135. ROMA 6:14
DOSA TIDAK AKAN
PUNYA KUASA ATAS DIRI KITA
___________________________________________________________
Sebagai orang Kristen tentunya kita semua mengenal apa itu Hukum Tuhan. Tuhan memberikan banyak hukum atau peraturan kepada manusia, dan yang paling kita kenal adalah 10 Perintah Tuhan, atau 10 Perintah Allah, atau ada yang menyebutnya 10 Hukum Tuhan atau dalam bahasa Inggrisnya, God’s Law atau the Ten Commandments. Mungkin kalau kita mendengar the Ten Commandments yang kita ingat hanya film Hollywood yang kolosal itu. Tapi sebenarnya ada yang lebih penting daripada film itu, yaitu bahwa masa depan kita dikendalikan juga oleh the Ten Commandments ini.
Tidak ada manusia yang suka
dikekang. Semua manusia kalau bisa ingin hidup bebas menurut kesukaannya
sendiri, baik fisik, mental, maupun spiritual. Itulah mengapa ada peribahasa
yang mengatakan “Peraturan diciptakan untuk dilanggar”.
Karena itu di tahun 60-an, di
Amerika muncullah golongan manusia yang menyebut diri mereka “hippy”. Mereka
ini tidak mau dikekang lagi oleh tata sosial budaya masyarakat. Mereka mau
hidup sesuka mereka, berpakaian sesuka mereka, berbuat sesuka mereka, karena
mereka berkata, “Saya adalah tuan atas hidup saya sendiri, dan saya tidak mau
tunduk kepada peraturan orang lain!” Jadi, jika sebelum itu, orang-orang di
Amerika jika keluar rumah mengenakan pakaian yang pantas sesuai kondisi di
sana, pakaian yang bersih, yang laki-laki dengan jas lengkap, dengan rambut
yang disisir rapi, yang perempuan mengenakan pakaian yang rapi, bersepatu,
layaknya orang yang berada di tempat umum, maka lahirnya kelompok “hippy” yang
anti segala macam peraturan itu membuat banyak orang turun ke jalan hanya
dengan pakaian kaos kutang, bersandal japit, rambut yang tidak disisir, mungkin
sudah dua minggu tidak mandi, baju yang tidak dicuci, amburadul tidak keruan.
Penampilan bambung menjadi trend. Begitu antinya manusia terhadap peraturan
yang dirasakan mengekang kebebasannya sehingga mereka memberontak seperti itu.
Hal yang sama terjadi pada banyak orang Kristen, yang tidak suka merasa
terkekang oleh peraturan-peraturan Tuhan. Karena itu
mereka berusaha mencari setiap celah untuk membenarkan argumentasi mereka
bahwa Hukum Tuhan sudah tidak ada lagi sejak Yesus mati di salib. Dan mereka paling suka
memakai ayat-ayat yang ditulis Paulus sebagai dasar argumentasi mereka.
Dan layaknya orang yang mencari
celah, mereka selalu berhasil menemukan celah-celah itu. Padahal sebenarnya
semua itu sebagian disebabkan kesalahan pemahaman mereka, dan sebagian
disebabkan karena keterbatasan penerjemahan Alkitab.
Hari ini kita akan membahas:
Roma 6:14
Sebab dosa
tidak akan punya kuasa atas dirimu, karena kamu tidak di bawah
Hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
Pertama, perlu disamakan dulu
persepsi kita. “Hukum Taurat” adalah lima kitab pertama dalam Perjanjian Lama
yang ditulis oleh Musa. Ini disebut juga “Kitab Taurat Musa”, yaitu: Kejadian –
Keluaran – Imamat – Bilangan – Ulangan.
Kita sudah pernah membahas ini panjang lebar, jadi di sini hanya
diulang sepintas saja. Apa yang ada di dalam Kitab Taurat Musa ini?
v Salinan 10 Perintah Tuhan = Salinan the Ten
Commandments.
Yang asli, yang ditulis oleh jari
Tuhan pada dua tablet batu, disimpan di dalam Tabut
Perjanjian yang tidak boleh disentuh oleh umat Israel. Musa kemudian menyalin
ke 10 Perintah Tuhan itu dalam Kitab Taurat supaya bisa diakses dan dibacakan
kepada umat Israel.
v Segala tataupacara
ka’abah, kurban, persembahan kurban.
yang ini semuanya sudah digenapi oleh Kristus ketika Dia yang dikurbankan
sebagai Domba Allah di atas salib. Bagian ini tadinya adalah
lambang pekerjaan penebusan Kristus. Begitu yang Asli (Kristus) menggenapinya,
berakhirlah fungsi lambang tersebut. Peraturannya tidak dihapus, tetapi fungsi
segala upacara tersebut sudah berakhir sehingga tidak perlu dilakukan lagi.
v Peraturan-peraturan
sosial, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain.
Bagian yang berkaitan dengan tata pemerintahan theokrasi Israel
berakhir setelah bangsa Israel tidak lagi langsung di bawah pemerintahan Tuhan,
dan sebagian yang lain (kesehatan, prinsip-prinsip ekonomi) yang bersifat
universal tetap berlaku.
Jadi, yang penting kita ketahui
dan ingat adalah, di dalam Kitab
Taurat Musa ini terdapat salinan 10 Perintah Tuhan (10 Commandments) yang aslinya ditulis oleh jari
Tuhan pada dua tablet batu dan yang disimpan dalam Tabut Perjanjian.
Kembali ke Roma 6:14.
Banyak dari kita yang membaca
ayat di atas tidak membaca seluruh konteks perikopnya, tetapi mengambil bagian
yang paling menarik bagi kita yang bisa membebaskan kita dari Hukum Taurat,
atau segala peraturan yang sudah diberikan Tuhan dan dicatat oleh Musa.
Membaca Roma 6:14, mata kita
langsung menangkap: “Oh, kita tidak berada di bawah Hukum Taurat! Berarti Hukum Taurat itu sudah
dihapus. Kita sudah tidak usah tunduk kepada Hukum Tuhan lagi.” Wah, senengnya luar biasa.
Jadi orang Kristen itu boleh berbuat apa saja, boleh makan apa saja, boleh
beribadah kapan saja. Dan itulah yang dilakukan mayoritas orang Kristen.
KECELE kita. Sama sekali Paulus tidak menulis begitu. Kita saja yang saking
inginnya terbebas dari segala peraturan Tuhan, yang menarik kesimpulan yang
salah itu.
HUKUM TUHAN
TIDAK PERNAH LENYAP. Mari kita lihat apa kata Yesus
sendiri:
Matius 5:17-19
17 Janganlah kamu
menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan kitab Hukum atau kitab para nabi.
Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya.
18 Karena sesungguhnya Aku berkata kepadamu: ‘Sampai lenyap langit dan
bumi satu iota atau satu titik pun tidak
akan ditiadakan dari Taurat, sampai semuanya
digenapi.
19 Karena itu, siapa yang melanggar salah satu
Perintah yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia
akan disebut yang paling hina oleh
Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang akan melakukan dan mengajarkan mereka, ia akan disebut
besar oleh Kerajaan Sorga.
Ayo kita bahas
satu-per-satu 3 ayat di Matius pasal 5 ini:
a.
Ayat 17.
di sana Yesus dengan jelas menegaskan bahwa Dia
tidak datang untuk meniadakan kitab Hukum Taurat (= kitab-kitab yang
ditulis oleh Musa) dan kitab para nabi
(= semua kitab yang ditulis nabi-nabi yang lain) dengan demikian berarti SELURUH KITAB PERJANJIAN LAMA, karena di
zaman Yesus belum ada kitab Perjanjian Baru. Jadi jika kita beranggapan bahwa
Kitab Perjanjian Lama sudah kuno, sudah tidak berlaku, sudah kadaluwarsa, itu
tidak benar! Yesus berkata semua tulisan Perjanjian Lama itu tetap berlaku, karena Dia tidak datang untuk
meniadakannya.
Masih ayat 17, Yesus mengatakan Dia datang untuk menggenapinya.
Ini sudah kita bahas di atas. Yesus Sang Domba Allah yang mengangkat dosa
seluruh dunia, Dialah yang dikurbankan sebagai pengganti manusia yang berdosa,
yang sebelumnya dilambangkan oleh hewan-hewan kurban (sapi, domba, kambing,
merpati). Semua hewan
yang disembelih di Bait Suci itu melambangkan Kristus. Karena itu setelah
Kristus sendiri datang dan dipersembahkan di salib sebagai kurban untuk dosa
manusia, tergenapilah upacara kurban binatang yang melambangkan Kristus. Dan itu oleh Tuhan diberikan tanda yang sangat
jelas yaitu dengan robeknya tirai Bait Suci dari atas ke bawah.
Tirai itu sangat tebal, dan pada saat Yesus berkata “Sudah selesai” di atas
salib, tirai itu robek bukan oleh tangan manusia. Jadi sejak itu, sudah tidak
perlu lagi ada binatang yang dipersembahkan sebagai kurban dosa, karena Domba
Allah yang sejati sudah menggenapinya.
b.
Ayat 18.
di sini ada kesalahan penerjemahan. Kata ἕως [heōs]
mempunyai
beberapa arti, di antaranya: till, even, as far, to, while. Alkitab
bahasa Indonesia LAI menerjemahkannya “sebelum” sehingga mengaburkan maknanya,
karena jika diterjemahkan “sebelum”, berarti “sesudah”nya berbeda, bukan? Karena itu, ayat 18, terjemahannya yang tepat
adalah:
Karena sesungguhnya Aku berkata kepadamu: ‘Sampai lenyap langit dan bumi
satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Taurat, sampai semuanya digenapi
Bisa
dilihat bedanya? Berarti sampai langit dan bumi ini sudah lenyap pun, Hukum
Taurat itu masih tetap utuh! Berarti pada saat ini, sekarang ini, Hukum Taurat
itu masih ada tidak? Langit dan bumi kita ini masih ada sekarang. Yesus
berkata, sampai langit dan bumi kita ini lenyap pun, Hukum Taurat itu masih
ada! Berarti setelah langit dan bumi kita ini lenyap, Hukum Taurat itu masih
ada!
Jadi YESUS MENEGASKAN BAHWA HUKUM
TAURAT ITU SELAMANYA TETAP ADA, SEPANJANG UMUR KITA, SEPANJANG UMUR DUNIA INI, HUKUM
TAURAT ITU TETAP ADA, tidak ada yang dikurangi, tidak ada satu titik pun yang
dihapus dari sana. Yesus sampai perlu menandaskannya lagi
karena Dia tahu bahwa semakin lama, manusia akan membuat semakin banyak alasan
untuk menyingkirkan Hukum Taurat itu. Mengapa kita manusia begitu getol
berusaha untuk menyingkirkan Hukum Taurat dari hidup kita? Karena kita
mendengarkan bisikan Setan yang selalu ingin menyeret kita ke dalam dosa,
supaya kita binasa.
c.
Ayat 19.
Nah, di sini ada lagi suatu kesalahan kecil dalam penerjemahan
tetapi akibatnya cukup menyesatkan. Marilah kita baca lagi bagian yang pertama
ayat 19 ini menurut versi LAI:
“… siapa yang meniadakan salah satu perintah Hukum
Taurat sekali pun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang
lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga…”
Wah, KALAU BEGITU KAN MASIH MASUK SURGA! Tidak apa menduduki tempat yang paling rendah, yang penting ada
di Surga, begitu kata banyak orang Kristen.
Kesalahan ini lebih mudah terdeteksi jika kita lihat terjemahkan
KJV:
“Whosoever therefore shall break one of these least
commandments, and shall teach men so, he shall be called the least IN the kingdom of heaven…”
KJV juga salah menerjemahkannya. Tulisan asli
yang diterjemahkan “in” oleh KJV adalah ἐν [en] kata ini
adalah kata depan (preposisi) dan menurut Strong’s Dictionary mempunyai banyak arti, di antaranya:
in, at, on, upon, by, about, after, among, between, etc.
Penerjemah KJV memilih “in” dan LAI mengikuti menerjemahkannya
“di dalam”.
Seharusnya kata depan ἐν [en] di sini diterjemahkan
“by” atau “oleh” dan bukan “in” atau “di dalam”.
Dan bukan hanya itu, LAI bahkan membuat kesalahan yang
kedua dalam menerjemahkan ayat ini. Kata
καλέω [kaleō] yang
artinya: to call, to bid, yang berarti “disebut/dipanggil”
atau “menyebut/memanggil”, diterjemahkan “menduduki
tempat” sehingga sama sekali menyimpang.
Jadi terjemahan ayat 19 yang tepat
adalah:
“Karena itu, siapa yang melanggar salah
satu Perintah yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain,
ia akan disebut yang paling hina oleh Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang akan
melakukan dan mengajarkan mereka, ia akan disebut besar oleh Kerajaan Sorga.
Jadi, ada perbedaan yang sangat signifikan dalam makna “menduduki tempat yang rendah di
dalam kerajaan Surga” dengan “disebut yang paling hina oleh Kerajaan Surga”.
Kalau yang pertama masih masuk Surga walaupun mendapatkan tempat yang rendah,
tetapi yang kedua, SUDAH TIDAK LAGI MASUK SURGA, KARENA SUDAH DISEBUT/DINYATAKAN
SEBAGAI [MANUSIA YANG] PALING HINA OLEH KERAJAAN SURGA! Kalau
Surga sudah menyebut seseorang itu paling hina itu jelas penilaian yang buruk dan
orang itu tidak lulus masuk Surga. Percayalah, di Surga semuanya
harus kudus, karena itu tempat Tuhan, tidak ada yang najis, yang yang kotor,
yang hina, bisa masuk ke sana.
Jadi kita sekarang sudah
mempunyai pemahaman yang benar tentang Matius 5:17-19.
Marilah kita kembali ke Roma 6:14
yang kita bahas.
Roma 6:14
Sebab dosa
tidak akan punya kuasa atas dirimu, karena kamu tidak di bawah
Hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
Mereka yang berharap ayat itu
mengatakan Hukum Taurat sudah dihapus harus kecewa. Karena Yesus sendiri di Matius
5:17-19 sudah mengatakan bahwa Hukum Taurat itu tidak pernah dihapus. Hukum
Taurat itu TETAP
BERLAKU SEUMUR HIDUP KITA, BAHKAN SEUMUR HIDUP DUNIA INI.
Jadi apa yang dimaksudkan Paulus
dengan ayat itu? Mengapa tulisan Paulus bertentangan dengan pesan Yesus?
Sebenarnya kalimat itu tidak
membingungkan, dan hanya orang-orang yang sangat ingin melepaskan diri dari
mematuhi Hukum Taurat itulah yang bisa salah paham, karena mereka sendiri sudah
punya pendapat, lalu ayat Alkitab dipaksakan mendukung pendapat mereka sendiri.
Coba kita penggal ayat ini menjadi dua bagian:
1. Sebab dosa tidak akan punya kuasa atas dirimu,
2. karena kamu tidak di bawah Hukum
Taurat,
3. tetapi di bawah kasih karunia.
“dosa tidak akan punya
kuasa atas dirimu”
Kalau “dosa punya kuasa atas dirimu” itu artinya dosa yang memiliki
kamu, kamu menjadi hak miliknya, kamu sudah menjadi kepunyaannya,
kamu menjadi budaknya, kamu harus menurut apa katanya.
Maka sekarang “dosa tidak akan punya
kuasa atas dirimu” artinya kamu akan terbebas dari kuasa dosa.
Kamu nanti bukan lagi budak dosa.
Nah, karena di sini ada kata “akan”, itu berarti kapan? Masih belum terjadi, tapi akan
terjadi, kan? Jadi poin 1 di atas itu belum terjadi, masih akan terjadi.
Jadi pada suatu saat di masa depan, kita akan terbebas dari kuasa dosa.
“karena
kamu tidak di bawah Hukum Taurat”,
Poin 2, itu bicara tentang kapan? Bicara tentang waktu sekarang. Bahasa
Inggrisnya dalam Present tense. Jelas.
Berarti sekarang ini kita tidak di bawah Hukum Taurat.
Kok bisa begitu?
“tetapi
di bawah kasih karunia”
Ternyata
kita terlepas dari Hukum Taurat karena kita di bawah kasih karunia. Berarti
kasih karunia Tuhan telah membebaskan kita dari hukuman (penalty) Hukum Taurat.
Berarti, tadinya sebelum kita di
bawah kasih karunia, kita di bawah Hukum Taurat.
Pada waktu di bawah Hukum Taurat,
dosa punya kuasa atas kita. Kita milik dosa.
Tetapi setelah kita di
bawah kasih karunia, kita tidak lagi di bawah Hukum Taurat, maka
pada waktu itu dosa tidak akan punya kuasa atas kita. Kita
bukan lagi milik dosa.
Kuncinya di sini “di bawah kasih karunia”, karena itu
yang membuat “dosa tidak akan punya
kuasa” lagi.
Berarti yang harus kita kejar dulu itu yang
mana? Status DI BAWAH KASIH KARUNIA!
Karena setelah itu, baru DOSA TIDAK AKAN PUNYA KUASA ATAS KITA.
Jika kita belum di bawah kasih karunia, dosa
tetap punya kuasa atas kita, kita tetap menjadi hak milik dosa. Ngeri loh kalau
kita mejadi hak milik dosa.
Apa maksudnya kita di bawah
kasih karunia?
Artinya kita sudah
dibenarkan oleh Kristus. Kita sudah diselamatkan.
Semua orang Kristen sudah tahu
ayat ini.
Efesus 2:8
Karena oleh kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman, dan itu bukan karena
usaha kamu, itu adalah pemberian Allah,
Jadi di bawah kasih karunia artinya kita
sudah diselamatkan, itu murni pemberian Allah, yang
kita terima melalui iman.
Nah, Roma 6:14 berkata, kalau
kita sudah di bawah kasih karunia, DOSA tidak akan punya kuasa atas
diri kita.
Karena apa?
KARENA KUASA
KASIH KARUNIA ITU LEBIH BESAR DARIPADA KUASA DOSA!
ü Pertama dosa-dosa kita yang lama
(sebelum kita kenal kasih karunia) itu dihapus.
Ini
yang nama kerennya JUSTIFICATION = PEMBENARAN.
Dalam
bahasa Inggrisnya disebut “Imputed righteousness” =
kebenaran yang diperhitungkan.
ü dan setelah itu kita diberi kemampuan
oleh kasih karunia ini untuk tidak berbuat dosa lagi, untuk
kuat melawan kecenderungan berbuat dosa.
Ini
nama kerennya SANCTIFICATION = PROSES PENGUDUSAN.
Dalam
bahasa Inggris disebut “Imparted righteousness”.=
kebenaran yang dimampukan.
Luar
biasa kasih karunia itu!
Siapa pemilik kasih karunia? Tuhan!
Siapa pemilik dosa? Setan.
Ya pasti kalah kan Setan sama Tuhan?
Jika kita
menerima kasih karunia dengan iman
dalam hidup
kita
(JUSTIFICATION
= IMPUTED RIGHTEOUSNESS),
maka setiap
hari Tuhan akan mengalahkan kuasa Setan dalam diri kita
(SANCTIFICATION
= IMPARTED RIGHTEOUSNESS)
Jika kita mempelajari kitab Roma kita akan mendapatkan
penjelasan panjang lebar, bahwa:
Ø Hukum Taurat itu tidak bisa menghapus dosa.
Ø Hukum Taurat
hanya menunjukkan apa saja dosa kita, seperti cermin.
Ø Hukum Taurat
itu yang menghakimi kita, dia yang mendakwa kita,
ü Hayo, kamu sudah lupa memelihara Sabat!
ü Hayo, kamu sudah sembarangan menyebut nama Allah!
ü Hayo, kamu sudah kurangajar sama orangtuamu!
ü Hayo, kamu sudah mencuri!
ü Hayo, kamu sudah berzinah!
ü Hayo, kamu sudah makan dan minum yang dilarang Tuhan!
ü Hayo, kamu tidak memberi makan orang yang kelaparan!
ü dlsb.
Ø Maka di bawah Hukum Taurat, dosa punya
kuasa atas kita.
Karena Hukum Taurat menunjukkan semua dosa kita, maka dosa punya
kuasa atas kita. Ingat “upah dosa ialah maut” (Roma 6:23)? Kalau kita
berbuat dosa, Hukum Taurat punya kuasa menghukum kita.
