Selasa, 07 November 2017

185. ROMA 2:13 VERSUS ROMA 3:28

185. ROMA 2:13 VERSUS ROMA 3:28

__________________________________________________________________

  

Roma 2:13

Karena bukanlah orang yang mendengar Hukum yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan Hukum yang akan dibenarkan.

 

Roma 3:28

Oleh karena itu, kami simpulkan, bahwa manusia dibenarkan oleh iman tanpa perbuatan Hukum.

 

Lho, kok dua ayat yang bertentangan? Padahal ditulis oleh penulis yang sama, yaitu rasul Paulus! Apakah Paulus sedang mabuk waktu menulis ini? Yang mana yang bisa dipercaya? Yang mana yang benar?

 

Manusia kalau mendengar kata “hukum” sudah alergi dulu. Hukum atau peraturan itu dibuat untuk dilanggar, katanya. Tidak usah hukum yang tinggi-tinggi, hukum lalu lintas saja kalau bisa dilanggar, dilanggar. Jika tidak ada polisi, lampu merah diterobos. Jika tidak ada polisi, jalan searah dimasuki saja dari arah berlawanan. Walau tidak punya SIM, tetap saja berkendaraan di jalan, toh polisi tidak tahu, kecuali pas ketemu ada operasi, ya cepat-cepat putar balik supaya tidak kena pemeriksaan.

Apalagi berurusan dengan Hukum Allah. Allah kan tidak berjaga-jaga di pinggir jalan untuk menangkap siapa yang melanggar. Biar pun dilanggar, seringkali Allah tidak segera menjatuhkan hukuman, sehingga lama-lama banyak orang menganggap Allah itu tidak ada, atau Allah itu begitu baik sehingga biarpun orang melanggar juga tidak apa-apa, tidak ada sanksinya.

 

Nah, kalau kita melihat dua ayat di atas, apa kesimpulan kita?

Mau melakukan Hukum Allah atau tidak?

Apakah kita boleh memilih? Ah, aku memilih Roma 3:28 saja, itu yang cocok denganku.

Bagaimana dengan yang Roma 2:13? Lha itu tidak cocok denganku, jadi ya boleh diabaikan.

 

Teman-teman, Alkitab itu bukan check system, pilih jawaban salah satu, centang A atau B.

Alkitab itu ditulis oleh orang-orang di bawah bimbingan Roh Kudus, orang-orang yang diilhami oleh Roh Kudus. Artinya mereka tidak menulis sesuka hati mereka, tetapi mereka menulis apa yang disuruh tulis oleh Roh Kudus.

Apa maksudnya?

Maksudnya, SELURUH ALKITAB ITU VALID, SELURUH ALKITAB ITU ADALAH PESAN DARI ALLAH KEPADA MANUSIA.

 

Lalu mengapa ada ayat-ayat yang bertentangan seperti Roma 2:13 versus Roma 3:28?

KITA YANG SALAH PAHAM.

Alkitab tidak pernah mengkontradiksi dirinya sendiri. Jika kita bertemu dengan ayat-ayat yang “tampaknya” bertentangan, maka kesalahannya terletak pada pemahaman kita, bukan pada ayat-ayat Alkitab itu.

 

Kembali ke kedua ayat di Roma ini.

Mengapa keduanya bertentangan dalam hal “melakukan Hukum”?

Roma 2:13 mengatakan “orang yang melakukan Hukum yang akan dibenarkan”

Roma 3:28 mengatakan “manusia dibenarkan oleh iman tanpa melakukan Hukum”.

 

Jika kita membaca Roma pasal 2, Paulus berbicara tentang apa?

Mari kita baca ayat 12 sebelumnya.

 

Roma 2:12

Sebab seberapa banyak orang yang berdosa di luar Hukum, akan binasa juga di luar Hukum; dan seberapa banyak orang yang berdosa di dalam Hukum, akan dihakimi oleh Hukum.

 

Jadi di pasal 2 Paulus berbicara tentang apa? TENTANG PENGHAKIMAN.

Apa yang menjadi dasar Tuhan untuk menghakimi manusia? Jika Indonesia punya KUHP, Tuhan memiliki Hukum Allah. Dan Hukum Allah itulah yang dipakai sebagai dasar untuk menentukan apakah seseorang itu salah atau benar.

Jika orang ini melakukan sesuai dengan Hukum Allah, maka dia dibenarkan. Jika tidak, maka dia tidak dibenarkan.

Jadi Roma 2:13 itu berbicara tentangn PENGHAKIMAN, peran Hukum Allah dalam penghakiman.

 

Kapan perbuatan manusia itu akan dihakimi?

Wahyu 20:12

Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di hadapan Allah. Lalu kitab-kitab dibuka. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu Kitab Kehidupan. Dan orang-orang mati  dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis  di dalam kitab-kitab itu

 

Jelas?

Pada waktu penghakiman, yang dihakimi ialah PERBUATAN KITA, dan yang menjadi dasar penghakiman itu ialah HUKUM ALLAH, apakah perbuatan kita itu sesuai atau tidak dengan Hukum Allah, apakah kita melakukan atau melanggar Hukum itu.

 

 

Kalau begitu Roma 3:28 berbicara tentang apa?

Mari kita baca ayat-ayat sebelumnya supaya tahu apa konteksnya.

 

Rom 3:23-24

Karena semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai  kemuliaan Allah setelah dibenarkan dengan cuma-cuma oleh kasih karuniaNya melalui penebusan yang terdapat dalam Kristus Yesus.

Di pasal 3 ini Paulus berbicara TENTANG KESELAMATAN.

 

Apa yang menyelamatkan manusia? Jelas di sini dikatakan manusia selamat karena penebusan dalam Kristus Yesus. Jadi manusia diselamatkan oleh Kristus Yesus! Dan itu secara cuma-cuma, secara gratis, bukan karena perbuatan kita, bukan karena jasa atau perbuatan kita, melainkan melulu karena jasa atau perbuatan Kristus Yesus.

 

Ini sama dengan yang ditulis Paulus di Efesus 2:8-9

Karena oleh kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman, dan itu bukan karena usaha kamu, itu adalah pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan dirinya.

 

Jadi, jangan bingung, jangan rancu dengan dua hal yang berbeda:

 

Roma 3:28 berkata, manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dengan melakukan Hukum. Sebaik apa pun dia, dia tetap gagal mencapai  kemuliaan Allah” [ay. 23]. Urusan keselamatan adalah urusan Allah. Semuanya inisiatif Allah, pekerjaan Allah, kasih karunia Allah. Manusia tidak punya andil apa-apa dalam keselamatannya. Allah yang memberi dengan gratis, manusia tinggal menerimanya saja melalui iman.

 

Tetapi SELAMAT ITU BARU LANGKAH PERTAMA. Setelah selamat, manusia harus menyambut pemberian Allah tersebut. Bagamana manusia merespon pemberian Allah ini?

Jika kita diberi sesuatu yang sangat berharga (bebas dari kematian kekal dan mendapatkan hidup kekal itu sesuatu yang sangat berharga, bukan?) apakah kita berterima kasih kepada si pemberi? Pasti.

Kalau Tuhan Yesus begitu mengasihi kita sampai mau mati menggantikan kita, apa kita tidak merespon kasih itu? Masa kita tidak mengasihi Tuhan Yesus kembali? Wajarnya ya kita pasti mengasihi Tuhan Yesus kembali.

 

Nah, jika kita mengasihi Tuhan Yesus, apa yang harus kita lakukan?

Yohanes 14:15

Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

 

Jadi, kalau kita mengasihi Tuhan Yesus, apakah kita akan melakukan Hukum Allah? Iya! Tapi kita melakukan Hukum karena kita mengasihi Tuhan Yesus, bukan karena dengan melakukan Hukum itu lalu kita bisa menyelamatkan diri sendiri.

Beda?

Beda!

Dengan melakukan Hukum Taurat

kita TIDAK bisa selamat

 

Melakukan Hukum Taurat membuktikan bahwa

kita mengasihi Kristus Yesus

 

Pertanyaan:  Bagaimana kalau tidak melakukan Hukum Allah? Kan dengan melakukannya kita tidak bisa selamat. Kalau begitu, ya sudah tidak usah melakukannya, iya kan?

 

Mari kita lihat lagi apa kata Alkitab:

Roma 2:13

Karena bukanlah orang yang mendengar Hukum yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan Hukum yang akan dibenarkan.

 

Yakobus 2:17

Demikian juga halnya, iman sendirian, jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu mati

 

Yakobus 2:24

Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan oleh perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya oleh iman

 

Jadi, diselamatkan itu baru langkah pertama. LANGKAH BERIKUTNYA IALAH KITA HARUS LULUS PENGHAKIMAN. Barulah kita akan dibawa Yesus menjadi tamu Surga dan menjadi pewaris dunia baru.

 

Dengan melakukan Hukum Allah

kita tidak bisa selamat

tapi

Dengan TIDAK melakukan Hukum Allah

kita TIDAK AKAN LULUS PENGHAKIMAN

 

Bisa tidak kita melakukan Hukum Taurat?

Yakobus 2:10

Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian darinya, ia bersalah terhadap seluruhnya.

 

Wah, ngeri ya? Siapa yang berani angkat tangan mengatakan dia bisa menuruti seluruh Hukum Allah tanpa kecuali?

Umumnya semua akan mengatakan tidak mungkin ada manusia yang bisa.

Nah, hal ini yang kurang kita sadari.

 

Apakah Yesus bisa menurut seluruh Hukum Allah itu ketika Dia hidup di dunia sebagai manusia? Jawabnya jelas iya, menurut Alkitab:

 

Ibrani 4:15

Sebab kita bukan punya seorang imam besar yang tidak dapat disentuh oleh perasaan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya dalam segala hal telah dicobai sama dengan kita, namun tidak berbuat dosa.

 

Apa yang dikatakan ayat ini? Imam Besar kita, yaitu Kristus Yesus, ketika hidup di dunia Dia itu sama seperti kita dalam hal memiliki kelemahan-kelemahan kita, Dia merasakan kelemahan-kelemahan yang sama seperti yang kita miliki, Dia juga dicobai dalam segala hal sama seperti kita, tetapi DIA TIDAK BERBUAT DOSA.

 

Tentunya ada yang berkata, “Lha tentu saja, Dia Kristus, Dia Allah, kita kan manusia?”

Alkitab sudah menjawab ini, ketika Yesus hidup di dunia, dia adalah 100% manusia, bukan 50% manusia dan 50% Allah, tapi 100% manusia, sama seperti kita.

 

1 Timotius 2:5

Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu MANUSIA Kristus Yesus.

 

Karena itu Yesus lahir secara manusia, melalui seorang ibu manusia, lahir sebagai bayi manusia, bukan tiba-tiba turun dari langit sudah dewasa. Dia tumbuh sebagaimana layaknya anak-anak manusia, dan hidup sama seperti semua manusia yang lain.

 

Teman-teman, dosa bukanlah kodrat asli kita, tapi itu merupakan pilihan kita. Ketika kita lahir, Tuhan tidak menentukan kita HARUS berbuat dosa. Jika kita berbuat dosa, ITU ADALAH PILIHAN KITA.

Kita lahir dengan menanggung kutukan/akibat dosa, itu benar. Tubuh kita dipenuhi oleh tanda-tanda kekuasaan dosa, organ-organ tubuh kita bisa menua, dan bisa berhenti berfungsi, udara yang kita isap penuh dengan polusi, makanan yang kita makan penuh dengan racun, kita mungkin mewarisi penyakit keturunan, semua itu adalah kutukan atau akibat dosa yang tidak bisa kita hindari. Tapi itu tidak berarti bahwa kita tidak punya pilihan lain kecuali berbuat dosa! Berbuat dosa atau tidak berbuat dosa itu adalah pilihan kita sendiri. Mau hidup dengan menurut Hukum Allah, atau mau hidup dengan melanggar Hukum Allah, itu adalah pilihan dan keputusan kita sendiri.

