Minggu, 15 Juni 2014

132. MENGENALI DAN MENGASIHI SANG JURUSELAMAT

132. MENGENALI DAN MENGASIHI

SANG JURUSELAMAT

___________________________________________________________

  

 

Khotbah Sabat siang tadi oleh Pdt. Kristiyono Sarjono bukan hanya membuat aku semakin menyadari bahwa Tuhan telah memberikan banyak perlambang dan petunjuk bagi manusia untuk bisa mengerti kehendakNya dengan lebih baik, tetapi khotbah itu juga mengingatkanku kepada pengalamanku di masa kecil.

Khotbah itu begitu luas dan mendalam, begitu banyak poin yang dikupas, tapi di sini aku hanya akan membagikan satu poin yang paling menyentuh hatiku dan menyadarkan aku bahwa selama ini masih banyak yang kurang dari ibadahku.

 

Tuhan memberikan peraturan kepada bangsa Israel  ketika mereka masih berada di Mesir, untuk melakukan upacara Passah yang pertama. Kalian bisa membacanya di KELUARAN 12:1-14.  Upacara ini adalah hal yang terakhir yang harus mereka lakukan sebelum mereka meninggalkan Mesir sebagai umat Tuhan.

 

Pokok pembahasannya ada di ayat 3, 5, 6.

 

12:3         Bicaralah kepada segenap jemaat Israel, katakan, ‘Pada tanggal sepuluh bulan ini,   mereka harus mengambil masing-masing seekor domba, menurut keluarga leluhurnya, seekor domba untuk setiap keluarga.

 

12:5         Dombamu itu harus tidak bercela, seekor jantan, dari tahun yang pertama; kamu boleh mengambilnya dari domba atau kambing.

 

12:6         Kamu harus memeliharanya sampai hari yang keempat belas di bulan yang sama lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus  menyembelihnya pada waktu senja.’ 

 

 

Jadi pada tanggal 10, setiap kepala keluarga memilih  seekor domba atau kambing yang berusia 1 tahun, dan tidak ada celanya.

1.    Binatang yang dipilih itu dibawa pulang dan dipelihara sampai tanggal 14.

2.    Pada hari ke-4 setelah dibawa pulang itu, binatang itu disembelih.

 

Pertanyaan: Mengapa Tuhan menginstruksikan pada tanggal 10 orang Israel sudah harus memilih anak domba/kambing, padahal disembelihnya baru nanti tanggal 14?

Mengapa binatang yang akan disembelih itu harus dipiara di rumah masing-masing selama kurang dari 4 hari? Mengapa setelah dipilih tidak dititipkan saja di kandang si penjual, dan nanti pada waktunya disembelih baru diambil?

Ini mengingatkan aku pada pengalamanku semasa kecil. Suatu saat ibuku membeli beberapa ekor ayam dara dan dipiara di halaman belakang. Tiap hari sepulang sekolah aku ikut memberi ayam-ayam itu makan dedak, jagung, sayur putih atau kubis, dan kadang juga beras. Zaman kecilku dulu tidak ada ayam yang diberi makan pellet, semuanya makanan alami. Suatu hari sewaktu aku memberi makan, ada seekor ayam yang tidak muncul. Aku tanya, ibuku bilang ayam itu sudah disembelih dan dimasak. Lalu dia menunjuk ke panci di atas kompor. Waduh, aku langsung kaget dan menangis menjerit-jerit, aku menuduh ibuku jahat, ayam piaraan sendiri kok dimasak. Lalu ibuku menjelaskan, ayam-ayam itu memang dipiara untuk dipotong, kalau tidak, untuk apa piara ayam. Dipiara dulu 1-2 bulan supaya kita tahu bahwa ayam itu makanannya sehat, tidak berpenyakit, baru dipotong. Kalau beli sudah potongan di pasar, belum tentu ayam itu sehat. Itu alasan ibuku. Tapi aku tidak mau makan masakan itu. Merasa sangat berdosa, ayam yang tiap hari dikasi makan dan dipiara kok sekarang dimakan sendiri. Terlalu kejam! Setelah itu setiap kali kalau ibuku masak ayam, aku ke halaman belakang ngitung ayam yang ada dulu, apakah ada yang kurang, kalau ada yang kurang aku tidak mau makan masakan ayam itu. Akhirnya ayam-ayam yang tersisa, tidak ada lagi yang dipotong karena tidak ada yang mau makan, dan mereka semuanya mati tua dipiara.

 

Kembali ke khotbah Pdt. Kristiyono tadi siang. Aku bisa membayangkan, BETAPA MENYEDIHKANNYA, DOMBA ATAU KAMBING MUDA YANG BERUSIA 1 TAHUN, YANG MASIH LUCU, YANG SUDAH DIPIARA DAN HIDUP BERSAMA KELUARGA ITU SELAMA KURANG DARI  4 HARI, HARUS DISEMBELIH SENDIRI.

Mengapa Tuhan membuat peraturan yang tampaknya begitu kejam ini? Kalau memang akan disembelih, kenapa kok harus dipiara-piara dulu? Kejamkah Tuhan? Tidak.

 

Ternyata Tuhan mau agar domba/kambing yang kita sudah tahu melambangkan Kristus itu,

1.    punya kesempatan untuk dikenali oleh keluarga yang akan menyembelihnya.

Karena itu, binatang itu harus dibawa pulang, untuk hidup bersama keluarga itu selama lebih dari 3 hari tapi kurang dari 4 hari. Kelak Kristus melayani selama 3½ tahun sebelum Dia mati disalibkan. Jadi dipeliharanya domba Passah ini selama 3½ hari sebelum dia disembelih, merupakan tipe/simbol ministri Kristus selama 3½ tahun di dunia sebelum Dia disalibkan. Nanti di bagian akhir kita akan kembali ke pembahasan ini.

2.    Tuhan mau agar terjalin suatu hubungan yang akrab antara keluarga itu dengan binatang yang akan mereka sembelih.

3.    Tuhan mau agar timbul rasa kasih sayang antara keluarga itu dengan si  domba/kambing ini yang akan mati bagi mereka.

4.    Tuhan mau agar keluarga ini sadar atas pengorbanan domba yang tidak berdosa ini gara-gara dosa mereka.

5.    Tuhan mau agar keluarga ini mengerti bahwa matinya domba ini melambangkan kematian Sang Mesias yang akan menyelamatkan mereka.

 

Jadi, jika domba/kambing itu melambangkan Kristus, maka makna pelajaran yang telah diajarkan Tuhan kepada orang Israel pada Passah yang pertama itu, berlaku juga bagi kita.

Itulah mengapa semua yang tertulis di Alkitab itu harus kita pelajari, karena semuanya merupakan pelajaran bagi kita, lintas-masa, lintas-zaman, tidak ada batasnya.

Yesus Kristus, Domba Allah telah mati sebagai kurban untuk menebus kita, jangan kita take for granted pengorbananNya begitu saja. “Oh, iya, sudah tahu Yesus sudah mati buat aku, dan aku sudah mengakuiNya, ya sudah, so what else?”  Bukan begitu yang diinginkan Tuhan dari kita.

 

1.    Tuhan ingin kita mengenal secara pribadi siapa Domba Allah ini. 

KITA HARUS MEMBAWANYA PULANG BUKAN SAJA KE RUMAH KITA, TETAPI KE DALAM HATI KITA, agar Dia HIDUP BERSAMA KITA, bukan hanya kurang dari 4 hari, tetapi SELAMANYA.

 

2.    Tuhan mau agar terjalin suatu HUBUNGAN YANG AKRAB antara kita dengan  Domba Allah ini, sehingga kita bisa seperti Paulus berkata,

Galatia 2:20

Aku tersalib bersama Kristus, namun begitu aku hidup; tetapi bukan aku melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kujalani sekarang di dalam daging, aku hidup oleh iman Anak Allah, yang telah mengasihi aku dan telah menyerahkan diri-Nya untuk aku.

 

3.    Tuhan mau kita MENGASIHI DOMBA ALLAH ini,

1 Yohanes 4:19

Kita mengasihi, karena Dia (Allah) lebih dahulu mengasihi kita.

 

4.    Tuhan mau kita sadar bahwa DOMBA ALLAH INI SUDAH MENJALANI KEMATIAN yang begitu mengerikan, UNTUK MENGGANTIKAN KITA,

Yohanes 3:16

supaya barangsiapa yang percaya  dalam Dia tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

5.    Tuhan mau kita sadar bahwa DOMBA ALLAH INILAH YANG TELAH MENYELAMATKAN KITA.

Tidak ada apa pun yang lain yang bisa menyelamatkan kita. Hanya Dia, Yesus Kristus. Tanpa Dia, kita tidak mungkin selamat.

Yohanes 3:17

Sebab Allah tidak mengutus Anak-Nya ke dalam dunia untuk menghukum dunia, melainkan melalui Dia dunia boleh diselamatkan.

 

 

Pengorbanan Domba Allah ini memang telah terjadi tahun 31AD yang lalu. Kita masih belum lahir, tapi kita bisa menikmati manfaat kematianNya itu. YESUS KRISTUS,  DOMBA ALLAH, MATI BAGI SETIAP MANUSIA YANG PERNAH HIDUP, baik sebelum kematianNya di tahun 31AD itu, hingga manusia yang terakhir dilahirkan nanti sebelum berakhirnya masa percobaan bagi bumi ini.

Jadi Yesus Kristus mati untuk aku pribadi, dan untuk kalian pribadi. Sama seperti domba yang disembelih pada Passah yang pertama itu, yang mati untuk keluarga yang menyembelihnya secara pribadi.

 

Sudahkah kita membawa pulang Domba Allah ke dalam rumah kita dan ke dalam hati kita? Ataukah seminggu sekali kita ke gereja untuk “say Hello” lalu saat pulang kita meninggalkanNya di luar pintu gereja dan kita lanjut dengan segala kesibukan kita sendiri yang sama sekali tidak melibatkan Dia?

Jika kita belum membawa pulang Kristus ke rumah kita dan ke dalam hati kita,  inilah seruan Kristus:

Wahyu 3:20

Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk ke tempatnya dan  makan bersamanya dan ia bersama-Ku.

 

Sudahkah kita mengenalNya dengan baik, sudahkah kita menjalin hubungan yang erat denganNya? Jika belum, bagaimanakah kita bisa mengenalNya lebih baik, dan menjalin hubungan yang lebih erat denganNya?

Dari siapa kita bisa mengenalNya lebih baik? Di mana kita bisa menemukan Dia? Kita bisa menemukan Dia di dalam Alkitab, dari sanalah kita bisa mengenalNya dengan lebih baik dan lebih dekat.

Lukas 24:44-45

44 Lalu Ia  berkata kepada mereka, ‘Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu,  bahwa semuanya harus digenapi, yang tertulis dalam kitab Hukum Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur tentang Aku.’ 45 Lalu Ia membuka pemahaman mereka, supaya mereka bisa mengerti Kitab Suci. …” 

 

 

 

Kita kembali ke poin 1 di atas mengapa domba yang akan dikurbankan pada hari Passah itu harus dipelihara  mulai hari ke-10 hingga hari ke-14 bulan tersebut, atau selama lebih dari 3 hari tapi kurang dari 4 hari. Karena ini merupakan suatu lambang.

Lambang apa? Mari kita lihat.

Pada hari ke-10 bulan yang pertama sewaktu orang pergi membeli domba/kambing untuk kurban, tentunya di pagi atau siang hari, tidak mungkin malam-malam, kan? Perhitungan pergantian hari di zaman Alkitab itu ialah saat matahari terbenam. Berarti pagi/siang hari yang ke-10 ketika orang pergi membeli domba/kambing kurban, itu sudah setengah hari lewat (karena hari ke-10 dimulai saat matahari terbenam sebelumnya). Jika domba/kambing itu disembelih pada hari ke-14 dan ayat 6 mengatakan domba itu disembelih saat senja (yaitu pada pukul 3 siang), maka sesungguhnya domba/kambing itu hidup bersama keluarga yang akan menyembelihnya selama kurang dari 4 hari, tapi lebih dari 3 hari.  Katakanlah sekitar 3½ hari.

 

Berapa lama ministri Yesus di tengah-tengah manusia sebelum Dia mati di salib? Lebih dari 3 tahun, kurang dari 4 tahun, atau 3½ tahun.

Biasa perhitungan dalam nubuatan, 1 hari nubuatan = 1 tahun literal.

Maka domba yang hidup bersama keluarga yang akan menyembelihnya selama kurang dari 4 hari tapi lebih dari 3 hari itu, adalah tipe (simbol) dari lamanya Yesus melayani di tengah-tengah manusia yang akan “menyembelihNya”, yaitu 3½ tahun (karena 1 hari nubuatan = 1 tahun literal)

Jadi dengan menyuruh bangsa Israel memelihara domba itu selama kurang dari 4 hari, Tuhan sudah memberikan simbolnya bahwa nanti Domba Allah juga akan melayani di tengah-tengah bangsa Israel yang akan menyembelihNya selama 3½ tahun. 

 

 

Sudahkah kita mengasihi Domba Allah ini? Yang sudah mati menggantikan kita, supaya kita tidak binasa tapi beroleh hidup kekal? BAGAIMANAKAH CARANYA KITA MENGASIHI ORANG YANG SECARA FISIK TIDAK ADA DI SAMPING KITA? Kita tidak bisa memelukNya, tidak bisa mengusap-usapNya, tidak bisa memasakkan masakan kesukaanNya, tidak bisa mengenakan pakaianNya, seperti seorang ibu menyatakan cintanya kepada anaknya. Bagaimana kita bisa menyatakan kasih kita kepada Domba Allah ini?  Dia sendiri sudah memberikan jawabannya:

Yohanes 14:15

Jikalau kamu mengasihi Aku, turuti Perintah-perintah-Ku.

 

Ini permintaan Yesus. Bagaimana Dia mau dikasihi? Dengan menuruti Perintah-perintahNya. Kita tidak disuruh memasakkan makananNya, Dia hanya minta kita menuruti Perintah-perintahNya.

Berarti jika kita tidak menuruti Perintah-perintahNya, kita belum mengasihiNya. Dia sudah mati menggantikan kita, dosa kita yang “menyembelih”Nya, bagaimana mungkin kita tidak mau mengasihi Dia?

 

Tentunya keluarga yang sudah memelihara domba/kambing yang akan dikurbankan itu selama kurang dari 4 hari, akan  mempunyai kesedihan yang sangat besar ketika mereka harus menyembelih sendiri domba muda yang tidak berdosa ini. Sudahkah ada kesedihan yang besar di hati kita karena Kristus harus mati menggantikan kita akibat semua dosa kita? Jika ada kesedihan itu, tentunya kita tidak akan pernah sengaja mau berbuat dosa lagi.

Tetapi, jika tidak ada kesedihan itu, berarti kita belum sungguh-sungguh mengasihi Kristus. Kalau terhadap seekor domba, atau seekor ayam dalam pengalamanku, kita bisa punya ikatan batin, bisa merasa sangat sedih ketika nyawa mereka dikorbankan untuk kita, mengapa kita tidak “terlalu” bersedih atas pengorbanan Domba Allah? Ada yang sangat kurang dalam ibadah kita jika kita tidak merasakan kesedihan ini.

 

Untuk direnungkan.

 

 

14 06 14

 

 

 

 

 

 

 

 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar