234.
DIBAPTIS OLEH API
_______________________________
16 Yohanes
menjawab, berkata kepada mereka semua, ‘Aku memang membaptis kamu dengan air,
tetapi Satu yang lebih berkuasa
daripadaku datang yang tali sandal-Nya pun aku tidak
layak melepaskan. Ia akan
membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Kita tentunya sudah sering membaca ayat ini, ayat yang serupa terdapat juga
di Matius 3:11. Aku merasa aku sudah mengerti ayat ini, dan tidak pernah
berpikir lebih mendalam tentang isinya. Ini adalah kata-kata Yohanes Pembaptis
yang mau memperkenalkan Sang Mesias kepada masyarakat Yahudi. Yohanes memang
mengemban tugas untuk membuka jalan atau meratakan jalan bagi Sang Juruselamat
sebelum kemunculanNya di publik.
Siapa Yohanes Pembaptis ini, kita tentunya sudah tahu. Ratusan tahun
sebelum kelahirannya, kehadirannya dan tugasnya sudah dinubuatkan oleh nabi
Yesaya. Mari kita lihat beberapa ayat sebelumnya.
Lukas
3:3-6
3 Dan ia (Yohanes) datang ke seluruh daerah sekitar Yordan, berkhotbah
tentang pembaptisan hasil pertobatan demi pengampunan dosa-dosa. 4
Seperti ada tertulis dalam kitab kata-kata
Yesaya, nabi, yang mengatakan, ‘Suara seorang yang berseru di padang gurun: Kalian persiapkanlah jalan untuk Tuhan,
luruskanlah jalur bagi-Nya. 5 Setiap lembah akan diisi dan setiap gunung dan bukit akan dibuat datar, dan
yang berliku-liku akan dibuat lurus, dan jalan-jalan yang bergeronjal akan dibuat halus, 6 dan semua orang akan
melihat keselamatan yang dari Tuhan.
Jadi Yohanes punya tugas mulia: meluruskan jalur yang berliku, meratakan
lembah dan bukit, menghaluskan jalan yang berbatu, semua ini artinya membuat
persiapan lengkap sebelum kedatangan Yesus supaya ketika Yesus datang, tinggal
meluncur dengan lancar, masyarakat sudah tahu bahwa inilah Sang Mesias yang
datang untuk menyelamatkan manusia. Itulah tugas yang diemban Yohanes. Bukan
tugas yang mudah, seperti pekerjaan membabat alas (hutan), supaya tempat
tersebut bisa dibangun. Jadi Yohanes Pembaptis punya tugas memudahkan tugas
yang diemban Yesus.
Dan sekarang Yohanes berkata, bahwa Yesus nanti akan membaptis dengan Roh
dan dengan api.
Nah, kita semua tentunya tahu apa artinya dibaptis dengan Roh.
Yohanes
3:5
5Jawab Yesus, ‘Sungguh-sungguh
Aku berkata kepadamu, kecuali seorang manusia dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak
dapat masuk Kerajaan Allah.
Jadi menurut Yesus untuk bisa masuk Kerajaan Allah, manusia harus “dilahirkan dari air dan Roh.”
Ø “dilahirkan dari air”
Itu jelas bicara
tentang baptisan
literal, dengan cara dibenamkan
ke dalam air (yang melambangkan kematian orang lama yang berdosa), lalu
diangkat kembali keluar dari air (yang melambangkan kebangktan kepada hidup
yang baru yang tidak lagi berdosa). Ini adalah tanda pertobatan manusia itu
secara lahiriah.
Ø “dilahirkan dari Roh”
Ini adalah perubahan dalam
hidup seorang pengikut Kristus yang sudah dibaptis dalam air. Setelah menerima Kristus sebagai Juruselamat dan
dibaptis dalam air sebagai tanda lahiriahnya, maka harus ada suatu pengalaman
hidup yang baru dalam Kristus. Ini adalah awal proses pengudusan seorang. Melalui
baptisan air, dia sudah menyatakan mau meninggalkan kehidupannya yang lama,
yang berteman dengan dosa, dan sekarang dia mulai menapak kehidupan rohani yang baru
dengan tuntunan Roh Kudus, dia berjalan dalam kepatuhan kepada Hukum
Tuhan, belajar mengasihi Tuhan dengan segenap esensinya, dan berserah penuh
kepada Tuhan.
“dilahirkan
dari air” jika tidak diikuti
oleh
“dilahirkan dari Roh”, tidak ada gunanya. Kata Yesus “tidak dapat masuk Kerajaan Allah”. Berarti
baptisan literalnya percuma, baptisan air saja tidak menyelamatkan. Dia tetap
tidak bisa masuk Kerajaan Allah. Jadi harus ada kedua-duanya: “dilahirkan
dari air dan dari Roh”, tidak bisa hanya baptisan dari air saja.
Hal ini tentunya kita yang Kristen sudah paham, walaupun banyak dari kita
yang mengabaikan persyaratan “dilahirkan dari Roh”. Kita masih tetap
terus berbuat dosa setelah kita dibaptis, dan kita tidak sungguh-sungguh
“membunuh orang lama” kita. Segala kegemaran kita yang tidak diperkenan Allah,
pola hidup kita, pola makan kita yang lama yang bertentangan dengan ajaran dan
ketentuan Allah, tetap kita lakukan dengan dalih “tidak apa-apa”, tidak ada
manusia yang sempurna, Tuhan pasti mengerti. Kan kita tidak berbuat dosa besar,
tidak membunuh, tidak berzinah, tidak mencuri; kalau dosa-dosa kecil berbohong
kecil-kecil, makan sesuka hati kita, melanjutkan hobi yang tidak diperkenan
Allah, itu tidak apa-apa. Ini bisikan Setan. Setan tidak akan
membisiki kita untuk membunuh orang, itu perbuatan yang terlalu
mengerikan dan kita sendiri belum tentu punya nyali untuk berbuat itu, jadi Setan menanamkan dalam pikiran kita bahwa kalau berbohong itu tidak
apa-apa, itu dosa kecil. Makan apa yang dilarang Tuhan
itu tidak apa-apa, itu malah sering dianggap bukan dosa, melakukan aktivitas yang tidak serasi dengan kehidupan anak Tuhan itu
juga tidak apa-apa. Padahal kita tahu, dalam kamus Tuhan, di Alkitab, tidak ada
yang dikategorikan dosa kecil atau dosa besar. Semua yang melanggar Hukum,
Perintah, peraturan, ketentuan Tuhan, itu namanya DOSA.
1
Yohanes 3:4
Siapa
yang berbuat dosa, juga melanggar hukum Allah, sebab dosa ialah
pelanggaran Hukum Allah.
Bahkan bukan hanya bila berbuat yang
salah itu dosa, ternyata tidak berbuat yang baik pun itu sudah dosa!
Yakobus 4:17
Jadi, bagi dia yang
tahu bagaimana berbuat baik, dan tidak
melakukannya, baginya itu dosa.
Tuhan mengajar anak-anakNya untuk
bertanggung jawab. Jika kita sudah memilih untuk ikut Kristus, dan itu kita
nyatakan dengan menjalani upacara baptisan di hadapan manusia, maka kita harus bertanggungjawab memegang komitmen untuk melakukan bagian
kita. Janji yang kita ucapkan pada waktu baptisan itu sama dengan
sebuah kontrak, sebuah perjanjian yang sah antara Tuhan dengan kita:
Ø Tuhan berjanji menjadi Allah kita, menjadi Bapa kita
yang di Surga.
Tuhan Allah Bapa yang mengasihi kita dan telah menebus
kita dari kematian kekal akan menyediakan semua kebutuhan kita sesuai hikmatNya,
selalu melindungi dan memelihara kita sampai akhir masa. Itu komitmen Tuhan.
Ø Kita berjanji menjadi anak-anakNya.
Jangan lupa yang namanya anak ya harus patuh kepada
peraturan ayahnya, bukan sebaliknya. Jadi kalau kita mengaku anak Tuhan, kita
harus patuh pada Tuhan. Karena kita sudah ditebus dan diselamatkan, kita adalah
milik Tuhan, maka kita harus patuh kepada Pemilik kita. Itu bagian komitmen
kita. Jadi kalau kita masih melanggar Hukum, Perintah, ketentuan,
peraturan Tuhan, kita tidak melakukan komitmen kita. Dan tahukah apa
akibatnya? Bila salah satu pihak yang terikat dalam kontrak tidak melakukan
komitmennya, istilah populernya itu “wanprestasi”, maka itu bisa membuat pihak
yang dirugikan membatalkan atau mengakhiri perjanjian kontrak yang ada.
Jadi menurut Yesus, jika kita mau dibaptis dalam air, itu diikuti oleh
kewajiban dibaptis dalam Roh. Karena
hanya dengan tuntunan Roh Kudus kita bisa hidup patuh pada semua Hukum,
Perintah, ketentuan dan peraturan Tuhan. Dari diri kita sendiri kita tidak
mungkin melakukan itu karena kita punya kodrat yang condong kepada segala yang
dosa. Kalau kita mengikuti suara hati kita sendiri, kemauan kita sendiri, kita
pasti tidak bisa patuh pada Tuhan. Karena itu
“dilahirkan dari air dan Roh” itu satu paket, istilahnya sekarang “bundling”, harus diambil kedua-duanya.
Tapi di Lukas 3:16 dan juga Matius 3:11,
disebutkan satu lagi baptisan yang lain di luar baptisan air dan Roh, yaitu BAPTISAN API.
Lukas 3:16
16 Yohanes
menjawab, berkata kepada mereka semua, ‘Aku memang membaptis kamu dengan air,
tetapi Satu yang lebih berkuasa
daripadaku datang yang tali sandal-Nya pun aku tidak
layak melepaskan. Ia akan
membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Jadi ayat ini menyebut 3 macam baptisan:
1.
Baptisan air
Dibaptiskan oleh manusia (Yohanes Pembaptis kan manusia?) ~ di zaman
kita ini dilakukan oleh pendeta yang sudah diurapi. Ini untuk menyatakan kepada
dunia bahwa kita secara resmi telah memilih menjadi pengikut Kristus, mau
meninggalkan kehidupan lama yang berdosa, dan menjadi manusia baru yang
mengikuti teladan Juruselamat kita.
2.
Baptisan Roh
Dibaptiskan oleh Tuhan (Roh Kudus yang mewakili Yesus) ~ ini sampai
kapan pun dilakukan oleh Roh Kudus, bukan dilakukan manusia. Baptisan Roh ini
tidak hanya terjadi satu kali, tapi berulang-ulang sepanjang sisa hidup kita,
mulai kita dibaptis hingga kita mati. Ini proses pengudusan kita. Roh Kudus
menuntun kita untuk meninggalkan semua perbuatan, pikiran, dan perkataan kita
yang tidak berkenan kepada Tuhan. Ini proses transformasi kita
dari yang tadinya pengikut Setan menjadi anak Tuhan yang diperkenan Tuhan. Jika
kita sungguh-sungguh mengikuti tuntunan Roh Kudus, proses transformasi bisa
lebih cepat. Jika kita manja, tentu saja proses itu lebih lamban. Jika kita
bebal dan alot dan terus memberontak dengan sengaja terhadap tuntunan Roh
Kudus, ya proses ini tidak akan pernah selesai, dan kita akan mati tanpa pernah
menyelesaikan baptisan Roh ini, berarti kita akan tergolong mereka yang “tidak dapat masuk Kerajaan Allah”.
3.
Baptisan api
Nah, ini yang baru
buat aku.
Selama ini aku
menganggap baptisan api itu kesukaran-kesukaran, gemblengan-gemblengan yang
dialami anak-anak Tuhan untuk mematangkan kerohaniannya, seperti emas yang
harus dimurnikan dalam api. Ternyata bukan.
Terima kasih kepada
Pdt. Kristiyono Sarjono yang menjelaskannya. Baptisan api ternyata adalah PENGHUKUMAN OLEH API
atas
mereka yang tidak selamat pada akhirnya.
Dan kita lihat
bahwa baptisan api ini dilakukan oleh Yesus sendiri.
Dan ini menjadi jelas bila kita melihat ke ayat selanjutnya.
Lukas 3:17
yang alat penampiNya ada di tangan-Nya, dan Ia akan membersihkan
secara menyeluruh tempat pengirikan-Nya, dan
akan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam
lumbung-Nya, tetapi sekamnya Ia akan
bakar dengan api
yang tidak bisa dipadamkan.
Ini ada gambar alat
penampi, yang di KJV disebut “winnowing fan” (kipas penampi). Jelas
ayat 17 ini bicara tentang Yesus yang akan memisahkan
antara gandum dan sekam dengan kipas penampi itu.
Karena Lukas 3:17 ini segera mengikuti ayat 16 yang kata terakhirnya adalah tentang baptisan api, maka pasti ayat 17 ini merupakan kelanjutan ayat 16.
Konsep ini juga dicatat oleh Matius.
Dan bisa kita lihat di:
Matius 3:11-12
11Aku memang membaptis
kamu dengan air untuk pertobatan, tetapi Ia
yang datang setelah aku itu lebih berkuasa daripada aku, yang
sandalnya saja tidak layak aku bawa. Ia
akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. 12
Yang alat
penampi ada di tangan-Nya dan Ia akan
membersihkan tempat pengirikan-Nya secara
menyeluruh dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi Ia akan membakar habis sekamnya dengan api yang tidak bisa
dipadamkan.
Ini ada kutipan tulisan E.J. Waggoner di Bible Echo no. 14 25 terbitan 24 Juni 1899.
Baptism in water is for the remission of sins, and so it is sometimes referred to as washing away sin. See Acts 22:16. Consistently with this idea, the baptisms of fire for the purpose of washing away sin; but there is this difference; the baptism by water is for the remission of sin and the salvation of the individual; but the baptism by fire is for the destruction of the sin and of the individual upon whom it is found. It is this that is brought to view in Isaiah 4:3, 4:- BEST June 24, 1899, par. 8
Baptisan air itu untuk pengampunan dosa, itulah
mengapa terkadang ini disebut sebagai pembasuhan dosa sampai hilang. Lihat Kisah 22:16. Konsisten dengan konsep ini, baptisan api
ialah untuk tujuan pembersihan dosa, tetapi ada perbedaan ini: baptisan air itu untuk pengampunan dosa dan keselamatan si individu;
tetapi baptisan api itu untuk pemusnahan dosa dan si individu, di
mana dosa tersebut ditemukan. Inilah yang dikemukakan di Yesaya 4:3, 4. BEST June
24, 1899, par. 8
This is
the time when “whomsoever was not found written in the book of life [“written
among the living in Jerusalem”] was cast into the lake of fire” (Revelation 20:15); the
time of the melting of the elements with fervent heat, in the day of judgment
and perdition of ungodly men (2 Peter 3:7, 10), when
“the inhabitants of the earth are burned, and few men left.” Isaiah 24:6. BEST June
24, 1899, par. 10
Inilah
saatnya ketika “barangsiapa yang
namanya tidak ditemukan tertulis di dalam Kitab Kehidupan itu [“tertulis di
antara yang hidup di Yerusalem”], dilemparkan ke dalam
lautan api itu.” (Wahyu 20:15), saat ketika unsur-unsur mencair oleh panas
tinggi, pada hari penghakiman dan kebinasaan manusia-manusia yang tidak
baik (2 Petrus 3:7-10), ketika “penduduk bumi akan terbakar dan sedikit
manusia yang tersisa.” (Yesaya 24:6) BEST June
24, 1899, par. 10
At that
time the filth of the daughters of Zion shall be washed away, and the blood of
Jerusalem purged with fire. The earth will be cleansed from the curse of sin.
Before that time all will be given a chance to wash themselves from sin in the
blood of the Lamb; on such the second death-the lake of fire-will have no
power. But those who refuse the gracious offer will have to be baptized when
the time comes for this to be done, those who have fully identified themselves
with sin, and who are permeated with it, will necessarily be destroyed by the
same fire which removes it from the earth. BEST June
24, 1899, par. 11
Pada waktu itu seperlima dari putri-putri Sion akan tersapu pergi dan darah
Yerusalem dimurnikan dengan api. Bumi akan dibersihkan dari kutukan dosa.
Sebelum waktu itu semua akan diberi kesempatan untuk membersihkan diri sendiri
dari dosa dalam darah Sang Domba, pada mereka ini kematian kedua ~ lautan api ~
tidak punya kuasa. Tetapi mereka yang menolak tawaran kemurahan itu akan harus
dibaptis ketika waktunya datang untuk melakukan itu, mereka yang telah
mengidentifikasi diri mereka sendiri dengan dosa dan yang dirinya telah
dipenuhi oleh dosa, haruslah dibinasakan oleh api yang sama yang melenyapkan
dosa dari bumi. BEST June 24, 1899, par. 11
Jadi kalau baptisan air itu dan baptisan Roh
itu bersifat positif bagi yang dibaptis, yang melayakkan dia menjadi ahliwaris
kerajaan Surga; baptisan
api itu mengeliminasi dia selamanya dari kerajaan Surga.
Semoga kita semua tidak terkena baptisan api.
Untuk itu, kita harus memanfaatkan baptisan Roh sebaik-baiknya untuk
menyempurnakan kerohanian kita supaya kita lulus dalam penampian Tuhan, ketika
dengan kipas penampiNya Tuhan memisahkan gandum dan sekam. Jangan lupa
penampian itu terjadi sebelum kedatangan kedua Yesus, sebelum pintu rahmat
Allah untuk pertobatan ditutup. Penampian itu sedang terjadi sekarang.
16 04 24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar