235. KEMAHATAHUAN ALLAH DAN PREDESTINASI
_______________________________
Semua ayat di
sini adalah terjemahan dari KJV atau NKJV supaya lebih jelas.
Sudah cukup lama
aku memikirkan tentang kemahatahuan Allah. Selama ini ada beberapa pendapat
yang berkeliaran, misalnya bahwa Allah sudah tahu apa yang akan terjadi karena
Allah yang menentukan semuanya, jadi Allah itu ibarat
sutradaranya dan manusia adalah pemain-pemain yang dipilih Allah untuk
membawakan peran tertentu, ada yang dipilih untuk menjadi pahlawan yang akan
selamat, tapi ada yang dipilih untuk menjadi penjahat yang akan binasa. Manusia tidak punya pilihan. Allah yang menentukan siapa
yang selamat dan siapa tidak.
Aku sama sekali
tidak menemukan ayat Alkitab yang mendukung konsep ini. Aku tidak bisa menerima konsep ini, karena
Allah yang aku tahu adalah Allah yang pengasih, tidak mungkin Dia menentukan
sesuka hatiNya Sendiri skenario yang buruk dan memberikan peran yang buruk bagi
seseorang yang akan berakhir dengan kebinasaan. Allah menghendaki
semua orang selamat. Tidak mungkin Allah menciptakan seorang Yudas untuk diberi
peran murid yang berkhianat, atau Saulus untuk menjadi pembunuh orang-orang
Kristen gelombang pertama. Dan ayat yang mendukung penolakanku adalah:
Yeremia 29:11
Sebab Aku mengetahui rancangan-rancangan
yang Aku rancang untukmu, firman TUHAN,
yaitu rancangan
damai sejahtera dan bukan rancangan jahat, untuk
memberikan kepadamu akhir yang engkau harapkan.
Jadi ayat ini buat
aku sudah memastikan bahwa Allah tidak pernah membuat rancangan jahat bagi
manusia. Berarti kalau seseorang itu menjadi jahat, atau mengalami hidup yang
menyedihkan, itu bukan karena Allah yang merancangnya, tetapi itu akibat
akumulasi pilihan-pilihan orang tersebut sendiri.
Lalu ada juga
konsep bahwa kemahatahuan Allah itu tidak final,
yang Allah tahu hanyalah sebatas pilihan yang kita buat pada saat
ini. Jika saat ini kita memilih jalan keselamatan, maka Allah tahu
akhirnya seperti ini. Tapi jika besok kita memilih jalan kebinasaan, Allah tahu
akhirnya seperti itu. Jadi ada dua alternatif.
Dualisme. Jika hari ini kita memilih jalan keselamatan, lalu besok kita memilih
jalan kebinasaan, maka pengetahuan Allah tentang akhir kita akan berubah sesuai
pilihan kita.???? Pernahkah kalian mendengar konsep ini? Kok Allah kalah sama tukang ramal? Tukang
ramal aja ada yang bisa meramal dengan akurat tidak tergantung apa yang akan
dilakukan si manusia yang minta diramal, padahal tukang ramal itu tidak
mendapatkan pengetahuannya dari Allah loh.
Dan aku juga tidak
menemukan ayat Alkitab yang mendukung konsep ini. Jadi aku juga tidak bisa menerima konsep
ini. Bagiku Allah itu mahakuasa, kemahatahuanNya tentunya haruslah mutlak dan
final, tidak tergantung sifat manusia yang berubah-ubah. Jika Allah
tidak tahu persis semuanya, maka berarti Allah tidak mahatahu, dan Dia bukan Allah.
Ayat yang mendukung penolakanku adalah ini:
Yesaya 46:9-10
9 Ingatlah hal-hal di zaman dahulu: karena Akulah
Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah, dan tidak ada yang seperti Aku, 10
mendeklarasikan yang akhir
dari permulaan, dan dari zaman dahulu
hal-hal
yang belum terjadi,
mengatakan, ‘Keputusan-Ku akan tetap berlaku, dan Aku akan melaksanakan segala kesenanganKu.
Allah mendeklarasikan atau menyatakan
yang akhir dari permulaan ~ akhir itu selamanya cuma satu,
tidak ada akhir dua-tiga alternatif. Jika masih ada dua-tiga kemungkinan, itu
bukan akhir namanya, itu opsi. Jadi ayat ini bagiku sangat jelas Allah
tahu akhir dari segalanya, semua yang belum terjadi untuk setiap manusia,
setiap kondisi.
Jadi alangkah gembiranya aku menemukan
pembahasan Pdt. Stephen Bohr mengenai kemahatahuan Allah tentang semua yang
belum terjadi, atau foreknowledge
Allah. Konsep ini didukung oleh ayat-ayat Alkitab dan Roh Nubuat. Jadi sekarang
aku bagikan kalian. Yang aku tulis ini bentuk singkatnya. Jika kalian mau
mempelajari pembahasannya yang asli yang lebih panjang, silakan buka link ini:
https://smaragd842.blogspot.com/2024/05/gods-foreknowledge-and-predestination.html
Konsep ini telah menjawab banyak
pertanyaanku yang selama ini tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari para
theolog.
Pertama yang harus kita sadari ialah
kita manusia ini terikat oleh ruang
dan waktu, sementara Allah Pencipta kita, itu tidak
terikat oleh ruang dan waktu.
Jadi bagi manusia ada waktu lampau,
waktu sekarang, dan waktu akan datang. Kita hidup di waktu sekarang; yang sudah
kita lewati itu waktu lampau, itu sejarah kita; dan yang akan kita jalani itu
masih waktu yang akan datang, yang belum kita ketahui seperti apa.
Tapi bagi Allah Dia hidup di
waktu kekekalan. Allah hidup di eternal present, atau masa sekarang yang kekal. Ini sulit untuk
kita pahami karena ini di luar kemampuan nalar kita. Jadi ini hanya bisa diterima dengan iman. Dari perspektif Allah semua itu eternal present, apa yang sudah lewat, selama apa
pun di masa silam; dan apa yang belum terjadi, sejauh apa pun di depan; Allah mengetahuinya
dan memandangnya sebagai sedang terjadi. Kalau kita tidak bisa
membayangkan ini, tidak apa-apa, karena memang di luar kemampuan nalar kita.
Sekarang kita akan fokus ke kata
“kekal”, suatu kondisi yang sebetulnya di luar pengalaman kita sebagai manusia.
Di Alkitab kita bertemu dengan istilah “Injil yang kekal”.
Wahyu 14:6
Dan
aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya
ada Injil yang kekal untuk diberitakan kepada mereka yang diam di
atas bumi, dan kepada setiap bangsa, dan suku, dan bahasa. dan kaum,
Ini adalah bagian dari Pekabaran Tiga
Malaikat, tapi sekarang kita hanya bicara tentang istilah “Injil yang kekal”
sehingga kita tidak masuk ke pembahasan Pekabaran Tiga Malaikat. Tapi Pekabaran
Tiga Malaikat Ini ada pembahasannya sendiri, bisa kalian buka di pembahasan
Wahyu pasal 14 di blog ini juga.
Kita sudah tahu kata “injil” itu sama dengan “gospel”, artinya “kabar baik”.
Apa kabar baiknya?
Kabar baiknya ialah semua manusia yang berdosa bisa selamat (tidak usah mati kekal) dalam
Yesus Kristus. Manusia tidak usah menanggung hukuman kematian kekalnya
sendiri, karena Yesus Kristus sudah menggantikan manusia menjalani hukuman
tersebut, sehingga bagi manusia yang mau menerima Yesus Kristus sebagai
Juruselamatnya, dia bisa mendapatkan pengampunan untuk dosa-dosanya, dan
sekalian diberi anugerah hidup kekal.
Lho, apa ini bukan kabar baik yang sungguh-sungguh tidak ada tandingannya?
Nah, mengapa kabar baik ini,
gospel/injil ini disebut “injil yang kekal”
atau “everlasting gospel”?
Apa artinya “kekal”? “Kekal” artinya tidak terbatas oleh waktu. Berarti Injil ini sudah ada sebelum ada
perhitungan waktu.
Berarti Allah sudah
mempersiapkan Injil/Kabar Baik ini di masa kekekalan, sebelum bumi
diciptakan, karena ketika bumi diciptakan, Allah menggunakan perhitungan waktu.
Hari pertama, hari kedua, hari ketiga, sampai hari ke enam Allah mencipta
langit dan bumi dan semua isinya, lalu hari ketujuh Allah tetapkan sebagai hari
Sabat Allah, hari yang dikuduskan dan diberkati oleh Allah. Ada perhitungan
waktu.
Nah, Injil/Kabar Baik
ini lebih dulu ada sebelum dunia kita ini.
Kita lihat bukti yang lain dari
Alkitab.
Bagaimana manusia bisa beroleh
pengampunan dosa dan diselamatkan dari hukuman dosa yaitu kematian kekal? Kita
tentunya sudah tahu ini, yaitu dengan menerima Yesus Kristus sebagai
Juruselamat dan Penebus pribadinya, bukan?
Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang satu-satunya supaya barangsiapa yang
percaya dalam Dia tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal.
Yohanes 3:36
Dia yang percaya kepada Anak,
memiliki hidup yang kekal, dan dia yang
tidak percaya kepada Anak, tidak akan
melihat hidup, melainkan murka Allah tinggal dalamnya.
Roma 6:23
Sebab
upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup
yang kekal melalui Kristus Yesus,
Allah kita.
Ini semua ayat yang sangat kita kenal
baik. Jadi tidak diragukan lagi, kita diselamatkan karena Yesus
Kristus telah menggantikan kita mati untuk membayar hukuman/penalti dosa-dosa
kita, supaya kita bisa hidup melalui Dia.
Berarti untuk menebus kita, Yesus Kristus harus
mati, bukan? Dan ini
dilambangkan oleh Domba Allah yang disembelih. Jadi Yesus Kristus dilambangkan seperti domba kurban, harus mati disembelih
dan dipersembahkan sebagai kurban penebusan dosa.
Nah, kita tahu bahwa Yesus mati di atas
salib di tahun 31 AD, di bulan Nisan, hari ke-14, Jumat, pukul 3 petang. Pada
hari dan jam itu, di atas salib Yesus Kristus mati, atau disembelih sebagai
domba kurban, untuk menebus kita.
Tapi tahukah kalian bagi Allah, kapan Yesus disembelih?
1 Petrus 1:20
Dia sungguh-sungguh
sudah ditentukan sebelum fondasi dunia, namun
dinyatakan pada akhir masa ini untuk kamu…”
Ini bicara tentang Yesus yang sudah
ditentukan untuk menebus manusia, untuk mati menggantikan manusia, kapan? “sebelum fondasi dunia” ~
ini dari perspektif Allah, tetapi kapan itu dinyatakan? “pada
akhir masa ini”
untuk kita. Persisnya di tahun 31 AD.
Ini ada ayat lain lagi yang menyatakan
bahwa Yesus Kristus, Domba Allah itu telah disembelih
(bukan “akan”, tapi “telah”) dari fondasi dunia.
Wahyu 13:8
Dan
semua yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yang namanya tidak tertulis di
dalam Kitab Kehidupan Sang Domba, yang telah
disembelih dari fondasi dunia.
Ayat ini bicara tentang orang-orang
yang nanti akan menyembah patung Binatang di akhir zaman. Tapi kita tidak sedang
mempelajari itu sekarang, jadi abaikan bagian pertama ayat ini. Kita hanya mau fokus kepada bagian akhir dari ayat ini, yaitu “Sang Domba, yang telah disembelih
dari fondasi dunia”.
Di
sini disebutkan bahwa “Sang Domba” itu (Yesus
Kristus) ternyata “telah
disembelih” kapan? Bukan di tahun 31 AD, melainkan “dari
fondasi dunia” artinya
ketika dunia masih belum diciptakan, masih dalam rencana akan diciptakan. Luar
biasa!
Secara
kenyataan, menurut perspektif kita, Yesus mati di tahun 31 AD.
Kalau
begitu, yang disebut di sini “telah disembelih dari
fondasi dunia”
pasti bukan dilihat dari perspektif kita, melainkan ini dari perspektif Allah.
Jadi dari
perspektif Allah, Yesus (Sang Domba) sudah disembelih ~
perhatikan bukan “akan disembelih” ~ bahkan sebelum
dunia ini jadi.
Pertanyaannya, dunia belum jadi, manusia belum ada, belum ada yang jatuh dalam
dosa, mengapa Yesus Kristus sudah disembelih?
Berarti
apa? Berarti sebelum dunia diciptakan pun Allah sudah tahu
bahwa nanti manusia akan jatuh dalam dosa dan membutuhkan
penebusan! Inilah
kemahatahuan Allah, Dia tahu yang akhir dari mulanya, Dia tahu apa yang belum
terjadi.
Maka
Allah sudah menyediakan jalan keluarnya, jalan
untuk menyelamatkan manusia, yaitu melalui Yesus Kristus yang sudah
disembelih sebelum ada manusia, untuk menggantikan manusia menjalani
hukuman mati kekalnya gara-gara berbuat dosa. Jadi di mata Allah yang melihat
semua di eternal present,
disembelihnya Yesus sudah terjadi.
Jadi
kita sudah melihat bahwa kemahatahuan Allah itu mutlak.
Allah tahu segala, yang belum ada, yang belum jadi,
semua Allah sudah tahu persis. Kenapa bisa begitu? Karena
bagi Allah itu sudah terjadi. Jangan bingung,
jangan mencoba memahaminya dengan pengertian kita yang terbatas oleh ruang dan
waktu. Bagi Allah semua yang belum terjadi itu sudah terjadi.
Nah,
dalam konteks kemahatahuan Allah tentang segala yang belum terjadi itu, kita
akan melihat hubungan pengetahuan Allah itu dengan keselamatan
manusia.
Kita
akan melihat ternyata bahkan sebelum manusia diciptakan, Allah sudah tahu:
v siapa-siapa yang akan menerima
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi mereka dan diselamatkan, dan
akan setia sampai akhir, selamat sampai akhir.
v siapa-siapa yang akan menerima
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi mereka, tapi tidak setia sampai
akhir, dan kehilangan
keselamatannya,
v dan siapa-siapa yang tidak
pernah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya karena alasan
apa pun, dan tidak
pernah selamat. Ini bukan karena
Allah yang menentukan mereka tidak akan selamat, tetapi karena mereka sendiri
memilih untuk menolak keselamatan yang ditawarkan Allah.
Sekarang mari
kita lihat ke Kitab Kehidupan. Para pelajar Alkitab tentunya tahu bahwa nama-nama mereka yang selamat, tertulis dalam Kitab Kehidupan Domba
Allah, dan yang namanya tidak tertulis di sana, mereka tidak
selamat. Kita lihat beberapa ayat.
Wahyu
3:5
Dia yang menang, ia akan dikenakan pakaian putih; dan Aku tidak akan menghapus namanya
dari Kitab Kehidupan, melainkan Aku akan mengakui namanya di
hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya
Nama-nama yang sudah tertulis di Kitab
Kehidupan, perlu dibuktikan kepada alam semesta bahwa pemilik nama-nama itu
memang setia sampai akhir, dan layak tertulis di sana. Dan pembuktian ini yang
disebut penghakiman investigasi. Ini adalah bagian dari pelajaran Nubuatan 2300
Petang dan Pagi, yang bisa kalian temukan di blog ini di Nubuatan Daniel pasal
8-9.
Wahyu
21:27
Dan di sana sama sekali tidak
akan masuk ke dalamnya apa pun yang membuat najis, maupun
apa pun yang membangkitkan
kekejian, atau menciptakan dusta, melainkan mereka
yang namanya tertulis di dalam Kitab Kehidupan
Sang Domba.
Ini
bicara tentang dunia baru, dan yang bisa masuk ke sana hanya yang namanya
tertulis di Kitab Kehidupan. Jelas sekali. Jadi yang namanya tidak tertulis di
Kitab Kehidupan, tidak akan mewarisi langit baru dan bumi baru. Siapa yang
menentukan apakah namanya tertulis di Kitab Kehidupan atau tidak? Manusia sendiri, setiap manusia menentukan takdirnya sendiri melalui
pilihan-pilihan yang dibuatnya. Walaupun Allah mengetahui pilihan
setiap manusia sebelum manusia itu lahir, tapi bukan Allah yang memilihkan
untuknya, manusia itu yang memilih sendiri. Jangan mencoba mengerti bagaimana
Allah bisa tahu apa yang akan dipilih manusia bahkan sebelum manusia itu lahir.
Bisa, karena Dia Allah. Dia punya kemampuan yang tidak bisa kita bayangkan.
Wahyu
20:15
Dan barangsiapa yang namanya tidak ditemukan tertulis di dalam
Kitab Kehidupan itu, dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Ini
juga jelas sekali, yang namanya tidak tertulis di Kitab Kehidupan, akan dibakar
api neraka.
Filipi
4:3
Dan aku minta kepadamu juga, rekan sepenanggunganku yang
setia: tolonglah perempuan-perempuan itu yang
telah bekerja keras dengan aku dalam pekabaran Injil,
bersama-sama dengan Klemens juga, dan dengan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya
tercantum dalam Kitab
Kehidupan.
Paulus berkata bahwa teman-teman
sekerjanya dalam pekabaran injil, itu nama-namanya ada tercantum di Kitab Kehidupan.
Alangkah bahagianya andai ada yang memberitahu kita bahwa nama kita sudah
tercantum di Kitab Kehidupan.
Nah
sekarang kita simak kapan nama-nama itu tertulis di
Kitab Kehidupan?
Wahyu 17:8
Binatang
yang telah kaulihat itu, pernah ada, dan sekarang tidak
ada, dan
akan muncul keluar dari lubang yang tidak ada dasarnya, dan menuju
kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi akan
kagum, yang namanya tidak
tertulis di dalam Kitab Kehidupan, dari fondasi
dunia, apabila mereka melihat
Binatang yang pernah ada, dan sekarang tidak ada, namun [akan] ada.
Nah, ayat ini bicara tentang orang-orang yang pada akhir zaman akan mengagumi dan
mengikuti Binatang itu. Ini belum terjadi sekarang. Tapi ini adalah pelajaran
yang lain. Ini ada pembahasannya sendiri di blog ini juga. Lihat saja
pembahasan kitab Wahyu pasal 17.
Sekarang aku hanya mau kita fokus ke
kalimat “yang
namanya tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan, dari fondasi dunia”.
Jadi ayat ini mengatakan bahwa mereka yang mengagumi Binatang itu, (semua orang ini bakal tidak
selamat karena mereka mengikuti Binatang itu yang adalah musuh Allah) namanya sudah tidak ditulis di Kitab Kehidupan Domba Allah,
mulai kapan? Pada waktu mereka mengagumi Binatang itu di akhir zaman? Tidak! Ini
masih belum terjadi. Tapi ayat ini menerangkan bahwa nama orang-orang tersebut
(yang sekarang belum mengikuti dan mengagumi Binatang itu) sudah tidak ditulis
di Kitab Kehidupan “dari fondasi dunia”.
Mereka jelas belum eksis di masa
“fondasi dunia”, sedangkan dunia saja waktu itu belum jadi. “dari fondasi dunia” itu sekitar lebih
6000 tahun yang lalu, tetapi Allah sudah tahu siapa-siapa dari mereka yang akan
hidup di akhir zaman, yang akan mengikuti Binatang itu dan menjadi musuh Allah,
sehingga nama-nama mereka sudah tidak dicantumkan di Kitab Kehidupan Domba
Allah dari fondasi dunia. Bisa ditangkap?
Nah, jika nama-nama orang yang akan
tidak selamat karena tidak ikut Allah, sudah diblokir dari Kitab Kehidupan dari
fondasi dunia, maka tentunya nama-nama orang yang selamat
karena ikut Allah juga sudah dicantumkan di
dalam Kitab Kehidupan dari fondasi dunia.
Matius 25:34
Lalu Raja itu akan berkata
kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: ‘Mari, hai kamu yang diberkati oleh
Bapa-Ku, warisilah Kerajaan yang telah disediakan
bagimu dari fondasi dunia.
Lihat, di sini dalam perumpamaanNya,
Yesus dengan jelas mengatakan bahwa Kerajaan Allah itu sudah
disediakan bagi mereka yang diselamatkan dari kapan? “dari fondasi
dunia”.
v Dengan demikian
nama-nama mereka yang diselamatkan ini dari perspektif Allah sudah
dicantumkan dalam Kitab Kehidupan Domba Allah dari fondasi dunia, sebelum
mereka lahir, sebelum dunia jadi.
v Dari perspektif manusia, nama kita baru dicantumkan di Kitab Kehidupan
pada waktu kita menerima Yesus sebagai Juruselamat dan dibaptiskan menurut cara
Alkitab.
Dengan demikian, berarti “dari fondasi dunia” Allah sudah tahu
siapa yang selamat karena menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhannya,
dan siapa yang tidak selamat karena menolak Yesus Kristus sebagai Juruselamat
mereka.
Luar biasa sekali Allah kita, bukan?
Kita tidak bisa mengukur kemampuan Allah
dengan otak kita yang terbatas. Jadi ini membuat kita sadar, betapa besarnya kemahakuasaan
Allah, sungguh di luar jangkauan pemahaman kita.
Nah, kita harus jelas bahwa
kemahatahuan Allah ini tidak
berarti Dia lalu yang menentukan siapa yang selamat dan siapa tidak.
Allah mahatahu, tapi Allah tidak menentukan. Siapa yang menentukan? Manusia
sendiri. Setiap manusia punya kebebasan membuat pilihannya
sendiri, mau menerima Yesus atau tidak menerima Yesus, mau setia
kepada Yesus atau tidak setia kepada Yesus. Keselamatan hanya ada melalui
Yesus, tidak ada alternatif lain.
Kisah 4:12
Dan
keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia (= Yesus),
sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain
yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan
Jadi, setiap manusia tetap bebas memilih
takdirnya sendiri, apakah dia
memilih untuk selamat atau tidak, bukan Allah yang menentukan, hanya saja dari fondasi dunia Allah sudah tahu setiap pilihan yang kita buat,
dan Allah sudah tahu bagaimana akhir hidup kita, apakah
kita akan setia sampai akhir ikut Allah, atau kita akan drop out. Dari fondasi dunia Allah
sudah tahu semua. Allah sudah tahu Abraham akan mendahului janjiNya dengan
menikahi Hagar. Allah sudah tahu Daud akan berzinah dan membunuh. Allah sudah
tahu Nebukadnezzar akan bertobat dan menjadi pengikut Allah. Allah sudah tahu
Yudas akan berkhianat. Allah sudah tahu Paulus akan menjadi penginjil terbesar
kepada bangsa-bangsa non-Yahudi. Allah tahu semua dan Dia tidak mengintervensi,
Dia membiarkan kita membuat pilihan kita sendiri. Tapi Allah sudah tahu
bagaimana akhir hidup kita. Dan karena Allah
sudah tahu dari fondasi dunia, maka Allah sudah mencantumkan atau sudah tidak
mencantumkan nama-nama kita di Kitab Kehidupan, sesuai pilihan yang kita buat
sendiri. Allah tidak usah menunggu sampai kita lahir atau sampai kita
benar-benar memilih secara literal, Allah sudah tahu semua dari
fondasi dunia. Sehebat itu Allah kita.
Inilah yang dikatakan oleh Pdt. Stephen
Bohr
v Allah
tidak terikat oleh waktu sebagaimana kita.
v Apa yang
bagi kita potensial, bagi Allah itu aktual. Bagi Allah potensi itu aktualitas,
v dengan kata lain dalam pikiran Allah, hal-hal sudah ada
sebelum mereka benar-benar ada.
v Allah
memandang ke panorama luas kekekalan sebagai sedang terjadi di depan mataNya
sekarang.
Kisah 15:18
Semua pekerjaanNya
diketahui oleh Allah dari kekekalan.
Sekarang kita lanjut,
Roma 8:29
29 Sebab siapa yang
sudah Dia ketahui dari semula, Dia juga menentukan
dari semula untuk dijadikan serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia ( = Anak-Nya) boleh menjadi yang sulung di antara banyak
saudara.30 Selain itu, siapa yang
Dia tentukan dari semula, mereka ini
juga Dia panggil; siapa
yang Dia panggil, mereka ini juga Dia
benarkan; dan siapa yang Dia benarkan, mereka ini juga Dia muliakan.
Lihat urut-urutannya:
ü siapa yang
sudah Dia ketahui dari semula,
berarti dari fondasi dunia,
Allah sudah tahu siapa manusia yang akan memilih
untuk ikut Allah dan diselamatkan. Dan manusia-manusia ini sudah menjadi
milik Allah, sebelum mereka lahir nama mereka sudah ditulis di Kitab
Kehidupan.
ü Dia
juga menentukan dari semula
untuk dijadikan serupa dengan gambaran
Anak-Nya, supaya Ia ( = Anak-Nya) boleh menjadi
yang sulung di antara banyak saudara.
Ini bukan predestinasi. Perhatikan yang ditentukan dari semula untuk menjadi serupa dengan
Kristus adalah mereka yang sudah diketahui dari semula
bahwa mereka akan memilih ikut Kristus. Yang diketahui dari semula tidak bakal ikut Kristus, tidak
ditentukan untuk dijadikan serupa dengan Kristus. Bisa dipahami ya? Ini bukan predestinasi. Allah tidak menentukan
berdasakan pilihan Allah, tapi berdasarkan apa yang Allah
tahu bakal dipilih oleh masing-masing manusia. Perlu juga
diperhatikan bahwa mereka yang diketahui itu, ditentukan untuk menjadi serupa
dengan Yesus Kristus supaya Yesus menjadi Saudara yang sulung, atau katakanlah
Kakak tertua dari mereka semua. Berarti
kita semua ini diangkat anak oleh Allah Bapa, dan dianggap menjadi saudara-saudara Yesus
Kristus. Nah, bagaimana dengan mereka yang tidak memilih untuk ikut Yesus
Kristus, atau yang membenci Yesus
Kristus? Tentunya mereka juga tidak mau menjadi saudara-saudara Yesus. Maka
sayang sekali mereka menutup sediri kesempatan
mereka untuk diselamatkan.
ü siapa
yang Dia tentukan dari semula, mereka ini
juga Dia panggil;
Nah, sebelum kita eksis, kan Allah
sudah tahu bahwa kita akan memilih untuk mengikut Kristus, karena itu kita
ditentukan oleh Allah supaya bisa menjadi serupa dengan Kristus. Tapi ini
adalah perspektif Allah. Kita, pada waktu kita lahir dan mulai bisa berpikir,
kita kan tidak tahu bahwa suatu saat kita bakal milih menjadi pengikut Kristus.
Jadi supaya kita bertemu dengan Kristus, Allah memanggil kita.
Lewat segala cara, kita jadi bisa berkenalan dengan ajaran Kristus, dan kita
nanti akan memilih ikut Kristus, seperti yang sudah diketahui Allah dari
fondasi dunia. Jadi, di mana pun kita berada, entah di tengah hutan atau di
Kutub Utara jika Allah dari fondasi dunia sudah tahu bahwa kita akan ikut
Kristus, kita sudah menjadi milik Allah, nama kita sudah ditulis di Kitab
Kehidupan, kita pasti menerima panggilan Allah. Entah bagaimana caranya kita
akan mengenal Kristus, dan kita akan memilih Kristus, seperti yang sudah
diketahui Allah. Jangan khawatir kita tidak menerima panggilan. Jika kita memang milik
Allah, pasti Allah panggil, dan pasti kita akan menerima panggilan tersebut.
Bagaimana dengan banyak orang yang
dalam hidupnya juga mengenal Kristus tapi tidak memilih untuk ikut Kristus,
atau pernah ikut Kristus tapi kemudian meninggalkanNya? Menurut apa yang sudah
kita pelajari, mereka memang bukan milik Allah, dari fondasi dunia Allah sudah
tahu bahwa mereka tidak akan memilih Kristus, dan nama mereka sudah tidak
tercantum di Kitab Kehidupan.
ü siapa
yang Dia panggil, mereka ini juga Dia
benarkan;
Nah, urutan berikutnya setelah
dipanggil dan panggilannya disambut, maka mereka itu akan dibenarkan, ini
bicara tentang “pembenaran oleh iman” (justification).
Ketika kita yang orang berdosa menerima Yesus sebagai Juruselamat, dosa
kita diampuni, lalu dihapuskan, dan kita dianggap benar, seakan-akan tidak
pernah berbuat dosa. Kita ditutup oleh jubah kebenaran Kristus. Inilah “justification” dengan mana kita
diselamatkan.
Kapan “justification” ini terjadi?
Menurut perspektif Allah dari fondasi dunia. Menurut perspektif kita, pada waktu kita menerima Yesus Kristus
sebagai Juruselamat dan Allah kita.
ü dan siapa yang Dia benarkan,
mereka ini juga Dia muliakan.
Dan ini langkah terakhir, tujuan
akhirnya ialah agar kita dimuliakan pada waktu
Kristus datang kedua kalinya. Kita menerima tubuh yang baru, yang
beda dengan tubuh fana kita sekarang ini. Kalau kita sudah mati waktu itu, kita
akan dibangkitkan; dan kalau kita masih hidup pada waktu itu, tubuh kita
diubahkan. Itulah manifestasi dari keselamatan dan hidup kekal yang akan kita
terima.
Sering timbul pertanyaan, bagaimana dengan orang-orang yang
hidup di tempat terpencil yang tidak pernah dijangkau oleh Injil? Apakah mereka
bisa selamat?
Karena Allah sudah tahu dari fondasi dunia siapa-siapa
manusia yang akan memilih diselamatkan, dan karena kemahatahuan Allah, tidak
akan ada manusia yang terlewat dari pengetahuanNya walaupun mereka hidup di
tengah hutan yang terpencil. Maka bila Allah tahu ada orang yang
milikNya, yang namanya sudah dicantumkan di Kitab Kehidupan dari fondasi dunia,
yang ada di tengah hutan dan belum mendengar Injil, entah bagaimana caranya
Allah pasti akan membuat orang tersebut tahu tentang Injil dan bisa menerima
Yesus sebagai Juruselamatnya. Seperti Cornelius di Kisah 10, Allah mengutus
Petrus kepadanya. Jadi Allah pasti akan mengamankan milikNya Sendiri.
Sementara kita yang tidak tahu nama siapa yang tercantum di
Kitab Kehidupan, kita harus menginjil kepada setiap orang tanpa pilih-pilih.
Karena tugas mulia yang diberikan Yesus Kristus kepada kita adalah:
Matius 29:19-20
19 Karena itu pergilah, dan ajarlah segala bangsa, membaptiskan mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 mengajar
mereka untuk patuh kepada segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa bahkan
sampai ke akhir dunia. Amin.
Tuhan sudah tahu dari fondasi dunia
siapa yang milikNya, siapa yang akan menerima Yesus Kristus sebagai
Juruselamatnya. Mengetahui itu berarti kita boleh merasa lega bahwa tidak akan
ada manusia yang terlewatkan, Allah pasti mengirim
utusanNya untuk memastikan semua orang milik Allah pasti bisa mendengar tentang Injil.
Bagi kita yang sekarang ini sudah
menerima Kristus sebagai Juruselamat, kita sudah menempuh separo perjalanan;
walaupun kita tidak tahu tepatnya
bagaimana akhirnya, sedikitnya kita punya harapan bahwa nama
kita ada di Kitab Kehidupan. Pastikan kita tidak termasuk mereka
yang drop out. Pastikan kita bisa
dibuktikan layak nama kita tertulis di Kitab Kehidupan, dan suatu hari ketika
Yesus datang kita akan meihat bahwa nama kita memang ada di Kitab Kehidupan.
26 05 24