Jumat, 25 November 2016

175. EFESUS 2:15 MEMBATALKAN TAURAT???

175.  EFESUS 2:15 MEMBATALKAN TAURAT?

_________________________________________________________

 

 

Efesus 2:15 terjemahan LAI

sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan Hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera…

 

Banyak orang Kristen yang tidak memahami Alkitab, memakai ayat ini untuk mengatakan bahwa Hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya” telah dibatalkan, dengan demikian sudah tidak perlu dipatuhi lagi. Dan yang terutama mereka maksudkan adalah mereka tidak usah memelihara Sabat hari ketujuh yang juga tercantum di dalam Hukum Taurat.

Ini sebagian dikarenakan terjemahan ayat ini kurang tepat, dan sebagian karena pada dasarnya manusia memang berusaha menghindari keharusan mematuhi perintah Tuhan. Manusia maunya selalu minta dari Tuhan, tapi pada gilirannya Tuhan menghendaki mereka mematuhi kehendak Tuhan, mereka mencari 1001 alasan untuk menghindar.

 

Jadi mari kita lihat apakah rasul Paulus yang menulis surat Efesus ini memang mengatakan bahwa Hukum Taurat itu telah dibatalkan oleh kematian Kristus seperti yang kita baca dari terjemahan ayat ini?

Siapakah Paulus? Seorang manusia biasa.

Siapa Yesus? Allah Anak yang menjadi manusia selama 33+ tahun untuk menyelamatkan manusia.

Jadi tinggi mana pangkatnya, Paulus atau Yesus? Jelas Yesus yang mengatakanAku dan Bapa adalah satu." (Yoh. 10:30) Jelas yang dimaksud “Bapa” di sini adalah “Allah Bapa”. Jadi dengan kata lain Yesus mengatakan, “Aku itu sama Allahnya seperti Allah Bapa.”

Sekarang coba kita lihat apa kata Yesus sendiri:

Matius 5:17-18

Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku (= Yesus) datang untuk meniadakan Hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sampai lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Hukum Taurat, sampai semuanya terjadi.

 

Apa kata Yesus?  “…sampai lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Hukum Taurat, sampai semuanya terjadi.”

Nah, apa sekarang sudah lenyap langit dan bumi kita ini? Jelas belum, kan? “Iota” atau “yot” adahal huruf Ibrani yang paling kecil. Berarti apa? Berarti huruf atau titik yang terkecil pun dari Hukum Taurat tidak ada yang dihapus, semua MASIH TETAP LENGKAP DAN UTUH.  

Bukan aku yang ngomong lho, tapi Yesus.

 

Lha kalau demikian, Paulus itu bicara tentang apa di Efesus 2:15???

Nah, ada banyak orang yang suka menyomot 1-2 ayat lalu memakainya di luar konteks penulisan ayat tersebut, sehingga menimbulkan pemahaman yang salah.

Sebenarnya Efesus 2:15 ini merupakan bagian dari konteks Efesus 2:11-22.

 

Mari kita baca seluruh konteksnya. Silakan kalau mau membaca dari Alkitab terjemahan LAI sendiri, sementara di sini aku berikan terjemahannya menurut NKJV yang bahasanya lebih mudah dimengerti, bandingkan bedanya:

2:11         Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu adalah orang-orang bukan Yahudi secara lahiriah, yang disebut ‘Tak Bersunat’ oleh mereka yang disebut yang Sunat secara fisik, yang dibuat oleh tangan manusia, 

2:12         yang pada waktu itu kamu di luar Kristus, sebagai orang-orang yang asing dari komunitas Israel, dan orang-orang di luar ikatan-ikatan perjanjian, yang tidak punya harapan dan tanpa Allah di dunia.

2:13         Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu terkadang jauh sudah dibawa  dekat oleh darah Kristus.

2:14         Karena Dia Sendiri-lah pendamai kita, yang telah membuat kedua pihak menjadi satu, dan yang telah merobohkan tembok pemisah yang di tengah-tengah kita;

2:15         setelah dalam kemanusiaanNya menghapus perseteruan itu, yaitu Hukum perintah-perintah yang terdapat dalam upacara-upacara; demi menciptakan di dalam DiriNya Sendiri dari keduanya satu manusia baru,  dengan demikian mengadakan perdamaian,

2:16         dan supaya melalui salib, Dia boleh mendamaikan keduanya kepada  Allah dalam satu tubuh, dengan demikian mengakhiri perseteruan itu.

