Senin, 14 September 2015

150. KELUARLAH DARI BABILON!

150.  KELUARLAH DARI BABILON

_____________________________________________________


Khotbah Pdt. Kristyono Sarjono Sabat siang lalu merupakan khotbah yang terakhir di gedung gereja MAHK Jalan Anjasmoro yang harus dirobohkan untuk dibangun kembali dengan fasilitas sekolah yang lebih baik. Khotbah tersebut yang diawali acara baptisan dan diakhiri dengan acara perjamuan kudus yang terakhir kalinya di gedung tersebut, mengingatkan kita betapa besarnya kasih Tuhan kepada manusia, yang tidak membiarkan manusia binasa karena dosanya sendiri, tetapi berulang-ulang Tuhan memanggil kita agar keluar dari nasib mengerikan yang menantikan kita. Sekarang aku bagikan kalian.

 

Setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa dan diusir keluar dari taman Eden, Tuhan tidak henti-hentinya menunjukkan kasih karuniaNya untuk menyelamatkan manusia. Janji yang pertama akan adanya penebusan atas hukuman dosa mereka segera diberikan Tuhan kepada mereka sebelum mereka dikeluarkan dari taman Eden. Pada saat itu Tuhan telah menyatakan bahwa pangkal dosa itu ada pada Iblis yang pada waktu itu sedang merasuki seekor ular untuk mempedayai Hawa.

Kita lihat janji yang pertama ini di 

Kejadian 3:14-15

14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu,  ’Karena engkau berbuat demikian, engkau terkutuk lebih dari segala ternak,  dan lebih dari setiap binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan melata dan engkau akan makan debu tanah seumur hidupmu.’ 15 Dan Aku akan menempatkan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara benihmu dan Benihnya. Benihnya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan mememarkan tumitNya.’

 

Jadi Tuhan sudah berjanji bahwa Keturunan Hawa akan meremukkan kepala Iblis. Untuk itu Tuhan harus mempersiapkan suatu garis keturunan keluarga dari mana “Benih Hawa” ini akan lahir. Tentunya garis keturunan itu haruslah dari manusia yang setia dan mengasihi Tuhan, karena untuk bisa menebus manusia dari hukuman dosa, “Sang Benih” ini sendiri harus tidak berdosa, tidak bercacat.

 

Sepuluh generasi yang pertama setelah Adam ternyata mengecewakan. Manusia menjadi begitu jahat hingga tidak ada pilihan lain bagi Tuhan kecuali membinasakan mereka,  mereka sama sekali mengabaikan kasih karunia yang diberikan Tuhan kepada mereka yang selama 120 tahun memanggil mereka agar bertobat. Karena Tuhan harus menjaga kemurnian garis keturunan keluarga dari mana kelak “Sang Benih” itu harus lahir, dan karena saat itu hanya Nuh dan keluarganya yang didapati setia kepada Tuhan, maka semua manusia lainnya harus dibinasakan.

 

Tapi walaupun Alkitab mengatakan Nuh itu mendapat kasih karunia Tuhan, karena ia adalah seorang yang benar, tidak bercela, dan Nuh hidup bersama Tuhan (Kejadian 6:8-9), keturunannya ternyata tidak semuanya mempertahankan kemurnian Nuh. Dari tiga anaknya, yang satu ternyata menghasilkan keturunan yang menjadi pemberontak terhadap Tuhan.

Dari anaknya yang bernama Ham, lahirlah Kush, dan dari Kush lahirlah Nimrod. Berarti Nimrod ini adalah cicit Nuh, hubungan yang masih sangat dekat dengan Nuh yang orang benar, tidak bercela, yang hidup bersama Tuhan dan mendapatkan kasih karunia Tuhan. Tetapi Nimrod tidak seperti kakek buyutnya. Nimrod adalah seorang pemberontak. Dialah yang pertama mendirikan kerajaan.

 

Ketika Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, demikianlah perintahNya yang tercatat di Kejadian 1:28

Dan Allah memberkati mereka, dan Allah berfirman kepada mereka, ‘Berkembangbiaklah dan bertambah-tambahlah, dan penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, dan berkuasalah atas ikan-ikan di laut, dan atas burung-burung di udara, dan atas segala makhluk hidup yang bergerak di bumi.’

Jadi perintah Tuhan kepada manusia adalah untuk memenuhi bumi, dengan kata lain menyebar ke seluruh bumi. Tetapi Nimrod mendirikan menara Babel (Kejadian 10:10, 11:4), dengan membangun menara Babel, Nimrod justru mengumpulkan semua orang di menara itu, sehingga manusia tidak menyebar seperti yang diperintahkan Allah.

 

Kata “Babel” itu ternyata terdapat dalam dua bahasa.

ü    Dari bahasa Akkadian (Sumeria)

yaitu bahasa di Mesopotamia tempat di mana Babel itu berada, kata aslinya adalah “BABILU” yang artinya “pintu gerbang Tuhan” atau “jalan menuju Tuhan”.

Maka manusia mengira mereka bisa mencapai Tuhan dengan usahanya sendiri, naik menara Babel.

ü    Tetapi dalam bahasa Ibrani,  בּבל [bâbel baw-bel']  

“Babel”  berarti “kekacauan” karena Tuhan mengacaukan rencana mereka dengan mengacaukan bahasa mereka.



Jadi pada waktu cicit Nuh membangun menara Babel, yang dimaksudnya adalah membangun menara yang merupakan pintu gerbang menuju Tuhan/Surga. Hebat kan niatnya, dia dan rakyatnya berambisi bisa mencapai Tuhan dengan naik menara yang dibangunnya.

Tetapi segala upaya, cara, ajaran manusia untuk selamat, ke Surga, mencapai Tuhan dengan kekuatannya sendiri, ditolak, digagalkan dan dihancurkan Tuhan. Mengapa? Karena manusia hanya bisa selamat oleh kasih karunia Tuhan, bukan karena usaha atau perbuatannya sendiri. (Efesus 2:8) Hanya ada satu jalan yang bisa membawa kita kepada Tuhan yaitu melalui Yesus, bukan dengan menaiki menara Babel buatan tangan manusia, seperti yang dikatakan Yesus sendiri di:

Yohanes 14:6

Kata Yesus kepadanya, ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak  seorang pun yang sampai kepada Bapa, selain melalui Aku.’

 

Selain itu, ada tujuan lain Nimrod membuat menara Babel tersebut. Tercatat di:

Kejadian 11:4

Dan mereka berkata, ‘Mari kita dirikan bagi kita sebuah kota dan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit;  marilah kita menciptakan nama bagi diri kita sendiri, supaya  jangan kita terserak keluar ke seluruh permukaan bumi.’

 

Lihat, Tuhan memerintahkan kepada Adam dan Hawa untuk memenuhi bumi. Apakah Nimrod tahu tentang Perintah Tuhan ini? Jelas tahu, karena Kejadian 11:4 berkata, supaya  jangan kita terserak keluar ke seluruh permukaan bumi.” Jadi Nimrod berniat untuk sengaja melawan Perintah Tuhan.

 

Nimrod mau memusatkan pemerintahannya di Babel, jadi semua orang mau dikumpulkannya di menara yang dibangunnya itu. Niatnya ialah mencapai langit dengan caranya sendiri, yang jelas-jelas melawan Perintah Tuhan.

Berapa banyak dari kita yang seperti Nimrod, berusaha mencapai Tuhan dan Surga dengan upaya kita sendiri? Tuhan tidak berkenan pada upaya manusia di zaman Nimrod, Tuhan juga tidak berkenan pada upaya manusia sekarang di zaman kita.

 

Karena itu Alkitab mencatat di Kejadian 11:7-9

7 Mari, sebaiknya Kita (TUHAN) turun dan mengacaukan  bahasa mereka di sana, sehingga mereka tidak mengerti lagi perkataan satu sama lain.8 Maka TUHAN menyerakkan mereka keluar, dari situ ke seluruh muka bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. 9 Itulah sebabnya nama kota itu disebut Babel, karena di situlah TUHAN mengacaukan bahasa seluruh bumi dan dari situlah TUHAN menyerakkan mereka ke seluruh muka bumi.

 

Jadi Babel itu sudah merupakan lambang pembrontakan kepada autoritas Tuhan sejak semula.  Babel merupakan lambang yang dipakai Setan untuk menantang Tuhan.

Karena itu bila di Alkitab kita bertemu dengan kata “Babel” atau “Babilon” maka itu sudah jelas adalah musuh Tuhan.

 

Dengan demikian, bolak-balik Tuhan memanggil umatNya untuk keluar dari Babel.

 

Panggilan yang pertama yang dicatat Alkitab adalah kepada Abraham. Tetapi anehnya, Terah, ayah Abraham, tercatat di Alkitab meninggalkan Ur-Kasdim (yaitu di Babel) dengan membawa Abraham dan istrinya Sarai, serta Lot cucunya dari anaknya yang sudah mati lebih dulu. Tujuan mereka adalah ke Kanaan. Mengapa tiba-tiba Terah membawa keluarganya meninggalkan kampung halamannya? Apakah Tuhan yang menggerakkan hati Terah untuk keluar dari Babel? Dan mengapa tujuannya adalah Kanaan, yang justru adalah tanah perjanjian yang kemudian dijanjikan Tuhan kepada Abraham?

Nah, yang tercatat di Alkitab adalah, Terah membawa keluarganya meninggalkan Ur Kasdim menuju Kanaan. Tetapi ketika mereka tiba di Haran (walaupun sudah cukup jauh dari Ur, tetapi masih termasuk wilayah Babel), mereka berhenti. Mungkin Terah sudah terlalu tua dan tidak sanggup melanjutkan perjalanan ke Kanaan, dan Terah mati di Haran pada usia 205. [Kejadian 11:31-32]

 

Karena mereka belum mencapai Kanaan, maka kemudian Tuhan memanggil Abraham dan menyuruhnya benar-benar meninggalkan Babel, keluar dari Haran dengan tujuan ke tanah perjanjian yang dijanjikan Tuhan kepadanya dan kepada keturunannya. Tanah perjanjian itu adalah Kanaan, tempat yang sama yang tadinya dituju oleh Terah, ayahnya. Di Kanaan sanalah letak  ירוּשׁלים    ירוּשׁלם    yerûshâlaim  yerûshâlayim yang artinya “didapati damai”.

Untuk apa? Untuk dijauhkan dari Babel yang merupakan tempat pemujaan berhala yang terang-terangan menentang Tuhan. Supaya Tuhan bisa menjadikan Abraham dan keturunannya sebagai umat pilihanNya di tanah perjanjian yang damai, dari mana nanti “Benih Hawa” akan lahir.

 

Ketika Yakub, cucu Abraham, berbuat dosa [Kejadian pasal 27], ibunya menyuruh dia melarikan diri ke Haran, kembali ke daerah Babel, untuk menghindari pembalasan dendam kakaknya Esau. Ternyata satu dosa membuat kita mendekat kepada dosa-dosa yang lain. Yakub pun menurut. Dia meninggalkan Bersyeba di Kanaan dan berangkat ke Haran.  Tetapi belum lagi keluar dari tanah Kanaan, di Betel, Tuhan mengingatkan Yakub akan janjiNya, janji yang telah diberikanNya kepada Abraham kakeknya dan Ishak ayahnya. Sekitar 20 tahun kemudian, setelah Yakub berkeluarga, Tuhan memanggil Yakub keluar dari Babel supaya kembali ke Kanaan.  Maka kembalilah Yakub beserta keluarganya ke Kanaan.

 

Tuhan bukan hanya memanggil satu individu atau satu keluarga atau satu keturunan untuk keluar dari Babel, tetapi Tuhan juga memanggil satu bangsa keluar dari Babel. Karena ketidakpatuhan mereka kepada Tuhan, maka umat pilihan Tuhan, orang-orang Yahudi, ditawan oleh kaisar Babilon, Nebukadnezar di Babel. Setelah 70 tahun, Tuhan memanggil umatNya keluar dari Babilon dan kembali ke Yerusalem. 

 

Dan pada akhir zaman ini untuk terakhir kalinya Tuhan juga memanggil umatNya keluar dari Babilon. Kita jumpai seruan ini di kitab Wahyu, kitab yang terakhir.

Wahyu 18:4

Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: Keluarlah darinya, hai umat-Ku, supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.

 

Tuhan memanggil umatNya untuk keluar dari Babel/Babilon. Dan ini merupakan seruan yang terakhir sebelum Babel/Babilon dihancurkan.

 

 

Teman-teman, negara Babel/Babilon purba sekarang sudah tidak ada. Maka perlu kita pahami bahwa yang dimaksud Tuhan bukanlah Babel kuno tempat asal usul Abraham, tempat istana Nebukadnezar. Ini adalah istilah kiasan. Ini bukan suatu lokasi geografis, ini adalah Babel yang abstrak. Tuhan tidak berbicara mengenai satu negara atau satu kerajaan, atau satu bangsa, tetapi Tuhan memakai kata “Babel” karena itulah kata yang melambangkan segala yang memberontak terhadap autoritas dan Hukum Tuhan.

 

 

Marilah kita simak apa yang tertulis di Wahyu pasal 18:

18:1         Dan setelah hal-hal itu, aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga, mempunyai kekuasaan besar dan bumi diterangi oleh kemuliaannya.

18:2           Dan ia berseru keras-keras dengan suara yang kuat, katanya,  ‘Babel yang besar sudah roboh, sudah roboh,  dan telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat, dan tempat penahanan setiap roh najis dan  sebuah sangkar untuk setiap  burung yang najis dan yang dibenci, 

18:3           karena semua bangsa telah minum anggur murka zinahnya, dan raja-raja di bumi telah berbuat zinah dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan barang-barang mewahnya.’ 

18:4           Dan aku mendengar Suara lain dari sorga berkata, ‘Keluarlah darinya, hai umat-Ku, supaya kamu jangan ikut mengambil bagian dalam dosa-dosanya, sehingga kamu tidak ditimpa malapetaka-malapetakanya.

18:5           Sebab dosa-dosanya telah mencapai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya’

18:6         Berikanlah ganjaran yang sama seperti yang telah dia berikan kepadamu, dan gandakanlah kepadanya dua kali lipat sesuai perbuatannya, di dalam cawan yang telah diisinya, isikan baginya dua kali lipat;

18:7         Seberapa banyak dia telah memuliakan dirinya sendiri, dan hidup dalam kenikmatan, berikan kepadanya sebanyak itulah siksaan dan kesedihan. Sebab ia berkata di dalam hatinya: ‘Aku bertakhta seperti ratu, dan aku bukan janda, dan tidak akan mengalami kesedihan.’

18:8         Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari ἡμέρα [hēmera], yaitu kematian, dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar sampai habis dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, itu perkasa.

 

 

Perhatikan deskripsi tentang Babel ini di ayat 2:

1.   Babel kali ini diberi predikat sebagai “yang besar”,

dalam terjemahan bahasa Inggrisnya disebut “Babylon the great”, tulisan aslinya μέγας  [meg'-as] yang artinya “yang  sangat besar” atau “yang sangat kuat” dalam bentuk jamak. Berarti Babilon ini bukan hanya satu entitas tunggal, tetapi jamak/lebih dari satu, dan dia sangat kuat, sangat besar.  Jadi ini adalah satu kelompok pemberontak yang sangat kuat dan sangat besar, yang terdiri atas lebih dari satu unit, karena kata ini bentuknya jamak.

 

2.   Tuhan dengan sangat gamblang menyatakan bahwa itu adalah tempat kediaman roh-roh jahat, dan penjara atau sangkar semua roh najis dan kandang segala burung najis yang dibenci.

Tentunya ini sudah tidak perlu dijelaskan lagi karena sudah sedemikian jelasnya Tuhan menyatakan bahwa yang disebutnya Babel yang besar ini adalah tempat di mana Iblis dan pengikut-pengikutnya berkuasa.

 

3.   Di ayat 3 Tuhan menjelaskan bahwa Babel ini punya anggur yang diminum oleh semua bangsa.

Anggurnya itu bukan sembarang anggur, tapi anggur zinahnya. Kita tahu di dalam Alkitab Tuhan selalu menyatakan dirinya sebagai suami umatNya. Maka bila Alkitab berbicara mengenai perzinahan, yang dimaksud adalah pengkhianatan umat Tuhan terhadap Tuhan. Bilamana umat Tuhan tidak setia kepada Tuhan dan menyembah allah yang lain, maka Tuhan menganggap itu sebagai perselingkuhan atau perzinahan umatNya. Jadi Babilon yang Besar ini tadinya adalah umat Tuhan, sekarang sudah murtad, dan telah berselingkuh dengan raja-raja di bumi dan semua bangsa. Bagaimana cara Babilon yang Besar ini berselingkuh dengan semua bangsa dan raja-raja di bumi? Dengan memberi mereka minum anggurnya. Anggur melambangkan ajaran. Berarti Babilon yang Besar ini telah memberikan ajarannya kepada semua bangsa dan penguasa di bumi. Jelas di sini ajaran-ajarannya itu bukanlah ajaran-ajaran yang benar karena dianggap dosa oleh Tuhan dan layak menerima murka dari Tuhan.

 

4.   Di ayat 5 Tuhan berkata bahwa dosa Babel yang Besar ini sudah tertimbun sampai ke langit, bayangkan betapa banyaknya! Sampai mentok.

 

5.   Selanjutnya dapat kita lihat bahwa Babilon yang Besar ini akan dihancurkan dan dibakar habis dengan api.

 

 


 

Itulah sebabnya Tuhan memanggil umatNya sekarang untuk keluar dari Babel/Babilon yang Besar ini supaya jangan mereka ikut kena hukumannya, kena malapetakanya ~ dan yang dimaksud ini adalah Tujuh Malapetaka yang Terakhir yang akan dicurahkan Tuhan ke atas dunia ini ~ dan juga agar kita tidak ikut kena hukumannya, yaitu dibakar sampai habis tidak tersisa.

 

Pertanyaan: Apakah dosa Babel yang Besar ini?

Dosanya banyak sampai Tuhan menyebutnya bertumpuk-tumpuk hingga ke langit,  tapi satu dosanya yang paling menyolok dari Babilon adalah penyembahan dewa matahari pada hari pertama setiap minggu. Oleh karena itu hingga zaman sekarang hari pertama setiap minggu dalam banyak bahasa, tetap disebut “SUN-DAY” atau hari milik dewa matahari.

 

Tuhan berkata, AKULAH TUHAN, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, keluar dari tempat perbudakan.3 Jangan engkau punya allah lain di hadapanKu.” (Kel. 20:2-3)

Tetapi Babilon mengajarkan penyembahan kepada dewa matahari.

 

Pasti banyak yang mengatakan, “Mana ada yang masih menyembah dewa matahari zaman sekarang?”

Memang tidak ada yang secara fisik sujud di lapangan menghadap matahari, tetapi mayoritas orang Kristen mengadakan penyembahan atau ibadah pada hari milik dewa matahari! Pada hari SUN-day, atau hari Minggu. Mereka mengatakan menyembah Tuhan, tetapi memakai hari milik dewa matahari untuk menyembah Tuhan! Padahal Tuhan sudah menentukan sendiri hari milikNya. Silakan buktikan di kitab Keluaran 20:8-11

8Ingatlah hari Sabat, peliharalah kekudusannya, 9 enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 11 Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,  dan telah berhenti bekerja pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

 

Jelas sekali, bukan, kata-kata yang dipakai Tuhan? Dan kata-kata ini bukan ditulis oleh tangan manusia seperti ayat-ayat yang lain, melainkan diucapkan dari atas G. Sinai dan ditulis oleh jari Tuhan.

 

Tuhan telah menyisihkan HARI YANG KETUJUH ~ BUKAN HARI YANG PERTAMA ~ sebagai milikNya, hari SabatNya. Sabat artinya perhentian, berhenti bekerja, berhenti mengurusi segala kepentingan pribadi kita. Dan dikatakan bahwa hari Sabat itu (hari yang ketujuh setiap minggu) sudah diberkati oleh Tuhan, dan sudah diKUDUSkan olehNya. Jelas karena hari itu kudus, maka tidak boleh kita pakai untuk urusan rutin sehari-hari kita yang tidak masuk kategori kudus. Yang kudus itu hanya Tuhan. Berarti hari yang ketujuh itu hanya untuk Tuhan.

Dan mayoritas orang Kristen selama ini telah menginjak-injak hari yang telah dikuduskan oleh Tuhan dan memakainya untuk segala urusan mereka sendiri yang sama sekali tidak kudus.

Celakanya, banyak dari mereka TIDAK TAHU apa yang mereka lakukan itu adalah menginjak-injak apa yang sudah dikuduskan oleh Tuhan!

 

Mengapa sampai mereka tidak tahu?

Karena Babel yang Besar telah memberi mereka (semua bangsa) minum anggur atau ajaran palsunya. Sejak abad ke-4, hari yang ketujuh sebagai Sabat Tuhan Allah, telah dipendam dalam-dalam dan tempatnya digantikan oleh Hari Minggu/hari dewa matahari/Sun-day. Karena orang awam pada waktu itu dilarang membaca Alkitab sendiri dan hanya  boleh mendengarkan apa yang dikatakan para imam tentang Firman Tuhan, maka jika imam-imam itu salah memberikan pelajaran, seluruh jemaat pun ikut salah menerima pelajaran. Untuk jangka waktu yang panjang, Alkitab itu tidak bisa diakses oleh manusia, bahkan para imam sendiri tidak mudah bisa mengakses Alkitab. Pelajaran tentang Firman Tuhan hanya ditularkan dari mulut ke mulut, tanpa ada yang bisa membuktikan benar-salahnya pelajaran tersebut karena tidak disediakan dokumentasinya untuk bisa dijadikan perbandingan.

Siapa yang menyebabkan situasi ini? Babel! Yang memang adalah musuh Tuhan sejak zaman bahuela.

 

Sebaliknya, Babel menjadikan hari yang biasa, hari yang tidak kudus, menjadi hari bagi Tuhan. Manusia digiring untuk beribadah kepada Tuhan pada hari dewa matahari. Dan karena tidak tahu, manusia pun menurut saja. Inilah salah satu ajaran palsunya, anggur perzinahannya yang telah diminumkan kepada semua bangsa! Masih banyak lagi yang lain, kalau mau dikupas satu per satu, tulisan ini bisa lebih tebal dari novel!

 

Tetapi menjelang akhir zaman, Tuhan kembali berseru, memanggil manusia untuk keluar dari Babel/Babilon.  Kita baca lagi kitab

Wahyu 18:4

Dan aku mendengar suara lain dari sorga berkata, ‘Keluarlah darinya, hai umat-Ku, supaya kamu jangan ikut mengambil bagian dalam dosa-dosanya, sehingga kamu tidak ditimpa malapetaka-malapetakanya

Baca ulang lagi ayat ini, teman-teman. Jelas sekali siapa yang tidak mau keluar dari Babel yang Besar berarti ikut ambil bagian dalam dosa-dosanya, dan sebagai akibatnya, akan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya!

 

Jadi, jangan menganggap itu tidak apa-apa kita tidak memelihara kekudusan hari Sabat Tuhan dan beribadah pada hari Minggu. Banyak yang berkata,  “Semua orang Kristen toh beribadah pada hari Minggu. Masa Tuhan akan menghukum semua orang Kristen?  Jangan fanatiklah, semua hari itu baik, semua hari itu diciptakan Tuhan, gapapa beribadah pada hari Minggu.”

Pada saat kita dihakimi, kita baru tahu bahwa  ITU APA-APA!  Dan itu apa-apa BANGET! Itu adalah anggur perzinahan Babel yang akan kena murka Tuhan! Babel akan ditimpa malapetaka-malapetaka, dan jika kita baca kitab Wahyu kita akan menjumpai 7 malapetaka terakhir yang akan mengenai Babel yang Besar. Jadi, jika kita menjadi bagian dari Babel yang Besar dengan mengikuti ajaran-ajarannya yang salah, Tuhan dengan sangat jelas mengatakan kita akan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya itu.

Lihat apa kata Tuhan di ayat selanjutnya:

Wahyu 18:6

Berikanlah ganjaran yang sama seperti yang telah dia berikan kepadamu, dan gandakanlah kepadanya dua kali lipat sesuai perbuatannya, di dalam cawan yang telah diisinya, isikan baginya dua kali lipat.

Babel yang Besar akan mendapatkan balasan dua kali lipat! Sekali saja sudah merupakan penderitaan yang sangat besar, apalagi dua kali lipat!

 

Perhatikan, Tuhan memanggil umatNya keluar dari Babel. Berarti DI BABEL ITU ADA UMAT TUHAN!

Menurut definisi Alkitab, yang disebut umat Tuhan itu siapa? Menurut definisi Alkitab, yang disebut umat Tuhan adalah gereja. Jadi Tuhan memanggil umatNya keluar dari Babel, berarti BABEL ITU ADALAH GEREJA!  Babel bukan mall, bukan grup artis, bukan grup perusahaan, bukan angkatan bersenjata, bukan grup ilmuwan. BABEL ITU GEREJA, di mana umat Tuhan berada! Tapi gereja yang sudah murtad.

Pertanyaannya sekarang: GEREJA YANG MANA?

Di ayat-ayat di atas dikatakan bahwa Babel sudah roboh, sudah berbuat zinah, dosanya sudah bertumpuk-tumpuk sampai ke langit, berarti Babel yang adalah gereja Tuhan tadinya, sekarang sudah berkhianat, ibarat seorang istri yang berkhianat kepada suaminya, sudah murtad, sudah jatuh, sudah melanggar Perintah-perintah Tuhan karena dosanya sudah bertumpuk-tumpuk sampai ke langit.

 

Maka untuk mengetahui gereja yang mana, dan lebih penting lagi untuk mengetahui apakah gereja saya itu Babel, kita perlu memeriksa di mana? Di Firman Tuhan! Jangan pakai fondasi yang lain. Gereja itu urusan Tuhan. Ajaran agama itu urusan Tuhan. Jadi kalau orang Kristen mau memeriksa, ya bandingkan dengan Firman Tuhan, jangan bandingkan dengan omongan manusia walaupun manusia itu mengaku orang yang paling suci di dunia.

 

Untuk itu kita harus memahami dulu bahwa menurut Firman Tuhan, tertulis di 

1 Yohanes 3:4

Siapa yang berbuat dosa, juga melanggar Hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran Hukum Allah.

 

Maka jika Tuhan berkata bahwa dosa Babel itu sudah bertumpuk-tumpuk sampai ke langit, berarti pelanggaran Babel terhadap Hukum Allah itu sudah bertumpuk-tumpuk sampai ke langit.

Nah, tidak terlalu sulit, bukan, untuk membuat perbandingannya sendiri? Apakah gereja saya mengajar saya untuk melanggar Hukum Allah?

Di dalam Alkitab ada banyak ketentuan yang dibuat Allah bagi umatNya. Tetapi yang biasanya disebut Hukum Allah itu adalah ke-10 Perintah Tuhan, yaitu Hukum yang dikumandangkan dan ditulis oleh Allah sendiri di atas loh batu. Ini mudah sekali pengecekannya, karena hanya ada 10. Ini saja dulu yang kita bandingkan, apakah gereja saya sudah mematuhi semua ke-10 Hukum Allah ini?

 

Ternyata Perintah yang paling menonjol dilanggar oleh mayoritas gereja Kristen adalah hukum yang ke-4.  Mari kita lihat apa bunyi hukum yang ke-4 itu, kita kembali ke kitab

Keluaran 20:8-11

8Ingatlah hari Sabat, peliharalah kekudusannya, 9 enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 11 Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,  dan telah berhenti bekerja pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

 

Isu tentang hari ibadah yang ditentukan Tuhan versus hari ibadah ciptaan Babel akan menjadi pertentangan terakhir umat Tuhan dengan dunia, yang mayoritas menjadi pengikut Babel yang Besar.  Lihat saja sekarang, di Alkitab, Tuhan berkata bahwa “…tetapi HARI KETUJUH ADALAH HARI SABAT TUHAN, ALLAHMU; maka pada  hari itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan…” tetapi sekarang ini seluruh dunia berhenti bekerja pada hari Minggu, hari yang pertama! Semua orang, apa pun agamanya, secara internasional, semua kantor baik swasta maupun pemerintah, BERHENTI BEKERJA pada hari Minggu. Tuhan bilang “hari ketujuh”, seluruh dunia justru mengaplikasikannya pada “hari pertama/hari Minggu/hari dewa matahari (Sun-day)”. Apakah ini bukan pelanggaran? Jelas ini pelanggaran!

 

Mereka yang tidak beragama Kristen, bisa mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui tentang perintah istimewa ini yang dikumandangkan dan ditulis oleh jari Tuhan di atas loh batu, barangkali mereka tidak disalahkan Tuhan, karena mereka tidak tahu. Tetapi bagi ORANG-ORANG KRISTEN ZAMAN SEKARANG, yang setiap orang punya Alkitab dan bisa membacanya sendiri, maka mereka tidak punya alasan untuk mengatakan tidak tahu, dan mereka harus memberikan pertanggungjawaban kepada Tuhan mengapa mereka SENGAJA MELANGGAR PERINTAH TUHAN INI. Apalagi sejak tahun 1844 kesalahan tentang ibadah hari Minggu ini sudah terus-menerus disampaikan kepada orang-orang Kristen, yang secara denominasi masih tetap menolaknya hingga kini.  Bisakah orang-orang Kristen ini lalu berkata kepada Tuhan, “Saya mengikuti apa kata gereja saya, apa kata pendeta saya, apa kata romo saya,” lalu oleh Tuhan dibebaskan dari kesalahannya?

Siapakah yang seharusnya diikuti oleh manusia? Tuhan atau gereja atau pendeta atau romo?

Tidak ada gereja yang bisa menyelamatkan manusia. Tidak ada pendeta atau romo yang bisa menebus dosa manusia. Hanya Tuhan yang menyelamatkan.

Karena itu Tuhan memanggil umatNya untuk KELUAR DARI BABEL/BABILON! Karena Babel/Babilon akan dihukum, Tuhan mau kita selamat semuanya, tetapi kalau kita tetap di Babel/Babilon kita tidak akan selamat, karena Babel yang Besar itu sudah roboh dan dosanya sudah bertumpuk-tumpuk sampai ke langit.

 

Meninggalkan suatu tempat di mana kita sudah berakar itu tidak mudah. Sesuatu yang berharga itu tidak pernah murah. Pepatah dunia berkata, “Ada harga, ada barang.” Barang yang bermutu, harganya mahal. Ada pengorbanan. Ada kesukaran. Ada komitmen.  Hengkang berarti kita harus mencabut akar-akar kita, dan dalam proses pencabutan itu pasti ada akar-akar yang terputus. Sangat sulit. Membutuhkan keteguhan iman, membutuhkan daya tahan, dan dari diri kita sendiri, kita tidak akan mampu. Kita butuh bimbingan Roh Kudus.

Sebenarnya banyak orang Kristen yang sudah tahu bahwa ajaran gereja mereka itu salah, tapi tidak berani mengambil keputusan untuk keluar dari Babel karena tidak bersedia menghadapi kesulitan yang terkait dengan proses keluarnya itu. Karena keluarganya ada di sana, karena teman-temannya di sana, karena punya jabatan di sana, karena pekerjaannya di sana, dll. Jika kita tidak mau keluar, kita akan menemukan 1001 alasan untuk tidak keluar. Tetapi harus kita ingat, bila kita memutuskan untuk tidak keluar dari Babel, maka kita akan ikut menanggung malapetaka-malapetakanya, dan kita akan binasa dibakar habis oleh Tuhan yang menghakimi kita.

 

Hari ini masih ada waktu bagi kita untuk menunda membuat keputusan untuk keluar atau tidak keluar dari Babel. Tapi waktunya sudah tidak lama lagi. Kita bisa mati setiap saat. Dan kematian kita akan mengakhiri kesempatan kita untuk keluar dari Babel.

Tuhan memanggil.

 

 

14 09 15