Jumat, 09 Februari 2018

187. SIAPA MEMPELAI ANAK DOMBA?

187. SIAPA MEMPELAI ANAK DOMBA?

__________________________________________________________________

 

 

Wahyu 21:9

Lalu datanglah kepadaku seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, dan berkata: ‘Datanglah kemari, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, istri Anak Domba

 

Semua orang Kristen tahu bahwa yang dimaksud dengan “mempelai laki-laki” dalam Alkitab ialah Yesus Kristus.

Pertanyaannya sekarang: Siapa mempelai wanitanya, atau siapa pengantin wanitanya?

 

Biasanya tanpa berpikir panjang, banyak orang Kristen akan menjawab: “Kami! Kami ini pengantin wanita Kristus!” Bahkan ada denominasi yang sebagian dari umatnya menjalani hidup selibat (tidak menikah) karena mereka menganggap mereka adalah pengantin Kristus, mereka sudah menikah dengan Kristus sehingga mereka tidak menikah dengan manusia lain.

Benarkah konsep demikian? Salah!

Marilah kita lihat apa kata Alkitab, karena itulah jawaban yang benar.

 

Di Alkitab, Yesus sendiri memberikan beberapa parabel dengan topik Perkawinan dan dengan mudah sekali orang mengaitkan mempelai laki-lakinya dengan Yesus Kristus. Tapi anehnya dalam perumpamaan-perumpamaan itu, tidak pernah disebut tentang identitas mempelai wanitanya.

 

 

PERUMPAMAAN RAJA YANG MENGADAKAN PERKAWINAN ANAKNYA.

Ini bisa kita baca di:

Matius 22:2-14.

‘Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perkawinan untuk anaknya.

 

Sebelumnya perlu kita perhatikan bahwa ada perbedaan antara “marriage” dengan “wedding”. Jika kita bisa membedakan dua istilah ini, lebih mudah bagi kita untuk mengerti perumpamaan-perumpamaan dengan topik perkawinan ini.

“Marriage” itu sesungguhnya adalah “perkawinan”nya sendiri, akad nikahnya, upacara resmi ketika perjanjian perkawinan tersebut disahkan.

“Wedding” adalah pesta/perjamuan perkawinannya, resepsinya, setelah perkawinan diadakan, maka selanjutnya diikuti oleh resepsi/pesta/perjamuannya.

Jadi “perkawinan” dan “perjamuan/pesta perkawinan” itu dua peristiwa yang berbeda.

Nah, sayangnya terjemahan LAI merancukan kedua peristiwa ini.

Karena itu kita lihat terjemahan KJV yang lebih tepat.

Supaya jelas apa bedanya, aku berikan penjelasan singkat saja di sini. Terlalu panjang untuk membahasnya di sini secara lengkap.

 

1.   Nama setiap umat tebusan dicantumkan di Kitab Kehidupan ketika mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat.

Ini terjadi sudah sejak zaman Adam, ketika Yesus dilambangkan oleh domba kurban. Ini yang dilambangkan dengan menerima undangan ke Perkawinan anak raja.

Menolak undangan ke Perkawinan anak raja adalah mereka yang menolak menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka. Dan nama mereka tidak dicantumkan di Kitab Kehidupan.

Jadi hanya mereka yang menerima Kristus yang namanya ada di Kitab Kehidupan.

 

2.   Mulai tahun 1844 ada penghakiman untuk memeriksa nama-nama di Kitab Kehidupan,

apakah nama-nama itu layak dipertahankan di Kitab Kehidupan. Jadi, menerima undangan itu baru tahap namanya dicantumkan di Kitab Kehidupan. Setelah itu masih harus diteliti apakah dia hidup sesuai Hukum Allah.

ü   Jika dia lulus penghakiman, namanya tetap di Kitab Kehidupan, dan dia akan hadir sebagai tamu Perkawinan Anak Domba.

ü   Jika dia tidak lulus, namanya dicoret, dan dia sama dengan orang-orang yang tidak diselamatkan. Dia tidak akan hadir di Perkawinan Anak Domba.Tidak ada banding di pengadilan Tuhan.

Jadi, pemeriksaan atas umat Allah ini berjalan di Surga tanpa kehadiran umat Allah secara fisik di pengadilan Allah. Umat Allah pada waktu itu kalau bukan ada di dalam kubur, ya masih hidup di dunia. Mereka tidak hadir di Surga. Semua akan diwakili oleh catatan hidup masing-masing yang dibuat oleh malaikat seumur hidup mereka.

 

3.   Ketika Yesus Imam Besar selesai dengan penghakiman atas umat tebusan

yang namanya tercantum di Kitab Kehidupan, maka pintu kasihan pun ditutup, pada saat itu siapa-siapa yang lulus penghakiman  sudah ditetapkan. Ini dilambangkan oleh mempelai perempuan sudah terpilih.

 

4.   Maka pada saat itu terjadi “perkawinan Anak Domba” dengan mempelai perempuanNya yang sudah terpilih.

Jadi Perkawinan Anak Domba itu terjadi di Surga, diadakan oleh Allah Bapa. Ini juga disebut sebagai “Kristus menerima KerajaanNya dari BapaNya,  mempelai perempuan itu sama dengan Kerajaan Kristus.

Tapi,  ini yang penting, mempelai perempuan tidak hadir secara literal di Perkawinan itu. Mempelai perempuannya masih ada di dunia, entah di dalam kubur dalam kondisi sudah mati, entah masih hidup, tapi semua mereka masih di dunia. Jadi Perkawinan Anak Domba itu hanya dengan nama-nama mempelai perempuan.

 

5.   Kapan Kristus bertemu dengan mempelai perempuanNya secara fisik?

Pada saat kedatanganNya yang kedua. Maka semua umat tebusan pada waktu itu yang mati dibangkitkan dan yang hidup diubahkan, dan semua dibawa untuk bertemu dengan Kristus di awan (lihat 1 Tesalonika 4:16-17) lalu lanjut ke Surga.

 

6.   Lalu setelah semua umat tebusan dibawa ke Surga, barulah diadakan Perjamuan Perkawinannya, di Surga (lihat Lukas 12:37) di mana Yesus sendiri yang nanti akan melayani mempelaiNya.

 

Jadi itu ya bedanya antara Perkawinan dan Perjamuan Perkawinan.

 

 

Kembali ke Matius 22. Di ayat 2, dikatakan ini adalah perumpamaan tentang kerajaan Surga. Berarti ini bukan cerita yang harafiah, tapi ini cerita kiasan, cerita dengan lambang-lambang. Berarti Yesus tidak benar-benar menikahi siapa-siapa. Ini adalah perumpamaan. Jangan sampai ada yang beranggapan Yesus itu benar-benar punya istri banyak, semua umat tebusan dari segala zaman itu istri-istriNya, baik laki-laki maupun perempuan. Sama sekali tidak. Bilamana Yesus menyebut jemaatNya itu “istri”Nya, itu adalah dalam arti kiasan. Oke?  

 

v   Maka raja yang mengadakan perkawinan di perumpamaan itu mewakili siapa? Allah Bapa.

v   Apa yang akan diadakan? Perkawinan, artinya suatu akad nikah, Yesus menerima KerajaanNya secara sah.

v   Perkawinan siapa? Anak raja, berarti ini perkawinan Yesus Kristus.

v   Tapi sampai ayat 14, tidak disebutkan sama sekali siapa pengantin perempuannya.

 

Jika kita lanjutkan membaca perumpamaan ini, kita melihat bagaimana

v   hamba-hamba raja itu mengundang orang-orang untuk datang ke perkawinan ini.

Hamba-hamba raja ini mewakili siapa? Mewakili semua utusan Allah yang menyampaikan undanganNya untuk menghadiri perkawinan itu. Untuk menyampaikan undangan-undangan yang pertama itu para nabi dan rasul.

 

v   Lalu siapakah mereka yang diberi undangan?

Undangan-undangan yang pertama diberikan kepada bangsa Yahudi. Tetapi mereka menolak untuk datang dengan macam-macam alasan, bahkan mereka menganiaya hamba-hamba raja yang menyampaikan undangan kepada mereka.

Matius 10:5-7

Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia memerintahkan mereka, kataNya, ‘Janganlah kamu pergi ke jalan bangsa lain dan jangan  masuk ke kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Dan sambil kalian berjalan, beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.’

 

Jadi, orang Israel adalah mereka yang pertama diundang. Mereka mendapat prioritas pertama. Tapi, menurut cerita Yesus, mereka menolak datang ke perkawinan itu dengan bermacam-macam alasan. Mereka bukan saja tidak mau datang ke perkawinan tersebut, tetapi mereka bahkan menangkap, menyiksa dan membunuh utusan-utusan Allah yang dikirim untuk mengundang mereka.

Matius 22:5-6 berkata:

Tetapi mereka menyepelekannya dan pergi ke urusan mereka sendiri; yang satu ke ladangnya, yang lain ke usahanya, dan sisanya menangkap hamba-hambanya, memperlakukan mereka dengan kejam, dan membunuh mereka.

 

Kita tahu bagaimana murid-murid Kristus yang awal-awal jatuh sebagai korban di tangan mereka. Hingga ketika mereka membunuh Stefanus, maka Allah berkata, “Sudah cukup. Kesempatan kedua yang Aku berikan kalian selama 490 tahun sekarang berakhir. Kalian bukan lagi umatKu, dan mulai sekarang Aku akan memberikan undangan langsung kepada bangsa-bangsa lain.”

 

v   Maka seperti perumpamaan yang diceritakan Yesus, raja lalu menyuruh hamba-hambanya untuk mengundang orang-orang lain, bangsa-bangsa lain yang tidak berdarah Yahudi, yang bukan bangsa Israel secara jasmani, yaitu kita-kita ini.

Matius 22:8-9

Lalu ia berkata kepada hamba-hambanya, ‘Perkawinan sudah siap, tetapi mereka yang diundang tidak layak. Sebab itu pergilah ke jalan-jalan raya dan seberapa banyak yang kalian temukan, undanglah ke perkawinan itu.

 

v   Maka sekarang undangan terbuka bagi semua orang, tidak ada yang diprioritaskan lagi, tidak harus orang Yahudi, segala bangsa diundang.  

Dan banyak orang-orang non-Yahudi yang menerima undangan itu. Ini dilambangkan dengan tamu-tamu berdatangan ke Perkawinan itu. Nama-nama orang-orang non-Yahudi mulai masuk ke Kitab Kehidupan. Israel rohani (yang tidak berdarah Yahudi) datang memenuhi undangan tersebut.

Jadi siapa tamu-tamu yang menanggapi undangan perkawinan itu dan hadir di sana? Kita. Kitalah tamu-tamu yang datang ke undangan perkawinan itu. Nama kita dicatat di Kitab Kehidupan.

 

 

Nah, ini soal yang pelik. Jika tamu-tamunya yang datang adalah kita, berarti kita (umat tebusan) bukan mempelai wanitanya, kan?  Lalu siapa mempelai wanitanya? Mengapa di atas dikatakan bahwa umat tebusan itu mempelai perempuan Kristus dan KerajaanNya?

Kita bersabar dulu.

 

Mulai Matius 22:11-14, fokus cerita beralih. Masih tentang perkawinan yang sama, tetapi sekarang Yesus membawa fokus pendengarnya ke pakaian yang dikenakan para unndangan yang datang ke perkawinan tersebut.

Ternyata tamu-tamu undangan ini harus mengenakan pakaian yang layak yang indah. Tapi ketika raja itu memeriksa tamu-tamunya, dia melihat ada satu tamu yang tidak mengenakan pakaian yang layak itu. Dan tamu tersebut dibuang ke tempat yang gelap. Ini merupakan perumpamaan dicoretnya namanya dari Kitab Kehidupan.

Matius 22:13 mengatakan:

Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya, ‘Ikatlah kaki dan tangannya, bawalah dia keluar dan campakkan orang itu ke dalam kegelapan di luar, di sanalah akan ada ratapan dan kertak gigi.’

 

 

Nah, ada beberapa detail yang kita peroleh dari 4 ayat ini (Matius 22:11-14).

1.   Pertama, raja memeriksa tamu-tamunya. Ini melambangkan penghakiman investigasi, ketika nama-nama di Kitab Kehidupan diperiksa apakah mereka sudah hidup sesuai Hukum Allah.

Ingat kan kita diselamatkan oleh iman tetapi dihakimi menurut perbuatan? Jadi raja memeriksa pakaian tamu-tamu undangannya, itu bicara tentang penghakiman investigasi yang dimulai sejak 1844.

 

2.   Tamu yang ketahuan tidak mengenakan pakaian indah yang layak itu,

dia tamu yang  diundang ke perkawinan tersebut atau bukan? Apa dia datang mencuri-curi menyelinap masuk sendiri ke tempat perkawinan itu? Tidak!  Dia datang sebagai undangan resmi secara terang-terangan. Jadi ini adalah orang yang secara resmi sudah menjadi umat Allah, menjadi umat tebusan, namanya tercantum di Kitab Kehidupan, karena dia menerima undangannya. Dengan kata lain ini orang Kristen yang resmi, sudah dibaptis, anggota gereja.

Tapi dia tidak mengenakan pakaian indah yang layak. Apa artinya?

Nah, menurut tradisi di zaman raja-raja, bila raja mengadakan pesta di istana dan mengundang rakyat jelata, raja sudah menyiapkan pakaian yang pantas bagi tamu-tamunya ini, karena rakyat jelata tentunya tidak boleh tampil di hadapan raja dengan pakaian kerja mereka sendiri yang sembarangan, yang sudah robek, atau lusuh. Jadi raja sudah menyediakan pakaian yang layak bagi mereka sebelum mereka memasuki ruangan istana.

Dalam perumpamaan ini dikisahkan tamu khusus ini, terlihat oleh raja di ruang itu tanpa memakai pakaian yang layak yang telah dibagikan raja kepada semua undangan, itu berarti dia telah kehilangan pakaian yang telah dibagikan raja kepadanya. Apa artinya?

 

3.   Karena ini adalah suatu perumpamaan, maka semuanya merupakan lambang.

Dan pakaian indah itu melambangkan jubah kebenaran Kristus, yang diberikan kepada setiap orang percaya ketika mereka menerima Kristus sebagai Juruselamatnya.

Di saat penghakiman, ketika catatan hidup kita terbuka di hadapan Allah, maka segala keburukan kita, semua dosa kita yang tercatat lengkap tanpa ada yang terlewatkan, itu akan muncul. Tetapi bagi kita yang telah mempertahankan kebersihan jubah kebenaran Kristus yang telah diberikan Kristus kepada kita, maka jubah kebenaran itulah yang akan dilihat oleh Allah.

Tetapi bagaimana jika kita tidak menjaga kebersihan jubah kebenaran Kristus yang telah diberikan kepada kita? Bagaimana kalau setelah menerima jubah itu kita mengotorinya dengan segala dosa kita lagi? Itu sama seperti tamu yang masuk ke ruang Perkawinan itu tanpa mengenakan pakaian indah yang layak yang telah diberikan raja kepadanya. Tamu ini ketika menerima undangan raja, sudah menerima pakaian indah yang diberikan raja kepadanya, pakaian itu sudah pernah dipakai olehnya tetapi kemudian pakaian itu terlepas darinya dan dia masuk ke ruang itu tanpa pakaian yang telah diberikan raja kepadanya.

