Minggu, 01 Juni 2014

128. TUHAN TAHU PERSIS SIAPA KITA

128. TUHAN TAHU PERSIS SIAPA KITA

___________________________________________________

10 Hukum yang ditulis oleh jari Tuhan pada dua tablet/loh batu dan yang diberikanNya kepada Musa untuk disampaikan kepada bangsa pilihanNya, Israel, pada waktu itu, sebenarnya adalah cermin sifat-sifat manusia.

 

10 Hukum yang berisikan 8 perintah “Jangan”, 1 perintah “Ingat” dan 1 perintah “Hormati” itu benar-benar menggambarkan segala kecenderungan kita sebagai manusia. Marilah kita baca lagi (dalam terjemahan bahasa Indonesia tentunya) apa yang ditulis Tuhan pada kedua tablet/loh batu itu, yang tercatat di kitab Keluaran pasal 20:

 

20:3         JANGAN engkau punya allah lain di hadapanKu.

 

20:4-6      JANGAN engkau membuat bagimu patung pahatan apa pun, atau keserupaan  dari apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan engkau sujud menyembah kepada mereka, atau melayani mereka; sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang  cemburu, yang membalaskan dosa bapak-bapak ke atas anak-anak, hingga ke keturunan yang ketiga dan keempat dari mereka yang membenci Aku, dan menunjukkan rahmat kepada beribu-ribu dari mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada Perintah-perintah-Ku.

 

20:7         JANGAN menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN tidak akan menganggap orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan, tidak bersalah.

 

20:8-11    INGATLAH hari Sabat, peliharalah kekudusannya. Enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,  dan telah berhenti bekerja pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

 

20:12       HORMATIlah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu

 

20:13       JANGAN membunuh.

 

20:14       JANGAN berzinah.

 

20:15       JANGAN mencuri.

 

20:16       JANGAN memberikan saksi dusta tentang sesamamu.


20:17       JANGAN mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang milik sesamamu.

 

 

Mengapa Tuhan memberikan 10 PERINTAH/HUKUM ini kepada kita?

Karena Tuhan tahu persis, itulah kita yang hidup dalam daging. Itulah kita yang punya kecenderungan untuk berbuat dosa.

Coba kita analisa sendiri benar tidak ini adalah gambaran kita.

 

1.   Kita sangat egois,

selalu menomorsatukan diri sendiri, tidak ada yang lebih kita pentingkan daripada diri kita sendiri, hobi kita, pendirian kita, kesibukan kita, kenyamanan hidup kita, bahkan Tuhan pun sering kita singkirkan ke belakang, kepentingan kita sendiri dulu yang kita lakukan. Tuhan nanti-nanti saja, kalau kita sudah tidak sibuk, kalau kita punya waktu sisa, kalau kita punya umur sisa. Mengetahui sifat egois kita ini, peringatan pertama yang diberikan Tuhan kepada kita adalah  JANGAN engkau punya allah lain di hadapanKu” Semua yang lebih kita pentingkan, semua yang lebih kita dahulukan daripada Tuhan, itu adalah “allah lain”, karena kata “allah” sebenarnya berarti “yang kita sembah.” Dan sosok yang paling kita sembah setiap waktu adalah diri kita sendiri.

 

2.   Kita mau menciptakan allah menurut konsep kita.

Sebenarnya hubungan antara Tuhan dengan kita itu hubungan batiniah, tetapi karena kita tidak punya hubungan batiniah dengan Allah yang tidak kita lihat, maka kita merasa perlu ada “sesuatu yang konkret” yang bisa kita pegang, bisa kita lihat, untuk meyakinkan kita ada “sosok” yang punya kemampuan untuk menolong kita. Kita lalu menciptakan sendiri sesuai konsep kita, segala bentuk yang kita anggap bisa mewakili Tuhan, kadang dalam bentuk hewan pula. Bayangkan Tuhan digambarkan sebagai hewan! Atau tidak kurang konyolnya, kita membuat patung/gambar orang-orang yang sudah mati, dan kita menyembah semua hasil ciptaan tangan manusia sendiri,  semua benda-benda mati yang tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, tidak bisa berkata, dan yang sama sekali tidak hidup. Dan kita sembah semua benda mati ini, kita minta berkat darinya, kita minta perlindungannya, kita minta bantuannya.  Padahal sebenarnya ada Tuhan yang hidup, Tuhan yang tidak dibuat oleh tangan manusia, Tuhan yang mendengar, Tuhan yang melihat, Tuhan yang tahu segala sesuatu, dan menguasai segala sesuatu, mengapa kita justru bersujud kepada segala yang mati?  Karena itu Tuhan mengingatkan, ”JANGAN engkau membuat bagimu patung pahatan apa pun, atau keserupaan  dari apa pun… Jangan engkau sujud menyembah kepada mereka…”

 

3.   Tuhan tahu bahwa kita tidak bisa mengendalikan lidah kita,

dan ada suatu kecenderungan dalam diri kita yang menganggap menyebut nama Tuhan itu akan membuat kata-kata kita lebih berbobot, jadi kita obral ucapan “demi Tuhan”, atau yang lebih konyol lagi buat orang-orang zaman sekarang, memaki-maki atau menyatakan keterkejutan itu sangat “cool” jika kita melakukannya dalam bahasa asing sambil menyebut nama Tuhan. Maka muncullah segala istilah “omg” dan sejenisnya. Juga segala jokes atau banyolan atau satire yang membawa-bawa nama Tuhan. Orang sekarang sudah tidak lagi menghormati, atau takut kepada Tuhan Yang Mahakuasa, Khalik Pencipta Alam Semesta ini, sehingga berani sembarangan menyebut namaNya secara tidak pantas. Padahal kalau ada yang menyebut nama bapaknya secara bergurau saja, manusia bisa marah. Tapi nama Tuhan diobral sembarangan di mana-mana. Karena itu Tuhan mengingatkan, JANGAN menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan”.

 

4.   Kita melanggar kesucian waktu milik Tuhan.

Perintah yang ke-4 ini paling istimewa. Isinya tiga: “INGAT”, “KUDUSKAN” dan “JANGAN”. Tuhan sudah tahu manusia akan berpura-pura lupa, karena itu Tuhan berkata INGATLAH hari Sabat, peliharalah kekudusannya.” Berarti tidak boleh melupakan apa? Tidak boleh melupakan untuk menguduskan hari Sabat.

Lalu supaya manusia tidak punya alasan berbuat kesalahan, Tuhan sudah memberikan petunjuk yang mana yang disebut “hari Sabat” itu, yaitu “hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu”. Perhatikan, “hari ketujuh” bukan “hari pertama”. Hari yang ketujuh menurut urutan penanggalan yang benar adalah hari Sabtu, bukan hari Minggu. Hari Minggu adalah hari pertama, karena itu kita sebut juga hari Ahad, “Ahad” artinya “Satu” jadi hari Minggu adalah hari yang nomor satu dalam urutan satu minggu, bukan yang ketujuh.  Sekarang, perhatikan kata-kata yang ditulis jari Tuhan ini, “hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu jadi, hari ketujuh itu bukan hari sabat orang Yahudi! Orang Yahudi memelihara Sabat Hari Ketujuh karena itu Sabat Tuhan dan mereka mematuhinya. Sebenarnya semua manusia harus mematuhinya, sama seperti Perintah-perintah yang lain di 10 Hukum ini. Ini tulisan Tuhan sendiri! Dan Tuhan sudah menulis, “hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu” Berarti, hari yang ketujuh, hari sabat itu milik Tuhan Allah kita. Jika kita mengatakan Tuhan itu Allah kita, maka kita harus “mengingat” dan “menguduskan” hari sabat Tuhan Allah kita. 

Lebih lanjut, Tuhan memberikan petunjukNya, bagaimana cara “mengingat” dan “menguduskan” hari sabatNya ini, yaitu dengan jangan melakukan sesuatu pekerjaan pada hari tersebut. Nah, di ayat-ayat Alkitab yang lain ada keterangan yang lebih banyak tentang bagaimana Tuhan menghendaki hari sabatNya ini diingat dan dikuduskan, pada dasarnya adalah dengan berhenti dari mengerjakan segala pekerjaan mencari nafkah dan kesibukan rutin sehari-hari, karena ini hari Tuhan maka hari ini harus kita pakai sepenuhnya untuk Tuhan dan pekerjaan Tuhan.

 

5.   Kita melupakan tanggung jawab terhadap orangtua.

Nah, Tuhan juga sudah tahu bahwa kita ini punya kecenderungan untuk tidak menghormati orangtua kita. Kita menganggap mereka bodoh, tertinggal zaman, barang antik, menyebalkan, membuat repot, bawel, dll. Dan kita cenderung menyingkirkan mereka, meninggalkan mereka, pura-pura tidak mendengar apa pun yang mereka katakan, kita menjauhi mereka, kita anggap seperti perabot saja di rumah, atau sebaliknya kita menjadikan mereka orang suruhan kita, kita suruh ini, suruh itu, memberi mereka tugas yang sebenarnya berat buat mereka lakukan karena sudah lanjut usianya. Sering juga kita menelantarkan mereka, melupakan faktanya bahwa mereka yang melahirkan, membesarkan, dan merawat kita pada saat kita kecil dan tidak berdaya. Tuhan tidak menulis perintah “Sayangilah pasanganmu” atau “sayangilah anak-anakmu”, tapi Tuhan menulis perintah khusus  HORMATIlah ayahmu dan ibumu. Berarti Tuhan tahu, kita cenderung tidak menghormati orangtua kita. Karena itu Tuhan khusus memberikan peringatan ini. Ini perintah yang disertai janji.

 

6.   Kita membenci, itu sama dengan membunuh.

Berikutnya Tuhan tahu bahwa sebenarnya hati kita mudah membenci, dan membenci sama dengan membunuh di dalam hati. Karena itu Tuhan mengingatkan,  JANGAN membunuh baik di dalam hati, maupun secara harafiah; baik orang lain maupun diri sendiri.

 

7.   Kita suka yang cabul.

Satu lagi kecenderungan negatif kita yang diketahui oleh Tuhan, kita cenderung amoral. Berapa banyak hidup yang berantakan karena tindakan kita yang amoral? Tuhan mengingatkan JANGAN berzinah. Dan berzinah ini bukan hanya perbuatan secara harafiah, tetapi segala keinginan amoral, berkhayal pun yang masih ada di dalam hati pun sudah dianggap berzinah. “Jangan” kata Tuhan.

 

8.   Kita suka mencuri.

Ternyata Tuhan juga tahu, kita suka mencuri. Segala sesuatu yang bukan hak dan milik kita, tapi kita pakai dan kita ambil tanpa izin si empunya, itu adalah mencuri. Jadi, bukan hanya mencuri ayam tetangga yang masuk dalam kategori ini, tapi mencuri waktu Tuhan misalnya dengan tidak mengingat dan menguduskan hari Sabat; atau tidak mengembalikan persepuluhan yang adalah milik Tuhan; atau tidak membayar pajak dengan jujur yang adalah milik Negara. Ada banyak bentuk pencurian, yang pada dasarnya adalah memakai atau menghaki apa yang bukan hak kita. Jadi Tuhan memberi peringatan JANGAN mencuri.

 

9.   Lidah kita tidak bisa dikendalikan.

Tuhan tahu kita punya hobi lain lagi yang sangat buruk, yaitu suka berbohong dan memfitnah. Kedua hal ini masuk dalam satu kategori yang sama, sama-sama tidak bicara kenyataan. Bohong menjadi jalan keluar yang paling mudah bagi kita kalau lagi menghadapi masalah. Kita sering berkata, boleh kalau itu “bohong baik” (artinya bohong demi kebaikan), itu tidak apa-apa. Tidak benar. Tidak ada yang namanya bohong demi kebaikan. Kebenaran selalu lebih baik daripada yang tidak benar. Karena itu Tuhan mengingatkan JANGAN memberikan saksi dusta tentang sesamamu,” bicaralah yang jujur saja.

 

10. Kita serakah.

Dan, kecenderungan kita yang walaupun dicantumkan Tuhan di urutan terakhir, tapi sama sekali tidak berarti itu adalah kecenderungan yang terkecil. Justru bagi banyak di antara kita, kecenderungan ini yang membawa kita kepada kesalahan-kesalahan yang lebih parah. Apa itu? Kecenderungan kita untuk mengingini apa yang dimiliki orang lain, kita serakah. Melihat orang yang lebih sukses, lebih kaya, lebih cantik, lebih terkenal, lebih dihormati orang, lebih pintar, lebih ini, lebih itu, kita iri hati, kita membenci mereka tapi kita ingin seperti mereka, dan sering jalan yang kita tempuh itu jalan yang tidak terhormat. Karena itu Tuhan mengingatkan JANGAN mengingini.” Syukuri saja yang yang kita punya. Tuhan selalu memberikan yang terbaik kepada kita. Jika kita tidak mempunyainya, berarti saat ini memang itu tidak baik untuk kita.

 

 

Jadi dengan memberikan 10 Perintah/10 Hukum ini, Tuhan memasang sebuah cermin besar di depan hidung kita. Tuhan bilang, “Lihat, ini adalah kamu! Kamu itu egois, kamu lebih menghargai ciptaan tangan manusia daripada Aku, kamu tidak bisa mengendalikan mulutmu, kamu tidak mengingat dan menguduskan hari sabatKu, kamu menelantarkan orangtuamu, kamu membenci orang, kamu mencuri dari Aku dan dari sesamamu, kamu suka bohong, dan lain-lain! Ini adalah kamu. Kenalilah dirimu sendiri! Kamu mengira kamu baik, tapi ini lihatlah ke cermin ini, kamu tidak baik, yang kamu lihat di cermin itu adalah kamu!”

Itulah kita. Penuh dengan kebusukan. Penuh dengan kesalahan.

Roma 3:23, 10

Karena semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai  kemuliaan Allah.

Seperti ada tertulis: ‘tidak ada yang benar, seorang pun tidak.’

 

Kesimpulannya:

KITA TIDAK BISA MENYELAMATKAN DIRI SENDIRI. Kita tidak bisa berharap menyelamatkan diri kita sendiri DENGAN PERBUATAN BAIK KITA, karena hati kita, pikiran kita adalah seperti yang ditunjukkan Tuhan ini.

Karena itu kita butuh Juruselamat yang bisa menyelamatkan kita. Semua dosa yang telah kita buat, tidak bisa kita hapus sendiri dengan perbuatan baik kita. Dosa adalah melanggar hukum Tuhan (1 Yohanes 3:4), dosa tidak bisa dibayar dengan perbuatan baik. Karena itulah kita membutuhkan KASIH KARUNIA TUHAN, untuk menyelamatkan kita. Hanya KASIH KARUNIA TUHAN yang menyelamatkan kita, jika kita mau menerimanya lewat IMAN.

 

 

Lalu apa gunanya larangan-larangan dan peringatan-peringatan yang diberikan Tuhan? Apa gunanya ke-10 PERINTAH/10 HUKUM TUHAN itu? Jelas itu tidak bisa menyelamatkan kita karena justru tulisan Tuhan itulah yang menunjukkan semua dosa kita, bukan? Tuhan berkata “JANGAN” tapi kita tetap berbuat. Jadi TULISAN TUHAN  YANG MENYATAKAN KESALAHAN KITA, TIDAK MENYELAMATKAN KITA.

 

Tapi tulisan Tuhan itu menyatakan apa yang Tuhan suka jika kita menuruti semua PerintahNya. Tuhan suka kita bisa seperti yang diinginkanNya, yaitu tidak melakukan hal-hal yang tidak disukaiNya.

 

Pertanyaan: WALAUPUN TULISAN TUHAN ITU TIDAK MENYELAMATKAN KITA, APAKAH KITA TETAP HARUS MEMATUHINYA?

 

Jawabannya ini harus dipahami betul-betul oleh semua orang Kristen. Ini adalah doktrin PEMBENARAN OLEH IMAN ~ JUSTIFICATION BY FAITH yang sering disalahpahami oleh banyak orang Kristen:

IYA! KITA HARUS MEMATUHI TULISAN TANGAN TUHAN INI, SEMUANYA. Tetapi kita mematuhinya BUKAN supaya kita bisa selamat (karena kita sudah diselamatkan oleh Kasih Karunia), tetapi kita mematuhinya KARENA ITU YANG TUHAN SUKA KITA PERBUAT, kita mematuhinya supaya kita bisa membuat Tuhan senang, kita mematuhinya karena kita sudah diselamatkan Tuhan dan kita mencintai Tuhan, dan jika kita mencintai Tuhan, sudah pasti kita ingin membuat Tuhan senang.

   

"JIKALAU KAMU MENGASIHI AKU,

TURUTI PERINTAH-PERINTAH-KU”

(Yohanes 14:15),

Inilah kata-kata Yesus sendiri.


Jadi, sekali lagi, kita tidak mematuhi semua perintah Tuhan SUPAYA BISA SELAMAT. Tidak. KITA SUDAH DISELAMATKAN. 

Tetapi sekarang, sebagai orang yang sudah diselamatkan, sebagai anak-anak Tuhan, kita mau membuat Bapa kita yang di Surga itu senang, kita tidak mau menyedihkan hatiNya, KITA MEMATUHI SEMUA PERINTAHNYA KARENA KITA MENGASIHI DIA, KARENA DIA SUDAH LEBIH DAHULU MENGASIHI KITA, DAN MENYELAMATKAN KITA SELAGI KITA MASIH ORANG-ORANG BERDOSA. (1 Yohanes 4:19)

 

Jika kita tidak menuruti segala perintah Tuhan, berarti kita tidak mengasihi Tuhan. Setelah Tuhan menyelamatkan kita, setelah Tuhan mengasihi kita, setelah Tuhan mengampuni dosa kita, setelah Tuhan membebaskan kita dari hukuman mati kekal, apakah kita tidak ada perasaan terima kasih kepada Tuhan dan mencintaiNya juga? Tuhan tahu isi hati kita. Dan BUKTI BAHWA KITA MENCINTAI TUHAN ADALAH DENGAN MEMATUHI SEGALA PERINTAHNYA.

Amin.

 

 

 

 

 

01 06 14

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar