Kamis, 20 Februari 2014

124. KISAH 15:19-20 APA HANYA EMPAT HAL YANG WAJIB DIHINDARI OLEH ORANG KRISTEN NON-YAHUDI?

124. DALAM KISAH 15:19-20 BUKANKAH

HANYA EMPAT HAL YANG WAJIB DIHINDARI

OLEH ORANG KRISTEN NON-YAHUDI?

__________________________________________

 

Ayat ini sering dijadikan dasar argumentasi banyak orang Kristen, bahwa bagi orang-orang Kristen Perjanjian Baru, hanya empat hal ini yang menjadi larangan bagi mereka.

Benarkah demikian?

 

Tolong kalian baca Kisah pasal 15:1-35 supaya kita mendapatkan seluruh pelajarannya. Di sini hanya dikutipkan ayat-ayat yang relevan supaya tidak terlalu panjang.

 

15:1         Dan orang-orang tertentu datang dari Yudea dan mengajarkan kepada saudara-saudara ‘Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat Musa, kamu tidak bisa diselamatkan.’

15:2         Oleh karena itu, ketika Paulus dan Barnabas terlibat pertikaian yang tidak kecil dan berselisih dengan mereka, mereka memutuskan supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain harus pergi ke Yerusalem, kepada rasul-rasul dan penatua-penatua mengenai pertanyaan ini.

15:4         Dan ketika mereka tiba di Yerusalem, mereka disambut oleh jemaat, dan oleh rasul-rasul, dan penatua-penatua, dan mereka melaporkan segala sesuatu yang telah dilakukan Allah bersama mereka.

15:5         Tetapi beberapa sekte dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, bangkit dan berkata, ‘Adalah keharusan untuk menyunat mereka dan memerintahkan mereka untuk memelihara Hukum Musa.’

15:6         Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk mempertimbangkan soal itu.

15:13       Dan setelah mereka berhenti bicara, Yakobus menjawab, katanya,  ‘Bapak-bapak dan saudara-saudara, dengarkanlah aku.

15:19       Sebab itu aku memutuskan bahwa kita jangan menyusahkan mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah.

15:20       Tetapi kita menulis surat kepada mereka, supaya (1) mereka menjauhkan diri dari polusi-polusi berhala, (2) dan dari perzinahan, (3) dan dari daging binatang yang mati dicekik, (4) dan dari darah.

15:21       Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa sudah dikhotbahkan di tiap-tiap kota, dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.

15:22       Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu berkenan mengutus orang-orang pilihan dari antara mereka sendiri ke Antiokhia bersama-sama Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang juga disebut Barsabas, dan Silas, orang-orang terkemuka di antara saudara-saudara itu.

15:23       Mereka menulis surat melalui mereka ‘Rasul-rasul, penatua-penatua, dan saudara-saudara, kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang dari bangsa-bangsa lain: Salam.

15:28       Sebab baiklah menurut Roh Kudus dan menurut kami, untuk tidak menanggungkan beban yang lebih daripada hal-hal yang perlu ini,

15:29       bahwa kamu (1) tidak ambil bagian dalam makanan yang  dipersembahkan kepada berhala, (2) dari darah, (3) dari daging binatang yang mati dicekik (4) dan dari perbuatan asusila. Jikalau kamu memelihara dirimu dari hal-hal ini, kamu sudah benar.

 

Jika kita membaca seluruh perikopnya, kita akan tahu bahwa pada waktu itu ada orang-orang Yahudi yang sudah menjadi orang Kristen,  yang tidak senang dengan orang-orang non-Yahudi (ex-kafir)  yang masuk Kristen juga. Orang-orang Yahudi yang merasa mereka adalah bangsa pilihan Allah, merasa lebih superior daripada orang-orang ex-kafir ini, sehingga walaupun mereka mengaku sudah menjadi orang Kristen, tetapi jiwa Kristus tidak ada di hati mereka. Mereka merasa tidak terima ada bangsa kafir yang juga boleh menikmati diselamatkan oleh Yesus Kristus dan menjadi sederajat dengan mereka, sama-sama menjadi anak-anak Allah.

Jadi, untuk menimbulkan masalah, mereka mengatakan bahwa orang-orang kafir itu harus sunat, kalau tidak, berarti mereka belum selamat. Mereka juga komplain tentang beberapa hal yang lain yang masih dilakukan orang-orang Kristen baru itu.

 

Masalah ini kemudian dibawa ke sidang para rasul, dan pada akhirnya, ketua Council of Jerusalem, yaitu Yakobus ~ perhatikan, BUKAN Petrus ya! Jadi setelah kembalinya Yesus ke Surga, yang diangkat sebagai ketua persekutuan para Rasul adalah Yakobus. Petrus TIDAK PERNAH menjadi ketua ~ Yakobus membuat keputusan yang dicatat di ayat 19-20. Karena masalah sunat ini muncul di beberapa tempat, keputusan itu kemudian disampaikan kepada gereja-gereja yang tersebar di kota-kota lain dengan surat yang dibawa sendiri oleh utusan-utusan para rasul yang dikirim, supaya semua gereja mengetahui tentang keputusan tersebut dan berbuat sesuai keputusan tersebut.

 

 

Apa yang diputuskan Yakobus adalah: 

Kisah 15:19-20

Sebab itu aku (Yakobus) memutuskan bahwa kita jangan menyusahkan mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah. Tetapi kita menulis surat kepada mereka, supaya

(1) mereka menjauhkan diri dari polusi-polusi berhala,

(2) dan dari perzinahan,

(3) dan dari daging binatang yang mati dicekik,

(4) dan dari darah.

 Pertanyaan:

1.    Apakah keputusan Council of Jerusalem ini membatalkan semua Hukum Tuhan?

 

2.    Apakah dengan keputusan ini, 10 HUKUM TUHAN yang ditulis jari Tuhan pada dua loh (tablet) batu, yang sedemikian sakralnya hingga disimpan di dalam Tabut Perjanjian, yang tidak boleh disentuh sembarang manusia, itu menjadi batal?

 

3.    Apakah dari 10 HUKUM TUHAN itu, sekarang yang tersisa hanya 1 hukum yaitu hukum yang ke-7, “Jangan berzinah” sedangkan 9 lainnya semua masuk ke tong sampah?

 

Coba kita pikir dengan nalar yang jernih.

Apakah Yakobus sudah sama dengan Tuhan sehingga keputusannya bisa membatalkan HUKUM TUHAN yang ditulis jari Tuhan?

Apakah Yakobus membatalkan larangan Tuhan untuk makan daging-daging yang diharamkan Tuhan, peraturan yang sudah diberikan Tuhan beribu-ribu tahun yang lalu dan tercatat di Alkitab sebelum terjadinya Air Bah?

Apakah Yakobus juga membatalkan pemeliharaan Sabat, karena itu tidak disebut di sini?

Apakah Yakobus membatalkan larangan menyembah patung? Atau berdusta? Atau membunuh?

Tapi semua itu tidak disebut di sini!

 

Manusia memang tidak suka menurut. Kalau bisa semua peraturan yang mengikat itu dihapus saja. Kalau ada celah sedikit saja, sudah langsung dimanfaatkan untuk mengatakan Hukum Tuhan itu tidak berlaku.

Tapi apa kata ayat 21?

Sebab sejak zaman dahulu Hukum Musa sudah dikhotbahkan di tiap-tiap kota, dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.

 

Jadi kata ayat ini,  “sejak zaman dahulu Hukum Musa sudah dikhotbahkan di tiap-tiap kota”. Kalau ada kata “sejak” itu berarti dari waktu yang disebutkan berlangsung hingga sekarang. “Sejak” itu berkaitan dengan waktu sekarang. Berarti sampai sekarang  “Hukum Musa dikhotbahkan di tiap-tiap kota tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat”.

Kalau masih dikhotbahkan berart Hukum Taurat ini masih eksis kan? Berarti Hukum itu masih berlaku dan diajarkan!

Berarti apa? Berarti orang-orang ex-kafir, orang-orang non-Yahudi yang menerima ajaran Kristen, DIAJARI TENTANG HUKUM MUSA INI! Jadi mereka tahu tentang larangan tidak boleh menyembah Allah yang lain, tentang larangan tidak boleh sujud dan berdoa kepada patung, tentang tidak boleh menyebut nama Allah sembarangan, tentang keharusan memelihara Sabat hari ketujuh, tentang menghormati orangtua, tentang larangan membunuh, tentang larangan berzinah, tentang larangan mencuri, tentang larangan berdusta, tentang larangan mengingini milik orang lain.

 

Perhatikan di sini. Peristiwa ini terjadi sudah lama setelah kembalinya Yesus ke Surga pada tahun 31 AD. Dan ayat 21 di atas menegaskan, para rasul masih:

v   memelihara Sabat hari ketujuh,

masih beribadah pada hari Sabat (tidak disebutkan Sabat diganti hari Minggu, kan?)

v   mengajarkan Hukum Allah yang ditulis Musa.

Ini berarti bukan hanya 10 Perintah Allah yang ditulis jari Allah sendiri, melainkan juga semua hukum yang ditulis oleh Musa, termasuk Hukum tentang apa yang halal dan haram, dan peraturan-peraturan lainnya. (jadi Hukum Allah masih tetap berlaku).

 

 

Bila kita memang telah berkomitmen mengikut Yesus, biarlah kita bersikap patuh kepada semua perintahNya. Mengapa kita berusaha mencari ayat di sana, ayat di sini, yang bisa kita pakai sebagai alasan untuk melanggar perintah-perintah Tuhan?

 

Semua rasul, Petrus, Yohanes, Yakobus, Paulus, dan lain-lain SUDAH PASTI tidak ada yang berani menghapus atau mengganti HUKUM TUHAN. Mereka tahu mereka hanyalah manusia.  Mereka tidak akan berani menghujat Tuhan yang begitu mereka cintai dengan mengganti Hukum Tuhan.

 

Jadi apa yang ditulis di ayat 19-20 ini?

Keputusan yang dibuat Council of Jerusalem adalah untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan orang-orang Kristen Yahudi terhadap saudara-saudara seiman mereka yang dari bangsa lain. Permasalahan itu mencakup:

Ø   tentang keharusan bersunat

Ø   tentang makan makanan bekas dipersembahkan kepada berhala.

Ø   tentang percabulan/perzinahan

Ø   tentang makan daging binatang yang mati dicekik (tidak disembelih)

Ø   tentang makan darah binatang.

 

Semua yang dipermasalahkan di sini adalah berhubungan dengan praktek-praktek berhala. Jika kita mempelajari sejarah paganisme di abad pertama itu, maka selain mempersembahkan kurban kepada dewa-dewa itu, dalam upacara-upacara keagamaan mereka juga melibatkan aktivitas seksual bebas, tidak jarang dengan beberapa orang sekaligus. Dan mereka juga makan darah binatang. Karena itu, Yakobus mengeluarkan peraturan, bahwa semua bekas orang kafir yang sudah menjadi orang Kristen, tidak boleh melakukan hal-hal itu lagi. Tetapi tentang keharusan sunat jasmani, itu sudah tidak diperlukan, karena para rasul mengerti bahwa sesungguhnya yang diminta Tuhan adalah sunat hati, dan ini bisa dilakukan tanpa harus sunat secara fisik. Karena itu keharusan sunat jasmani tidak dimasukkan di dalam surat edaran Konsili Yerusalem ini.

 

Kisah 7:51

Kamu yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga! Kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti yang dilakukan nenek moyangmu, demikian juga kamu.

Berarti yang menurut Roh Kudus itu SUDAH BERSUNAT HATI DAN TELINGA.

 

 

Jadi Konsili Yerusalem tidak menghapus HUKUM TUHAN yang ada. Mengapa mereka hanya menulis tentang empat hal, karena mereka sedang meredakan masalah yang ditimbulkan orang-orang Kristen Yahudi terhadap orang-orang Kristen non-Yahudi.

Teman-teman, 10 Hukum Tuhan juga tidak disebut di sini kecuali hukum no. 7 (berzinah). Kalau begitu orang Kristen sekarang:

Ø    boleh membunuh?

Ø    boleh berbohong?

Ø    boleh tidak menghormati orangtua mereka?

Ø    boleh sembarangan memakai nama Tuhan?

Ø    boleh mabuk dan memakai narkoba?

Ø    boleh mencuri?

Ø    boleh menyembah berhala, dll.?

SEMUA ITU JUGA TIDAK DISEBUTKAN DI SINI! KAN BERARTI BOLEH???

Lalu ini orang Kristen cap apa?

 

Sangat disayangkan jika ada orang Kristen menganggapnya demikian dan mengajarkan demikian kepada orang lain. Lebih baik jangan menjadi orang Kristen jika kita hanya mencari mana ayat di dalam Alkitab yang bisa dipakai sebagai alasan untuk mengurangi kewajiban kita dengan menafsirkan ayat tersebut sesuka hati.

 

JIKA KITA TIDAK IKHLAS MENGIKUTI TUHAN YESUS, LEBIH BAIK JANGAN IKUT, KARENA ITU PERCUMA.

 

Yesus sendiri berkata,

Yohanes 14:15

Jikalau kamu mengasihi Aku, turuti Perintah-perintah-Ku.

 

Jika kita tidak ikhlas menurut segala perintah Tuhan, berarti kita tidak mengasihi Dia, berarti ibadah kita percuma.

 

Dengar, teman-teman, Surga itu milik Allah. Bukan milik Yakobus atau para Rasul. Surga itu milik Allah. Yang menentukan siapa yang kelak diselamatkan dan diterima di kerajaan Surga itu adalah Allah. Bukan manusia, walaupun dia pernah menjadi Rasul bahkan pernah menjadi ketua Council of Jerusalem.  

 

HUKUM ALLAH merupakan tumpuan takhtaNya, berarti kalau HukumNya sampai dicabut, takhta Allah akan terguling. Selama ada takhta Allah, selama itu pulalah Hukum Allah itu berlaku.

Mazmur 89:14

Keadilan dan Hukum adalah dasar (tumpuan) takhta-Mu, rahmat dan kebenaran mendahului di depan wajahMu.

 

 

Jadi, apa yang diputuskan Yakobus di Kisah pasal 15 ini adalah untuk menyelesaikan permasalahan yang ditimbulkan orang-orang Kristen Yahudi terhadap saudara seiman mereka yang dulunya dicap kafir. Dengan tidak memasukkan keharusan bersunat di surat edaran Konsili Yerusalem, para rasul menegaskan bahwa Sunat jasmani tidak menjadi persyaratan untuk selamat. Mereka hanya mencantumkan beberapa kesalahan yang masih dilakukan orang-orang Kristen baru (proselyte) yang masih mengikuti kebiasaan agama lama mereka, yaitu ke-4 hal yang disebutkan oleh Yakobus, itu yang harus ditinggalkan.

 

 

 

20 02 14

 



123. MARKUS 7:19 ~ YESUS TIDAK PERNAH MENGHALALKAN MAKANAN YANG HARAM

123. YESUS TIDAK PERNAH MENGHALALKAN

MAKANAN YANG HARAM

_______________________________

Jangan salah memahami Markus 7:19, karena versi terjemahan LAI itu tidak tepat. Begini terjemahan LAI:

Markus 7:18-19

18 Maka jawab-Nya: ‘Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, 19 karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?’ Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal.

 

Kalau membaca versi LAI ini, wajar kita beranggapan bahwa semua boleh dimakan oleh orang Kristen Perjanjian Baru. Tapi benarkah itu yang dimaksudkan ayat ini aslinya?

 

Terjemahan LAI yang bagian akhir: Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal” tidak terdapat di terjemahan KJV maupun di Strong’s Concordance berdasarkan tulisan Greekanya dari salinan naskah Textus Receptus, yang dianggap para ahli Alkitab sebagai naskah yang asli. Jadi kalimat Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal”  itu tidak ada di Textus Receptus.

Jika kita pelajari lebih jauh, kita akan yakin bahwa kalimat Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal” memang di luar konteks karena seluruh perikop ini tidak bicara tentang makanan halal atau haram. Seluruh perikop ini membahas tentang makan tanpa membasuh tangan lebih dahulu. Kita bisa membacanya di awal perikop, di ayat 1-3 yang jelas menyebutkan apa yang sedang dipermasalahkan di sini, 

Markus 7:1-3

1Lalu orang-orang Farisi dan beberapa ahli Taurat  dari Yerusalem datang bersama-sama menemui Yesus. 2 Ketika mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan roti dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh, mereka mencari-cari kesalahan. 3Sebab orang-orang Farisi dan semua orang Yahudi tidak makan kecuali mereka membasuh tangan mereka secara khusus, berpegang pada adat istiadat para tua-tua mereka.


Karena terjadi penerjemahan yang tidak benar oleh LAI, dan ditambah faktanya manusia memang selalu mencari pembenaran untuk bisa makan apa saja, walaupun di Alkitab sudah diberikan batasannya hewan-hewan mana yang bisa dimakan dan yang tidak boleh dimakan, maka banyak orang Kristen berkata, berdasarkan ayat ini tidak ada daging/makanan yang diharamkan Tuhan, dan semua boleh dimakan.

INI PENIPUAN YANG MENYESATKAN.

 

ALASAN PERTAMA:

Mari kita lihat terjemahan KJV yang menerjemahkannya dari salinan naskah yang asli yang disebut Textus Receptus.

Mark 7:19

And He saith unto them, ‘Are ye so without understanding also? Do ye not perceive, that whatsoever thing from without entereth into the man, it cannot defile him; because it entereth not into his heart, but into the belly, and goeth out into the draught, purging all meats?

Tidak ada tulisan yang artinya “Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal” di KJV.  

Yang ada ialah “purging all meats” dan itu artinya TIDAK SAMA dengan “Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal”! Mendekati pun tidak.

 

“Purging” itu artinya membersihkan isi perut, seperti kalau sebelum operasi tertentu, pasien diberi obat pencahar untuk mengeluarkan semua isi perutnya, supaya perut dalam kondisi kosong/bersih dari makanan. Kita lihat apa kata kamus:

 

Purging =   the expulsion of food from the body by self-induced vomiting or the use of laxatives.

(mengeluarkan makanan dari tubuh dengan sengaja dimuntahkan sendiri atau dengan menggunakanobat pencahar)

 

Dan di ayat 19 ini “purging all meats” itu mengikuti kalimat apa yang dimasukkan ke dalam perut dan keluar ke jamban”. Berarti dengan keluarnya makanan dari perut ke jamban, itu membersihkan perut dari semua makanan. Tidak ada kalimat yang mengatakan “Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal”.

 

Jadi Markus 7:18-19  dalam bahasa Indonesia, sesuai versi KJV dan Strong’s Concordance, seharusnya diterjemahkan:

18 Dan Ia berkata kepada mereka, ‘Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidakkah kamu mengerti bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang, itu tidak dapat menajiskannya, 19karena itu tidak masuk ke dalam hatinya tetapi ke dalam perut dan keluar ke jamban, membersihkan [perut] dari semua makanan?

 

Beda sekali dengan kalimat  “Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal”. Entah ini murni kesalahan menerjemahkan, atau ada agenda khusus di balik disengajanya penerjemahan yang salah ini, untuk membenarkan manusia makan segala yang dilarang Tuhan, kita tidak tahu. Tapi percayalah, Yesus tidak pernah berkata bahwa Ia menyatakan semua makanan halal.

 

Mari kita lihat di Strong’s Concordance.

Di Strong’s Concordance, setiap kata yang ada kodenya, berarti ada katanya di naskah yang asli. Kalau didahului huruf H berarti kata aslinya bahasa Ibrani, dan kalau didahului huruf G berarti kata aslinya bahasa Greeka.

Kalau kita lihat ayat yang diterjemahkan KJV, maka setiap katanya diterjemahkan dari bahasa Greeka, dan sama sekali tidak ada kalimat “Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal” seperti yang terdapat di terjemahan LAI. Yang ada ialah kata “purging” dan kodenya G2511.

Mark 7:19:

BecauseG3754 it enterethG1531 notG3756 intoG1519 hisG846 heart,G2588 butG235   intoG1519 theG3588 belly,G2836 andG2532 goeth   outG1607 intoG1519 theG3588   draught,G856 purgingG2511 allG3956 meats?G1033   

 

 

ALASAN KEDUA

Di ayat 19 itu ada kata “meat”, berarti ini bicara tentang makanan khusus daging hewan?

TIDAK.

Di Alkitab makanan sering diterjemahkan dengan “meat”, yang sama dengan “food” yaitu makanan secara umum.

Mari kita lihat lagi ayat itu di Strong’s Concordance.

 

Lihat kata “meat” di atasnya tertulis kode G1033. Dan ini penjelasannya:

G1033:    βρῶμα [brōma - bro'-mah]

From the base of G977; food (literally or figuratively), especially (ceremonial) articles allowed or forbiden by the Jewish law: - meat, victuals.

Jadi “meat” itu sama dengan “food” = makanan, tidak harus bicara tentang daging hewan.

 

Mari kita lihat ayat lain yang menggunakan kata “meat”

Matius 3:4

And the same John had his raiment of camel's hair, and a leathern girdle about his loins; and his meat was locusts* and wild honey. (KJV)

Dan Yohanes yang sama ini memakai pakaian dari bulu unta dan ikat pinggang kulit seputar pinggulnya, dan makanannya adalah tanaman karob (ceratonia silique) dan madu hutan. (KJV yang diindonesikan, bukan LAI)

 

Matius 3:4 ini bicara tentang Yohanes Pembaptis.

*Ada penjelasan tentang makanan Yohanes Pembaptis. Yang disebut “locusts” ternyata bukan belalang seperti yang diterjemahkan LAI, melainkan itu biji polong dari pohon karob (Ceratonia Siliqua) mirip pohon Trembesi di sini. Rasanya seperti coklat, dan dipakai sebagai pengganti coklat.

 Ini keterangan dari Google:

John the Baptist's diet has been the centre of much discussion. For many years, the Greek: ἀκρίδες (akrides) was interpreted as referring not to locusts, the insect, but rather to the seed pods of the carob tree.

Makanan Yohanes Pembaptis sudah menjadi topik banyak pembicaraan. Selama bertahun-tahun, kata Greeka ἀκρίδες (akrides)  diterjemahkan tidak merujuk kepada belalang yang serangga, melainkan kepada polong dari pohon carob.

 


Ceratonia siliqua, yang umumnya dikenal sebagai pohon karob, roti Santo Yohanes,[1] atau kacang locust[2] (tidak sama dengan kacang locust Afrika) adalah sebuah spesies perdu atau pohon hijau abadi berbunga dari keluarga polong-polongan Fabaceae. Tumbuhan tersebut biasanya ditanam untuk diambil bijinya, dan sebagai pohon ornamental di taman.

Pohon karob berasal dari kawasan Mediterania, yang meliputi Eropa Selatan, Afrika Utara, kepulauan Mediterania, Levant dan Timur Tengah dari Asia Barat sampai Iran, Kepulauan Canary dan Marcronesia.


Nah, jika Yohanes Pembaptis makanannya hanya biji karob dan madu, berarti dia tidak makan daging, tetapi di Matius 3:4, “makanan” ditulis “meat” (yang selalu kita anggap harus daging hewan). Ini buktinya bahwa “meat” itu bisa berarti “makanan” secara umum.

 

Nah, jadi dari terjemahannya saja Markus 7:18-19 sudah terbukti tidak bicara tentang daging haram atau halal. Apalagi bahwa Yesus “menyatakan semua makanan halal” seperti terjemahan LAI.

 

Jadi ayat ini bicara tentang apa?

Untuk itu, kita harus baca seluruh perikop Markus 7:1-23.

Itulah sebabnya bila kita membaca Alkitab kita harus membaca seluruh konteksnya, seluruh perikopnya, dan tidak hanya mencopot satu-dua ayat saja. Kalau tidak, ya itulah, kita tertipu. Seperti biasa aku lebih suka memakai KJV atau NKJV yang diindonesiakan daripada terjemahan LAI.

7:1           Lalu orang-orang Farisi dan beberapa ahli Taurat  dari Yerusalem datang bersama-sama menemui Yesus.

7:2           Ketika mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan roti dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh, mereka mencari-cari kesalahan

7:3           Sebab orang-orang Farisi dan semua orang Yahudi tidak makan kecuali mereka membasuh tangan mereka secara khusus, berpegang pada adat istiadat para tua-tua mereka.

7:4           dan ketika mereka pulang dari pasar mereka juga tidak makan kecuali mereka membasuh.  Dan ada banyak hal lain yang telah mereka warisi untuk dipegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi, tabung-tabung tembaga dan meja-meja.

7:5           Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: ‘Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat para tua-tua kita, tetapi makan roti dengan tangan yang tidak dibasuh?’

7:6           Jawab-Nya kepada mereka: ‘Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, orang-orang munafik,  sebagaimana ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dari-Ku.

7:7           Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.’

7:8           Dengan mengesampingkan Perintah Allah kamu berpegang pada adat istiadat manusia ~ tentang pembasuhan kendi dan cawan, dan  banyak hal lain yang seperti itu, kamu lakukan.

7:9           Yesus berkata kepada mereka: ‘Baguslah kamu menolak perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.

7:10         Karena Musa telah berkata: ‘Hormatilah ayahmu dan ibumu!’ dan ‘Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus dibunuh.’

7:11         Tetapi kamu berkata: ‘Kalau seorang berkata kepada bapaknya atau ibunya: ini Korban, maksudnya suatu pemberian dari apa pun yang engkau seharusnya menerima dariku,  dia akan bebas

7:12         maka kamu tidak lagi mengharuskan dia berbuat apa pun untuk bapaknya atau ibunya,

7:13         ini menjadikan Firman Allah tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu miliki yang diturunkan.  Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan.’

7:14         Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: ‘Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah.

7:15         Apa pun yang dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.

7:16         Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!’

7:17         Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu.

7:18         Dan Ia berkata kepada mereka, ‘Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidakkah kamu mengerti bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang, itu tidak dapat menajiskannya,

7:19           karena itu tidak masuk ke dalam hatinya tetapi ke dalam perut dan keluar ke jamban, membersihkan [perut] dari semua makanan?

7:20         Kata-Nya lagi: ‘Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya,

7:21         sebab dari dalam, dari hati orang  timbul segala pikiran jahat, perzinahan, percabulan, pembunuhan,

7:22           pencurian, keserakahan, kejahatan, penipuan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.

7:23           Semua kejahatan ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

 

 

Nah,  aku rasa semua orang dewasa, dengan IQ rata-rata saja bisa dengan mudah memahami bacaan di atas. Bahkan anak-anak remaja pun yang sudah terbiasa berpikir kritis akan bisa segera menangkap konteks bacaan ini.

Tetapi, supaya kita mendapatkan pemahaman yang sama, marilah kita kupas bersama.  

 

1.              Ayat 1 dan  2,  berbicara tentang apa?

Tentang pokok masalahnya.  Apa masalahnya? Orang Farisi dan ahli Taurat melihat ADA MURID-MURID YESUS YANG MAKAN TANPA LEBIH DULU MEMBASUH TANGAN/DENGAN TANGAN YANG NAJIS. Ingat betul-betul ayat 2 karena itulah pokok masalahnya. 

 

2.              Jadi, sekali lagi, apa pokok masalahnya?

ADA MURID-MURID YESUS YANG MAKAN TANPA MEMBASUH TANGAN  LEBIH DULU, ATAU MAKAN DENGAN TANGAN YANG NAJIS. (ayat 2)

 

3.              Apakah di sini disebutkan tentang makan DAGING YANG NAJIS atau diharamkan? TIDAK.

Tidak ada sebutan sama sekali tentang makanan najis[haram] atau halal. Bahkan kata yang dipakai di sana adalah “roti” (ayat 5), bukan daging. Perhatikan lagi, apakah orang Farisi dan ahli Taurat melihat ada murid-murid Yesus yang makan babi, atau makan anjing, atau makan kelinci, atau makan daging haram lainnya yang daftarnya bisa kalian lihat di Imamat pasal 11?  Tidak! Mereka semuanya orang Yahudi, dan orang Yahudi hanya makan makanan yang halal.

 

4.              Ayat 4 bicara tentang tradisi orang Yahudi.

Mereka hanya boleh makan setelah membasuh tangan dan mereka juga punya tradisi membasuh bermacam-macam barang lainnya.

 

5.              Ayat 5 memberikan penjelasan mengapa orang-orang Farisi dan ahli Taurat itu menganggap murid-murid Yesus yang makan tanpa membasuh tangan itu berbuat salah.

Jelas dikatakan di sini, karena itu adalah adat-istiadat warisan nenek moyang mereka sebelum makan harus membasuh tangan. Perhatikan ayat 5, sekali lagi diulangi bahwa yang dipermasalahkan adalah murid-murid Yesus  “makan dengan tangan najis”, bukan “makan makanan najis”!

 

6.              Dengan demikian, ayat 4 dan 5 ini menjelaskan bahwa keharusan mencuci tangan sebelum makan, ITU BUKAN HUKUM/PERINTAH/PERATURAN TUHAN, tetapi itu adalah adat-istiadat warisan nenek-moyang mereka.

Jadi, melanggar adat-istiadat, apakah itu dosa? BUKAN!

Dosa  itu apa? “Dosa ialah pelanggaran Hukum Allah”, jelas dikatakan di 1 Yohanes 3:4, silakan periksa sendiri.

Jadi, kalau yang dilanggar itu BUKAN HUKUM ALLAH, apakah itu dosa?  JELAS BUKAN. Ini yang mau ditunjukkan Yesus.

 

7.              Ayat 6 – 9, adalah jawaban Yesus kepada orang-orang Farisi dan ahli Taurat

yang menuduh murid-murid Yesus berbuat kesalahan karena makan tanpa membasuh tangan. Apa kata Yesus? Bahwa orang-orang Farisi dan ahli Taurat itu munafik semua. Mereka sendiri justru melanggar Hukum Allah, tetapi menyalahkan orang lain yang tidak taat kepada adat-istiadat warisan nenek moyang mereka.

 

8.              Ayat 10-13 adalah contoh yang diberikan Yesus tentang kemunafikan orang Farisi.

Bagaimana mereka berkiat tidak melakukan apa yang diperintahkan Tuhan (hukum ke-5 dari 10 Hukum, yaitu “Hormatilah ayahmu dan ibumu”)  dengan memakai alasan adat istiadat,  dananya sudah dipakai untuk persembahan kurban.

 

9.              Sampai di sini adakah disinggung tentang MAKANAN NAJIS atau haram tidak?

SAMA SEKALI TIDAK ADA. Bahkan tidak ada pembicaraan tentang makanan sama sekali. Yang dibicarakan adalah tidak membasuh tangan sebelum makan. Bisa lihat bedanya?

 

10.           Apa yang dibicarakan sampai di sini?

Yesus membuka kedok kemunafikan orang Farisi dan ahli Taurat.

 

11.           Ayat 14-16 adalah kelanjutan kata-kata Yesus,

menjawab tuduhan orang Farisi dan ahli Taurat yang pertama kepada murid-murid Yesus,  bahwa “Apa pun yang dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." (ayat 15)

 

12.           Apa maksud ayat 15 ini? 

Nah, karena murid-murid Yesus juga tidak mengerti, maka di ayat 18-19, Yesus menjelaskan apa yang dimaksudNya. Berarti ayat 18-19 itu menjelaskan tentang ayat 15. Apa penjelasannya?

Yesus berkata apa kepada murid-muridNya?  “…segala sesuatu dari luar…” yaitu makanan  yang sudah mereka makan tanpa membasuh tangan,  “…yang masuk ke dalam seseorang,…” artinya yang dimasukkan ke dalam perut lewat mulut,   “…itu tidak dapat menajiskannya, karena itu tidak masuk ke dalam hatinya tetapi ke dalam perut dan keluar ke jamban, membersihkan [perut] dari semua makanan?  Apa Yesus di sini bicara tentang makan daging babi, atau daging anjing, atau udang, atau kepiting? TIDAK! Yesus bicara kepada orang-orang Yahudi yang seumur hidup mereka tidak pernah makan daging-daging yang najis. Orang Yahudi sangat berhat-hati dengan daging yang mereka makan. Tidak akan terpikirkan untuk makan semua daging yang najis itu. Jadi di sini Yesus khusus membahas perbuatan makan tanpa membasuh tangan.

 

13.           Karena apa? Karena yang dituduhkan kepada murid-murid Yesus adalah soal makan tanpa membasuh tangan, bukan makan daging najis!

Jadi, jangan membiarkan Setan menipu kita! Di sini, jawaban Yesus HANYA MENGCOVER APA YANG DITUDUHKAN KEPADA MURID-MURIDNYA, YAITU MAKAN TANPA MEMBASUH TANGAN!  Perikop ini sama sekali tidak berbicara tentang daging yang haram atau halal!!!

 

14.          Jadi kalimat terakhir di ayat 19 terjemahan LAI itu seluruhnya keluar dari konteks, dan bahkan tidak ada di salinan naskah aslinya.

Itu jelas-jelas kesalahan yang fatal.

 

15.           Ayat 20-23, adalah pelajaran spiritual yang diberikan Yesus,

bahwa apa yang keluar dari hati orang, itu yang membuatnya najis, jika yang keluar dari hati itu adalah pikiran yang jahat.

Jadi, perikop di Markus ini begitu jelas dan begitu gamblang untuk dimengerti. Bacalah dengan mata hati, maka pasti kita akan memahami apa yang dimaksudkan Tuhan.

 

Setan itu kejam, dia akan mengusahakan segala cara untuk menjebak kita, supaya kita melanggar peraturan Tuhan, karena melanggar peraturan Tuhan itu namanya dosa (1 Yohanes 3:4), dan upah dosa kita semua tahu ialah maut (Roma 6:23).

 

Jangan tertipu jika ada yang berkata semua daging yang diharamkan Tuhan untuk dimakan itu sekarang berubah menjadi halal setelah kematian Yesus Kristus. YESUS KRISTUS TIDAK MATI DI SALIB UNTUK MENEBUS BINATANG YANG HARAM SUPAYA MEREKA MENJADI HALAL DIMAKAN.  Jangan melecehkan kematianNya. Yesus Kristus tidak datang ke dunia ini untuk binatang. Yesus Kristus datang untuk manusia, untuk kalian dan untuk aku. Tidak ada perubahan status apa-apa pada binatang dengan kedatangan  dan kematian Yesus Kristus. Binatang yang dibilang Tuhan haram dimakan sejak zaman Nuh, tetap haram dimakan hingga akhir zaman. Yesus Kristus tidak menyulap binatang-binatang yang haram itu menjadi halal dimakan.

 

 

Sebagai penutup marilah kita melihat ke Yesaya 66:15-17

15 Sebab lihat, TUHAN akan datang dengan api, dan dengan kereta-kereta-Nya  seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kegeraman dahsyat dan hardik-Nya dengan nyala api. 16           Sebab dengan api dan dengan pedang-Nya TUHAN akan mengadili segala makhluk, dan yang mati dibunuh oleh TUHAN akan banyak jumlahnya. 17 Mereka yang menguduskan diri dan mentahirkan dirinya di taman-taman, di belakang seseorang yang di tengah, yang memakan daging babi dan binatang-binatang yang jijik, serta tikus, akan dibakar habis bersama-sama, demikianlah firman TUHAN.

 

Ayat-ayat ini berbicara tentang penghukuman pada hari kiamat.  Bacalah dengan teliti.  Lihat, berapa banyak orang yang akan mati dibunuh Tuhan nanti? Banyak! Banyak!  Jadi bukan cuma beberapa, tapi banyak. Di dunia ini, orang yang makan segala itu banyak atau sedikit?  Banyak! Lebih banyak mana orang yang makan segala (termasuk daging haram) dibandingkan orang yang tidak makan daging haram? Tentu lebih banyak yang makan segala daging haram. Mungkin kelak lebih banyak orang-orang biasa yang dihukum karena salah makan (sudah diberitahu daging najis jangan dimakan, tetapi masih tetap bersikukuh memakannya) daripada penjahat yang membunuh orang. Penjahat yang membunuh jumlahnya tidak seberapa dibandingkan manusia yang rakus yang tetap bersikeras mau makan apa yang dilarang Tuhan.

 

 

Dan apakah di sini Tuhan mengingatkan siapa saja yang bakal dihukumNya karena salah makan? Jelas sekali.

Ø    YANG MEMAKAN DAGING BABI ~ ini sudah jelas disebutkan!

Ø    DAN BINATANG-BINATANG JIJIK  ~ semua daging yang diharamkan Tuhan untuk dimakan adalah jijik bagi Tuhan, lihat Imamat pasal 11.

Ø    SERTA TIKUS ~ ini juga jelas disebutkan

 

Masih ada begitu banyak jenis makanan yang halal yang bisa kita makan dengan aman, yang baik bagi kesehatan, DAN TIDAK MELANGGAR PERINTAH TUHAN, mengapa kita mau bersikeras tetap makan apa yang haram, dan menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk membenarkan perbuatan kita, padahal ayat-ayat Alkitab itu sama sekali tidak berkata demikian?

 

Pelajarilah Alkitab dengan benar, dengan kerendahan hati untuk mencari kebenaran Tuhan. Jika ada yang mau bertanya lebih lanjut tentang makanan yang diharamkan Tuhan,  kami dari GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH (SEVENTH DAY ADVENTIST CHURCH), siap membantu. Jika ada yang membutuhkan pembahasan ayat-ayat Alkitab tentang makanan haram ini, kami bisa memberikan. Motto kami adalah membagi kebenaran, supaya semua boleh beroleh selamat. Tidak ada biaya. Tidak ada persyaratan. Tujuannya hanya agar semua boleh selamat, dan tidak tertipu Setan.

Tuhan memberkati.

 

 

 

12 02 14