 

Jadi, dalam 4 ayat ini Kristus mau menekankan, tidak cukup hanya menerima undangan raja, tidak cukup kita hanya menerima undangan keselamatan dari Allah, tetapi setelah itu kita harus mengenakan pakaian indah yang telah diberikan Allah kepada kita, jubah kebenaran Kristus, dan kita harus menjaga agar pakaian itu tetap bersih, tidak boleh hilang, tidak boleh lepas.

  

Jadi dengan perumpamaan ini Yesus mau menegaskan, bahwa bagaimana kita hidup setelah kita menjadi murid Kristus, setelah kita menerima keselamatan, itu menentukan. Jika kita tidak hidup sebagaimana Kristus hidup, jika kita tidak mematuhi Hukum Allah, jika kita tidak melakukan kehendak Allah, kita akan kehilangan jubah kebenaran Kristus, dan kita tidak layak hadir sebagai tamu di Perkawinan Anak Domba. Nama kita akan dicoret dari Kitab Kehidupan.

Jadi konsep SEKALI SELAMAT TETAP SELAMAT itu konsep yang salah!

 

 

 

Ini ada beberapa ayat yang berbicara tentang jubah kebenaran Kristus yang harus selalu melekat pada kita.

Wahyu 3:18

Aku menasihati engkau, supaya membeli dariKu emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau boleh menjadi kaya; dan pakaian putih, supaya engkau boleh berpakaian dan aib ketelanjanganmu tidak terlihat; dan minyakilah matamu dengan salep mata, supaya engkau boleh melihat

 

Wahyu 16:15

Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Diberkatilah dia yang berjaga-jaga dan yang mempertahankan pakaiannya kalau tidak, ia harus berjalan  dengan telanjang dan mereka melihat aibnya.

 

Wahyu 7:14

Dan aku berkata kepadanya: ‘Tuanku, tuan yang mengetahuinya.’ Lalu ia berkata kepadaku, ‘Mereka ini adalah orang-orang yang telah keluar dari kesusahan yang besar; dan telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.’

 

Berarti, setelah menerima undangan Allah, kita harus mengalami proses penyucian tabiat oleh Roh Kudus setiap hari supaya kita meninggalkan semua dosa, dan dengan demikian bisa menjaga kebersihan jubah kebenaran Kristus yang harus tetap kita pakai sampai saat tiba giliran kita dihakimi. Sebelum kita dihakimi, tabiat kita sendiri harus sudah lenyap, digantikan oleh tabiat Kristus. Kalau kita berpikir kita bisa lulus penghakiman itu dengan pakaian (atau tabiat) kita sendiri yang jauh dari standar kemuliaan Allah, kita bakal kecewa. Karena kita bakal dilemparkan keluar dari tempat tersebut, ke tempat yang gelap, tempat di mana tidak terdapat terang, tempat yang tanpa harapan jauh dari Allah.

 

 

Jadi Matius 22:2-14 ini menunjukkan bahwa tamu-tamu yang hadir di Perkawinan itu ialah kita secara pribadi. Karena yang ketahuan tidak mengenakan pakaian indah yang layak itu satu orang, bukan satu kelompok. Berarti secara pribadi kita bukanlah si mempelai wanita. Secara pribadi kita adalah tamu-tamu yang telah menerima undangan Allah, tamu-tamu yang dipanggilNya.

Sekarang mari kita lihat perumpamaan lain yang juga bicara tentang perkawinan.

 

 

PERUMPAMAAN LIMA GADIS BIJAK DAN LIMA GADIS BODOH.

Kisahnya bisa dibaca di Matius 25:1-13. Silakan buka Alkitabnya dan dibaca sendiri.

Ringkasnya, sepuluh orang gadis menunggu datangnya mempelai laki-laki. Mereka semua membawa pelita/lampu minyak, tapi lima membawa minyak cadangan, yang lima tidak. Karena mempelai laki-laki tidak muncul-muncul, mereka sama-sama tertidur. Tengah malam, mereka dibangunkan seruan bahwa mempelai akan segera datang. Saat itu pelita mereka sudah mau mati. Lima gadis yang punya minyak cadangan bisa menambahkan minyak ke pelita mereka, dan mereka siap menyongsong mempelai laki-laki yang akan datang. Lima gadis yang tidak punya minyak cadangan, keluar membeli minyak dulu. Saat mereka pergi, mempelai laki-laki datang dan kelima gadis yang sudah siap, masuk ke dalam ruang perkawinan. Lalu pintu ruang itu ditutup. Sewaktu lima orang gadis bodoh yang pergi membeli minyak kembali, pintu sudah tertutup dan mereka tidak diizinkan masuk.

Mulai ayat 1 hingga 13, tidak disebut tentang mempelai perempuan.

 

Lagi-lagi ini adalah perumpamaan, karena jelas dari ayat 1 dikatakan,

Matius 25:1

Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.

 

Karena perumpamaan, maka semuanya merupakan simbol-simbol/lambang-lambang.

Mempelai laki-laki kita tahu melambangkan Yesus Kristus.

Nah, kesepuluh gadis yang membawa pelita itu melambangkan siapa? Jelas mereka bukanlah mempelai perempuan. Mereka adalah orang-orang yang harus masuk ke dalam ruang perkawinan itu. Mereka tidak bisa masuk sendiri, tetapi harus menunggu kedatangan mempelai laki-laki, karena pintu ruang itu baru terbuka saat mempelai laki-laki masuk ke dalamnya.

Kalian yang sudah paham penjelasan di bagian awal, pasti segera bisa menganalogkan kisah ini juga. Ini bicara tentang penghakiman investigasi yang dimulai sejak 1844. Ke-10 anak gadis itu adalah umat tebusan semuanya, mereka menunggu hasil penghakiman, apakah mereka lulus, dan boleh masuk ke ruang Perkawinan, atau tidak. Ketika penghakiman itu selesai, Mempelai laki-laki datang (meninggalkan tempat penghakiman, menuju ke ruang perkawinan di mana Dia akan menerima kerajaan/mempelai wanitaNya), 5 gadis yang lulus penghakiman (namanya tetap dipertahankan di Kitab Kehidupan), itu masuk bersama Mempelai laki-laki. Sedangkan 5 gadis yang tidak lulus penghakiman, tertinggal di luar, nama mereka dicoret dari Kitab Kehidupan.

 

Semua pakar Alkitab sepakat bahwa kesepuluh gadis ini melambangkan kita, umat Allah. Sebagaimana diceritakan, ada yang bijak, ada yang tidak. Yang bijak membawa minyak cadangan. Minyak itu apa? Kita tahu dari kitab Wahyu, bahwa ketujuh kaki dian di bilik Kudus Bait Suci, minyaknya selalu diisi oleh Kristus (Imam Besar) supaya tidak pernah padam. Ketujuh kaki dian di kitab Wahyu disebut sebagai ketujuh sidang Allah sepanjang sejarah kekristenan. Maka Kristus senantiasa mencurahkan Roh Kudus kepada ketujuh sidang itu supaya api mereka jangan sampai padam.

Maka sepuluh orang gadis itu semua sudah memiliki minyak dalam pelita mereka, berarti Roh Kudus sudah menjadi milik mereka. Mereka semuanya umat Allah. Tidak ada yang atheis atau bukan umat Allah.

Jadi kita harus paham bahwa perumpamaan ini berbicara tentang orang-orang Kristen, bukan tentang orang-orang non-Kristen!

Dari ke sepuluh gadis itu, yang lima orang memiliki minyak cadangan. Apa artinya ini? Artinya mereka memiliki porsi Roh Kudus yang lebih banyak dalam hidup mereka. Bukan hanya yang ada di dalam pelita, sama seperti lima gadis yang lain, tetapi mereka lebih kenal Firman Tuhan, mereka lebih tahu tentang segala terang yang telah diberikan Tuhan dalam FirmanNya dan dalam Roh Nubuat. Dan terutama mereka lebih menghidupkan kehidupan Kristen di bawah bimbingan Roh Kudus. Tabiat mereka lebih mirip tabiat Kristus. Roh Kudus bisa mempersiapkan mereka dengan lebih baik. Porsi Roh Kudus yang lebih besar dalam hidup mereka, memampukan mereka untuk layak mengikuti Mempelai laki-laki masuk ke ruang Perkawinan.

Sedangkan lima gadis yang lain yang tidak memiliki minyak cadangan, kebingungan saat mendengar bahwa Mempelai laki-laki akan segera datang. Mereka belum siap karena mereka tidak memiliki minyak cadangan. Tabiat mereka belum mirip tabiat Kristus. Pada detik terakhir itu, mereka baru mau pergi membeli minyak, sudah terlambat.

 

Kita tahu semakin lama Setan semakin ganas, semakin rajin mencari mangsa, untuk menyesatkan sekiranya mungkin, bahkan orang-orang pilihan.” (Matius 24:24). Maka, jika kita tidak memiliki minyak cadangan, jika kita tidak memiliki cukup iman, jika Roh Kudus tidak punya peranan besar dalam hidup kita, kita akan masuk jebakan Setan. Lha bagaimana supaya kita bisa memiliki cukup iman?

Ingat Roma 10:17

Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Allah.

 

Harus kita pahami di zaman dulu orang yang bisa baca-tulis itu terbatas jumlahnya, dan Firman Allah tidak tersedia sebanyak yang ada hari ini di mana setiap manusia bisa memiliki Alkitabnya sendiri, maka saat itu orang lebih banyak belajar dari mendengarkan Firman Allah dibacakan di rumah-rumah ibadah. Zaman sekarang kita tidak usah menunggu sampai ada yang membacakan Firman Allah buat kita. Setiap saat kita bisa membacanya sendiri dan mempelajarinya. Karena itu hendaklah kita memperhatikan nasihat Paulus, bahwa mendengar/membaca Firman Allah, artinya mempelajari Firman Allah itu menimbulkan iman.  Oh, tapi saya sudah punya iman, jadi sudah tidak perlu lagi mempelajari Firman Allah? Jika sudah punya iman, belajar Firman Allah itu menguatkan dan menambah iman kita. Melalui Firman Allah, Roh Kudus mengajar dan mengingatkan kita, mempersiapkan kita supaya layak menjadi tamu-tamu Surga saat Yesus datang kembali untuk menjemput umatNya.

 

 

Kembali ke perumpamaan lima gadis bijak dan lima gadis bodoh ini, sekali lagi kita tahu bahwa mereka bukan mempelai wanita. Kita ini yang dilambangkan oleh gadis-gadis yang bijak dan bodoh itu, bukan mempelai wanita.

 

KALAU BEGITU SIAPA MEMPELAI WANITA KRISTUS?

 

Wahyu 21:9-10

Lalu datanglah kepadaku seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, dan berkata: ‘Datanglah kemari, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, istri Anak Domba. Lalu, ia membawa aku pergi  di dalam roh, ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang besar itu,  Yerusalem yang kudus, turun dari sorga, dari Allah.

 

Wahyu 21:2

Dan aku, Yohanes, melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, dipersiapkan sebagai pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

 

Jadi siapa kata Alkitab pengantin perempuan Anak Domba? Siapa mempelai wanita Kristus?

 

KOTA YERUSALEM BARU

  

Lho? Kok kota? Bukan manusia? Masa mempelainya sebuah kota?

Iya, mempelainya KOTA YERUSALEM BARU.

 

Galatia 4:26

Tetapi Yerusalem sorgawi, yaitu yang baru,  adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita semua.

 

Jadi Yerusalem Baru, Yerusalem surgawi, itu ibu kita, dialah perempuan yang merdeka, kata Paulus. Dia bukan budak, dia merdeka, dia telah dimerdekakan. Dimerdekakan dari apa? Dari dosa.

Dalam Alkitab, seorang perempuan itu melambangkan apa? GEREJA!

Jadi Yerusalem Baru ini, perempuan merdeka ini, apa? GEREJA. Gereja milik siapa? Milik Kristus, karena dia adalah mempelai wanita Kristus.

 

Efesus 5:25-27

Suami-suami, kasihilah isteri kalian sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan Diri-Nya baginya supaya Dia boleh menguduskannya dan membersihkannya dengan pembasuhan air, oleh firman. Supaya Ia boleh menampilkan di hadapan diri-Nya, satu gereja yang mulia, tanpa noda atau kerut atau apa pun yang seperti itu, tetapi agar jemaat itu bisa kudus dan tanpa cacat.

 

Jadi GEREJA adalah mempelai wanita/pengantin Kristus.

Bangunannya? Gedungnya?

Bukan, tapi jemaatnya.

 

Jadi, sebagai satu pribadi,

kita adalah tamu-tamu

di Akad Pernikahan Anak Domba.

 

Tapi sebagai satu jemaat yang utuh,

kita adalah Yerusalem Baru,

mempelai Anak Domba

 

 

Jadi GEREJA/JEMAAT sebagai satu kesatuan, itulah Yerusalem Baru, itulah mempelai perempuan Anak Domba. Mempelai Kristus bukan individu lepas individu, melainkan seluruh gereja/jemaat sebagai satu kesatuan.

Jika ada dari antara kita yang menganggap gereja itu tidak penting, tidak usah bergereja, yang penting kita percaya saja pada Tuhan Yesus, itu adalah konsep yang salah.

Kita secara pribadi tidak bisa menjadi mempelai Kristus. Gereja/Jemaat sebagai satu kesatuan itulah mempelai Kristus, dan kita termasuk di dalamnya. Jika kita tidak termasuk di dalam gereja milik Kristus, kita tidak punya tempat.

Sekarang, gereja yang mana? Gereja ada banyak denominasi.

Bagi Allah hanya ada satu gereja, sejak zaman Perjanjian Lama hingga zaman Perjanjian Baru, hingga akhir zaman.

Di zaman Perjanjian Baru hingga akhir zaman, Allah membagi gerejaNya menjadi 7 era, ini bisa kita temui di Wahyu pasal 2-3. Tapi itu bukan ada 7 gereja, melainkan satu gereja, satu umat Allah, hanya berada di era yang berbeda. Dan gereja yang terakhir, yang eksis saat kedatangan Kristus yang kedua kalinya, diberi nama Laodekia. Kitalah umat Laodekia ini.

 

Bagaimana kondisi gereja Laodekia, umat Allah pada akhir zaman?

 

Wahyu 3:15-21

3:15         ‘Aku tahu segala pekerjaanmu, bahwa engkau tidak dingin maupun panas. Andai engkau dingin atau panas!

3:16         Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin maupun panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

3:17         Karena engkau berkata, ‘Aku kaya, dan makmur dalam harta, dan tidak kekurangan apa-apa’, dan tidak tahu bahwa engkau malang, susah, miskin, buta dan telanjang,

3:18         Aku menasihati engkau, supaya membeli dariKu emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau boleh menjadi kaya; dan pakaian putih, supaya engkau boleh berpakaian dan aib ketelanjanganmu tidak terlihat; dan minyakilah matamu dengan salep mata, supaya engkau boleh melihat.

3:19         Seberapa banyak yang Kukasihi,  Aku tegur dan hajar. Sebab itu bersemangatlah dan bertobatlah!

3:20         Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk ke tempatnya dan  makan bersamanya dan ia bersama-Ku.

3:21         Barangsiapa menang Aku akan mengaruniakan kepadanya untuk duduk bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.

3:22         Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

 

Apakah di sini disebut tentang minyak? Ya. Minyak untuk melumasi mata. Minyak melambangkan Roh Kudus, jadi jika Roh Kudus sering melumasi mata rohani kita, maka mata rohani kita lebih melek, kita menjadi lebih paham Firman Tuhan.

Apakah di sini disinggung tentang pakaian? Iya. Pakaian putih, yang harus kita pakai, yaitu kebenaran Kristus.

Apakah kondisi jemaat Laodekia ini menggambarkan lima gadis yang bijak atau lima gadis yang bodoh? Lima yang bodoh. Kristus mengatakan kita itu “melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang”, dan bukan cuma itu, tapi yang paling parah ialah engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.” Karena tidak tahu, kita beranggapan kita sudah bagus, kita sudah layak dan siap untuk menjadi tamu Surga. Karena tidak tahu maka kita tidak sadar bahwa kita sebetulnya masih kurang dalam segala hal yang rohani. Karena tidak tahu maka kita tidak merasa perlu untuk mencari apa yang tidak kita miliki. Dan karena kita tidak tahu, ada resiko besar kita dimuntahkan dari mulut Tuhan, artinya kita dibuang!

 

Itulah sebabnya kita perlu tahu, kita harus sadar supaya kita bisa “membeli” dari Tuhan segala yang masih belum kita miliki: emas yang telah dimurnikan api yang melambangkan iman yang teruji, pakaian putih atau kebenaran Kristus, dan minyak atau Roh Kudus untuk mencelekkan mata rohani kita.

Kalau “membeli” berarti kita harus membayar, kan? Kalau tidak membayar itu namanya merampok. Jadi harus ada yang kita serahkan kepada Tuhan supaya kita bisa membeli dariNya. Apa bayarannya? Apa harganya? Apa yang harus kita serahkan kepada Tuhan untuk mendapatkannya? Hidup kita, hati kita, itu yang harus kita serahkan kepada Tuhan, seluruhnya, seutuhnya.

 

 

 

Bagi umat MAHK tentunya sudah banyak yang mengetahui tentang penghakiman investigasi yang dimulai pada 22 Oktober 1844, di mana? Di Surga. Tepatnya di Bilik Mahakudus, saat Kristus sebagai Imam Besar pindah tugas dari Bilik Kudus ke Bilik Mahakudus di Bait Suci surgawi.

Apa yang dilakukan Kristus di sana?

Kristus mulai memeriksa catatan hidup semua umatNya ~ khusus hanya umatNya, khusus mereka yang mengaku sebagai umatNya ~ dimulai dari Adam manusia yang pertama,  dan seterusnya hingga akhirnya giliran umatNya yang masih hidup. Sampai sekarang ini penghakiman itu sudah berjalan 174 tahun. Masih akan berapa lama lagi tidak ada yang tahu. Tapi melihat tanda-tanda zaman sepertinya tidak lama lagi. Kapan giliran nama kita, tidak ada yang tahu.

 

Apakah benar umat Allah harus dihakimi? Bukannya sudah selamat ya selamat seterusnya? Ternyata tidak.

 

Kisah 10:42

Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dia-lah yang telah ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati

 

Dari mana penghakiman Allah dimulai? Dari rumah Allah sendiri yang pertama-tama dihakimi, artinya dari keluarga Allah, dari kita, dari umat Allah, dari orang-orang Kristen.

Mengapa umat Allah harus dihakimi? Untuk membuktikan kesetiaan mereka, apakah mereka setia hingga akhir, atau mereka hanya ikut Tuhan semusim-dua saja.

 

1 Petrus 4:17

Karena telah tiba saatnya penghakiman harus dimulai di rumah Allah; dan jika penghakiman itu dimulai dari kita, bagaimanakah akhirnya mereka yang tidak mematuhi Injil Allah?

 

Tuhan harus membuktikan siapa-siapa yang layak menjadi bagian dari KerajaanNya, yang akan menjadi bagian Yerusalem Baru yang akan dinikahiNya.

Mereka yang tidak lulus penghakiman sepeti yang diilustrasikan orang yang kehilangan jubah indah kebenaran Kristus, dan kelima gadis yang bodoh yang kehabisan minyak, mereka batal menjadi bagian KerajaanNya.

 

2 Tesalonika 1:3-5

Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah untuk kamu, saudara-saudara, sebagaimana selayaknya, karena imanmu telah sangat bertambah dan kasih masing-masing kamu terhadap yang lain semakin besar sehingga kami sendiri bermegah dalam kamu di jemaat-jemaat Allah, karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita: yang merupakan suatu bukti yang nyata tentang adilnya penghakiman Allah, agar kamu boleh diperhitungkan layak menjadi Kerajaan Allah, untuk mana  kamu juga menderita.

 

Jadi mengapa umat Allah harus dihakimi? Untuk menyatakan bahwa mereka itu layak menjadi Kerajaan Allah. Malah justru umat Allah yang dihakimi terlebih dulu.

 

Kapan yang bukan umat Allah dihakimi? Nanti, setelah kedatangan Yesus yang kedua. Dan yang menghakimi mereka yang bukan umat Allah adalah umat-umat Allah. Bahkan malaikat-malaikat pengikut Setan dan Setan sendiri pun juga akan dihakimi oleh umat Allah.

 

1 Korintus 6:2-3

Tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika dunia akan dihakimi olehmu, apakah kamu tidak layak menghakimi perkara-perkara yang tidak berarti? Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat apalagi perkara-perkara yang terkait hidup sekarang ini.

 

Kembali kepada penghakiman atas kita sendiri yang sekarang sedang berlangsung di Surga.

Jadi akan terbukti dari catatan hidup semua umat Allah, apakah pada saat mereka hidup, mereka memang sudah hidup sebagai umat Allah, atau mereka hanya menyandang nama umat Allah tapi hidup sebagai orang dunia. Setiap dosa yang belum diakui, belum disesali dan belum ditobati, belum mendapatkan pengampunan Kristus, itu yang akan membuat kita tidak lulus dalam pemeriksaan penghakiman itu.

Jadi kita jangan enak-enak beranggapan karena kita sudah terdaftar sebagai anggota gereja, kita sudah aman, sudah pasti kebagian Surga. Belum tentu. Catatan hidup kita, akan diperiksa oleh Kristus. Setiap kata, setiap perbuatan, setiap pikiran yang pernah kita miliki, itu akan tampil. Setiap dosa akan diteliti apakah itu sudah mendapatkan pengampunan, sudah dibasuh oleh darah Anak Domba atau belum.

 

Jadi melalui penghakiman investigasi ini Kristus menyeleksi atau memilih tamu-tamuNya yang sudah datang memenuhi panggilanNya. Karena tidak semua yang mengaku umatNya bakal lulus pemeriksaan itu, maka dikatakan, Sebab banyak yang dipanggil…” dan mereka datang,   “…tetapi sedikit yang dipilih." (Matius 22:14) Ternyata yang lulus penghakiman hanya sedikit.

Kita perlu khawatir tidak? Perlu! Karena dari yang dipanggil itu Yesus berkata hanya sedikit yang dipilih!

Paulus sampai meninggalkan pesan demikian:

 

Filipi 2:12

Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sebagaimana kamu senantiasa taat, … kerjakanlah keselamatanmu sendiri dengan takut dan gentar.

 

Kenapa harus takut dan gentar? Takut dan gentar jangan-jangan kita tidak lulus penghakiman Kristus!

Tapi mereka yang terpilih itulah yang akan menjadi KerajaanNya, Yerusalem Baru, mempelai Anak Domba itu sendiri.

 

 

Ingatkah pada perkataan Yesus bahwa Dia akan datang bagai pencuri?  

Wahyu 3:3

…Aku akan datang kepadamu seperti pencuri dan engkau tidak akan tahu kapan Aku akan datang kepadamu.

 

Ini bukan berbicara tentang kedatangan Kristus yang kedua, karena kedatanganNya yang kedua itu didahului oleh segala tanda-tanda di langit dan di bumi, oleh tujuh malapetaka terakhir yang memporak-porandakan seluruh dunia, jadi pasti bukan diam-diam seperti datangnya seorang pencuri.  Tapi ini berbicara tentang saat penghakiman investigasi atas kita. 

Penghakiman itu sedang berlangsung di Surga, sementara kita masih hidup di dunia tidak tahu apa-apa. Begitu kita dihakimi, vonnis sudah jatuh, status kita sudah tidak bakal berubah. Kita selamat atau kita tidak selamat. Tidak ada banding di pengadilan Tuhan.

Karena itu jangan menunda-nunda meninggalkan dosa, jangan menunda untuk bertobat, jangan menunda minta ampun kepada Tuhan. Ambillah sikap agar kita siap dihakimi kapan pun karena kita tidak tahu kapan itu giliran kita. Penghakiman itu mungkin datang pada kita saat kita sudah mati, atau saat kita masih hidup, itu tidak soal. Yang jadi soal ialah, siapkah kita dihakimi? Siapkah kita berhasil lulus skrining Tuhan dan masuk golongan yang terpilih menjadi Kerajaan Allah?

 

Semoga kita semua boleh seperti kelima gadis bijak dan tamu-tamu yang mengenakan pakaian indah supaya boleh masuk mengikuti Pernikahan Anak Domba dengan pengantinnya, yaitu Yerusalem Baru, gereja Tuhan yang sejati.

 

 

09 02 18 


2 komentar:

  1. trimakasih atas Sharingnya...sangat memberkati...
    pertanyaan saya : bagaimana posisi kita umat kristen sebagai mempelai wanita yaitu gereja(yerusalem baru) dan sebagai tamu di hari pernikahan anak domba kenapa bisa saat bersamaan memainkan 2 peran sekaligus..trimakasih mas..jk berkenan WA kami 081375725639

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebagai individu kita adalah tamu2 yg diundang ke pesta perkawinan Anak Domba.
      Sebagai gereja (jemaat Allah) kita adalah Yerusalem Baru pengantin Kristus.
      Mengapa kok tidak masuk akal kita? Karena ini lambang, perumpamaan, jadi bisa saja kita anggap tidak masuk akal. Ini bukan satu2nya perumpamaan yg susah diterima akal kita. Kisah Lazarus di pangkuan Abraham dan orang kaya juga perumpamaan yg tidak masuk akal. Kisah pekerja yg masuk jam ke11 tapi mendapat upah yg sama dgn mereka yg bekerja dari pagi juga tidak masuk akal.

      Hapus