Semakin banyak dosa yang kita buat, semakin gencar Hukum Taurat
itu mendakwa kita, semakin besar kuasa dosa mencengkeram kita.
Ø Tetapi bagaimana kalau kita TIDAK bikin dosa?..
Kalau kita tidak melanggar Hukum Taurat bisakah Hukum
Taurat itu menghakimi kita? Tidak! Hukum Tauratnya jadi tidak bertaring. Dosa tidak punya kuasa atas kita, tidak bisa menangkap kita.
Sama seperti polisi lalu lintas. Jika kita tidak melanggar marka
jalan, jika kita tidak menyerobot lampu merah, jika kita tidak berbuat apa-apa
yang melanggar peraturan lalulintas, biar pun ada 10 polisi yang berjaga di
sana, polisi-polisi itu tidak bisa berbuat apa-apa kepada kita, betul? Tetapi
kalau kita melanggar peraturan lalulintas, baru polisi itu punya kuasa
menghukum pelanggaran kita.
Jadi ayat ini mengajar kita untuk apa?
Apakah ayat ini mengatakan bahwa kalau kita sudah di bawah kasih
karunia kita tidak usah lagi mematuhi Hukum Taurat? TIDAK!
Justru kalau kita sudah di bawah kasih karunia, kita harus mematuhi
Hukum Taurat, supaya kita tidak berbuat dosa, supaya dosa tidak punya kuasa
atas kita, dan kita tetap di bawah kasih karunia.
Nah, supaya lebih jelas, Paulus
melanjutkan di ayat 15-18:
Roma 6:15-18
6:15 Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak di
bawah Hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!
6:16
Apakah kamu tidak tahu, kepada
siapa kamu menyerahkan dirimu sebagai
hamba yang patuh, kamu menjadi hamba orang yang kamu patuhi
itu, entah itu dalam hal dosa yang membawa kamu kepada kematian, atau dalam hal kepatuhan yang
membawa kamu kepada kebenaran?
6:17 Tetapi
syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa,
tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang
telah disampaikan kepadamu.
6:18 Setelah kamu dimerdekakan dari dosa, kamu menjadi hamba kebenaran.
KESIMPULAN:
Apakah Hukum Tuhan masih ada?
MASIH!
Apakah Hukum Tuhan tetap berlaku
dan mengikat?
Jelas iya! SEMUA HUKUM TUHAN
ITU MENGIKAT DAN BERLAKU.
Pertanyaan: Bagaimana kalau kita suatu kali jatuh dalam dosa? Apakah dosa
lalu punya kuasa atas kita lagi? Apakah kita kehilangan status selamat kita dan
kita kembali berada di bawah kuasa dosa?
Nah, ini keuntungannya kalau kita
sudah di bawah kasih karunia.
Jika kita datang kepada Tuhan dengan penyesalan dan pertobatan,
dan kita minta ampun untuk dosa kita, maka Tuhan akan mengampuninya, dan kita tidak kembali menjadi milik dosa.
1 Yohanes 1:9
Jika
kita mengaku dosa kita, Ia setia dan adil untuk
mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Proses Sanctification/Pengudusan itu berjalan setiap hari dari pertama
kita menerima Kristus sebagai Juruselamat, hingga hari kita mati.
Layaknya orang belajar naik sepeda. Di
awal-awal ya terseok-seok, jatuh, baret-baret. Tapi kalau setiap hari dilatih,
ya dari hari ke hari menjadi lebih stabil, lebih bisa mengendalikan, lebih
terampil. Masa setelah 5 tahun naik sepeda masih terseok-seok? Pasti tidak.
Harus ada kemajuan. Dan sekali kita bisa naik sepeda, keahlian itu tidak akan
pernah hilang. Walaupun sudah bertahun-tahun tidak naik sepeda, begitu kita
duduk lagi di atas sepeda, itu akan seperti kita tidak pernah berhenti
bersepeda. Begitu juga seharusnya kehidupan kita sebagai orang Kristen. Setiap
hari selangkah lebih maju, lebih baik, lebih bisa menolak bujuk rayu dosa,
lebih dekat kepada Tuhan. Maka pada akhir perjalanan kita, kita akan berseru,
“Tuhanku datang, aku sudah lama menunggu!”
27 06 14