2:17         Dan datang dan memberitakan damai kepada kamu yang dulunya ‘jauh’ dan kepada mereka yang ‘dekat’,

2:18         Karena melalui Dia kita oleh satu Roh sama-sama beroleh jalan kepada Bapa.

2:19         Demikianlah, kamu bukan lagi orang-orang asing dan pendatang,  melainkan sesama warganegara dengan orang-orang kudus dan dari keluarga Allah

2:20         dan yang telah dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus Sendiri sebagai  batu penjuru utama,

2:21         di dalam siapa seluruh bangunan, rapi tersusun bersama, tumbuh menjadi satu Bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.

2:22         Yang di dalamNya kamu juga turut  dibangun bersama-sama menjadi tempat kediaman  Allah oleh Roh.

 

 

Sebetulnya dengan membaca seluruh perikop ini, sudah sangat jelas apa yang dibicarakan Rasul Paulus. Tapi supaya tidak ada yang salah, mari kita simpulkan bersama.

 

Surat Paulus ini ditujukan kepada jemaat di Efesus, orang-orang Kristen di Efesus yang sebagian besar adalah  bangsa-bangsa non-Yahudi.

 

Di ayat 11 Paulus bicara tentang apa? Tentang orang-orang non-Yahudi (bangsa-bangsa lain) dan istilah yang dipakai Paulus, mereka adalah  “orang-orang bukan Yahudi secara lahiriah maksudnya: mereka bukan bangsa Yahudi secara fisik, mereka tidak berdarah Yahudi. Oleh orang-orang Yahudi asli yang berdarah Yahudi, yang bersunat secara fisik, bangsa-bangsa lain ini mereka sebut “orang-orang yang tak bersunat”.  Sebenarnya ini adalah sebutan penghinaan karena bangsa Yahudi merasa diri mereka itu istimewa, mereka itu bangsa pilihan Allah, tandanya mereka bersunat,  mereka punya sejarah yang panjang bersama Allah, sehingga mereka tidak pandang sebelah mata pada bangsa-bangsa non-Yahudi yang tidak bersunat yang sering mereka samakan dengan anjing, dengan babi, dengan batu, dan julukan-julukan merendahkan yang lain.  

 

Di ayat 12 Paulus berkata bahwa pada saat itu, bangsa-bangsa lain ini, yang disebut “tidak bersunat” ini, tidak mengenal Kristus, tidak termasuk dalam kewarganegaraan Israel, tidak merupakan bagian dari perjanjian Allah dengan Abraham, tidak memiliki harapan, dan tidak memiliki Allah. Bagi Paulus semua allah yang bukan Allah bangsa Yahudi, bukan Allah, karena Paulus tahu hanya ada satu Allah, yaitu Yang Disembah oleh Abraham, Ishak, Yakub. Selain itu hanya berhala yang diciptakan manusia sendiri. Maka orang-orang non-Yahudi dianggap Paulus tidak memiliki Allah walaupun mereka punya dewa-dewa yang mereka sembah.

 

Di ayat 13 Paulus berkata, tetapi sekarang di dalam Kristus, mereka yang tadinya jauh dari Allah, oleh darah Kristus mereka telah dibawa ke dekat Allah.

 

Di ayat 14 Paulus berkata, bahwa Kristus itulah pendamai kita, yang telah menjadikan “kedua pihak” menjadi satu. Siapa  “kedua pihak” ini? Yaitu bangsa Yahudi dengan yang non-Yahudi. Bagaimana Kristus menyatukan bangsa Yahudi dengan yang non Yahudi?  Dengan “merobohkan tembok pemisah” keduanya.  Artinya di dalam Kristus tidak ada lagi perbedaan antara bangsa Yahudi dengan bangsa-bangsa yang bukan Yahudi, tidak ada lagi tembok yang memisahkan. Baik yang bersunat maupun yang tidak bersunat, semuanya menjadi satu umat Allah yang setara, tidak ada umat Allah kelas dua.

 

Nah, sekarang kita lihat ayat 15, terjemahan dari NKJV.

2:15         setelah dalam kemanusiaanNya menghapus perseteruan itu, yaitu Hukum perintah-perintah yang terdapat dalam upacara-upacara; demi menciptakan di dalam DiriNya Sendiri dari keduanya satu manusia baru,  dengan demikian mengadakan perdamaian,

 

Di ayat 15 ini, Paulus berkata, dengan menjadi manusia ~ maksudnya hidup selama 33+ tahun sebagai manusia, mengajar manusia tentang Allah, dan kemudian mati sebagai manusia untuk menggantikan semua manusia menjalani kematian kekal ~ Yesus telah menghapuskan perseteruan itu. Perseteruan apa? Perseteruran antara bangsa Yahudi dengan bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi, yang terjadi menurut “hukum dari perintah-perintah (yang biasanya disebut Hukum Taurat) tentang peraturan-peraturan”.

Jadi jelas disebutkan khusus oleh Paulus, yang dia maksudkan adalah Hukum Taurat  tentang peraturan-peraturan, bukan Hukum Taurat yang berisikan 10 Perintah Allah.  Peraturan-peraturan yang mana yang dimaksud Paulus?

 

Mari kita lihat tulisan KJV yang diterjemahkan dari bahasa aslinya:

Having abolishedG2673 inG1722 hisG848 fleshG4561 theG3588 enmity,G2189 even theG3588 lawG3551 of commandmentsG1785 contained inG1722 ordinances;G1378 for toG2443 makeG2936 inG1722 himselfG1438 of twainG1417 (G1519) oneG1520 newG2537 man,G444 so makingG4160 peace;G1515

 

Menurut terjemahan dari bahasa aslinya jelas sekali, ada:

v theG3588 lawG3551 of commandmentsG1785

v contained  inG1722 ordinances; G1378

 

Angka-angka kecil berkepala “G” itu menunjukkan bahwa kata-kata tersebut ada aslinya dalam bahasa Greeka. Yang tidak ada kode “G****” berarti di salinan naskah aslinya tidak ada kata itu, dan itu ditambahkan oleh yang menerjemahkan.

 

Mari kita lihat kata “contained” (artinya “terdapat”). Kata ini tidak ada kode “G****”, berarti kata ini ditambahkan oleh yang menerjemahkan KJV, tidak ada dalam salinan naskah aslinya. Selain itu kita tahu itu ditambahkan karena dicetak miring dalam warna yang berbeda (warna aslinya abu-abu). Dengan menambahkan kata “contained” ini, malah membuat rancu pengertian ayat ini.

Sebenarnya tidak perlu ditambahkan kata apa-apa, cukup:

theG3588 lawG3551  of  commandmentsG1785  inG1722  ordinances;G1378

artinya: “hukum dari perintah-perintah (hukum Taurat) tentang peraturan-peraturan”.

Jadi ini bicara khusus tentang bagian Hukum Taurat yang berkaitan dengan peraturan-peraturan.

Peraturan-peraturan apa?

Kalau kita lihat keterangan dari Strong Concordance, maka kata “ordinances” G1378 ini diterjemahkan dari kata  δόγμα [dogma] yang keterangannya adalah:

a law (civil, ceremonial or ecclesiastical): - decree, ordinance”.  

Artinya “suatu Hukum (tentang soal-soal sipil, upacara atau keimamatan): - suatu ketetapan, peraturan”

 

Jadi Paulus di ayat 15 ini khusus bicara tentang Hukum Taurat yang berhubungan dengan:

ü   peraturan-peraturan sipil (yang mengatur ekonomi, hukum, sosial),

ü   upacara (tata cara kurban)

ü   dan keimamatan (peraturan-peraturan sehubungan dengan tugas-tugas dan jabatan para imam).

 

Nah, ini sama sekali TIDAK BERBICARA TENTANG 10 PERINTAH TUHAN yang adalah Hukum Moral, yang tidak berkaitan dengan upacara apa pun, melainkan peraturan yang mengatur kewajiban manusia kepada Tuhan, dan kepada sesama manusia.

 

 

Kita tahu bahwa ada banyak peraturan tentang segala upacara kurban yang harus dilakukan bangsa Yahudi selama ratusan tahun (silakan baca kitab Imamat) yang semuanya melambangkan pekerjaan penebusan Kristus. Ketika Kristus mati di salib, maka semua upacara yang hanya melambangkan penebusan Kristus ini berakhir. Sudah tidak diperlukan lagi, karena yang asli, Kristus sendiri sudah mengurbankan diriNya sebagai Anak Domba Allah yang sejati. Dan ini sudah diberikan tandanya oleh Allah sendiri, dengan robeknya tirai Bait Suci dari atas hingga ke bawah secara supranatural (= bukan oleh tangan manusia) pada saat Yesus dengan napasNya yang terakhir berkata “Sudah selesai” di atas salib. (bisa dibaca di Yohanes 19:30, Matius 27:50-51)

 

Jadi, di Efesus 2:15 Paulus berbicara tentang apa?

Di ayat itu Paulus mau mengatakan kepada orang-orang Kristen yang tidak berdarah Yahudi bahwa segala Hukum tentang upacara kurban di Bait Suci Yahudi itulah yang dulu telah memisahkan status mereka dari orang-orang yang berdarah Yahudi. Karena Hukum itu tadinya diturunkan hanya kepada orang Yahudi, sehingga bangsa-bangsa lain tidak mengenal Hukum itu. Orang Yahudi yang merasa sebagai bangsa pilihan, merasa sombong, merasa superior. Tetapi sekarang, karena segala peraturan tentang upacara kurban itu sudah berakhir saat Yesus mati sebagai kurban pengampunan dosa, maka dinding pemisah antara Yahudi dengan non-Yahudi, sudah diruntuhkan oleh Kristus.  Orang-orang Yahudi tidak lagi memiliki hak istimewa sebagai bangsa pilihan berdasarkan darah mereka. Semua orang bisa menjadi umat Allah, baik yang berdarah Yahudi maupun yang tidak. Semua orang bisa menjadi “keturunan Abraham” bukan karena berdarah Yahudi, melainkan karena kematian Yesus di salib menebus SEMUA MANUSIA, tidak jadi masalah apa darahnya, apa bangsanya, semua mendapat kesempatan yang sama menjadi umat pilihan Allah.

 

 

Ayat 14-15 ini sama sekali tidak berbicara tentang

penghapusan SELURUH Hukum Taurat

  

 

Ayat ini berbicara tentang diruntuhkannya tembok pemisah

antara orang berdarah Yahudi

dengan

orang yang tidak berdarah Yahudi

sehingga keduanya bisa menjadi satu umat oleh darah Yesus.

 

 

 

Berarti  apa ayat ini bicara tentang dihapusnya 10 Perintah Allah? Tidak!

Apa ayat ini bicara bahwa pemeliharaan Sabat hari ketujuh yang tercantum dalam 10 Perintah Allah itu dibatalkan oleh Paulus? Tidak!

Sekali lagi, jangan lupa, Paulus itu murid Kristus, tidak mungkin seorang murid berani membatalkan apa yang oleh Gurunya sudah dikatakan   “Sesungguhnya sampai lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Hukum Taurat”

 

Kita lanjut.

Di ayat 16 Paulus berkata, melalui kematianNya di salib itulah, Kristus mendamaikan kedua-duanya, baik orang Yahudi maupun bukan orang Yahudi, kepada Allah. Artinya dosa-dosa mereka yang menghalangi mereka bisa mendekat pada Allah, bisa dihapuskan oleh darah Kristus (tentunya bila yang bersangkutan mau, kalau tidak mau ya tidak dihapuskan).

Selain itu keduanya (orang Yahudi dan non-orang Yahudi) dipersatukan dalam satu tubuh, sehingga perseteruan atau konflik itu sudah tidak ada lagi, kan sudah sama-sama umat Allah?

Satu tubuh di sini ialah Tubuh Kristus, atau gerejaNya, seperti yang dikatakan Paulus di Roma 12:4-5, 1 Korintus 10:17, 12:20, dan Kolose 3:15.

 

Dan di ayat-ayat selanjutnya sampai akhir pasal 2, Paulus menerangkan kepada orang-orang non-Yahudi ini, bahwa dengan menjadi anak-anak Allah, mereka tidak berbeda dari orang-orang Yahudi, karena mereka telah menjadi satu tubuh, mereka bukan lagi orang asing, mereka sudah menjadi satu warganegara dengan orang-orang Yahudi, yaitu komunitas orang-orang kudus, dan mereka sama-sama anggota keluarga Allah.

 

Jadi apa tujuan Paulus menulis ayat-ayat di Efesus 2:11-22 ini?

Mengajar orang-orang non-Yahudi supaya tidak usah patuh kepada Hukum Taurat?

Mengajar orang-orang non Yahudi supaya tidak usah memelihara Sabat Tuhan Allah pada hari ketujuh?

SAMA SEKALI TIDAK!

Hukum Moral (10 Perintah Allah) berlaku bagi semua manusia, baik yang Yahudi maupun bukan.

 

Paulus menulis ayat-ayat ini karena orang-orang Kristen non-Yahudi pada zaman apostolik sering diperlakukan kurang baik atau disepelekan oleh orang-orang Kristen Yahudi, yang masih merasa sombong karena menganggap diri mereka adalah bangsa pilihan Allah sehingga orang-orang yang bukan Yahudi dianggap umat Allah kelas dua. Orang-orang Yahudi ini juga sering memaksakan agar yang non-Yahudi harus disunat dulu baru mereka mau menerima mereka dalam komunitas mereka. Jadi Paulus meluruskan hal ini. Paulus berkata, di dalam Kristus tidak ada perbedaan apakah orang berdarah Yahudi atau tidak, apa orang itu bersunat atau tidak. Bukan lahiriahnya yang penting, tetapi batiniahnya yang penting. Orang Yahudi yang bersunat tidak lebih diterima Allah karena dia berdarah Yahudi atau karena dia bersunat, begitu juga orang non-Yahudi tidak kurang diterima Allah karena dia tidak berdarah Yahudi dan dia tidak bersunat. Soal fisik, soal lahiriah tidak penting. Allah menilai hatinya. Dan apa yang dinilai Allah adalah:

 

 

"Jikalau kamu mengasihi Aku,

kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”

(Yoh. 14:15)

 

 

Itu berarti jika kita mengasihi Allah, kita mau menurut semua yang diperintahkan Allah: 10 Perintah Allah, semua yang dilarang makan oleh Allah, dan segala yang diajarkan Allah kepada kita untuk kita lakukan atau yang tidak boleh kita lakukan. Roh Kudus akan membantu dan memampukan kita bertumbuh di dalam kasih kita kepada Allah, yang akan nyata dalam kepatuhan kita kepada semua perintahNya.

 

 

Tuhan yang menolong kita semua.

 

 

 

 

 

25 11 16 



15 komentar:

  1. Matius 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

    Waktu Yesus mengatakan Matius 5:18 , hukum taurat masih berlaku.
    Sampai Yesus disablibkan, hukum taurat tidak berlaku lagi.

    "sebelum semuanya terjadi." inilah kunci memahami Matius 5:18. Rasul Paulus tidaklah salah mengatakan Efesus 2:15. Tolong jangan memotong perkataan Yesus.

    BalasHapus
  2. Matius 5:18 jelas memberikan batasan waktu yaitu sampai "LENYAP LANGIT DAN BUMI". Memang sekarang langit dan bumi sudah lenyap?
    Lalu "sebelum semuanya terjadi" itu merujuk kepada kalimat di atasnya, yaitu "sebelum lenyap langit dan bumi". BUKAN TENTANG SALIB!

    Sejarah dunia yg berdosa ini tidak berhenti di salib.
    Dosa di dunia tidak lenyap di salib.
    Pekerjaan Tuhan untuk memulihkan dunia ini tidak berhenti di salib. Masih belum selesai skrg karena Yesus masih menjadi Imam Besar di Surga. Baca Ibrani. Nanti kalau pekerjaan Yesus menghakimi manusia selesai, Dia akan datang lagi ke dunia ini. Pada waktu itu BARU SELESAI, SEMUANYA TERJADI, dunia kiamat, langit dan bumi ini lenyap. Baca Wahyu.

    Hukum Taurat berlaku sampai kiamat.
    10 Perintah Allah itu Hukum Taurat. Apa setelah salib Hukum Allah sudah tidak berlaku? Apa setelah salib orang mencuri, membunuh, berzinah, tidak berdosa? Kalau HukumNya dihapus, maka tidak ada lagi pelanggaran hukum, tidak ada dosa. Apa begitu?

    Jangan memelintir kata-kata Yesus.

    Tapi kalau situ mau menganggap Hukum Allah sekarang sudah tidak berlaku, ya silakan. Setiap orang harus bertanggung jawab sendiri pada Allah.

    BalasHapus
  3. Hukum Taurat telah diganti dgn Hukum Kasih dalam Mat 22:37-42. Ketetapan utk jalankan Hukum Taurat tidak lagi menjadi pedoman krn tdk boleh salah satu hukum diabaikan dan manusia tdk sanggup menaatinya..krn batal jika tidak semua hukum dipatuhi..makax itu disebut Perjanjian Lama dan Kristus sendiri yg menyempurnakan Hukum Taurat sebelum Yesus mati tetapi setelah Yesus mati dan bangkit tidak ada lagi ketentuan Hukum Taurat yg dijalankan melainkan Kasih Karunia Allah..kita dibenarkan oleh iman kpd Kristus Yesus bukan lagi krn melakukan Hukum Taurat. Perjanjian Baru adalah Perjanjian Kasih Karunia...makax setelah Yesus bangkit dan naik ke Surga tidak kedengaran lagi di Perjanjian Baru orang beribadah di hari Sabat. Gereja mula2 beribadah di hari pertama minggu itu.Yoh 5;17 berkata BapaKu bekerja sampai sekarang maka Aku bekerja juga..artinya di hari Sabat kita boleh melakukan kebaikan tp pemahaman orang Parisi dan Akhli Taurat tidak boleh lakukan apa2 walaupun itu kebaikan, sehingga Yesus berkata spt yg dikatakan dalam Yoh 5:17. Jadi yang namax Kuduskan hari Sabat adalah melakukan kebaikan bukan berhenti melakukan kebaikan. Roma 3:28 katakan kita dibenarkan karena iman dan bukan krn melakukan Hukum Taurat. Istilah Hukum Taurat telah diganti dgn Hukum Kasih krn Hukum Kasih sudah menggenapi seluruh Hukum Taurat dan kitab para Nabi..Amen3x.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hukum kasih adalah rangkuman 10 Perintah. Perintah 1-4 itu mengasihi Allah dg segenap-segenap kita, dan Perintah 5-10 itu mengasihi sesama spt diri sendiri. Yesus bilang klo kamu mengasihi Aku, kamu akan melakukan segala PerintahKu (Yoh. 14:15) bukan kamu boleh bebas berbuat sesuka hatimu, bukan kamu boleh menghapus PerintahKu.

      Memelihara kekudusan hari Sabat artinya tidak memakai hari itu utk melakukan sgl keperluan kita sendiri, tapi fokus hari itu ada pada Allah: beribadah, melayani org laen spy Nama Allah dimuliakan (berbuat baik kpd org laen), menjalin hubungan yg lebih dekat pd Allah, belajar FirmanNya spy tidak salah2 paham spt Ketsia, pada dasarnya tidak memakai jam-jam yg kudus itu utk pekerjaan/kesibukan sehari-hari kita sendiri.
      Kekudusan hari Sabat tidak pernah dihapus. Bahkan sampai nanti dunia baru pun semua manusia tetap datang kepada Allah setiap Sabat utk beribadah (Yesaya 66:22-23)
      Silakan Ketsia membuka pembahasan2 lain di blog ini ttg Sabat. Ada banyak sekali.

      Kita selamat melalui iman, tapi kepatuhan adalah bukti bahwa iman kita benar. Iman tanpa perbuatan itu mati. Baca seluruh Yakibus pasal 2.

      Di seluruh Alkitab tidak ada Perintah Yesus utk mengganti ato menghapus pengudusan hari Sabat.
      Jangan tertipu ajaran yg salah. Bisa hilang keselamatannya

      Hapus
  4. Paulus TDK salah, mengatakan ayat efesus 2:15 ini. Karena sangat jelas dikata kan bahwa hukum taurat adalah sebagai penuntun sampai Yesus datang atau lahir didunia ini. Jadi Yesus adalah penggenapan dari hukum taurat . Adapun perkataan Yesus dimatius 5:18 jelas sekali, sebelum semua nya terjadi. Yang dimaksud Yesus adalah sebelum dia disalip hukum taurat masih berlaku. Tetapi setelah dia disalip dan mati untuk menyelesai kan hutang dosa oleh karena hukum taurat , maka misi nya tujuan nya atau pekerjaan nya didunia ini ssh selesai.Karena kedatangan nya kedunia ini untuk disalip dan mati dikayu salip. Maka nya saat dia di atas kayu salip dia kata kan : semua nya SDH selesai. Dan hukum taurat SDH TDK berlaku lagi terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, tandanya kamu klo baca Alkitab ga teliti.
      5:17. "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
      5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

      "Sebelum semuanya terjadi" bukan artinya sebelum disalib, tapi coba baca kalimatnya "selama belum lenyap langit dan bumi ini". Memangnya sudah lenyapkah langit dan bumi ini sekarang?
      Aku sarankan kamu baca semua yang ada di blog ini, supaya kamu jelas.
      Klo semua hukum Tuhan sudah berakhir di salib berarti orang Kristen boleh mencuri, boleh bohong, boleh berzinah, boleh membunuh, boleh menyembah berhala, dan melanggar semua 10 Perintah Allah?
      Hukum Allah itu selamanya ada, tidak ada negara yang tidak punya hukum. Masa kamu menganggap kerajaan Allah tidak punya hukum? Semua boleh berbuat sesuka hatinya? Klo tidak ada hukum berarti semua itu bebas, semua itu benar, tidak ada yang salah. Apa masuk akal konsepmu? Jangan tertipu penyesatan Setan.

      Hapus
  5. Hari sabat adalah bagian dari perintah hukum taurat semua nya batal karena efesus 2:15.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayo belajar lagi.
      Bagian Taurat yang digenapi Yesus di salib adalah bagian upacara-upacara kurban, sejak kematianNya di salib, tabir Bait Suci robek, menandakan setelah itu semua peraturan tentang upacara kurban dan perayaan-perayaan semuanya sudah digenapi, tidak bermakna lagi, karena semua itu adalah simbol/bayangan dari pekerjaan penebusan Kristus. (Kol. 2:14-16)
      Tapi bagian Taurat yang sudah ditetapkan sejak Penciptaan dunia ini, yaitu 10 Hukum termasuk Sabat hari ketujuh, itu kekal. Itu Hukum Allah, konstitusi Allah, tumpuan takhtaNya. Manusia dihakii berdasarkan 10 Hukum itu (10 Perintah Allah). 10 Hukum itu ditulis jari Allah sendiri, baca Keluaran. Itu kekal, sama kekalnya seperti PenulisNya, yaitu Allah, dan ditulis pada 2 loh batu yang disimpan di dalam Tabut Perjanjian. Sebaliknya semua peraturan upacara kurban dan perayaan itu ditulis di atas kulit hewan oleh Musa (bukan oleh Allah sendiri), dan diletakkan di samping Tabut Perjanjian. Ini yang digenapi Yesus di salib.

      Jadi 10 Hukum itu tetap mengikat semua manusia.
      Baca Keluaran 20:1-17.
      Peraturan tentang Sabat Hari Ketujuh itu adalah Perintah ke 4, ayat 8-11, jadi bagian dari 10 Hukum itu. Nah 10 Hukum itu satu paket, tidak bisa dipilih hukum nomor 1 sampai 10 mau, tapi hukum nomor 4 tidak mau.

      Harus dipahami, kata "Sabat" itu artinya hari libur kerja. Ada banyak "sabat" dalam satu tahun, sama seperti kita ada banyak hari libur kerja dalam satu tahun. Semua sabat yang terkait kepada upacara kurban dan perayaan-perayaan (Misalnya Perayaan Roti Tidak Beragi), itu sudah berakhir di salib. TETAPI KHUSUS SABAT HARI KETUJUH yang terjadi setiap minggu, setiap hari yang ketujuh dalam setiap minggu, yang terjdi 52 x dalam setahun, itu tetap mengikat, karena itu bagian dari 10 Hukum yang ditulis Allah sendiri.

      Kamu tidak menulis nama, sebetulnya ini sudah menandakan kamu kurang sportif. Kenapa takut menulis nama kalau merasa komentarmu benar?
      Saya tidak mau berdebat dengan kamu. Kamu mau belajar lagi untuk mencari kebenarannya, ya puji Tuhan. Kamu menganggap dirimu sudah benar dan tidak mau belajar lagi, ya itu pilihanmu sendiri. Saya cuma mengatakan, manusia selalu berusaha menolak dan melawan Perintah Allah dengan segala macam alasan. Tapi kelak yang rugi ya manusia sendiri, karena Tuhan akan menghakimi dengan benar dan adil. Kalau kita tidak mau belajar dan tidak mau mencari kebenarannya, dan ternyata kelak kita disalahkan Tuhan, kita tidak bisa beralasan kita tidak tahu. Alkitab tersedia di mana-mana. Pelajarilah supaya tahu apa yang benar.

      Hapus
    2. Saudaraku yg dikasih TUHAN, karena hukum sabat sudah batal berarti hukum yg lain ikut batal juga ya, karena 10 hukum itu merupakan satu kesatuan. Berarti boleh ada Allah lain, membunuh, berzinah, mencuri dll.
      Yakobus‬ ‭2:10‬
      Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.
      TUHAN Yesus memberkati saudaraku

      Hapus
    3. Tidak ada hukum yg dihapus. Hukum Allah itu kekal sama seperti Allah yg membuatnya. Allah tidak pernah berubah, HukumNya juga.
      Jika kamu tidak menyadari ini, dan melanggar Hukum Allah yg kamu anggap sudah dihapus, maka kamu dalam bahaya.
      Manusia diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman, tapi dihakimi menurut perbuatan. Semua perbuatan, pikiran, perkataan kita akan dihakimi berdasarkan Hukum yang memerdekakan, yaitu semua Hukum Allah. Jadi tidak cukup kita hanya percaya dalam Kristus tapi kita wajib hidup seperti Kristus (1 Yoh. 2:6). Kristus tidak pernah berbuat dosa, artinya Kristus tidak pernah melanggar Hukum Allah (karena dosa = melanggar Hukum Tuhan - 1 Yoh. 3:4). Berarti kita harus meniru teladan Kristus, hidup patuh pada semua Hukum Allah. Klo kita melanggar 1 saja kita sudah berdosa thdp semua. Dan upah dosa ialah maut (kematian kekal) - Rom. 6:23
      Jadi cepat2 pelajari lagi Alkitab supaya tidak salah paham. Demi keselamatan sendiri.

      Hapus
    4. Tidak ada hukum yg dihapus. Hukum Allah itu kekal sama seperti Allah yg membuatnya. Allah tidak pernah berubah, HukumNya juga.
      Jika kamu tidak menyadari ini, dan melanggar Hukum Allah yg kamu anggap sudah dihapus, maka kamu dalam bahaya.
      Manusia diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman, tapi dihakimi menurut perbuatan. Semua perbuatan, pikiran, perkataan kita akan dihakimi berdasarkan Hukum yang memerdekakan, yaitu semua Hukum Allah. Jadi tidak cukup kita hanya percaya dalam Kristus tapi kita wajib hidup seperti Kristus (1 Yoh. 2:6). Kristus tidak pernah berbuat dosa, artinya Kristus tidak pernah melanggar Hukum Allah (karena dosa = melanggar Hukum Tuhan - 1 Yoh. 3:4). Berarti kita harus meniru teladan Kristus, hidup patuh pada semua Hukum Allah. Klo kita melanggar 1 saja kita sudah berdosa thdp semua. Dan upah dosa ialah maut (kematian kekal) - Rom. 6:23
      Jadi cepat2 pelajari lagi Alkitab supaya tidak salah paham. Demi keselamatan sendiri.

      Hapus
  6. Pemahaman dan penerimaan setiap orang berbeda.jangan sombong dengan merasa pemahaman sendiri lebih benar..yang membuat perhitungan dengan amal ibadah kita kan Tuhan Yesus sendiri nanti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya klo kamu tidak percaya tidak apa2. Kelak masing2 harus bertanggung jwb sendiri kpd Tuhan. Hak pilih di tangan masing2. Apa yg kita pilih kita sendiri yg menanggung konsekuensinya.

      Hapus
    2. kok ayat saling bertentangan, gini kok di jadikan pedoman, trus rasul paulus itu siapaa??...coba di lihat dan di baca terlebih dahulu sepak terjang paulus...jangan mau di bodohi

      Hapus
    3. Tidak ada ayat yang bertentangan. Roh Kuduslah yang mengilhami penulisan semua Kitab Suci, jadi tidak ada yang bertentangan. Kalau manusia menganggapnya bertentangan itu manusianya yang tidak mengerti.

      Hapus