Minggu, 07 Februari 2021

198. APAKAH ALLAH MENYIKSA MANUSIA DI API NERAKA TANPA AKHIR?

 198. APAKAH ALLAH MENYIKSA MANUSIA

 DI API NERAKA TANPA AKHIR?

______________________________________________________

 

 

Kematian selalu terjadi di sekitar kita. Pada orang-orang yang kita kenal, pada orang-orang yang kita kasihi, pada teman, tetangga, kerabat, bahkan pada anggota keluarga kita sendiri. Dan setiap kali kita harus menghadapi realita sedih itu, sedikit banyak pasti terbersit dalam pikiran kita, apa yang terjadi pada saudara kita yang mati ini? Apakah dia sudah bahagia di Surga atau apakah dia sedang tersiksa dibakar di neraka?

 

Aku tidak terlalu memikirkan tentang mereka yang ada di Surga karena tentunya kalau di Surga ya sudah nyaman (walaupun konsep bahwa orang mati segera ke Surga itu salah), tapi yang mengganjal di pikiranku ialah bagaimana kondisi di neraka? Karena konsep tentang neraka yang membakar manusia-manusia yang dihukum di sana untuk selama-lamanya tanpa akhir yang sudah diajarkan padaku sejak SD dulu sangat mengganggu pikiranku. Kebetulan selama 13 tahun aku bersekolah di sekolah katolik di kompleks dekat rumah dan pelajaran agama merupakan salah satu kurikulum. Dan di buku Katekismus yang diajarkan di sana, ada pelajaran tentang neraka yang membakar orang-orang hukuman tanpa akhir, ini disertai beberapa gambar manusia yang sedang berteriak karena tersiksa dibakar hidup-hidup dalam api yang berkobar. Sejak aku muda, aku merasa ada yang salah dengan konsep ini. Katanya Tuhan itu kasih, kok bisa Tuhan yang mengasihi menyiksa manusia di api neraka tanpa ada habisnya? Lalu di mana kasihNya? Orangtuaku yang manusia biasa dengan segala kekurangan manusiawi saja tidak pernah menyiksa aku kalau aku berbuat kesalahan. Bagaimana Tuhan yang maha pengasih bisa berbuat seperti itu?

 

Manusia yang usianya cuma sekian puluh tahun, katakanlah ada yang super sehat bisa hidup sampai 150 tahun, dan katakanlah yang paling ekstrem selama 150 tahun itu dia terus-menerus berbuat dosa sejak hari pertama dia lahir hingga dia mati, mentok dia jahatnya 150 tahun. Apakah adil untuk kejahatan yang dibuatnya selama 150 tahun itu dia dihukum dibakar terus-menerus, disiksa dalam api neraka yang tidak ada ujungnya? Dan celakanya si manusia ini hidup kekal di dalam neraka, tidak mati-mati untuk selama-lamanya, jadi dia akan dibakar selama beratus-ratus, bahkan beribu-ribu, berjuta-juta tahun tanpa ada batasnya.  Apa itu adil?  Apa itu sepadan? Berbuat jahat cuma 150 tahun, tapi dihukum siksa bakar tanpa ada akhirnya? Itulah pelajaran yang aku terima, dan bukan hanya dari sekolah, tapi ternyata kebanyakan manusia punya konsep yang demikian, bahwa neraka itu kekal, tidak ada ujungnya, tidak ada akhirnya. Satu kali masuk ke sana sudah tidak akan keluar lagi walaupun sudah lewat bermilyar-milyar-milyar tahun! Penderitaan yang tidak ada batasnya!

 

Tidak! Tidak! Itu membuat aku merasa Tuhan itu tidak adil, dan kejam. Aku tidak mau punya Tuhan seperti itu. Kita yang manusia egois saja, kalau pengadilan manusia menjatuhkan hukuman kepada seorang penjahat ulung, mentok ya hukuman mati, atau hukuman penjara seumur hidup. Kalau orang ini mati, selesailah dia menjalani hukumannya. Ada batasnya.

Masa manusia lebih baik dari Tuhan?

Karena itu aku tidak bisa menerima konsep neraka yang kekal. Ajaran ini pasti salah. Ajaran ini membuat Tuhan menjadi sosok yang kejam.

Kalau Tuhan itu kasih, kalau Tuhan tidak kejam, maka konsep neraka yang kekal ini pasti berasal dari Setan. Setan ingin menipu manusia bahwa Tuhan itu kejam, supaya manusia membenci Tuhan.

Aku tidak mau tertipu Setan dan menjadi pengikutnya. Tuhanku tidak kejam. Tuhanku itu kasih. Konsep neraka yang kekal itu tidak sesuai dengan kemahakasihan Tuhanku.

 

Karena itu aku bersyukur ketika aku sudah dewasa dan mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh, puji Tuhan ternyata Tuhan itu tidak seperti yang diajarkan kepadaku ketika di sekolah dulu. Aku meyakini Alkitab itu ditulis berdasarkan ilham dari Allah, di bawah bimbingan Roh Kudus, karena itu seluruh isinya pasti benar, tidak ada yang bertentangan. Dan Alkitab menjawab semua pertanyaanku tentang neraka yang kekal ini.

Karena itu sekarang aku ingin berbagi kepada semua yang juga punya pertanyaan seperti aku dulu, supaya kita semua boleh tahu konsep tentang penghukuman yang alkitabiah, yang sesuai dengan karakter Tuhan, dan tidak lagi tersesat oleh konsep yang salah, yang tidak alkitabiah, walaupun itu diajarkan dari buku-buku agama!

 

 

Mari kita lihat apa kata Alkitab tentang hukuman dosa.

Roma 6:23

Sebab upah dosa ialah MAUT; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

 

Upah/ganjaran/hukuman dosa itu maut. Maut itu mati kekal. Mati itu artinya tidak hidup. Jadi upah dosa BUKAN hidup kekal di neraka, dibakar terus-menerus tanpa ada kesudahannya!

 

Yohanes 3:16

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya TIDAK BINASA, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

Orang yang percaya TIDAK BINASA, berarti sebaliknya orang yang tidak percaya (atau yang tidak selamat) BINASA. Binasa itu mati, mati itu tidak hidup. Jadi orang tidak percaya itu BINASA, bukan hidup kekal di dalam api neraka tanpa ada akhirnya.

 

 

KESIMPULAN 1:

ORANG MATI ITU MATI,

TIDAK SEDANG HIDUP DI MANA PUN

 

 

Jadi orang-orang mati sekarang ada di mana?

Tidak ada di mana-mana, mereka mati. Mati = tidak hidup = tidak eksis. Kalau tidak eksis, mana bisa ada di suatu tempat? Mereka semuanya tidak ada. Tubuh mereka rusak kembali menjadi tanah atau debu. Nafas hidup mereka sudah tidak disuplai lagi oleh Tuhan. Jadi tidak ada yang tersisa. Yang tersisa hanya catatan hidup mereka yang disimpan Tuhan. Segala perbuatan mereka semasa hidup mereka, dicatat dan ada pada Tuhan. Ini yang dipakai Tuhan untuk menghakimi mereka pada waktu penghakiman nanti.

Wahyu 20:12

Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di hadapan Allah Lalu kitab-kitab dibuka. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu Kitab Kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis  di dalam kitab-kitab itu.

 

Kalau kita mempelajari Alkitab kita akan tahu bahwa “berdiri di depan takhta” itu bukan secara literal manusia-manusianya hadir dalam bentuk fisik, melainkan semua hadir dalam bentuk catatan hidup mereka karena catatan hidup mereka itu lengkap, direkor oleh malaikat, tidak ada yang kelewatan. Alkitab mengatakan semua penghakiman atas manusia, yang selamat maupun yang tidak, dilakukan di Surga oleh Tuhan tanpa kehadiran manusianya, tetapi berdasarkan catatan hidupnya. Sayang itu terlalu panjang kalau dikupas semua di sini.

 

Jadi semua orang mati menunggu dihakimi. Tidak ada yang dihukum di neraka atau dibawa ke Surga sebelum penghakiman.

Maka lewat penghakiman, Tuhan akan membagi manusia menjadi dua kelompok:

1.   Mereka yang selamat

2.   Mereka yang tidak selamat

Tidak ada kelompok ketiga. Hanya dua kelompok. Ada banyak perumpamaan di Alkitab yang menyebut kedua kelompok ini, misalnya gandum dan lalang, domba dan kambing. Bukan gandum, lalang, dan jagung. Bukan domba, kambing, dan anjing. Hanya dua golongan. Yesus berkata dengan sangat jelas,

Matius 12:30

Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku…

 

Jadi cuma dua kelompok, kubu Yesus atau bukan kubu Yesus, tidak ada kelompok yang abstain atau golput, juga tidak ada kelompok yang setengah-setengah.

Karena hanya ada dua kelompok manusia, Alkitab mengatakan pada waktu kiamat, juga hanya ada dua tempat bagi manusia:

1.   dibawa ke Surga, bagi mereka yang selamat

2.   atau dibakar api neraka, bagi mereka yang tidak selamat.

 

Tidak ada tempat ketiga, tidak ada yang namanya limbo, atau purgatory (api pencucian). Juga tidak ada reinkarnasi, tidak ada kesempatan mengulangi lagi dalam kehidupan berikutnya. Tidak ada satu ayat pun di Alkitab yang mengatakan ada reinkarnasi, atau limbo, atau purgatory, jadi entah dari mana asal-usul konsep yang tidak alkitabiah ini, yang diajarkan kepada orang Kristen?

 

 

Mengenai mereka yang selamat, sudah banyak dibahas.

Di pembahasan ini saya ingin lebih fokus kepada mereka yang tidak selamat. Mengapa? Karena nasib mereka yang akan menerima hukuman ini yang sangat tragis menurut konsep yang umum dikenal manusia. Dan ini yang harus kita koreksi supaya kita tahu apa konsepnya menurut Alkitab.

Alkitab menyebut mereka yang tidak selamat itu sebagai “orang-orang jahat”, “orang-orang fasik”, tapi jangan kita bayangkan bahwa mereka ini semuanya adalah:

v   para teroris, para pembunuh, para koruptor, para pezinah, para perampok.

Iya, memang orang-orang yang kejam-kejam, yang jelas-jelas pendosa besar itu termasuk di sana juga kalau mereka tidak bertobat, dan di Wahyu juga diberikan salah satu deskripsinya.

Wahyu 21:8

Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, para pembunuh, para pelacur, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

 

v   tetapi selain itu juga ada orang-orang yang bukan pembunuh, bukan penipu, bukan pezinah,

atau katakanlah orang-orang biasa, orang baik-baik, sopan santun, hanya mereka termasuk dalam golongan ini karena mereka tidak beriman pada Tuhan, mereka tidak mengakui Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka, mereka menolak penebusan Kristus dan keselamatan yang ditawarkan kepada mereka.

Kisah 4:12

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia (Yesus), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.

Nah, sebagai manusia, kita tidak boleh menghakimi siapa pun mengatakan bahwa “kamu pasti tidak selamat”, kita tidak tahu isi hati orang lain, karena itu  yang menilai adalah Tuhan. Saya hanya menunjukkan saja apa kata Alkitab.

 

v   Bahkan juga ada mereka yang mengakui Tuhan,

yang menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka, mereka terdaftar sebagai anggota gereja, tetapi mereka tidak benar-benar mengikuti teladan Kristus, mereka tidak mematuhi ketetapan dan perintah Tuhan, mereka tidak meninggalkan dosa, mereka menganggap Tuhan terlalu baik sehingga berkenan menerima segala dosa mereka. Mereka tidak pernah mengalami kelahiran baru, tidak pernah menjadi ciptaan baru. Mereka ini yang disebut orang Kristen nominal, atau Kristen KTP. Seumur hidup mereka tidak pernah belajar menyangkal diri, dan tidak memikul salib, dan tidak mengikuti Kristus. Mereka tidak punya hubungan yang akrab dengan Kristus. Sesungguhnya mereka tidak beda dengan orang sekuler, orang dunia yang tidak pernah mengizinkan Tuhan punya tempat dalam hidup mereka.

Yohanes 3:5

Jawab Yesus,  ‘Sungguh-sungguh Aku berkata kepadamu, kecuali seorang manusia dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk Kerajaan Allah.

ü  Dilahirkan dari air artinya

menjalani upacara baptisan selam yang merupakan pengakuan resmi secara publik bahwa orang itu menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya;

ü  dilahirkan dari Roh artinya

meninggalkan semua dosa dan menjalani kehidupan yang baru yang dipimpin oleh Roh Kudus.

 

v   Kemudian juga ada orang-orang sekuler, yang hanya fokus pada kehidupan duniawi.

Mereka bukan orang jahat, tapi sampai mati mereka tidak punya waktu untuk Tuhan. Mereka tidak merasa butuh Tuhan, jarang/tidak pernah berdoa, tidak pernah merasa perlu mengenal Tuhan, tidak tertarik belajar tentang Tuhan, seluruh waktu mereka hanya untuk memenuhi kepentingan hidupnya sendiri, makan-minum, kerja, bersenang-senang. Tuhan tidak ada dalam hidup mereka.

 

v   Dan mereka yang jelas-jelas menolak eksistensi Tuhan, orang-orang yang tidak percaya bahwa Tuhan itu ada,

orang-orang yang hanya percaya pada logika, pada sains yang telah menghapus eksistensi Tuhan. Mereka hanya menerima fakta yang bisa dibuktikan, kata mereka, walaupun mereka sendiri tidak tahu apakah bukti itu benar ada atau sekadar rekayasa. Tidak ada tempat bagi iman di hati mereka, karena iman itu meyakini sesuatu yang belum mereka lihat, yang hanya mereka harapkan benar-benar ada. Mereka tidak pernah memikirkan Tuhan, sampai mati mereka tetap tidak percaya ada Tuhan. Mereka yang menganggap Tuhan hanya dongeng.

 

Jadi akan ada banyak orang yang tidak dibawa ke Surga bukan karena mereka orang-orang kejam yang merugikan orang lain, malah boleh jadi banyak dari mereka adalah anggota masyarakat yang baik, humanis, philantrofis, tapi karena mereka tidak menerima Tuhan, mereka tidak mau patuh pada Hukum Tuhan,  mereka tidak punya hubungan pribadi dengan Tuhan.

Karena mereka tidak suka berkumpul dengan Tuhan, selama hidup mereka yang singkat saja mereka cuek pada Tuhan, mereka malas berinteraksi dengan Tuhan, maka Tuhan tidak akan membawa paksa mereka ke Surga untuk berkumpul dengan Tuhan selama-lamanya. Untuk apa? Mereka bakal menderita hidup bersama Tuhan yang tidak pernah mereka kenal apalagi sayangi, dan Tuhan juga bakal sebel melihat kehadiran mereka yang tidak senang hidup bersamaNya. Maka karena sama-sama tidak suka, Tuhan harus “melepaskan” mereka. Tapi apakah mereka ini harus dibakar di api neraka sepanjang masa tanpa ada akhirnya?

 

Apa kata Alkitab?

 

Alkitab memang berkata bahwa semua orang yang tidak dibawa ke Surga pada Kedatangan Kristus yang kedua ke dunia, akan mengalami kematian kedua. Dan kematian kedua itu ialah dibakar api neraka. Itu konsep yang alkitbiah.  

Wahyu 20:4-6

4 Dan aku melihat takhta-takhta dan mereka yang duduk di atasnya dan  penghakiman diserahkan kepada mereka. Lalu  aku melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian mereka tentang Yesus dan karena Firman Allah, yang tidak menyembah Binatang itu atau patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah bersama-sama dengan Kristus selama seribu tahun. 5 (Tetapi orang-orang mati yang tersisa, tidak hidup lagi sampai berakhir masa yang seribu tahun itu.) Inilah kebangkitan yang pertama. 6 Diberkati dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa  atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan akan memerintah bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya

 

 

Ayat-ayat di atas ini cara penulisannya bisa membuat bingung, tetapi bila kita membacanya dengan seksama, maka kita bisa mendapatkan pemahaman yang benar. Untuk memudahkan, aku membedakannya dengan warna.

ü  Teks yang berwarna biru, itu bicara tentang orang-orang yang selamat,

ü  teks yang merah itu bicara tentang orang-orang yang tidak selamat.

 

 

Mari kita kupas ayat-ayat ini. Di sini Alkitab memberitahu kita bahwa akan ada dua kebangkitan masal.

1.   Kebangkitan yang pertama itu bagi umat Allah, semua orang yang percaya.

Ayat ini mengatakan mereka berbahagia dan mereka kudus. Mereka tidak akan mengalami kematian kedua. Mereka diberi kuasa untuk menghakimi dan akan tinggal bersama-sama dengan Kristus di Surga seribu tahun lamanya. Mereka inilah yang ditulis di 1 Tesalonika 4:16-17

1 Tesalonika 4:16-17

16 Sebab TUHAN sendiri akan turun dari surga, dengan satu seruan, dengan suara Penghulu Malaikat, dan dengan sangkakala Allah dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit. 17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan bertemu Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.

 

2.   Tetapi, orang-orang mati yang lain ~ artinya yang tidak termasuk dalam kebangkitan pertama,

mereka ini orang-orang yang tidak selamat, mereka ini akan dihukum ~ mereka baru dibangkitkan setelah berakhir masa seribu tahun. Dan mereka inilah yang mengalami kematian kedua.  Apakah kematian kedua? Lihat Wahyu 21:8

Tetapi, orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, pembunuh, orang-orang amoral secara seksual, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua

 

Wahyu 20:14-15

14 Lalu maut dan kubur ᾅδης [hadēs] dilemparkanlah ke dalam lautan api. Inilah kematian yang kedua. 15 Dan barangsiapa yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam Kitab Kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.

 

Jadi jelas antara kebangkitan pertama (kebangkitan orang-orang yang selamat yang dibawa ke Surga) dengan kebangkitan kedua (kebangkingan orang-orang yang tidak selamat yang akan dibakar api neraka) itu ada jeda 1000 tahun menurut Wahyu 20:4-6, iya kan? Mengapa?

Simak lagi Wahyu 20:4, di mana dikatakan,

4 Dan aku melihat takhta-takhta dan mereka yang duduk di atasnya dan  penghakiman diserahkan kepada mereka. … dan mereka hidup kembali dan memerintah bersama-sama dengan Kristus selama seribu tahun.

 

Jadi Alkitab menyatakan bahwa orang-orang yang selamat yang dibawa ke Surga, di sana mereka diberi kuasa untuk menghakimi.

Berapa lama?

Selama seribu tahun mereka akan menjadi imam dan raja bersama Yesus. Imam dan raja   di zaman dulu menghakimi, mereka mendengarkan kasus perselisihan rakyat dan memberi keputusan. Ingat Raja Salomo dengan kasus rebutan bayi oleh dua orang yang mengaku ibunya?

Siapa yang dihakimi?

1 Korintus 6:3

Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Apalagi perkara-perkara yang terkait hidup sekarang ini

 

Ternyata orang-orang yang selamat dan dibawa ke Surga, selama masa 1000 tahun di Surga, bersama-sama dengan Yesus akan diberi kesempatan untuk menghakimi malaikat-malaikat ~ tentunya yang dimaksud di sini ialah malaikat-malaikat yang telah jatuh dalam dosa, yaitu Lucifer dan semua anak buahnya ~ termasuk juga manusia-manusia yang tidak selamat karena mereka menolak ikut Tuhan, mereka termasuk kubu Lucifer.

Itulah sebabnya orang-orang yang tidak selamat ini baru dibangkitkan setelah berakhir masa 1000 tahun, yaitu setelah penghakiman atas mereka yang dilakukan selama masa 1000 tahun itu selesai.

Apa yang terjadi setelah penghakiman atas orang-orang yang tidak selamat selesai, dan waktu 1000 tahun sudah habis?

 

 

Singkat saja saya berikan garis besarnya.

v   Ketika Yesus datang kedua kalinya untuk menjemput umatNya ke Surga,

semua orang yang tidak dibawa ke Surga mati kena Tujuh Malapetaka Terakhir (Wahyu 15-16). Jadi, orang-orang yang selamat dibawa ke Surga, yang tidak selamat ditinggalkan di bumi dalam kondisi mati. Maka di dunia tidak ada kehidupan (kecuali Setan).

 

v   Itulah yang dimaksud dengan ungkapan “Iblis dipenjara” (Wahyu 20:1-2)

karena dunia tidak ada penghuninya. Mereka yang selamat sudah dibawa ke Surga, yang tidak selamat dalam kondisi mati. Iblis tidak bisa menyesatkan siapa-siapa, dan dia seakan-akan dibelenggu dalam penjara karena tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tidak bisa keluar dari bumi, dan dia tidak bisa berbuat apa-apa di bumi yang gelap gulita.

Kondisi ini berlangsung selama 1000 tahun.

 

v   Kita tahu dari ayat-ayat lain di atas selama 1000 tahun itu

orang-orang yang selamat diberi tugas menghakimi Iblis dan pengikut-pengikutnya, termasuk manusia yang tidak selamat.

 

v   Setelah 1000 tahun berakhir,

maka Wahyu 20:7-8 mengatakan Iblis dilepaskan dari penjara dan dia pergi menyesatkan bangsa-bangsa lagi. Kalau tadi Iblis dipenjara karena tidak ada manusia hidup yang tersisa di bumi, sekarang dengan dihidupkannya kembali manusia di bumi, Iblis terlepas dari belenggunya. Jadi setelah 1000 tahun berakhir, sekarang manusia-manusia yang ditinggalkan dalam kondisi mati di bumi, dibangkitkan. Ini kebangkitan kedua.

Wahyu 20:5

Tetapi orang-orang mati yang tersisa, tidak hidup lagi sampai berakhir masa yang seribu tahun itu.

 

v   Wahyu 20:7-8 memberikan keterangan yang sama yang lebih lengkap.

Wahyu 20:7-8

7 Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Setan akan dilepaskan dari penjaranya, 8 dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut.

 

v   Kalau kita baca ayat itu dan selanjutnya,

maka kita akan melihat bahwa Iblis membujuk orang-orang yang baru dibangkitkan ini untuk mengepung perkemahan orang kudus dan kota yang dikasihi, Yerusalem Baru.

Wahyu 20:9

Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu

 

Loh, dari mana kok ada “perkemahan orang-orang kudus, kota yang dikasihi” di bumi? Nah, “kota yang dikasihi” itu ialah Yerusalem surgawi. Kita tahu bahwa Yerusalem yang baru itu tadinya ada di Surga, tempat di mana umat Allah yang sudah dibawa ke Surga, berdiam.

Ibrani 12:22

Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi dan kepada kumpulan malaikat yang tidak terhitung jumlahnya.

 

v   Kita perlu pergi ke Wahyu 21.

Ternyata setelah berakhirnya 1000 tahun itu, Yesus datang lagi ke dunia untuk ketiga kalinya, kali ini bersama kota Yerusalem Baru dan orang-orang kudus yaitu umat yang 1000 tahun sebelumnya dibawa ke Surga.

Wahyu 21:2, 10, 16-17

2 Dan aku, Yohanes, melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, dipersiapkan sebagai pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. 10 Lalu, ia membawa aku pergi  dalam roh, ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang besar itu,  Yerusalem yang kudus, turun dari sorga, dari Allah. 16 Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur Kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama 17 Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran seseorang manusia, yaitu seorang malaikat

 

Ini sebuah bangunan kota yang benar-benar ada ujud fisiknya. Jadi hebat sekali, sebuah kota yang begitu besar, benar-benar secara literal turun dari Surga dan berdiri di atas bumi.

Dan bukan cuma sebuah kota kosong, melainkan bersama isinya yaitu semua umat Tuhan yang sudah diselamatkan, sekarang kembali ke bumi untuk menyaksikan Tuhan mengeksekusi hukuman atas Setan dan pengikut-pengikutnya dan orang-orang yang tidak selamat.

Kota Yerusalem Baru inilah, yang merupakan perkemahan (tempat tinggal) orang-orang kudus yang dikepung oleh orang-orang yang tidak selamat yang digerakkan Iblis (Wahyu 20:9 di atas).

 

v   Apa yang terjadi berikutnya?

Wahyu 20:9 bagian akhir mengatakan,

Tetapi api turun dari Allah dari langit dan melahap mereka

 

 

Nah, jelas kan tentang api neraka yang akan membakar orang-orang yang tidak selamat?

1.   Api itu turun dari langit.

Neraka itu akan ada di atas permukaan bumi. Jadi konsep yang mengatakan sekarang ada neraka di perut bumi yang sedang menyala-nyala dengan api seperti kepundan gunung berapi sedang membakar orang-orang jahat yang sudah mati itu sama sekali tidak alkitabiah.

2.   Kapan api neraka itu baru ada?

Pada waktu kedatangan Yesus yang ketiga kalinya ke dunia ini, 1000 tahun setelah kedatanganNya yang kedua.

3.   Berarti sekarang sudah ada api neraka belum? Belum!

Kedatangan Yesus yang kedua saja belum terjadi, mana ada api neraka?

 

Sekarang pertanyaan yang paling penting:

Apakah orang-orang yang tidak selamat itu

akan dibakar terus-menerus tanpa akhir?

Tidak!

 

Wahyu 20:9 berkata, api itu  “melahap mereka  kalau dilahap berarti apa? Habis! Barang yang sudah habis itu mana bisa terbakar lagi? Barang yang dilahap api itu menjadi apa? Abu!

 

Nah, sekarang mari kita lihat ayat-ayat Alkitab yang membenarkan ini:

Mazmur 37:20  

Tetapi yang jahat akan binasa; dan musuh-musuh TUHAN akan seperti lemak domba; mereka akan habis dibakar; menjadi asap mereka akan habis lenyap.

 

Ayat ini sangat jelas, orang-orang fasik akan binasa, dan yang dimaksud dengan binasa itu adalah habis dibakar; menjadi asap mereka akan habis lenyap”.  “Lenyap” itu hilang, tidak ada lagi. Kalau sudah lenyap, apa masih ada sisanya? Tidak!

 

Maleakhi 4:1-3.

1 Karena itu lihatlah, hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang yang tinggi hati, ya, semua yang berbuat fasik akan menjadi jerami dan hari yang datang itu akan membakar habis mereka, firman TUHAN semesta alam, yang tidak akan meninggalkan akar dan cabang. 2 Tetapi bagi kamu yang takut akan nama-Ku, Surya Kebenaran  akan terbit dengan penyembuhan di  sayapNya. Dan kamu akan keluar dan menjadi tambun seperti anak lembu yang diberi makan di kandang. 3 Kamu akan menginjak-injak orang-orang fasik, sebab mereka akan menjadi abu di bawah telapak kakimu, pada hari Aku melakukan ini,” firman TUHAN semesta alam

 

Jelas? Mereka yang tidak selamat akan dibakar seperti jerami. Jerami kalau dibakar habis tidak? Habis. Malah ditambah keterangan bahwa orang-orang itu akan menjadi abu, dan abu itu akan diinjak-injak oleh “kamu yang takut akan nama-Ku”, atau umat Allah.

Jadi api nerakanya padam atau tidak setelah yang dibakar menjadi abu? Ya padamlah! Masa umat Allah berjalan di atas api yang menyala?

 

Matius 3:12

Alat penampi ada ditangan-Nya dan Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi Dia akan membakar habis jerami itu dengan api yang tidak bisa dipadamkan

 

Mungkin istilah “api yang tidak bisa dipadamkan” itu yang menimbulkan ide bahwa orang-orang yang tidak selamat itu dibakar terus menerus tanpa akhir. Tapi arti “api yang tidak bisa dipadamkan” semata-mata ialah tidak ada orang yang sanggup memadamkan api itu selama masih ada yang terbakar, api itu tetap menyala. Tapi kalau yang dibakar sudah menjadi abu, ya apinya padam sendiri. Coba saja, sesuatu yang dibakar sampai menjadi abu, apakah masih bisa terbakar? Tidak. Apinya akan padam dengan sendirinya.  

 

Mazmur 37:10

Karena sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik; iya, engkau akan mencari tempatnya, dan tempatnya itu sudah tidak ada lagi.

 

Orang fasik dikatakan “lenyap” dan “tidak ada lagi”, bukan teriak-teriak kesakitan tanpa akhir dibakar api.

 

Mazmur 68:2 

Seperti asap diusir pergi, seperti itu usirlah mereka pergi; seperti lilin meleleh di depan api, begitu juga biarlah orang-orang fasik binasa di hadirat Allah.

 

“Binasa” itu mati, tidak tetap hidup dan terus tersiksa di dalam api.

 

Yudas 1:7

sama seperti Sodom dan Gomora dan semua kota di sekeliling mereka dengan cara yang sama, melibatkan diri mereka dalam perzinahan dan mengejar daging yang tak wajar, telah dijadikan contoh, menanggung pembalasan dari api kekal.

 

Kalau melihat istilah “api kekal” jangan mengartikannya sebagai “pembakaran kekal”.

Api yang dari Tuhan itu disebut api kekal, karena itu datang dari Tuhan. Sesungguhnya Tuhan sendiri itulah Api yang kekal, yang menghanguskan.

 

Ulangan 4:24

Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu.

 

Tetapi pembakarannya tidak kekal. Buktinya, Sodom dan Gomora hari ini sudah tidak terbakar. Seandainya dianggap pembakarannya kekal, seharusnya sampai hari ini Sodom dan Gomora masih terbakar, bukan? Malah kota-kota Sodom dan Gomora sekarang sudah lenyap dari peta, tidak kelihatan lagi, karena sudah menjadi abu. Habis!

 

 

Nah, bukan hanya orang-orang yang tidak selamat yang dibakar, juga Setan dan pengikut-pengikutnya juga dibakar sampai habis.

Wahyu 20:10

dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu ke tempat Binatang dan nabi palsu itu [telah dilemparkan], dan mereka akan disiksa siang malam selama-lamanya.

 

Nah, di sini ada kata “disiksa siang malam selama-lamanya”.

Sesungguhnya “selama-lamanya” itu juga berarti “selama mungkin”, kalau sudah tidak mungkin lagi, ya berhenti.

Kata yang diterjemahkan “selama-lamanya” itu αἰών [aiōn] tidak selalu berarti “tidak ada akhirnya”, melainkan bisa diartikan “untuk jangka waktu yang lama” atau “sampai matinya” atau “seumur hidupnya”.

Hukuman pembakaran ini tidak sama lamanya antara yang satu dan yang lain. Yang dosanya ringan, pembakarannya lebih cepat selesai. Yang dosanya bertumpuk-tumpuk, pembakarannya pasti lebih lama. Itu namanya adil.

Jadi pasti Iblis yang adalah sumber dosa, akan dibakar paling lama. Demikian juga Binatang Wahyu 13 dan nabi palsu yang menyesatkan manusia dengan ajaran-ajaran palsu mereka, akan dibakar lebih lama daripada manusia-manusia biasa korban penipuan mereka. Selama mereka terbakar, mereka tersiksa, dan itu bisa berlangsung lama, karena itu dikatakan “siang malam”, berarti tidak ada pause/istirahat. Satu kali dibakar, api itu akan terus-menerus membakar sampai semuanya habis. Tetapi bila mereka sudah habis dibakar, maka pembakaran itu berhenti sendiri, api itu padam sendiri.

 

 

Ada beberapa contoh tentang istilah “selama(-lama)nya” ini, tetapi di sini diberikan satu saja supaya tidak kepanjangan pembahasan ini.

Keluaran 21:6

maka tuannya itu akan membawanya menghadap hakim-hakim, dia juga akan membawanya ke pintu atau ke kosen pintu, dan tuannya itu akan melubangi telinganya sampai tembus dengan alat penusuk, dan budak itu akan melayani tuannya untuk selamanya.

 

Di KJV kata tersebut diterjemahkan “forever”.

Nah ayat ini bicara tentang seseorang yang secara sukarela mau menjadi hamba bagi tuannya seumur hidupnya, dan tandanya ialah dengan melubangi telinganya.

Kata “forever” itu biasanya dianggap “kekal”, “abadi”, “terus-menerus tanpa henti”. Tetapi kita harus melihat konteksnya. Di konteks ini, seseorang hanya bisa menjadi hamba bagi tuannya selama dia masih hidup. Jadi kata “forever” di sini tidak berarti “kekal” atau “abadi” atau tanpa ada akhirnya. Hanya selama itu mungkin. Jadi kita harus melihat konteksnya.

 

 

Mari kita lihat konteks lain di Alkitab. Ini tentang hukuman yang akan dikenakan kepada Setan/Iblis, apakah “tidak ada akhirnya”, atau “ada akhirnya”?

Yehezkiel 28:18-19

18Engkau telah menajiskan tempat-tempat kudusmu dengan dosamu yang banyak, dengan dosa perniagaanmu. Maka Aku akan mendatangkan api dari tengahmu, yang akan memakan habis engkau dan Aku akan menjadikan engkau abu di atas bumi di hadapan semua mereka yang melihatmu. 19 Semua mereka yang mengenal engkau di antara bangsa-bangsa akan tercengang melihatmu. Engkau akan menjadi mengerikan dan engkau tidak akan ada lagi selamanya.

 

Di sini Tuhan mengatakan bahwa api itu akan memakan habis Lucifer and dia akan menjadi abu di atas bumi dan akan lenyap selamanya.

Di konteks ini “selamanya” berarti Dari istilah “habis” itu kita sudah mengerti bahwa Lucifer atau Iblis itu pun tidak akan ada sisanya, dia akan habis, menjadi abu, lenyap selamanya.

Berarti pembakaran Lucifer pun bukan tidak ada akhirnya, dia akan “dibakar terus tanpa henti sampai habis.”

Nah, kalau Lucifer, mantan kerub, penudung takhta Allah, sumber dosa, dia saja hukumannya ada akhirnya, apalagi manusia-manusia yang berdosa?

 

 

KESIMPULAN 2:

Hukuman bagi manusia-manusia yang tidak selamat

BUKAN TANPA AKHIR

Tidak disiksa bakar terus-menerus

selama milyaran tahun

Tuhan itu mahapengasih dan mahaadil

 

 

Semua dosa itu hukumannya maut (Rom. 6:23), tapi lamanya pembakaran itu ditakar dengan adil oleh Tuhan. Masing-masing menjalani hukumannya sesuai takaran dosanya.

 

Yehezkiel 33:11

Katakanlah kepada mereka: ‘Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak menyukai kematian orang fasik, melainkan agar orang fasik itu bertobat dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu harus mati, hai kaum Israel?’

 

Tuhan tidak suka menghukum manusia. Tuhan tidak ingin manusia mati, melainkan agar semua boleh hidup. Itulah kasihNya.

Tapi Tuhan tidak bisa hidup bersama-sama dengan dosa. Karena itu, jika manusia tidak mau meninggalkan dosanya, tidak mau menerima pengampunan dan penebusan dari Tuhan, tidak ada jalan lain kecuali membakar habis dosa dan pelakunya.

Tetapi dalam hal itu pun, Tuhan tidak berbuat kejam dengan menyiksa orang dalam api neraka yang tidak ada akhirnya.

 

 

Semoga membantu.

 

 

07 02 21