18.

di sini ada kesalahan penerjemahan. Kata ἕως [heōs] mempunyai beberapa arti, di antaranya: till, even, as far, to, while. Alkitab bahasa Indonesia LAI menerjemahkannya “sebelum” sehingga mengaburkan maknanya, karena jika diterjemahkan “sebelum”, berarti “sesudah”nya berbeda, bukan?  Karena itu, ayat 18, terjemahannya yang tepat adalah:

Karena sesungguhnya Aku berkata kepadamu: ‘Sampai lenyap langit dan bumi  satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Taurat, sampai semuanya digenapi

 

Bisa dilihat bedanya? Berarti sampai langit dan bumi ini sudah lenyap pun, Hukum Taurat itu masih tetap utuh! Berarti pada saat ini, sekarang ini, Hukum Taurat itu masih ada tidak? Langit dan bumi kita ini masih ada sekarang. Yesus berkata, sampai langit dan bumi kita ini lenyap pun, Hukum Taurat itu masih ada! Berarti setelah langit dan bumi kita ini lenyap, Hukum Taurat itu masih ada!

Jadi YESUS MENEGASKAN BAHWA HUKUM TAURAT ITU SELAMANYA TETAP ADA, SEPANJANG UMUR KITA, SEPANJANG UMUR DUNIA INI, HUKUM TAURAT ITU TETAP ADA, tidak ada yang dikurangi, tidak ada satu titik pun yang dihapus dari sana. Yesus sampai perlu menandaskannya lagi karena Dia tahu bahwa semakin lama, manusia akan membuat semakin banyak alasan untuk menyingkirkan Hukum Taurat itu. Mengapa kita manusia begitu getol berusaha untuk menyingkirkan Hukum Taurat dari hidup kita? Karena kita mendengarkan bisikan Setan yang selalu ingin menyeret kita ke dalam dosa, supaya kita binasa.

 

c.    Ayat 19.

Nah, di sini ada lagi suatu kesalahan kecil dalam penerjemahan tetapi akibatnya cukup menyesatkan. Marilah kita baca lagi bagian yang pertama ayat 19 ini menurut versi LAI:

“… siapa yang meniadakan salah satu perintah Hukum Taurat sekali pun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga…”

Wah, KALAU BEGITU KAN MASIH MASUK SURGA! Tidak apa menduduki tempat yang paling rendah, yang penting ada di Surga, begitu kata banyak orang Kristen.

 

Kesalahan ini lebih mudah terdeteksi jika kita lihat terjemahkan KJV:

“Whosoever therefore shall break one of these least commandments, and shall teach men so, he shall be called the least   IN   the kingdom of heaven…” 

 

KJV juga salah menerjemahkannya. Tulisan asli yang diterjemahkan “in” oleh KJV  adalah ἐν [en] kata ini adalah kata depan (preposisi) dan menurut Strong’s Dictionary mempunyai banyak arti, di antaranya:

in, at, on, upon, by, about, after, among, between, etc.

Penerjemah KJV memilih “in” dan LAI mengikuti menerjemahkannya “di dalam”.

Seharusnya kata depan ἐν [en]  di sini diterjemahkan  “by” atau “oleh” dan bukan “in” atau “di dalam”.

 

Dan bukan hanya itu, LAI bahkan membuat kesalahan yang kedua dalam menerjemahkan ayat ini. Kata  καλέω [kaleō] yang artinya: to call, to bid, yang berarti “disebut/dipanggil” atau “menyebut/memanggil”, diterjemahkan “menduduki tempat” sehingga sama sekali menyimpang.

Jadi terjemahan ayat 19 yang tepat adalah:

Karena itu, siapa yang melanggar salah satu Perintah yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan disebut yang paling hina oleh Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang akan melakukan dan mengajarkan mereka, ia akan disebut besar oleh Kerajaan Sorga.

 

Jadi, ada perbedaan yang sangat signifikan dalam makna “menduduki tempat yang rendah di dalam kerajaan Surga” dengan “disebut yang paling hina oleh Kerajaan Surga”. Kalau yang pertama masih masuk Surga walaupun mendapatkan tempat yang rendah, tetapi yang kedua, SUDAH TIDAK LAGI MASUK SURGA, KARENA SUDAH DISEBUT/DINYATAKAN SEBAGAI [MANUSIA YANG] PALING HINA OLEH KERAJAAN SURGA!  Kalau Surga sudah menyebut seseorang itu paling hina itu jelas penilaian yang buruk dan orang itu tidak lulus masuk Surga. Percayalah, di Surga semuanya harus kudus, karena itu tempat Tuhan, tidak ada yang najis, yang yang kotor, yang hina, bisa masuk ke sana.

 

Jadi kita sekarang sudah mempunyai pemahaman yang benar tentang Matius 5:17-19. 

 

Marilah kita kembali ke Roma 6:14 yang kita bahas.

 Roma 6:14

Sebab dosa tidak akan punya kuasa atas dirimu, karena kamu tidak di bawah Hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.

 

Mereka yang berharap ayat itu mengatakan Hukum Taurat sudah dihapus harus kecewa. Karena Yesus sendiri di Matius 5:17-19 sudah mengatakan bahwa Hukum Taurat itu tidak pernah dihapus. Hukum Taurat itu TETAP BERLAKU SEUMUR HIDUP KITA, BAHKAN SEUMUR HIDUP DUNIA INI.

Jadi apa yang dimaksudkan Paulus dengan ayat itu? Mengapa tulisan Paulus bertentangan dengan pesan Yesus?

 

Sebenarnya kalimat itu tidak membingungkan, dan hanya orang-orang yang sangat ingin melepaskan diri dari mematuhi Hukum Taurat itulah yang bisa salah paham, karena mereka sendiri sudah punya pendapat, lalu ayat Alkitab dipaksakan mendukung pendapat mereka sendiri.

 

Coba kita penggal ayat ini menjadi dua bagian:

1.     Sebab dosa tidak akan punya kuasa atas dirimu,

2.     karena kamu tidak di bawah Hukum Taurat,

3.     tetapi di bawah kasih karunia.

 

dosa tidak akan punya kuasa atas dirimu”

Kalau “dosa punya kuasa atas dirimu” itu artinya dosa yang memiliki kamu, kamu menjadi hak miliknya, kamu sudah menjadi kepunyaannya, kamu menjadi budaknya, kamu harus menurut apa katanya.

Maka sekarang “dosa tidak akan punya kuasa atas dirimu” artinya kamu akan terbebas dari kuasa dosa. Kamu nanti bukan lagi budak dosa.

 

Nah, karena di sini ada kata “akan”, itu berarti kapan? Masih belum terjadi, tapi akan terjadi, kan? Jadi poin 1 di atas itu belum terjadi, masih akan terjadi. Jadi pada suatu saat di masa depan, kita akan terbebas dari kuasa dosa.

 

 

“karena kamu tidak di bawah Hukum Taurat”,

Poin 2, itu bicara tentang kapan? Bicara tentang waktu sekarang. Bahasa Inggrisnya dalam Present tense. Jelas. Berarti sekarang ini kita tidak di bawah Hukum Taurat.

Kok bisa begitu?

 

“tetapi di bawah kasih karunia”

Ternyata kita terlepas dari Hukum Taurat karena kita di bawah kasih karunia. Berarti kasih karunia Tuhan telah membebaskan kita dari hukuman (penalty) Hukum Taurat.

 

Berarti, tadinya sebelum kita di bawah kasih karunia, kita di bawah Hukum Taurat.

Pada waktu di bawah Hukum Taurat, dosa punya kuasa atas kita. Kita milik dosa.

Tetapi setelah kita di bawah kasih karunia, kita tidak lagi di bawah Hukum Taurat, maka pada waktu itu  dosa tidak akan punya kuasa atas kita. Kita bukan lagi milik dosa.

Kuncinya di sini “di bawah kasih karunia”, karena itu yang membuat “dosa tidak akan punya kuasa” lagi.

Berarti yang harus kita kejar dulu itu yang mana? Status DI BAWAH KASIH KARUNIA!    

Karena setelah itu, baru DOSA TIDAK AKAN PUNYA KUASA ATAS KITA.

Jika kita belum di bawah kasih karunia, dosa tetap punya kuasa atas kita, kita tetap menjadi hak milik dosa. Ngeri loh kalau kita mejadi hak milik dosa.

 

 

Apa maksudnya kita di bawah kasih karunia?

Artinya kita sudah dibenarkan oleh Kristus. Kita sudah diselamatkan.

Semua orang Kristen sudah tahu ayat ini.

Efesus 2:8

Karena oleh kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman, dan itu bukan karena usaha kamu, itu adalah pemberian Allah,

 

Jadi di bawah kasih karunia artinya kita sudah diselamatkan, itu murni pemberian Allah, yang kita terima melalui iman.

 

Nah, Roma 6:14 berkata, kalau kita sudah di bawah kasih karunia, DOSA tidak akan punya kuasa atas diri kita.

Karena apa?

KARENA KUASA KASIH KARUNIA ITU LEBIH BESAR DARIPADA KUASA DOSA!

ü    Pertama dosa-dosa kita yang lama (sebelum kita kenal kasih karunia) itu dihapus.

Ini yang nama kerennya JUSTIFICATION = PEMBENARAN.

Dalam bahasa Inggrisnya disebut “Imputed righteousness” = kebenaran yang diperhitungkan.

 

ü    dan setelah itu kita diberi kemampuan oleh kasih karunia ini untuk tidak berbuat dosa lagi, untuk kuat melawan kecenderungan berbuat dosa.

Ini nama kerennya SANCTIFICATION = PROSES PENGUDUSAN.

Dalam bahasa Inggris disebut “Imparted righteousness”.= kebenaran yang dimampukan.

Luar biasa kasih karunia itu!

 

Siapa pemilik kasih karunia? Tuhan!

Siapa pemilik dosa? Setan.

Ya pasti kalah kan Setan sama Tuhan?

 

 

Jika kita menerima kasih karunia dengan iman

dalam hidup kita

(JUSTIFICATION = IMPUTED RIGHTEOUSNESS),

maka setiap hari Tuhan akan mengalahkan kuasa Setan dalam diri kita

(SANCTIFICATION = IMPARTED RIGHTEOUSNESS)

 

 

Jika kita mempelajari kitab Roma kita akan mendapatkan penjelasan panjang lebar, bahwa:

Ø    Hukum Taurat itu tidak bisa menghapus dosa.

Ø    Hukum Taurat hanya menunjukkan apa saja dosa kita, seperti cermin.

Ø    Hukum Taurat itu yang menghakimi kita, dia yang mendakwa kita,

ü   Hayo, kamu sudah lupa memelihara Sabat!

ü   Hayo, kamu sudah sembarangan menyebut nama Allah!

ü   Hayo, kamu sudah kurangajar sama orangtuamu!

ü   Hayo, kamu sudah mencuri!

ü   Hayo, kamu sudah berzinah!

ü   Hayo, kamu sudah makan dan minum yang dilarang Tuhan!

ü   Hayo, kamu tidak memberi makan orang yang kelaparan!

ü   dlsb.

 

Ø    Maka di bawah Hukum Taurat, dosa punya kuasa atas kita.

Karena Hukum Taurat menunjukkan semua dosa kita, maka dosa punya kuasa atas kita. Ingat “upah dosa ialah maut” (Roma 6:23)? Kalau kita berbuat dosa, Hukum Taurat punya kuasa menghukum kita.

Semakin banyak dosa yang kita buat, semakin gencar Hukum Taurat itu mendakwa kita, semakin besar kuasa dosa mencengkeram kita.

 

Ø    Tetapi bagaimana kalau kita TIDAK bikin dosa?..

Kalau kita tidak melanggar Hukum Taurat bisakah Hukum Taurat itu menghakimi kita? Tidak! Hukum Tauratnya jadi tidak bertaring. Dosa tidak punya kuasa atas kita, tidak bisa menangkap kita.

Sama seperti polisi lalu lintas. Jika kita tidak melanggar marka jalan, jika kita tidak menyerobot lampu merah, jika kita tidak berbuat apa-apa yang melanggar peraturan lalulintas, biar pun ada 10 polisi yang berjaga di sana, polisi-polisi itu tidak bisa berbuat apa-apa kepada kita, betul? Tetapi kalau kita melanggar peraturan lalulintas, baru polisi itu punya kuasa menghukum pelanggaran kita.

 

Jadi ayat ini mengajar kita untuk apa?

Apakah ayat ini mengatakan bahwa kalau kita sudah di bawah kasih karunia kita tidak usah lagi mematuhi Hukum Taurat? TIDAK!

Justru kalau kita sudah di bawah kasih karunia, kita harus mematuhi Hukum Taurat, supaya kita tidak berbuat dosa, supaya dosa tidak punya kuasa atas kita, dan kita tetap di bawah kasih karunia.

 

Nah, supaya lebih jelas, Paulus melanjutkan di ayat 15-18:

 

Roma 6:15-18

6:15       Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak di bawah Hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!

 

6:16        Apakah kamu tidak tahu, kepada siapa kamu menyerahkan dirimu sebagai hamba yang patuh, kamu menjadi hamba orang yang kamu patuhi ituentah itu dalam hal dosa yang membawa kamu kepada kematian, atau dalam hal  kepatuhan yang membawa kamu kepada kebenaran?

 

6:17       Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah disampaikan kepadamu.

 

6:18       Setelah kamu dimerdekakan dari dosa, kamu menjadi hamba kebenaran.

 

 

KESIMPULAN

Apakah Hukum Tuhan masih ada? MASIH!

Apakah Hukum Tuhan tetap berlaku dan mengikat?

Jelas iya! SEMUA HUKUM TUHAN ITU MENGIKAT DAN BERLAKU.

 

Pertanyaan: Bagaimana kalau kita suatu kali jatuh dalam dosa? Apakah dosa lalu punya kuasa atas kita lagi? Apakah kita kehilangan status selamat kita dan kita kembali berada di bawah kuasa dosa?

Nah, ini keuntungannya kalau kita sudah di bawah kasih karunia.

Jika kita datang kepada Tuhan dengan penyesalan dan pertobatan, dan kita minta ampun untuk dosa kita, maka Tuhan akan mengampuninya, dan kita tidak kembali menjadi milik dosa.

 

1 Yohanes 1:9

Jika kita mengaku dosa kita, Ia setia dan adil untuk mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

 

Proses Sanctification/Pengudusan itu berjalan setiap hari dari pertama kita menerima Kristus sebagai Juruselamat, hingga hari kita mati.

Layaknya orang belajar naik sepeda. Di awal-awal ya terseok-seok, jatuh, baret-baret. Tapi kalau setiap hari dilatih, ya dari hari ke hari menjadi lebih stabil, lebih bisa mengendalikan, lebih terampil. Masa setelah 5 tahun naik sepeda masih terseok-seok? Pasti tidak. Harus ada kemajuan. Dan sekali kita bisa naik sepeda, keahlian itu tidak akan pernah hilang. Walaupun sudah bertahun-tahun tidak naik sepeda, begitu kita duduk lagi di atas sepeda, itu akan seperti kita tidak pernah berhenti bersepeda. Begitu juga seharusnya kehidupan kita sebagai orang Kristen. Setiap hari selangkah lebih maju, lebih baik, lebih bisa menolak bujuk rayu dosa, lebih dekat kepada Tuhan. Maka pada akhir perjalanan kita, kita akan berseru, “Tuhanku datang, aku sudah lama menunggu!”

 

 

 

27 06 14