Senin, 11 Agustus 2014

140. Menyembah Matahari di Rumah Tuhan

140. MENYEMBAH MATAHARI

DI RUMAH TUHAN

_______________________________________

TAHUKAH kalian bahwa di dunia ini apa yang terjadi,  dulunya sudah pernah terjadi? Tidak ada yang baru di bawah matahari. Terutama bila hal itu dicatat dalam Alkitab, ada banyak contohnya. Hari ini ayo kita lihat Yehezkiel pasal 8. Sebelumnya, perlu kita ketahui latar belakang sejarahnya.

 

Peristiwa ini terjadi sedikit waktu sebelum Yerusalem dan Bait Sucinya diserbu oleh raja Babilon Nebukadnezar, yang kemudian dihancurkan seluruhnya. Karena segala kekejian yang dilakukan oleh umat Allah, maka Allah mencabut perlindunganNya kepada Israel dan mengizinkan seorang raja kafir dari Babilon untuk memberi pelajaran kepada umat Allah. Untuk mempermudah pemahamannya, ayat-ayat ini diterjemahkan dari KJV.

Yehezkiel 8:1-18

8:1           Dan terjadilah pada tahun keenam, dalam bulan yang keenam, pada hari kelima bulan itu, waktu aku duduk di rumahku,  dan para tua-tua Yehuda duduk di hadapanku, tangan Tuhan ALLAH menyentuh aku di sana,

8:2           Lalu aku melihat, dan tampaklah suatu keserupaan seperti api dari tampilan pinggangNya ke bawah, api; dan dari pinggangnya ke atas, tampilan cahaya, seperti warna batu ambar.

8:3           Dan Dia mengulurkan sesuatu yang berbentuk tangan dan memegang aku pada seikat rambutku; dan Roh itu mengangkat aku ke atas antara bumi dan langit dan membawa aku dalam penglihatan-penglihatan Allah ke Yerusalem, ke pintu gerbang pelataran dalam yang menghadap utara, di mana letak tempat kedudukan berhala kecemburuan, yang memprovokasi kecemburuan.

8:4           Dan lihat, kemuliaan Allah Israel ada di sana, seperti penglihatan yang kulihat di lembah itu.

8:5           Lalu kataNya kepadaku, ‘Anak manusia, langkatlah matamu ke arah utara!’ Maka aku mengangkat mataku ke arah utara, dan melihat, di sebelah utara di gerbang mezbah, terdapat berhala kecemburan itu di pintu masuknya.

8:6           Lebih lanjut kataNya kepadaku, ‘Anak manusia, kaulihatkah apa yang mereka perbuat? Yaitu kekejian-kekejian besar yang dilakukan oleh kaum Israel di sini, sehingga Aku harus pergi jauh dari Bait SuciKu? Tetapi berpalinglah engkau lagi, dan engkau akan melihat kekejian-kekejian yang lebih besar.’

8:7           Dan Dia membawa aku ke pintu pelataran, dan ketika aku melihat, tampak  sebuah lubang di temboknya.

8:8           Lalu kataNya kepadaku, ‘Anak manusia, perbesarlah lubang di tembok itu!’ Dan setelah aku memperbesar lubang itu, lihat, ada sebuah pintu.

8:9           Dan kataNya kepadaku, ‘Masuklah dan lihatlah kekejian-kekejian yang jahat, yang mereka lakukan di sini.’

8:10         Lalu aku masuk dan melihat, dan tampak segala bentuk binatang merayap dan binatang-binatang besar yang menjijikkan, dan semua berhala kaum Israel, terlukis pada tembok sekelilingnya.

8:11         Dan di sana berdiri di hadapan mereka tujuh puluh orang tua-tua kaum Israel, dan di tengah-tengah mereka berdiri Yaazanya bin Safan dan setiap orang dengan sebuah pedupaan di tangannya, dan suatu asap yang dupa yang tebal naik ke atas.

8:12         Lalu kataNya kepadaku, ‘Anak manusia, sudakah kamu lihat apa yang dilakukan oleh tua-tua kaum Israel di dalam kegelapan, masing-masing di dalam kamar tempat berhala mereka? Sebab mereka berkata, ‘TUHAN tidak melihat kita; TUHAN sudah meninggalkan bumi ini.’

8:13         Dia juga berkata kepadaku,  ‘Berpalinglah engkau lagi, dan  engkau akan melihat kekejian-kekejian yang lebih besar yang mereka lakukan.

8:14         Lalu dibawa-Nya aku ke pintu gerbang rumah TUHAN yang ke arah utara; dan lihatlah, di sana duduk perempuan-perempuan meratapi dewa Tamus.

8:15         Lalu Dia berkata kepadaku, ‘Hai anak manusia, sudahkah kaulihat ini? Berpalinglah lagi, dan  engkau akan melihat  kekejian-kekejian yang lebih besar lagi daripada ini.’

8:16         Dan Ia membawa aku ke pelataran dalam Rumah TUHAN; dan lihatlah, di pintu masuk ke Bait TUHAN, di antara serambi dan mezbah ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, dengan punggung mereka menghadap Bait TUHAN dan wajah mereka menghadap ke timur, dan mereka sedang menyembah matahari di sebelah timur.

8:17         Lalu kataNya kepadaku, ‘Sudahkah kaulihat ini, hai anak manusia? Apakah itu perkara kecil bagi kaum Yehuda bahwa mereka melakukan kekejian-kekejian  yang mereka lakukan di sini? Karena mereka telah memenuhi negeri ini dengan kekerasan, dan telah berbalik untuk menyulut murkaKu. Dan lihatlah, mereka meletakkan ranting ke hidung mereka (tidak memandang sebelah mata pada Tuhan, mengejek Tuhan).

8:18         Oleh karena itu Aku juga  akan membalas di dalam kemurkaan. Aku tidak akan meloloskan, dan tidak akan punya belas kasihan. Dan kalaupun mereka berseru-seru kepada-Ku dengan suara yang nyaring, namun Aku tidak akan mendengarkan mereka.’

 

Jadi dari ayat-ayat di atas, kita tahu bahwa telah terjadi hal-hal yang dianggap sebagai KEKEJIAN DI MATA TUHAN dalam praktek ibadah umat Tuhan pada zaman itu. Mari kita daftar apa saja:

ü    Mereka meletakkan berhala di pintu gerbang sebelah utara pelataran Bait Suci,

yang disebut Tuhan sebagai “berhala kecemburuan, yang memprovokasi kecemburuan”. Kecemburuan siapa? Tentu saja kecemburuan Tuhan, karena Tuhan sudah memberikan perintah:

Keluaran 20:4-6

4 Jangan engkau membuat bagimu patung pahatan apa pun, atau keserupaan  dari apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5 Jangan engkau sujud menyembah kepada mereka, atau melayani mereka; sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang  cemburu, yang membalaskan dosa bapak-bapak ke atas anak-anak, hingga ke keturunan yang ketiga dan keempat dari mereka yang membenci Aku, 6 Dan menunjukkan rahmat kepada beribu-ribu dari mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada Perintah-perintah-Ku.

 

ü    Di dinding-dinding Bait Suci, diberi gambar segala binatang merayap dan menjijikkan, dan berhala-berhala mereka, di dalam Bait Suci yang adalah rumah Tuhan!

 

ü    Dan di hadapan segala berhala ini 70 tua-tua Israel membakar dupa!

Padahal dupa di dalam Bait Suci itu dibuat menurut resep khusus, yang hanya boleh dipakai di sana khusus untuk mezbah dupa Tuhan.

 

ü    Di pintu gerbang utara, perempuan-perempuan meratapi kematian Tamus.

Tamus ini adalah anak dewi Semiramis, dan yang hari kelahirannya adalah 25 Desember!

 

ü    Dan yang paling top dari semua kekejian itu adalah di pintu masuk Bait Suci, ada sekitar 25 orang membelakangi Bait Suci, menghadap matahari dan menyembah matahari!

 

Dan seperti yang kita baca, Tuhan murka besar. Baca ayat 18, betapa murkanya Tuhan sampai tak ada lagi maaf bagi bangsa itu.

 

Apakah kita perlu merenungkan ayat-ayat ini?  Apa kata Alkitab?

2 Timotius 3:16-17

16 Segala tulisan Kitab Suci itu diberikan oleh ilham dari Allah, dan

1.   bermanfaat untuk mengajar,

2.   untuk menyatakan kesalahan,

3.   untuk memperbaiki kelakuan dan

4.   untuk mendidik orang dalam kebenaran.

17 Agar manusia kepunyaan Allah boleh menjadi sempurna, sepenuhnya  diperlengkapi untuk semua perbuatan baik.

 

Jadi, ayat-ayat ini pun bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran.

Marilah kita membandingkannya dengan kondisi kita hari ini, apakah kita juga mengulangi kekejian-kekejian umat Allah di tahun 650an sebelum Masehi itu.

 

1.   Bukan orang kafir/orang atheis.

Kita harus sadar bahwa kekejian-kekejian itu bukan dilakukan oleh orang-orang kafir, orang-orang yang tidak mengenal Allah. Tetapi justru dilakukan oleh umat Allah sendiri. Jadi jangan kita menoleh ke tempat lain, tetapi pandanglah ke cermin dan lihatlah bayangan siapa yang ada di cermin itu. Kita! Umat Allah! Justru karena ini dilakukan oleh umat Allah, makanya Allah menganggapnya KEKEJIAN!

 

2.   Di lingkungan komunitas umat Allah.

Kekejian itu dilakukan bukan di luar, bukan di gedung bioskop, bukan di tempat maksiat, tapi di mana? Di kompleks rumah Tuhan sendiri, di Bait Suci!

 

3.   Patung berhala.

Apa saja kekejian yang dilakukan umat Allah di Bait Suci Allah? Mendirikan patung, gambar, pahatan dll. yang disembah atau dihormati, yang menimbulkan kecemburuan Tuhan. Kita perlu introspeksi, adakah patung, gambar, dan pahatan di dinding-dinding rumah Tuhan tempat kita beribadah? Jangan lupa sekarang ini tubuh kita sendiri adalah Bait Suci tempat Roh Kudus berdiam. Adakah kita membuat tubuh kita sendiri menjadi berhala sehingga Roh Kudus tidak mau lagi berdiam dalam kita?

 

4.   Membakar dupa.

Adakah umat Tuhan yang membakar dupa di hadapan segala berhala di dalam tempat ibadah kita?

 

5.   Menyembah Tamus.

Adakah kita ikut mendewakan Tamus, yang lahir pada tanggal 25 Desember? Tanggal 25 Desember yang menjadi ikon orang Kristen yang begitu kita agungkan ternyata adalah tanggal kelahiran dewa Tamus, dan orang Kristen menjadikannya tanggal kelahiran Kristus! Apa ini bukan penghinaan besar kepada Kristus?

 

6.   Menyembah matahari.

Dan yang paling krusial, renungkan dalam-dalam, apakah kita sebagai orang Kristen justru menyembah dewa matahari di rumah Tuhan? Tentu saja orang sekarang tidak ada yang sujud kepada matahari, tetapi jika kita beribadah di rumah Tuhan pada hari Minggu, yang adalah hari dewa matahari (Sun-day), itu sama saja dengan menyembah matahari di rumah Tuhan! Sadarkah kita bahwa dari sejak zaman bahuela, hari yang pertama, hari Ahad, atau hari Minggu, itu adalah hari penyembahan kepada dewa matahari? Sampai sekarang, dalam banyak bahasa hari yang pertama masih menyandang kata “matahari”, seperti SUN-day, SONN-tag, ZON-dag, dan angka 1 menurut ajaran mistik itu adalah angka matahari. Dan orang Kristen menjadikan hari pemujaan kepada dewa matahari itu sebagai hari ibadah kepada Tuhan?? Penghinaan besar bagi Tuhan! Karena Tuhan sudah menentukan hari ketujuh (dari Jumat magrib hingga Sabtu magrib) itulah hari milik Tuhan. Ada ayatnya di Alkitab. Tapi umat Tuhan justru memakai hari dewa matahari untuk menyembah Tuhan!

Keluaran 20:10-11

10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 11 Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,  dan telah berhenti bekerja pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

 

 

Marilah kita kembali ke 10 PERINTAH TUHAN, yang dikumandangkan dan ditulis jari Tuhan dari atas G. Sinai.  Untuk pembahasan ini, kita hanya membahas 4 Perintah yang pertama, yaitu empat Perintah Tuhan yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan, yang apabila kita langgar merupakan makar langsung terhadap Tuhan. Kita lihat apa kata Tuhan, jangan nanti disangka ini karanganku sendiri. Ayo kita baca dari Keluaran 20:2-11.

 

Perintah #1

AKULAH TUHAN, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, keluar dari tempat perbudakan. Jangan engkau punya allah lain di hadapanKu

 

Perintah #2

4 Jangan engkau membuat bagimu patung pahatan apa pun, atau keserupaan  dari apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5 Jangan engkau sujud menyembah kepada mereka, atau melayani mereka; sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang  cemburu, yang membalaskan dosa bapak-bapak ke atas anak-anak, hingga ke keturunan yang ketiga dan keempat dari mereka yang membenci Aku, 6 Dan menunjukkan rahmat kepada beribu-ribu dari mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada Perintah-perintah-Ku

 

Perintah #3

Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN tidak akan menganggap orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan, tidak bersalah.

 

Perintah #4

8 Ingatlah hari Sabat, peliharalah kekudusannya, 9 enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,  10  tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 11 Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,  dan telah berhenti bekerja pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

 

Umat Tuhan di zaman Yehezkiel melanggar semua perintah ini.

Umat Tuhan di zaman sekarang sebagian besar juga melanggar semua perintah ini.

 

Pada waktu itu Tuhan mendatangkan bangsa kafir, tentara Nebukadnezar dari Babilon untuk menghukum dan menghancurkan Yerusalem dan Bait Sucinya, lalu bangsa Israel ditawan Babilon selama 70 tahun, menjadi budak di Babilon.

Mereka sudah pernah diselamatkan dari perbudakan Mesir, tetapi karena dosa-dosa mereka, Tuhan membiarkan mereka kembali menjadi budak di Babilon.

 

KESELAMATAN ITU GRATIS, TAPI BERSYARAT.

Jangan lupa itu.

 

 

Syaratnya harus setia kepada Tuhan. Kalau tidak setia, ya seperti orang-orang Israel ini, sudah diselamatkan dari perbudakan Mesir, kembali masuk ke perbudakan Babilon.

Kita pun begitu, sudah diselamatkan dari belenggu Setan, kalau kita tidak setia kepada Tuhan dan menyembah segala yang menjadi berhala di dalam hidup kita, maka kita akan masuk kembali menjadi budak Setan.

 

Melihat kepada pengalaman Israel, apakah yang akan terjadi kepada kita untuk pelanggaran-pelanggaran yang sama?

Jangan sampai sejarah yang tragis itu terulang kembali dalam kehidupan kita.

Tuhan sedang berseru kepada kita, umatNya: 

Wahyu 18:4-5

4 Dan aku mendengar suara lain dari sorga berkata, ‘Keluarlah darinya, hai umat-Ku, supaya kamu jangan ikut mengambil bagian dalam dosa-dosanya, sehingga kamu tidak ditimpa malapetaka-malapetakanya. 5 Sebab dosa-dosanya telah mencapai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.

 

Tuhan memanggil umatNya supaya keluar dari “Babilon”, keluar dari pemujaan berhalanya, keluar dari perbuatan makarnya, karena dosa-dosanya sudah terlalu banyak.  Ini bukan Babilonnya Nebukadnezar, yang menawan bangsa Israel 70 tahun. Babilon purba sudah punah ribuan tahun yang lalu.

ü   Ini “Babilon” modern, yang eksis sekarang.

ü   “Babilon” yang akan memaksa manusia untuk beribadah menurut sistem mereka, dan melarang umat Allah beribadah sesuai agamanya.

ü   Ini “Babilon” yang merupakan sistem gabungan antara kuasa kenegaraan dengan kuasa keagamaan.

ü   Inilah “Babilon” yang disebut di Wahyu pasal 17. Silakan mempelajarinya di pembahasan Wahyu 17 di blog ini juga.

   

“Babilon” nanti akan menerima hukumannya dalam bentuk malapetaka-malapetaka yang paling berat. Tuhan memanggil umatNya supaya keluar meninggalkan “Babilon” agar tidak ikut kena ditimpa hukumannya.

Kita tidak tahu kapan hukuman itu jatuh, melihat kondisi dunia sekarang ini, sepertinya tidak lama lagi. Tapi entah kapan pun waktu pembalasan Allah itu datang, lebih cepat kita keluar dari sana lebih baik, karena begitu pintu kasihan ditutup, kita mau lari pun sudah terlambat.

 

 

Amin.

 

 

 

11 08 14

 

 

 







2 komentar:

  1. Slmt sore, bolehkah kami mendapatkan lebih pengetahuan mengenai siapa itu dewa Tamus, Baal ,dewi asytoret dll. Apakah wikipedia juga menulis yg sama ttg siapa dewa dewi yg dimurkai Tuhan itu ? Terima kasih.

    BalasHapus
  2. Itu semua dewa dewi paham dari zaman purba. Tamus itu anak Semiramis(samuramat) dg Nimrod yg juga adalah anaknya sendiri. Mereka adalah tokoh2 dari zaman Babel (ingat menara Babel?) Yg kmd disembah sbg dewa dewi.
    Semua dewi-dewi sebenarnya adalah ciptaan fantasi manusia. Bisa dilihat di Google

    BalasHapus