Minggu, 15 Juni 2014

131. MENGAPA YESUS LAHIR DI PALUNGAN

131. MENGAPA YESUS LAHIR DI PALUNGAN

___________________________________________________________

  

 

Walaupun sudah puluhan tahun menjadi orang Kristen, jujur tidak pernah terpikirkan olehku mengapa Yesus harus lahir di Bethlehem dan harus lahir di kandang, dan diletakkan di palungan.

 

Khotbah sabat siang tadi dari Pdt. Kristiyono Sarjono telah memberikan pemahaman baru bagiku. Makasih, Pak Krist, sudah memberikan roti hidup yang begitu bermakna.

Sekarang aku ingin membagikannya kepada semua yang gemar mempelajari Firman Tuhan.

 

Seluruh kehidupan Yesus di dunia merupakan penggenapan dari tanda-tanda yang diberikan Tuhan jauh sebelum peristiwa itu terjadi. Tanda-tanda itu dalam bahasa Alkitab lebih kita kenal sebagai “nubuatan”.

 

Untuk apa Tuhan memberikan tanda-tanda/nubuatan-nubuatan ini? Jawaban yang paling sederhana yang akan diberikan orang Kristen adalah: Supaya manusia tahu bahwa nanti akan terjadi seperti itu.

Tapi bukan hanya itu. Tujuan yang lebih besar adalah: Untuk membuktikan bahwa Yesus ini adalah Sosok yang menggenapi semua tanda-tanda/nubuatan-nubuatan tersebut, dengan demikian Yesus benar-benar adalah salah satu Pribadi Ilahi yang datang dari Surga, yang kedatanganNya sudah direncanakan jauh sebelumnya ~ menurut Alkitab bahkan sebelum dunia dijadikan.

 

 

Ada banyak sekali tanda/nubuatan tentang Yesus ini, tapi kali ini aku hanya akan menyinggung tentang kelahiranNya, sesuai materi khotbah Sabat siang tadi.

 

Mikah 5:2    

Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, walaupun engkau yang terkecil di antara ribuan Yehuda, namun darimu akan muncul bagi-Ku yang akan menjadi Pemerintah di Israel, yang keluarnya sudah sejak purbakala, sejak kekekalan.

 

Ini adalah salah satu nubuatan tentang kelahiran Yesus.

Jadi Yesus harus lahir di Betlehem.

Mengapa?

Benar, Yusuf suami Maria, kampungnya di Betlehem, dan karena pada waktu itu ada keharusan sensus, maka Yusuf harus pulang kampung, membawa Maria yang hamil. Tetapi bukan karena itu Tuhan menentukan Yesus harus lahir di Betlehem. Yusuf harus datang ke Bethlehem untuk ikut disensus itu justru pengaturan yang dibuat Tuhan supaya Yusuf dan Maria berada di Bethelem pada waktu kelahiran Yesus.

Tapi ada alasannya mengapa.

 

Bethlehem tulisan aslinya ialah בֵּית לֶחֶם[bêyth lechem].

bêyth artinya “rumah” (= bait)

lechem artinya “roti”

Jadi Bethlehem artinya “rumah roti”. Ini juga salah satu pertanda. Yesus adalah Roti Hidup.  Karena itu Dia lahir di “rumah roti”. Kebetulan? Tidak ada yang kebetulan dengan Allah.

 

Kota Betlehem sendiri adalah  pemasok terbesar domba kurban untuk Bait Suci!

Maka Yesus yang adalah Domba Allah, kurban yang sejati, nanti harus berasal dari Betlehem sebagaimana domba-domba yang lain untuk kurban!

Menakjubkan!

 

Tapi bukan hanya ini. Masih ada lagi.

Kalaupun Yesus harus lahir di Betlehem, tapi Dia kan bisa lahir dalam sebuah rumah seperti bayi-bayi yang lain, bukan? Mengapa pada waktu kedatangan Yusuf dan Maria ke Betlehem, semua penginapan penuh dan mereka hanya kebagian tempat di kandang? Kita semua tahu, bahwa “kebetulan” itu tidak ada. Semua yang kita anggap “kebetulan” sebenarnya memang sudah diplot demikian oleh Tuhan.

Ternyata, ini juga menggenapi peranan Yesus sebagai Domba Allah.

 

Di zaman itu, kandang hewan ada di lantai pertama dari suatu bangunan, sedangkan penghuni-penghuni manusianya semua tinggal di lantai yang kedua. Dan di musim panas,  gembala-gembala membawa domba-domba mereka ke padang rumput dan bermalam di sana, maka yang tinggal di dalam kandang hanyalah induk-induk domba beserta bayi-bayi domba yang baru lahir.

Jadi, mengapa Yesus harus lahir di kandang? Karena sebagai Domba Allah dia sama dengan bayi-bayi domba yang lain,  yang harus dilahirkan di dalam kandang.

Tidak ada kan domba kurban yang lahir dalam rumah? Jadi Yesus pun tidak boleh lahir di dalam rumah.

 

Masih ada satu lagi tandanya.

 

Lukas 2:12  

Dan ini akan menjadi tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai bayi itu dibungkus kain lampin, terbaring dalam sebuah palungan.

 

“Kain lampin” ini ternyata dipakai untuk membersihkan anak domba yang baru lahir. Bayi-bayi domba yang baru lahir itu biasanya  bergerak-gerak, dan karena orientasinya belum baik, untuk melindungi mereka dari benturan atau gesekan yang bisa membuat bayi itu cacat, maka bayi-bayi domba yang baru lahir ini diletakkan di dalam palungan yang berisikan jerami, dan dibungkus dengan kain lampin karena domba-domba ini memang dipersiapkan untuk menjadi domba-domba kurban yang tidak boleh ada cacatnya.

Jadi, bayi Yesus pun diletakkan di dalam palungan dan dibungkus kain lampin karena itu satu-satunya tempat yang lunak di dalam kandang. Tetapi, dengan diletakkannya Yesus di dalam palungan, itu menggenapi persyaratanNya lahir sebagai domba yang dipersiapkan untuk dikurbankan, yang tidak boleh ada cacatnya.

Menakjubkan sekali, bukan?

 

 

Jadi dari semua peristiwa yang menyangkut kelahiran Yesus saja, Tuhan sudah menyatakan bahwa YESUS INI BENAR-BENAR ADALAH DOMBA ALLAH YANG AKAN MATI SEBAGAI DOMBA KURBAN YANG SEJATI!

Sayang orang Yahudi di zaman Yesus tidak mengenaliNya, padahal ada begitu banyak tanda yang diberikan Tuhan untuk membuktikan bahwa Yesus itulah Sang Mesias,  Domba Allah yang akan menghapus dosa dunia.

Jika kita juga tidak mengenaliNya, alangkah ruginya kita.

 

 

Nah, domba yang dikurban di Bait Suci fungsinya adalah untuk menggantikan kematian orang berdosa yang mengurbankannya. Dengan demikian, orang yang berdosa itu selamat, tidak usah mati, karena hukuman matinya sudah dipikul oleh Domba Allah yang tidak berdosa, yang dilambangkan oleh domba hewan.

 

Maka Kristus, yang sejak sebelum inkarnasiNya sudah dinyatakan Dialah Anak Domba Allah yang akan mati sebagai kurban, Dia pulalah yang menggantikan kematian orang-orang berdosa yang memohonNya untuk menjadi Penebus mereka. Dengan demikian, orang-orang berdosa tidak usah mati, karena hukuman mati mereka sudah dipikul oleh Kristus, Domba Allah yang tidak berdosa.

 

Masih ragukah kita bahwa keselamatan hanya ada di dalam Kristus?

Siapa yang bisa menggantikan hukuman mati kita selain Domba Allah yang memang khusus datang ke dunia ini untuk mati sebagai kurban untuk dosa?

 

Kisah 4:12 

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun yang lain, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.

 

 

Ajaran Alkitab adalah satu-satunya doktrin yang mempunyai solusi bukan saja untuk mengampuni dosa-dosa manusia, tetapi juga untuk menghapuskan hukumannya. Hukuman itu tidak lenyap tetapi hukuman itu telah dijalani oleh Kristus, Domba Allah yang menjadi pengganti manusia.

Setiap dosa itu hukumannya kematian kekal (maut = kematian oleh api yang turun dari Surga).

Roma 6:23

Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

 

Dosa hanya bisa lenyap bila dihapus oleh darah. Karena itu Yesus Kristus datang ke dunia, lahir di Bethlehem, dibungkus kain lampin, diletakkan di dalam palungan sebagai salah satu bukti bahwa Dialah Juruselamat yang dijanjikan sejak sebelum dunia dijadikan, yang darahNya akan dicurahkan untuk menghapus dosa manusia, supaya manusia yang menerima Yesus Kristus sebagai Penebus dan Tuhannya, tidak usah mati karena dosanya, tetapi mendapatkan hidup kekal, karunia Allah.

Mana ada ajaran lain yang menawarkan penyelamatan tuntas seperti ini?

 

Semoga kita semua tidak menyia-nyiakan karunia Allah yang luar biasa ini.

 

 

07 06 14

 






7 komentar:

  1. Hebat karangan bebasnya hehehe

    BalasHapus
  2. Kemulian hanya milik Yesus Kristus sampai selama-lamanya.

    BalasHapus
  3. Shalom alechem.
    Ditinjau dr akar ibrani mmg betul apa yg dipaparkan ibu.
    Yg mau sy soroti adalah soal nama. Baik nama bp lebih pas kl pakai Yahweh, dan putranya adalah Yeshua Ha Masiach yg memiliki arti, Yahweh yg menyelamatkan. Itu nama asli dr Yesus. Sedangkankan Yesus sndiri tdk memiliki arti apa2.
    Todah raba

    BalasHapus
  4. https://youtu.be/y3Px0qUJZ_o

    https://youtu.be/xOM_wK5_URw

    Mari kita belajar firman elohim

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kok ga ada namanya?
      Setiap bahasa dan aksen itu berbeda. Bahasa Ibrani sudah berbeda dgn bahasa Yunani sehinggga sebutan Allah di Perjanjian Lama dan Baru pun beda.
      Yang penting kita memakao nama Allah dg takut dan gentar, penuh hormat dan kesadaran bahwa Allah itu Khalik semesta yg mahakuasa. Tidak mengaitkan Allah dgn segala perayaan sekuler maupun paganisme spt perayaan 25 desember. Itu yg penting. Kita di Indonesia memakai bahasa Indonesia utk menyebut Allah Bapa maupun Yesus.

      Hapus