 

Pertanyaan: Adakah manusia yang hidup mematuhi semua Hukum Allah tanpa cacat cela?

Kita lihat apa kata Alkitab.

 

Lukas 1:5-6

Di zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari kelompok Abia, dan isterinya adalah keturunan Harun, namanya Elisabet. Dan keduanya benar di hadapan Allah, dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan tanpa cacat

 

Apakah Zakharia dan Elisabet ini bukan manusia? Mereka 100% manusia. Tapi mereka bisa hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan tanpa bercacat.

Jadi bisa, menurut Alkitab.

Apakah mereka bukan orang berdosa? Menurut Alkitab, semua orang itu orang berdosa.

 

Rom 3:23

Karena semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai  kemuliaan Allah.

 

Kalau begitu mengapa Alkitab mengatakan Zakharia dan Elisabet ini tidak bercacat? Karena begitu mereka sadar bahwa Allah menyelamatkan mereka, mereka hidup menurut segala perintah dan ketetapan Allah. Mereka secara sadar memilih untuk tidak melanggar perintah dan ketetapan Allah.

 

Pertanyaan: Bagaimana manusia-manusia biasa, manusia-manusia yang lahir dengan kecenderungan untuk berbuat dosa, manusia-manusia yang lahir sudah terbebani segala kutukan dan akibat dosa, bisa hidup menurut segala perintah dan ketetapan Allah, bisa memilih untuk tidak berbuat dosa, tidak melanggar perintah dan ketetapan Allah?

 

Roma 8-26-27

Demikian pula Roh juga membantu kelemahan-kelemahan kita; sebab kita tidak tahu apa yang seharusnya kita mohonkan, tetapi Roh sendiri yang mendoakan syafaat untuk kita dengan rintihan yang tidak terucapkan. Dan Dia yang menyelidiki hati mengetahui apa pikiran Roh itu, karena Dia mendoakan syafaat bagi orang-orang kudus, sesuai dengan kehendak Allah,

 

Siapa yang membantu kita dalam kelemahan kita? Roh. Roh siapa? Roh Allah, Roh Kudus.

 

 

Galatia 5:25

Jikalau kita hidup dalam Roh, hendaklah kita juga hidup menurut Roh.

 

Jadi kita bisa hidup menurut Roh. Bagaimana suatu hidup yang menurut Roh? Apakah Roh akan memimpin kita untuk melanggar Hukum Allah? Pasti tidak! Roh pasti akan memimpin kita untuk hidup menurut Hukum Allah.

 

 

Titus 3:5

bukan karena perbuatan benar yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmatNya, Dia menyelamatkan kita, melalui pembasuhan regenerasi (menghidupkan kembali), dan pembaharuan oleh Roh Kudus.

 

Setelah kita diselamatkan oleh kasih karunianya, setelah kita melalui baptisan kelahiran kembali, apa yang kita alami? Pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus! Jadi Roh Kudus mengerjakan pembaharuan pada kita, yang tadinya hidup sesuka hati sendiri, yang tadinya sering melanggar Hukum Allah, dengan pembaharuan yang dikerjakan Roh Kudus kita menjadi gemar menuruti Hukum Allah, kita tidak lagi hidup sesuka hati kita, karena Roh Kudus mengerjakan pembaharuan dalam hati kita.

 

1 Petrus 4:6

Karena demi tujuan ini Injil telah diberitakan juga kepada mereka yang sekarang sudah mati, supaya mereka boleh dihakimi sebagaimana manusia dalam kedagingannya, tetapi hidup dalam Roh menurut Allah.

 

Menyimpang sedikit, ayat ini di terjemahan LAI bisa menimbulkan pemahaman yang salah.

Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah.

 

Ini memberi kesan bahwa orang-orang yang sudah mati masih diberi khotbah tentang injil, tetapi bukan demikian maksudnya.

Orang mati sudah tidak bisa mendengar lagi dan sudah tidak perlu diinjili karena mereka sudah tidak tahu apa-apa, mereka sudah tidak bisa bertobat (Pengkhotbah 9:5-6, 10). Nah, “orang-orang mati” di sini maksudnya ialah orang-orang yang hidup di zaman dahulu, yang sekarang sudah mati. Mereka juga sudah pernah mendengar tentang injil pada waktu mereka hidup dulu. Jadi Petrus mau menekankan bahwa di zaman dulu pun, sebelum zamannya, orang-orang telah mendengar tentang injil.

 

Yang perlu kita perhatikan di ayat ini sesuai konteks pembahasan hari ini ialah “hidup dalam roh menurut Allah”. Jadi bagaimana kita bisa hidup menurut Allah, patuh pada Allah? Dalam Roh! Artinya dengan bimbingan Roh Kudus.

 

 

Jadi, bisakah kita hidup menurut Allah, hidup menurut segala perintah dan ketetapan Allah, tanpa bercacat cela seperti Zakharia dan Elisabet?

BISA JIKA KITA HIDUP DALAM ROH KUDUS.

 

 

Pertanyaan: Apakah berarti kita tidak bisa berbuat dosa lagi?

Jika kita 100% berserah kepada bimbingan Roh Kudus, 24/7 (24 jam sehari, 7 hari seminggu) tanpa jeda, maka kita tidak akan berbuat dosa lagi, karena apa?

 

Galatia 2:19-20

Sebab aku oleh Hukum, mati terhadap Hukum, supaya aku boleh hidup untuk Allah. Aku tersalib bersama Kristus, namun begitu aku hidup; tetapi bukan aku melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kujalani sekarang di dalam daging, aku hidup oleh iman Anak Allah, yang telah mengasihi aku dan telah menyerahkan diri-Nya untuk aku.

 

Ini adalah kesaksian Paulus, mantan pembunuh orang-orang Kristen, dia mengatakan, hidup yang sekarang dia jalani itu bukan dia sendiri lagi yang hidup, melainkan Kristus yang hidup dalamnya.

Jadi kalau Kristus yang hidup dalam kita, apakah kita masih berbuat dosa? Tidak lagi, karena Kristus sendiri tidak pernah berbuat dosa, maka saat Kristus hidup di dalam kita, Dia juga tidak berbuat dosa.

 

 

Pertanyaan: Mengapa kadang kita masih berbuat dosa?

Menurut ayat di atas, Galatia 2:20, jika kita masih berbuat dosa berarti Kristus tidak 24/7 hidup dalam kita. Ada saat-saat kita menyingkirkan Kristus dan orang lama kita sendiri yang mau hidup.

Jadi bila kita berbuat dosa setelah kita dibimbing oleh Roh, setelah Kristus kita undang hidup dalam diri kita, itu yang gagal bukan Roh Kudus dan bukan Kristus, tetapi kita sendiri yang telah menyingkirkan Roh Kudus, menyingkirkan Kristus, dan ego kita sendiri yang mengambil alih.

 

Tuhan tidak pernah memaksa. Kalau kita yang tidak mau dipimpin, Tuhan minggir. Kalau kita mau dipimpin itu harus karena kita sendiri yang mau.

Jadi kembali lagi ke pembahasan kita tadi, menurut atau melanggar perintah dan ketetapan Tuhan itu pilihan kita sendiri. Jika kita melekat pada Tuhan, maka Roh Kudus yang berperan aktif dalam hidup kita, kita aman karena setiap langkah itu dipimpin Roh Kudus. Tapi jika kita merasa pintar sendiri, merasa mampu sendiri, merasa sudah tahu semua sendiri, lalu kita tidak mendengarkan suara Tuhan, tidak mempedulikan pimpinan Roh, maka dipastikan kita akan membuat pilihan yang salah, kita akan melanggar Hukum Allah. Mengapa? Karena kiita punya kecenderungan untuk melanggar Hukum Allah.

 

Tapi sebelum kita akhiri pembahasan ini, kita harus ingat bahwa Allah itu selalu menginginkan kita selamat dan lulus penghakiman. Karena itu, seandainya sekali waktu kita berbuat dosa, kita masih punya kesempatan untuk bertobat.

 

1 Yohanes 2:1-3

Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pembela pada Bapa yaitu Yesus Kristus, yang benar. Dan Ia Sendiri yang menjadi pendamai  dosa-dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga  untuk dosa seluruh dunia. Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.

 

1 Yohanes 1:9

Jika kita mengaku dosa kita, Ia setia dan adil untuk mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.’

 

Jadi, jika sekali waktu karena khilaf, kita berbuat dosa, kita memberontak terhadap pimpinan Roh Kudus, kita menulikan telinga terhadap bisikanNya, maka Tuhan telah menyediakan jalan kembali bagi kita, yaitu kita datang kepadaNya, mengakui dosa kita, kita sesali dosa kita, dan Tuhan akan mengampuninya. Setelah itu, jangan mengulanginya lagi. Jelas Alkitab berkata, bahwa jika kita memang mengenal Allah, kita akan menuruti perintah-perintahNya.

 

Kesimpulan apa yang kita peroleh dari pembahasan ini?

1.   Kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri dengan perbuatan kita.

2.   Keselamatan itu 100% adalah inisiatif dan pemberian Allah, itu kasih karunia Allah, dan diberikan kepada semua manusia secara gratis.

3.   Keselamatan itu bisa kita peroleh hanya dengan mau menerimanya, kita mau diselamatkan oleh Allah melalui penebusan Yesus Kristus.

Maka kita menerima keselamatan itu dengan iman. Kita tidak bisa mendapatkan keselamatan itu dengan perbuatan kita sendiri.

4.   Tetapi menerima keselamatan itu saja belum final.

Karena setelah itu kita masih hidup sekian tahun lagi. Selama sisa hidup kita, kita harus membuktikan bahwa kita memang benar-benar telah menerima keselamatan dari Allah.

5.   Berbuat dosa atau melanggar Hukum Allah bukanlah kodrat kita, tetapi itu adalah pilihan kita.

Kita memang punya kecenderungan untuk melanggar Hukum, tetapi kita bisa memilih untuk tidak melanggarnya. Tidak ada yang mengharuskan kita melanggar Hukum. Itu adalah pilihan kita sendiri.

6.   Perbuatan kita selama sisa hidup kita itulah yang membuktikan apakah kita benar-benar sudah diselamatkan,

karena setelah diselamatkan seharusnya kita mengalami pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Jika perbuatan kita tidak sesuai dengan Hukum Allah, berarti kita belum mengalami pembaharuan dalam hidup kita, berarti kita masih belum benar-benar menerima keselamatan yang telah diberikan Allah.

7.   Untuk membuktikan benar-tidaknya kita memang diselamatkan, maka kita akan dihakimi.

8.   Yang dihakimi adalah semua perbuatan kita, termasuk kata-kata dan pikiran kita.

9.   Yang menjadi dasar penghakiman adalah Hukum Allah.

10. Setelah kita diselamatkan, kita bisa hidup sesuai dengan kehendak Allah,

sesuai dengan semua perintah dan ketetapan Allah, artinya tidak berbuat dosa, asalkan Roh Kudus  hidup dalam kita, membimbing hidup kita. Maka kita akan mengalami pembaharuan hati.

11. Apabila karena khilaf, dan sekali waktu kita melepaskan diri dari bimbingan Roh Kudus lalu berbuat dosa,

maka kita bisa kembali kepada Tuhan dengan mengakui dosa itu dan menyesalinya, dan Tuhan akan memberikan pengampunan.

 

Jadi, patuh kepada Hukum Allah itu merupakan bagian dari pembaharuan hati kita. Tidak ada ajaran di Alkitab yang mengatakan orang Kristen Perjanjian Baru tidak usah patuh kepada Hukum Allah. Justru orang Kristen akan dihakimi semua perbuatannya menurut Hukum Allah. Jangan termakan tipuan Iblis. Iblis ingin menjerumuskan sebanyak-banyaknya orang Kristen. Yang tidak bisa dia cegah untuk tidak menjadi Kristen, dia jegal dengan tipuan tidak usah mematuhi Hukum Allah sehingga kita tidak lulus penghakiman. Waspadalah

 

 

 

07 11 17

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar