218. MENGAPA KITA MENUA?
________________________________________________________________________________________________________
Ketika Allah
menciptakan nenek moyang kita yang pertama, Adam dan Hawa, mereka tidak hadir
di dunia sebagai bayi, bukan anak-anak, bukan remaja, melainkan sudah langsung
dewasa, katakanlah setara usia manusia 25 tahun sekarang, cakep-cakepnya,
sehat-sehatnya. Jadi Adam dan Hawa tidak dilahirkan tetapi diciptakan tangan
Allah.
Kejadian 2
2:7 Dan TUHAN Allah membentuk manusia dari debu
tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; dan manusia menjadi makhluk
yang hidup.
2:15
Dan
TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu.
Jadi, Adam dan Hawa itu diciptakan di bumi ini, dari tanah bumi
ini, dan hidup di bumi ini, di taman Eden yang ada di bumi ini. Ada
orang yang mengira Adam dan Hawa itu hidup di Surga karena taman Eden ada di
Surga, tapi tidak demikian yang dikatakan Alkitab. Ini bicara tentang taman
Eden yang ada di dunia. Nah, taman Eden yang ada di dunia adalah secuil dari
taman Eden yang ada di Surga.
Kejadian 2
2:10 Ada
suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai
itu terbagi menjadi empat cabang.
2:11
Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh
tanah Hawila, tempat emas ada.
2:12
Dan emas dari negeri itu baik; di
sana ada damar bedolah dan batu krisopras.
2:13
Nama sungai yang kedua ialah Gihon,
yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush.
2:14
Nama sungai yang ketiga ialah Tigris,
yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat.
Jadi kita bisa membayangkan di mana kira-kira letak taman Eden itu pada
awal mulanya, karena dua sungai yang terakhir disebut yaitu Tigris dan Efrat
masih bisa kita ketahui tempatnya hari ini. Dan itu adalah taman yang luas
sekali.
Nah, sekarang memang taman Eden itu sudah tidak ada di bumi,
karena diangkat Allah ke Surga sebelum air bah yang menghancurkan seluruh dunia
ante-diluvian. Sekarang taman
Eden yang dulu adalah tempat tinggal Adam dan Hawa, sudah kembali di Surga, tapi nanti itu akan dikembalikan ke dunia
setelah dunia yang sekarang ini dibersihkan dengan api pada waktu kiamat, dan
setelah Setan si pencipta dosa, dan semua sisa dosa dan para pembuat dosa
dibakar habis, Allah akan menciptakan ulang dunia ini, dan pada waktu itu taman
Eden yang dikenal Adam akan kembali hadir di dunia yang baru. Semua ini bukan
karanganku, tetapi tertulis di Alkitab hanya saja tidak bisa dibahas di sini
karena akan terlalu panjang. Sebagian sudah pernah dibahas misalnya di no. 194
Kerajaan 1000 Tahun dan lain-lain yang juga ada di blog ini.
Mengapa Allah mengangkat taman Edennya Adam ke Surga? Mengapa tidak
dibiarkan saja sekalian hancur ketika air bah membinasakan seluruh dunia di
zaman Nuh? Walaupun taman Eden ini pasti sangat indah, tetapi ada apanya yang
begitu istimewa sehingga dia diselamatkan Allah dari air bah sementara seluruh
dunia dibinasakan?
Ternyata ini dia:
Kejadian 2
2:9 Lalu
TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang
baik untuk dimakan buahnya; dan pohon
kehidupan di tengah-tengah taman itu,
serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang
jahat.
Jadi ada dua pohon yang istimewa di taman Eden:
1.
Pohon kehidupan
Yang makan buah
dari pohon kehidupan ini tubuhnya terpelihara, tidak akan rusak, tidak akan
menua, tidak akan mati.
2.
Pohon pengetahuan
baik dan buruk
Yang makan buah
dari pohon pengetahuan baik dan buruk ini akan mati karena dia telah melanggar
perintah Tuhan,
Jadi dua pohon yang
bertolak-belakang, sama-sama berdiri di taman Eden. Dua pilihan: hidup
atau mati.
Berarti sejak semula, Tuhan
menciptakan manusia dengan memberinya kebebasan untuk memilih. Dan sejak semula
pilihan itu hanya dua:
·
menurut kata-kata Tuhan akan hidup
·
melanggar kata-kata Tuhan akan mati
Tidak ada pilihan
ketiga. Jelas hanya ada dua. Jadi tidak membingungkan.
Nah, manusia HARUS memilih,
tidak bisa tidak. Tidak bisa abstain juga.
Bagaimana kalau manusia tidak
mau memilih? Bagaimana kalau Adam berkata dia tidak mau makan buah pohon
kehidupan maupun pohon pengetahuan baik dan buruk?
Kalau manusia tidak mau
memilih yang memberinya manfaat, itu sama dengan dia sudah memilih
yang memberinya sengsara. Kalau Adam tidak mau makan buah pohon
kehidupan, maka sama dengan dia memilih makan buah pohon pengetahuan baik dan
buruk, karena dia akan mati, tubuhnya akan mengalami kerusakan, akan menua,
akan sakit, akan tidak berfungsi, dan akhirnya akan mati.
Lihat? Hanya ada dua
pilihan: hidup atau mati.
Kalau tidak mau memilih yang
membuat hidup, ya automatis berarti memilih mati.
Sampai hari ini pun situasi
tetap sama. Apakah kita memilih hidup kekal dalam
Kristus, atau kita tidak memilih Kristus dan
akibatnya kita akan mati kekal.
Pohon Kehidupan inilah yang memberi kemampuan
kepada yang memakan buahnya untuk tidak menjadi tua.
Sebenarnya sih yang memberi
kemampuan adalah Allah, tetapi Allah memakai pohon ini sebagai sarananya. Jadi
manusia yang makan buah pohon ini, tubuhnya dilestarikan Allah melalui buah
pohon tersebut. Jadi dari awal Allah ingin menanamkan konsep bahwa harus ada kerjasama antara
Allah – alam - dan manusia.
Pohon pengetahuan
baik dan buruk itulah pohon ujian untuk membuktikan loyalitas manusia kepada Allah. Allah
mengatakan kepada Adam dan Hawa, jangan makan buahnya, karena kalau kalian
makan, kalian pasti mati.
Nah kita sudah tahu bahwa Adam
dan Hawa gagal membuktikan loyalitas mereka kepada Allah, dan makan buah dari
pohon pengetahuan ini yang dilarang oleh Allah.
KARENA MEREKA TIDAK SETIA KEPADA ALLAH,
MEREKA KEHILANGAN HAK UNTUK MAKAN BUAH POHON KEHIDUPAN.
DAN ITULAH MENGAPA MEREKA MENUA DAN MATI.
Lalu ada yang bertanya, kalau
buahnya tidak boleh dimakan, ngapain Allah meletakkan pohon pengetahuan baik
dan buruk itu di taman Eden?
Karena itulah cara untuk
membuktikan sampai kapan manusia setia dan patuh kepada perintah Allah. Adam
dan Hawa bisa saja merasa mereka sudah setia dan patuh, tapi kalau tidak ada
ujian, tidak ada bukti yang konkret bahwa perkiraan mereka itu benar.
Sering kita juga merasa bahwa sebagai manusia kita sudah baik, tidak berbuat
dosa, tetapi jika kita diuji menurut timbangan Allah, benarkah demikian?
Jadi pada awalnya Allah
menciptakan makhluk hidup untuk hidup selamanya, tidak menjadi tua, tidak
sakit, tidak mengalami gagal organ, tidak mati. Tapi ada caranya.
Caranya ialah dengan makan buah Pohon Kehidupan, maka semua organ dan sistem tubuh
terpelihara, senantiasa berfungsi dengan baik, senantiasa dalam kondisi prima.
Dan hasilnya tidak ada “menua” yang sebetulnya berarti “kerusakan
fungsi organ dan sistem tubuh”.
Jadi rencana yang semula ialah
Adam dan Hawa hidup terus seperti kondisi mereka saat mereka pertama
diciptakan, muda, aktif, kuat, segar, sempurna dan sehat.
Mereka disuruh melahirkan
anak-anak untuk memenuhi bumi. Dan anak-anak yang lahir sebagai bayi tentu saja
akan bertumbuh sampai dewasa, tetapi setelah dewasa fisik mereka tidak akan
menua, tidak akan sakit, dan akan hidup selamanya, karena mereka juga akan
makan buah Pohon Kehidupan. Maka dunia ini hanya akan dihuni oleh
makhluk-makhluk yang sehat dan sempurna, tidak ada yang berpenyakit, tua,
apalagi mati; baik manusia maupun binatangnya.
Kejadian 1
1:28
Allah memberkati mereka, lalu
Allah berfirman kepada mereka: ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.’
Sebelum kita lanjut, kita perhatikan
dulu ayat ini. Ingat, perintah untuk "Beranakcuculah dan bertambah banyak” itu
diberikan kepada Adam dan Hawa ketika kondisi dunia ini masih
kosong, masih bagus semuanya, masih murni, Adam dan Hawa masih belum
berbuat dosa, dunia masih tidak terpolusi dosa.
Beda dengan kondisi dunia di mana kita hidup sekarang.
Selain itu perhatikan bahwa manusia
disuruh berkuasa atas makhluk-makhluk hidup lainnya, bukan disuruh
memakan mereka! “Berkuasa” itu artinya “memerintah”, seperti seorang
raja memerintah rakyatnya, jadi raja harus mengatur supaya semuanya baik dan lancar bagi rakyat, melindungi rakyat, semua mendapat makan, semua
bisa hidup damai dan bahagia. Jelas bukan berarti raja itu lalu boleh menangkap,
menyembelih lalu memakan rakyatnya. Demikian pula Adam, manusia, diberi Allah
wewenang untuk “memerintah” atau “berkuasa” atas semua binatang di dunia, bukan
perintah bagi Adam untuk makan binatang-hewan yang dipercayakan kepadanya,
melainkan untuk mengatur dan melindungi mereka.
Omong-omong, tahukah kita bagaimana binatang
diciptakan?
Kejadian
2
2:19 Lalu
TUHAN Allah membentuk dari tanah
segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada
manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang
diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti
nama makhluk itu.
Jadi binatang-binatang juga dibentuk
dari tanah seperti manusia. Tuhan membentuk mereka dengan teliti, dengan sempurna,
dengan kasih sayang. Kata Ibraninya יָצַר [yâtsar] artinya membentuk seperti yang dilakukan seorang penjunan yang membuat
barang-barang dari tanah liat. Jadi setiap spesies binatang dibentuk oleh Tuhan sendiri, bukan hasil evolusi random beberapa ratus juta
tahun dari amuba menjadi monyet. Kalau perubahan di dalam spesies, itu
terjadi karena iklim, karena makanan, karena kondisi geografis, dan
itu masih terus terjadi hingga sekarang, misalnya sapi di negara dingin berbulu
lebih panjang dan lebih tebal dibandingkan sapi dari Indonesia. Tapi sapi ya
tetap sapi, ada yang lebih besar, atau lebih kecil, ada yang coklat, ada yang
putih, ada yang berpunuk, ada yang bergelambir, tapi semuanya sapi. Tidak ada
sapi yang bisa berevolusi menjadi kuda atau anjing atau kucing atau burung atau
ikan atau tiram atau bahkan menjadi manusia, dan sebaliknya. Setiap spesies itu diciptakan berbeda dan punya ciri-ciri khas sendiri.
Tuhan itu seniman agung yang idenya tidak terbatas dan Dia menciptakan
bermacam-macam binatang yang luar biasa mengagumkan.
Mungkinkah semua binatang yang berbeda ini berasal dari satu amuba yang bisa berevolusi menjadi macam-macam binatang yang sempurna? Atau ini adalah karya seni Sang Khalik yang menciptakan bermacam-macam spesies dengan anatomi berbeda?
Tetapi manusia hanya
diciptakan satu pasang oleh Tuhan, dan selebihnya manusia yang
disuruh berkembang biak. Berarti manusia itu satu spesies,
walaupun bentuknya beda-beda, ada yang berkulit sawo matang, ada yang putih,
ada yang coklat tua, ada yang kuning, ada yang berambut hitam, ada yang pirang,
ada yang coklat, ada yang tinggi besar, ada yang kecil mungil, ada yang berbulu
banyak, ada yang tidak, ada yang mancung, ada yang tidak, 1001 modelnya tapi
semuanya manusia, berasal dari satu ayah satu ibu. Dan manusia ini sama sekali
berbeda dari binatang, karena manusia diberi Tuhan tugas untuk
“menguasai” atau “memerintah” binatang. Jadi tingkatnya beda.
Manusia yang bertanggung jawab mengurus dan mengatur binatang. Dan seharusnya
yang lebih berkuasa, yang lebih tinggi derajatnya, yang melindungi yang di
bawahnya, bukan malah dimakan. Manusia diciptakan Tuhan dalam keserupaan
denganNya. Alangkah tragisnya dunia lebih memilih menjadi keturunan monyet
daripada anak Allah.
Kalau begitu apa makanan Adam dan Hawa
yang ditentukan Allah?
Kejadian
1
1:29 Berfirmanlah
Allah: ‘Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji
di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan
menjadi makananmu.’
Allah tidak mengizinkan Adam dan Hawa makan steak, makan rawon, makan sate,
makan ikan bakar. Tidak. Ketika Allah menciptakan Adam
dan Hawa, mereka diciptakan sebagai Vegan, bukan pemakan daging.
Jadi dari tangan Allah, tubuh manusia itu diciptakan sebagai Vegan. Organ-organ dan sistem-sistem dalam tubuh manusia tidak dirancang untuk
konsumsi daging. Kalau pabrik mobil Mercy menciptakan mobil mewah yang
harus diisi bahan bakar yang paling bagus, lalu Mercy itu diisi bensin campur
minyak tanah dll. yang bukan seharusnya, ya usia Mercy itu tidak bakal lama.
Sama seperti tubuh manusia. Manusia diciptakan sebagai Vegan, tapi kemudian
dijejali segala yang seharusnya tidak dimakannya, maka hasilnya pasti
kerusakan.
Nah, jadi kenapa kita menua?
Kita tidak tahu berapa lama Adam dan Hawa hidup di taman Eden sebelum
mereka berbuat dosa dan diusir keluar dari taman Eden. Sebelum adanya
dosa, tidak ada hitungan tahun karena waktu itu relatif, waktu itu tidak
berarti. Setiap hari ada malam ada siang, setiap hari ketujuh itu
Sabat perhentian Tuhan, selalu sama begitu tidak ada akhirnya. Satu bulan, satu
tahun, sepuluh tahun, seratus tahun, tidak jadi soal karena tidak ada akhirnya.
Karena itu kita tidak tahu berapa lama Adam dan Hawa hidup di taman Eden, kita
tidak tahu berapa kali mereka sudah makan buah Pohon Kehidupan.
Yang kita tahu adalah, setelah mereka berbuat dosa,
mereka diusir keluar taman Eden, dan sejak itu mereka tidak punya
akses lagi ke Pohon Kehidupan itu.
Kejadian 3
3:22 Berfirmanlah
TUHAN Allah: ‘Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari
Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia
mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah
pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup
untuk selama-lamanya.’
3:23
Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari
taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
3:24
Ia menghalau manusia itu dan di
sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nya beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala
dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Jadi ayat-ayat ini
memberitahu kita bahwa:
v makan buah Pohon Kehidupan itu membuat manusia tidak akan
mati.
v Adam diusir keluar dari Eden, artinya keluar dari tempat
yang kudus, taman Eden itu kudus, karena
Adam sudah tercemar dosa dia tidak boleh masuk lagi ke sana.
v Dan malaikat-malaikat dengan pedang menyala menjaga taman
Eden itu untuk memastikan Adam tidak bisa masuk
dan tidak bisa makan buah Pohon Kehidupan.
Setelah dosa baru perhitungan waktu
menjadi berarti karena hidup tidak lagi kekal, hidup ada akhirnya. Dan Adam mati pada
usia 930 tahun.
Kejadian
5
5:3 Setelah
Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki menurut
rupa dan gambarnya, lalu memberi nama Set kepadanya.
5:4 Umur Adam, setelah memperanakkan Set,
delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
5:5 Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus
tiga puluh tahun, lalu ia mati.
Kita tidak tahu pada usia berapa Adam diusir dari Eden. Kita hanya tahu
bahwa ketika Adam dan Hawa diusir dari Eden mereka hanya berdua, jadi mereka
belum punya anak. Adam berusia 130 tahun ketika anaknya Set lahir, tapi Set
bukan anak yang pertama. Kita juga tahu bahwa anak mereka yang pertama bernama
Kain dan anak yang kedua bernama Habel, dan setelah Kain dan Habel dewasa, Kain
membunuh Habel. Setelah kematian Habel dan kaburnya Kain, baru lahir Set. Jadi
umur berapa Adam saat Kain lahir, kita tidak tahu. Melihat skenario ini, kita
berasumsi saja bahwa Adam berusia 50 tahun saat dia diusir keluar dari Eden,
dan kita berasumsi dia sempat makan buah Pohon Kehidupan itu beberapa saat
sebelum dia diusir itu, maka Adam hidup sekitar 880 tahun di luar Eden tanpa
pernah makan buah Pohon Kehidupan itu lagi.
Berapa umur Set? Kata Alkitab 912 tahun.
Kejadian
5
5:8 Jadi
Set mencapai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu ia mati.
Set tidak pernah makan buah Pohon Kehidupan. Dia lahir di luar taman Eden.
Dia tidak pernah melihat taman Eden apalagi tahu Pohon Kehidupan itu. Tapi dia
lahir dari orangtua yang pernah menikmati Pohon Kehidupan itu, dan manfaat buah
pohon itu ikut dinikmati Set dan generasi-generasi yang lahir kemudian.
Tetapi tentu saja dengan berlalunya setiap generasi umur mereka menjadi
semakin pendek, kecuali pada kasus Methuselah, generasi Adam ke-8, dia hidup
paling lama sampai usia 969 tahun, bahkan lebih lama daripada Adam.
Jadi kita bisa mengambil kesimpulan bahwa generasi-generasi yang mula-mula
itu walaupun tidak makan dari Pohon Kehidupan, tapi mereka semua masih
merasakan manfaatnya dari tubuh kedua orangtua mereka, dan tentunya kondisi
dunia pada waktu itu masih relatif murni, tidak banyak polusi, tidak banyak
racun di mana-mana. Dan mayoritas manusia masih Vegan.
Kemudian air bah terjadi di zaman Nuh, dia generasi Adam yang ke-10. Dan bumi pun diporakporandakan.
40 hari 40 malam air dari atas dan dari bawah dibuka oleh Allah sehingga
seluruh bumi ini terendam air. Alkitab menceritakan bahwa sampai puncak-puncak
gunung pun terendam semua. Bisa dibaca di Kejadian pasal 7.
Kejadian
7
7:11 Di tahun ke enam ratus dari hidup Nuh,
pada bulan
yang kedua, pada hari yang ketujuh belas bulan itu,
pada hari yang sama itulah segala mata air
samudera raya yang dalam dipecahkan, dan
tingkap-tingkap langit dibuka.
7:12
Dan hujan turun ke bumi empat puluh hari empat
puluh malam lamanya.
7:21 Dan segala makhluk
hidup mati, yang bergerak di atas bumi, baik dari unggas, dan ternak dan binatang hutan dan segala makhluk
merayap yang merayap di atas bumi, serta setiap manusia.
7:22
Semua
yang dalam hidungnya ada nafas hidupnya, segala yang ada di darat, mati.
7:23
Dan
setiap zat hidup yang ada di muka bumi, dibinasakan,
baik manusia dan ternak, dan binatang-binatap
merayap dan unggas-unggas
di udara, dan mereka dimusnahkan dari atas
bumi; dan hanya Nuh yang tinggal hidup dan mereka yang bersama-sama dengan dia dalam
bahtera itu.
7:24
Dan berkuasalah air itu di atas
bumi seratus
lima puluh hari lamanya.
Bayangkan, burung-burung pun mati, mereka tidak punya tempat untuk
mendarat. Pokoknya bumi sudah porak poranda. Hujan hanya 40 hari, tapi mata air
dari kedalaman bumi (di 7:11 disebut “samudra raya”) masih terbuka dan masih memancarkan
air, sehingga air masih terus naik. Seluruh bumi bergejolak, terendam air.
Setelah 5 bulan (150
hari) baru air mulai turun. Tapi tidak segera surut, surutnya berbulan-bulan saking
banyaknya air, karena masih 7 bulan lagi baru Nuh dan keluarganya diizinkan
Tuhan keluar dari bahtera.
Selama itu bumi seperti adonan yang diaduk-aduk. Semua lapisan bumi
bercampur baur tidak keruan. Bangkai semua makhluk hidup terkubur secara acak,
bukan lagi yang mati duluan ada di lapisan yang lebih bawah, tetapi karena
tanah bumi ini tergulung-gulung oleh air yang memancar dari kedalaman bumi
selama berbulan-bulan, maka susunan lapisan tanahnya sudah
tidak beraturan.
Dan memang dibuat demikian oleh Tuhan untuk mengubur semua bangkai baik
manusia maupun binatang seluruh dunia (bayangkan betapa banyaknya!) supaya pada
waktu nanti Nuh keluar, tidak ada lagi bangkai berserakan. Nuh mendapat kasih
karunia Tuhan, dia disebut orang benar dan tidak bercela (Kejadian 6:8-9),
karena itu Allah juga mengembalikan dunia ke kondisi yang layak dihuni sebelum
Nuh keluar dari bahtera. Allah menunjukkan kasih setiaNya kepada Nuh.
Dan setelah 1 tahun lebih sedikit berada dalam bahtera, baru Nuh dan semua
makhluk hidup di dalam bahtera keluar.
Kejadian
8
8:13
Dalam tahun ke-enam ratus satu,
dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudahlah kering air itu dari
atas bumi; kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat;
ternyatalah muka bumi sudah mulai kering.
8:14
Dalam bulan
kedua, pada hari yang kedua puluh tujuh bulan itu, bumi telah kering.
Nuh masuk ke
bahtera : bulan ke-2 hari ke-17 sewaktu
usianya 600 tahun.
Nuh keluar dari
bahtera: bulan ke-2 hari ke-27 sewaktu usianya 601 tahun.
Sekarang apa
dampaknya?
Kejadian 9
9:29
Jadi
Nuh mencapai umur sembilan ratus lima puluh tahun, lalu ia mati.
v Adam mati pada
usia 930 tahun.
v Nuh mati pada usia
950 tahun.
Nuh itu generasi
Adam yang ke-10 dan tidak pernah makan buah Pohon Kehidupan, tapi dia malah
hidup lebih lama daripada Adam.
Tapi sekarang lihat,
bagaimana dengan generasi-generasi berikutnya?
v Anak Nuh, Sem
usianya hanya 600 tahun.
Ini merosotnya 37%. Drop yang sangat besar ini. Dalam satu
generasi, usia manusia sudah berkurang begitu banyak.
v Anak Sem,
Arpakhsad mati di usia 438 tahun.
Ini juga drop lagi sebesar 27%.
v Anak Arpakhsad,
Selah mati usia 433 tahun.
v Anak Selah, Eber
mati usia 464 tahun.
v Anak Eber, Peleg
mati usia 239 tahun.
Nah ini juga drop 49% waduh, separonya dalam satu generasi!
v Anak Peleg, Rehu
mati di usia 239 tahun.
v Anak Rehu, Serug
mati di usia 230 tahun.
v Anak Serug, Nahor
mati diusia 148 tahun.
Ini drop 36%. Entah kena penyakit apa ini kok dropnya banyak.
v Anak Nahor, Terah
mati di usia 205 tahun.
v Anak Terah,
Abraham mati di usia 175 tahun.
Ini drop 15% dari sebelumnya.
Kalau kita bandingkan Abraham dengan Nuh, dropnya suatu angka fantastis yaitu 82%!
Dan kalau kita
bandingkan dengan usia rata-rata manusia sekarang yang 80 tahun, itu cuma 8%
usia Nuh!
Mengapa ini
terjadi?
Kita lihat bahwa setelah air bah, semakin banyak manusia
mulai semakin sering makan daging binatang.
Pada waktu itu semua tanaman habis, maka mereka harus mengerjakan tanah
dari nol. Dan tentu saja kondisi tanah pada waktu Nuh keluar dari bahtera tidak
sama dengan kondisinya pada saat Nuh masuk ke bahtera. Ingat saat air dari
bawah memancar dan air dari atas turun itu lapisan tanah di bumi seperti diaduk
mixer yang besar. Jadi pasti dengan susah payah mereka mulai bercocok tanam
lagi. Karena itu manusia beralih ke makanan daging yang tadinya adalah makanan
darurat, tetapi yang semakin lama terasa semakin sedap di lidah mereka, itu
menjadi menu tetap. Setelah periode darurat lewat, setelah semua tanaman
makanan tumbuh subur, mereka tetap makan daging terus. Alkitab mengatakan Ishak
anak Abraham suka makan daging (Kejadian 25:28).
Jadi akibat menu manusia sudah menyimpang dari diet yang asli yang
ditentukan Allah, dan sudah tidak pernah lagi ada manusia yang menyentuh buah
Pohon Kehidupan, maka panjang usia manusia pun terpangkas drastis. Dengan kata
lain, organ-organ tubuh dan sistem-sistem tubuh cepat aus, cepat rusak.
Kondisi manusia sekarang sudah jauh merosotnya dibandingkan leluhur-leluhur
kita dulu. Apalagi polusi segala macam semakin merajalela sekarang.
Nuh membangun bahtera selama 120 tahun, berarti dia mulai membangun bahtera
super besar itu pada usia 480 tahun, selesai saat usianya 600 tahun. Dan dia
hanya membangunnya bersama 3 orang anak laki-lakinya. Nenek moyang kita itu
manusia-manusia yang fisiknya hebat-hebat, sama sekali bukan monyet-monyet
bergelantungan seperti yang dikatakan teori Evolusi. Evolusi sering
menggambarkan manusia purba hanya punya palu dan gada dari batu. Tapi bisakah
Nuh membangun sebuah bahtera super besar hanya dengan palu batu? Nuh tentunya
punya teknologi yang jauh lebih canggih daripada yang kita miliki sekarang.
Bayangkan berapa seharusnya ukuran Adam, ketika dia diberi kepercayaan oleh
Allah untuk menguasai segala binatang di taman Eden. Di zaman purba itu ada
banyak binatang yang berukuran besar-besar, yang dibiarkan Tuhan binasa dalam
air bah. Binatang-binatang raksasa itu tidak dibawa masuk ke dalam bahtera. Tuhan
sudah tahu bahwa manusia semakin lama akan semakin merosot dalam fisiknya baik
ukurannya maupun kekuatannya, dan pasti tidak akan bisa menguasai
binatang-binatang yang mega-besar itu, karena itu binatang-binatang besar itu
dibiarkan punah dalam air bah.
Jadi Adam itu pasti ukurannya jauh lebih besar daripada kita.
Lha kalau Adamnya seukuran manusia sekarang bagaimana di taman Eden dia bisa
menguasai dan memerintah binatang-binatang besar itu? Maka secara logika sudah
pasti Adam itu jauh lebih besar daripada ukuran manusia sekarang. Kita bukan
hanya menyusut dalam usia, tapi juga menyusut dalam ukuran.
Kejadian
1
1:26 Dan Allah berfirman, ‘Marilah Kita membuat manusia
menurut gambar Kita, menurut keserupaan Kita,
dan hendaknya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan ungags-unggas di udara, dan atas ternak, dan
atas seluruh bumi, dan atas segala binatang merayap
yang merayap di bumi.’
1:27
Maka Allah menciptakan manusia dalam gambar-Nya sendiri,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka.
Kita ini mulia, diciptakan menurut gambar dan keserupaan Allah, diberi hati
nurani, diberi otak yang bisa berpikir, bahkan diberi kebebasan untuk memilih.
Alkitab mengatakan bahwa Adam diciptakan sedikit lebih
rendah daripada malaikat.
Mazmur 8
8:3 Bila aku memikirkan
langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang telah Kautempatkan
8:4 apalah
manusia, sehingga Engkau mempedulikannya? Dan anak
manusia, sehingga Engkau mendatanginya?
8:5 Karena Engkau
telah membuatnya sedikit lebih rendah daripada malaikat dan Engkau telah
memahkotainya dengan kemuliaan dan
kehormatan.
8:6 Engkau membuat dia berkuasa atas buatan
tangan-Mu, segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya.
8:7 Kambing domba dan lembu sapi sekalian,
dan binatang-binatang di padang;
8:8 burung-burung di udara dan ikan-ikan
di laut, apa pun yang melintasi arus lautan
8:9 Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya
nama-Mu di seluruh bumi!
Jadi, okelah sekarang kita menua, kita kena penyakit, dan kalau tubuh kita sudah tidak bisa mengatasi segala kerusakan organnya, muncul komplikasi, tibalah saatnya kita mati. Itu tidak bisa kita ubah. Tapi kita punya harapan, kalau kita setia, kalau kita terus mengikuti Tuhan kita, Juruselamat kita, Penebus kita, kalau iman kita teguh, suatu hari Tuhan akan datang menjemput kita, dan kita akan punya kesempatan makan buah Pohon Kehidupan itu seperti Adam dulu. Dan segala ketuaan dan kemunduran fisik yang kita alami sekarang akan lenyap karena semua akan dipulihkan.
Wahyu
22:14
Diberkatilah
mereka yang melakukan
perintah-perintah Tuhan sehingga mereka boleh memperoleh hak atas
pohon kehidupan, dan mereka boleh masuk melalui pintu-pintu
gerbang ke dalam Kota itu.
2:7 Siapa
bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada
jemaat-jemaat. Kepada dia yang menang, akan
Kuberi makan dari pohon kehidupan
yang ada di tengah Taman Firdaus Allah.’
07 07 22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar