Sabtu, 26 November 2016

BERAPA LAMAKAH ORANG ISRAEL TINGGAL DI MESIR? 400 TAHUN? 430 TAHUN? ATAU 215 TAHUN?

 HOW LONG WERE THE ISRAELITES IN EGYPT?
430? 400? OR 215 YEARS?

https://www.youtube.com/watch?v=FF0F8YjT1og


“Whoever copied the Hebrew text that our bibles are translated from, they dropped out two words that were in the original Hebrew, which causes it to seem like there's a mathematical contradiction in the Bible. But there isn't really. There's just 2 words missing. But almost nobody knows about it, so most Christians believe the wrong thing. And atheists make fun of them for not knowing how to do basic math.”

Entah siapa yang menyalin teks Ibrani yang dipakai untuk menerjemahkan Alkitab kita, mereka telah menghilangkan dua kata yang ada di dalam teks Ibrani yang asli, yang menyebabkan seolah-olah ada kontradiksi matematika dalam Alkitab. Tetapi sebenarnya tidak ada. Hanya ada dua kata yang hilang. Namun hampir semua orang tidak tahu tentang hal ini, sehingga kebanyakan orang Kristen mempercayai hal yang salah, dan orang-orang Atheis menertawakan mereka karena tidak bisa menghitung matematika yang sederhana.


In Exodus 12:40 it says “Now the length of time the Israelite people lived in Egypt was 430 years.” And so because of this, movies like the Ten Commandments will say things like this:
~ That’s a hard dance you do, old man ~ we’ve been dancing it for 400 years
~ 400 years we have waited
~ 400 years in bondage and today he won’t move
~ after 400 years of slavery

Di Keluaran 12:40 dikatakan Lamanya orang Israel diam di Mesir adalah empat ratus tiga puluh tahun.” Dan karenanya film-film seperti The Ten Commandments mengatakan hal-hal seperti berikut:
-      Itu pekerjaan yang berat yang engkau lakukan, Pak Tua ~ kami sudah melakukannya selama 400 tahun.
-      400 tahun sudah kami menunggu.
-      400 tahun dalam perbudakan dan hari ini dia tidak mau pindah.
-      Setelah 400 tahun perbudakan.



An expert on the topic will say things like this: “The Israelites were there 430 years, we have the record in the Bible that tells about  the Israelites going into Egypt and living there for 430 years.” But if you do the math, you’ll find this is not mathematically possible.

Seorang pakar topik tersebut akan mengatakan begini: “Bangsa Israel di sana 430 tahun, kita punya catatannya di Alkitab yang mengatakan bahwa bangsa Israel pergi ke Mesir dan diam di sana selama 430 tahun.” Tetapi jika kita hitung, kita akan mendapatkan bahwa secara matematika ini mustahil.


You see, Moses was 80 years old when he left Egypt (Exo 7:7), his father Amran lived to 137 (Exo 6:20), his father Kohath lived to 133 (Exo 6:18), and Kohath was one of the 66 persons who went with Jacob down to Egypt (Gen 46:11, 26).
Now let’s just stretch this out to as much as we possibly can.

Coba lihat, Musa berusia 80 tahun ketika dia meninggalkan Mesir (Kel. 7:7), bapaknya, Amran, hidup hingga 137 tahun (Kel. 6:20), dan bapak Amran, Kohath hidup hingga 133 tahun (Kel. 6:18). Kohath adalah salah satu dari 66 orang yang hijrah bersama Yakub ke Mesir (Kejadian 46:26)
Sekarang marilah kita olor skala waktu ini sepanjang mungkin.


Let’s assume that Kohath was a new born baby when he arrived in Egypt, let’s assume that Amran was born in the year his father died, and let’s assume that Moses was born the year that his father died.
So take 133 plus 137 plus 80 and that equals 350
Which means that the amount of time that the Israelites were in Egypt could have been no longer be 350 years maximum.

Mari kita asumsikan bahwa Kohath adalah bayi yang baru lahir ketika dia tiba di Mesir, kita asumsikan Amran lahir pada tahun bapaknya mati, dan kita asumsikan Musa lahir pada tahun bapaknya mati.
Jadi 133 ditambah 137 ditambah 80 itu jumlahnya 350.
Berarti lama waktu bangsa Israel di Mesir tidak mungkin lebih lama dari 350 tahun maksimum.



Now, more than likely, Kohath was probably NOT a newborn baby when he arrived in Egypt.
Now, more than likely Moses was NOT born the year that his father died.
More than likely Amran was NOT born the year that his father died.

Nah, besar kemungkinan Kohath BUKAN bayi yang baru lahir ketika dia tiba di Mesir.
Besar kemungkinan Musa TIDAK lahir pada tahun bapaknya mati.
Besar kemungkinan Amran TIDAK lahir pada tahun bapaknya mati.



Which means that the amount of time the Israelites were in Egypt would have been significantly less than 350 years.

Berarti masa bangsa Israel di Mesir bisa jauh lebih pendek dari 350 tahun.

So why does Exodus 12:40 say the Israelites were in Egypt 430 years when this is not mathematically possible?

Kalau begitu mengapa Keluaran 12:40 mengatakan bangsa Israel ada di Mesir 430 tahun jika ini secara matematika tidak mungkin?


The key is found in one of Paul’s letters. In Galatians 3:16-17 Paul says: 16 Now to Abraham and his Seed were the promises made… 17 And this I say, that the law which was 430 years later, cannot annul the covenant that was confirmed before by God in Christ…”

Kuncinya ditemukan di salah satu surat Paulus. Di Galatia 3:16-17 Paulus berkata,
16 Dan janji itu diberikan kepada Abraham dan kepada benihnya....17 Maksudku ialah: bahwa hukum, yang 430 tahun kemudian, tidak dapat membatalkan perjanjian yang telah diteguhkan sebelumnya oleh Allah dalam Kristus…”


Basically Paul is saying that from the time Abraham received the promise to the time that Moses received the Law that was 430 years.

Pada dasarnya Paulus berkata bahwa dari waktu Abraham menerima perjanjian hingga waktu Musa menerima Hukum itu 430 tahun.

  •  ·       When Abraham received the promise when he entered Canaan he was 75 years old. (Gen 12:3-5,7).
  • ·       Then 25 years later when Abraham was 100 years old, that’s when Isaac was born. (Gen 21:5).
  • ·       Then 60 years later when Isaac was 60 years old, that’s when Jacob was born (Gen 25:26). 
  • ·       Then 130 years later when Jacob was 130 years old  (Gen 47:9) that’s when all of Israel arrived in Egypt.

So, take 25 plus 60 plus 130 that equals 215.


  • ·       Ketika Abraham menerima perjanjian saat dia masuk ke Kana’an, usianya 75 tahun (Kejadian 12:3-5, 7).
  • ·       Lalu 25 tahun kemudian ketika usia Abraham 100 tahun, itulah saat Ishak lahir (Kej. 21:5).
  • ·       60 tahun kemudian ketika Ishak berusia 60 tahun, Yakub lahir (Kej. 25:26).
  • ·       Lalu 130 tahun kemudian ketika usia Yakub 130 tahun (Kej. 47:9), saat itu seluruh bangsa Israel tiba di Mesir.

Jadi 25 + 60 + 130 = 215



Which means that there are 215 years from the time that Abraham entered Canaan to the time all of Israel arrived in Egypt.

Berarti ada 215 tahun dari saat Abraham masuk Kana’an hingga waktu semua orang Israel tiba di Mesir.


Now, Moses received the Law the same time that they left Egypt. Because, remember the Israelites were living in Goshen, and then Moses led them out of Goshen, brought them through the wilderness, and brought them to the sea. And then God split the waters in the sea in half and brought them into Midian which was in Arabia, then brought them to Mt. Sinai which was where Moses received the Law.  And so Moses received the Law the same time they left Egypt.

Sekarang, Musa menerima Hukum pada saat yang sama mereka meninggalkan Mesir. Karena, ingat bangsa Israel tinggal di Gosyen, lalu Musa membawa mereka keluar dari Gosyen,  membawa mereka melalui padang belantara, dan membawa mereka ke laut. Dan Allah membelah air di laut dan membawa mereka ke Midian di Arabia, lalu membawa mereka ke G. Sinai, di mana Musa menerima Hukum. Jadi, Musa menerima Hukum pada waktu yang sama mereka meninggalkan Mesir.


So Paul is saying there are 430 years from this point (Abraham received the promise) to this point (Moses received the Law), and according to the Old Testament there are 215 years from this point (Abraham received the promise)  to this point (all Israel arrived in Egypt).

Jadi Paulus berkata ada 430 tahun dari saat ini (Abraham menerima perjanjian) hingga saat ini (Musa menerima Hukum). Dan menurut kitab Perjanjian Lama ada 215 tahun dari saat ini (Abraham menerima perjanjian) hingga saat ini (semua orang Israel tiba di Mesir).


So take 430 years and subtract 215 years and that equals 215, which means that the amount of time that the Israelites were in Egypt was 215 years.
215 in Egypt, 215 in Canaan, 430 total.
Now that is mathematically possible.

Maka 430 tahun dikurangi 215 tahun itu 215 tahun, berarti masa bangsa Israel berada di Mesir adalah 215 tahun.
215 tahun di Mesir, 215 tahun di Kana’an, total 430 tahun.
Nah, ini secara matematika, bisa terjadi.


Because 215 is significantly less than 350.

Karena 215 itu jauh di bawah 350.




And that is exactly what the Greek Septuagint says in Exodus 12:40. It says, “And the sojourning of the children of Israel, while they sojourned in the land of Egypt and the land of Canaan [was] four hundred and thirty years”

Dan itu tepat apa yang dikatakan oleh Septuagin berbahasa Yunani di Keluaran 12:40. Dikatakan, “Dan lamanya orang Israel berdiam, selama mereka berdiam di tanah Mesir dan tanah Kana’an adalah empat ratus tiga puluh tahun.”


The Samaritan Pentateuch says the same thing. It says, “Now the sojourning of the children of Israel and of their fathers which they had dwelt in the land of Canaan and in Egypt was four hundred and thirty years.”

Pentateuch Samaria mengatakan hal yang sama. Katanya, “Sekarang berdiamnya orang Israel dan nenek moyang mereka yang telah tinggal di tanah Kana’an dan di Mesir, adalah empat ratus tiga puluh tahun.”


Flavius Josephus (1st century historian) says “They left Egypt… four hundred and thirty years after our forefather Abraham came into Canaan, but two hundred and fifteen years only after Jacob removed into Egypt.” (Josephus, Antiquities of the Jews 2.15.2)
Flavius Josephus is saying the exact same thing. He is saying “they left Egypt 430 years since their forefather Abraham came into Canaan, but two hundred and fifteen years only since Jacob removed into Egypt.” Flavius Josephus is saying the exact same thing.

Flavius Josephus (sejarahwan abad pertama) berkata, “Mereka meninggalkan Mesir… empat ratus tiga puluh tahun setelah nenek moyang kami Abaraham datang ke Kana’an, tetapi hanya dua ratus lima belas tahun setelah Yakub pindah ke Mesir.” (Josephus, Antiquities of the Jews 2.15.2)
Flavius Josephus berkata hal yang persis sama. Dia berkata, “Mereka meninggalkan Mesir 430 tahun sejak Abraham nenek moyang mereka datang ke Kana’an tetapi hanya dua ratus lima belas tahun sejak Yakub pindah ke Mesir.” Flavius Josephus mengatakan hal yang persis sama.


So why do modern translations say that the Israelites were in Egypt for 430 years when this is not mathematically possible?
The reason why is, because modern translations like the NKJV, the NIV, the  NASB, these are all translated from the Hebrew Masoretic text. But the Hebrew Masoretic text is not the original Hebrew text. The copy of the Masoretic text that most modern translations are translated from is called  the Leningrad Codex which is copied in the 11th century AD.

Jadi mengapa Alkitab terjemahan modern mengatakan bangsa Israel ada di Mesir selama 430 tahun, padahal ini secara matematika mustahil?
Alasannya adalah, terjemahan modern seperti NKJV, NIV, NASB, semua menerjemahkan dari teks Masoretik Ibrani. Tetapi teks Masoretik Ibrani ini bukan teks Ibrani yang asli. Salinan teks Masoretik Ibrani yang dipakai terjemahan-terjemahan versi-versi modern itu adalah dari  yang disebut Leningrad Codex, salinan yang dibuat di abad ke-11. 


But the Greek Septuagint was translated more than a thousand years before that in 250 BC which means that the Greek Septuagint would not have been translated from the Hebrew Masoretic but rather it would have been translated from a much older copy of the Hebrew that is no longer around today.

Tetapi Septuagin Yunani diterjemahkan lebih dari seribu tahun sebelum itu di tahun 250 BC, yang berarti Septuagin Yunani ini tidak mungkin diterjemahkan dari Masoretik Ibrani, melainkan diterjemahkan dari salinan Ibrani yang jauh lebih tua, yang hari ini sudah tidak ada lagi.


The Samaritan Pentateuch also predates the Masoretic text and would also have been translated from a much older copy of the Hebrew.

Pentateuch Samaria juga lebih tua daripada teks Masoretik dan tentunya diterjemahkan dari salinan Ibrani yang jauh lebih tua.


Flavius Josephus was a 1st century Jewish historian, he lived long before the Masoretic text was copied and Josephus had access to ancient Hebrew texts that have since been lost or destroyed.

Flavius Josephus adalah seorang sejarahwan Yahudi abad pertama. Dia hidup jauh sebelum teks Masoretik disalin. Josephus memiliki akses ke teks-teks purba Ibrani yang kemudian sudah hilang atau sudah dihancurkan.


Paul the apostle lived long before the Masoretic text was copied and Paul knew Hebrew. In Acts 26:14 when Paul talks about his encounter with Jesus on the road to Damascus he says that Jesus spoke to him in the Hebrew language and Paul understood Him. Paul knew Hebrew.  And so Paul would also have studied also from a much older  copy of the Hebrew.  And what Paul says in Galatians 3:16-17 is consistent with the Greek Septuagint, the Samaritan Pentateuch and the writings of Flavius Josephus.

Rasul Paulus hidup jauh sebelum teks Masoretik itu disalin dan Paulus bisa bahasa Ibrani. Di Kisah 26:14 ketika Paulus berbicara mengenai pertemuannya dengan Yesus dalam perjalanan ke Damaskus, dia berkata Yesus berbicara kepadanya dalam bahasa Ibrani dan Paulus mengerti. Paulus bisa bahasa Ibrani. Maka Paulus tentunya juga mempelajari Kitab Suci dari salinan teks Ibrani. Dan apa yang dikatakan Paulus di Galatia 3:16-17 itu konsisten dengan apa yang dikatakan Septuagin Yunani, Pentateuch Samaria, dan tulisan Flavius Josephus.




Now, the Bible says, “…by the mouth of two or three witnesses every word shall be established” (2 Corinth. 13:1) We’ve got more than 2 or 3 witnesses here. We’ve got 4 witnesses all bearing witness that the original Hebrew text said that the Israelites would be in Egypt and Canaan for 430 years.

Nah, Alkitab berkata,…dengan keterangan dua atau tiga orang saksi setiap kata disahkan.(2 Kor. 13:1).  Di sini ada lebih dari 2 atau 3 saksi. Kita punya 4 saksi, semuanya menyaksikan bahwa teks asli Ibraninya berkata bangsa Israel berada di Mesir dan Kana’an 430 tahun.



But more than a thousand years later when the Hebrew Masoretic text was copied the phrase “and Canaan” was dropped out of the text.

Tetapi lebih dari seribu tahun kemudian ketika teks Masoretik Ibrani itu disalin, ungkapan “dan Kana’an” dihilangkan dari teks itu.


vlcsnap-2016-10-30-18h22m58s194.jpg

And all of our Bibles were translated from this corrupted copy of the Hebrew, the NKJ, the old KJ, the NIV, the NASB, the ESV. If you go to BibleGateway.com you will find there 50 English translations of the Bible on this website, and every single one of them say that the Israelites were in Egypt for 430 years, which is incorrect and mathematically impossible. Every single one of these translations are inconsistent with the original Hebrew, because they are all translated from the Hebrew Masoretic and according to these 4 witnesses, the Masoretic text copied it incorrectly.

Dan semua Alkitab kita diterjemahkan dari salinan Ibrani yang mengandung kesalahan ini, versi NKJ, versi KJ yang lama, NIV, NASB, ESV. Jika kita ke BibleGateway.com kita akan mendapatkan 50-an terjemahan Alkitab dalam bahasa Inggris di situs ini, dan semuanya mengatakan bangsa Israel berada di Mesir 430 tahun, yang tidak benar, dan secara matematika tidak mungkin. Semua terjemahan itu tidak konsisten dengan teks Ibrani yang asli, karena mereka semuanya diterjemahkan dari teks Masoretik Ibrani dan menurut ke empat saksi, teks Masoretik ini telah salah menyalin.


As a matter of fact, these ages of Moses and his father and grandfather are recorded in the Masoretic text and yet they only add up to 350 years maximum.
So in that sense there’s even a fifth witness, the Masoretic witnesses against itself.


Faktanya, umur-umur Musa, bapaknya, dan kakeknya ada tercatat di teks Masoretik itu namun jika dijumlahkan itu hanya mencapai 350 tahun maksimal.
Berarti dalam hal ini, bahkan ada saksi kelima, yaitu Masoretik teks itu sendiri yang bersaksi bertentangan dengan dirinya sendiri.


And so the amount of time the Israelites in Egypt were only 215 years, but the years of slavery was even less than that because the Israelites did not become slaves until after Joseph and all that generation died, and a new king arose that did not know Joseph  (Exo. 1:6, 8).

Maka jumlah waktu bangsa Israel di Mesir hanya 215 tahun. Tetapi tahun-tahun perbudakan jauh lebih pendek lagi karena bangsa Israel tidak menjadi budak sampai Yusuf and semua angkatannya itu mati dan seorang raja yang baru memerintah, yang tidak mengenal Yusuf (Kel. 1:6,8)




Now, Joseph was 30 years old when he entered Pharaoh’s service, and shortly after there were 7 years of abundance and then 7 years of famine. So it would appear that after the 7 years of abundance, Joseph would have been 37 years old. And two years in the famine when he was 39 (Gen. 45:6), that’s when all of the Israel arrived in Egypt.

Nah, Yusuf berusia 30 tahun ketika dia mulai melayani Firaun, dan tak lama setelah itu adalah 7 tahun kelimpahan kemudian 7 tahun paceklik. Berarti setelah 7 tahun kelimpahan itu, usia Yusuf adalah 37 tahun. Dan dua tahun setelah masa paceklik, saat Yusuf berusia 39 (Kej. 45:6), saat itulah semua orang Israel tiba di Mesir.





So based on the information given, it appears that Joseph was 39 years old at the beginning of that 215 years, and Joseph died at 110.
So take 110 and subtract 39, and that equals 71, which means that for 71 years the Israelites were in Egypt under Joseph’s rule and they were not slaves during the 71 years.

Jadi berdasarkan informasi yang ada, Yusuf berusia 39 tahun pada awal 215 tahun tersebut, dan Yusuf mati pada usia 110.
Maka 110 dikurangi 39, hasilnya 71, berarti selama 71 tahun bangsa Israel di Mesir di bawah pemerintahan Yusuf, mereka bukanlah budak selama 71 tahun itu.


So take the 215 years the Israelites were in Egypt, subtract the 71 years that Joseph was in power and that equals 144. Which means the Israelites were not slaves for any longer than 144 years maximum.

Now, Moses was 80 years old when they left Egypt. And they were already in slavery when Moses was born. Which means that they could not have been slaves for any less than 80 years minimum.
So take the 215 years that the Israelites were in Egypt, subtract the 71 years that Joseph was in power, subtract the 80 years of Moses’ life that equals 64, which means there are 64 years in between Joseph’s death and Moses’s birth.

The Israelites became slaves sometime after Joseph died and sometime before Moses was born. Sometime within that 64 year time period.




Maka kita ambil 215 tahun yaitu lamanya bangsa Israel di Mesir, dan dikurangi 71 tahun lamanya Yusuf berkuasa, itu hasilnya 144 tahun. Berarti bangsa Israel tidak menjadi budak lebih lama dari 144 tahun maksimum.

Nah, Musa berusia 80 tahun ketika mereka meninggalkan Mesir. Dan mereka sudah menjadi budak saat Musa lahir. Berarti mereka tidak menjadi budak kurang dari 80 tahun minimum.

Sekarang kita ambil 215 tahun bangsa Israel di Mesir, dikurangi 71 tahun Yusuf berkuasa, dikurangi 80 tahun umur Musa, hasilnya 64. Berarti ada 64 tahun antara kematian Yusuf dengan kelahiran Musa.

Bangsa Israel menjadi budak setelah kematian Yusuf dan sebelum kelahiran Musa, suatu saat di antara kurun 64 tahun ini.


Now, let’s just assume that the Israelites became slaves at exactly the mid point in between Joseph’s death and Moses’ birth, that would be 32 years after Joseph died and 32 years before Moses was born. If this is the case, then that would mean that Israelites were slaves for 112 years.



Sekarang marilah kita berasumsi bahwa bangsa Israel menjadi budak persis di titik tengah antara kematian Yusuf dan kelahiran Musa, itu adalah 32 tahun setelah Yusuf mati dan 32 tahun sebelum  Musa lahir. Jika ini benar, maka berarti bangsa Israel menjadi budak selama 112 tahun.





And so the amount of time that the Israelites were enslaved was probably about 112 years or so, maybe a little bit more, maybe a little bit less. But definitely no more than a maximum of 144, and definitely no less than 80 years minimum.

Maka jumlah waktu bangsa Israel menjadi budak kira-kira 112 tahunan, mungkin lebih sedikit, mungkin kurang sedikit, tetapi pasti tidak lebih dari maksimum 144 tahun, dan pasti tidak kurang dari minimum 80 tahun.


  
Whatever the case the Israelites were definitely not slaves for nearly as long as the movies make it sound when they say: “Four hundred years in bondage and today he won’t move.”
The Israelites were not slaves for 400 years. They were only slaves for about 112 years or so, plus or minus 32 years.

Bagaimana pun, bangsa Israel pasti bukan budak untuk waktu selama yang dibuat oleh film-film ketika mereka berkata “Empat ratus tahun dalam perbudakan dan hari ini dia tidak mau pindah.”
Bangsa Israel tidak menjadi budak selama 400 tahun. Mereka menjadi budak hanya sekitar 112 tahun, plus-minus 32 tahun.


But doesn’t Genesis 15:13 say that they’ll be enslaved 400  years? NO, it doesn’t. It says they’ll be “enslaved and mistreated four hundred years.”
You see Genesis 15 does not say “the Israelites will be enslaved in Egypt 400 years” it says “Abraham’s seed will be enslaved and mistreated in a land not their own 400 years”
Canaan was a land not their own.
Egypt was a land not their own.
Isaac was Abraham’s seed, Jacob was Abraham’s seed, the multitudes in Egypt were Abraham’s seed.



Tetapi bukankah Kejadian 15:13 berkata bahwa mereka (bangsa Israel) akan diperbudak 400 tahun? TIDAK. Kejadian 15:13 berkata mereka “akan diperbudak dan dianiaya empat ratus tahun lamanya.”
Coba lihat, Kejadian 15 tidak mengatakan “bangsa Israel akan diperbudak di Mesir empat ratus tahun” tetapi keturunanmu (= keturunan Abraham) akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya.”
Kana’an adalah tanah yang bukan kepunyaan mereka sendiri.
Mesir adalah tanah bukan kepunyaan mereka sendiri.
Ishak adalah keturunan Abraham. Yakub adalah keturunan Abraham. Orang banyak di Mesir adalah keturunan Abraham


Isaac was mistreated in Canaan. Genesis 21:9 says that Ishmael the son of Hagar was scoffing at Isaac.

Ishak dianiaya di Kana’an. Kejadian 21:9 berkata bahwa Ismail anak Hagar mengejek Ishak.
Alkitab LAI menerjemahkan kata צחק [tsâchaq] sebagai “bermain”, yang seharusnya “mengejek” atau “mengolok-olok”. Karena di ayat selanjutnya kita dapati ibu Ishak, Sara, marah. Jika hanya “bermain” itu tidak akan menimbulkan kemarahan ibu Ishak sampai dia minta Abraham mengusir Ismail dan Hagar.


Paul says in Galatians 4:29, the son born according to the flesh (Ishmael) persecuted the son born according to the Spirit (Isaac). Paul says that Ishmael persecuted Isaac. So Isaac, Abraham’s seed was persecuted (or mistreated) in Canaan, a land not their own. “Abraham’s seed was mistreated in a land not his own”.


Paulus berkata di Galatia 4:29, yang diperanakkan menurut daging (Ismail), menganiaya yang diperanakkan menurut Roh (Ishak)…”. Paulus berkata bahwa Ismael menganiaya Ishak. Jadi Ishak, keturunan Abraham, dianiaya (atau diperlakukan dengan tidak baik) di Kana’an, tanah yang bukan milik mereka sendiri. keturunanmu (= keturunan Abraham) … dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan … mereka akan … dianiaya.”



From the time that Abraham received the promise to the time that Moses received the Law is 430 years according to Galatians 3:17.
25 years after Abraham received the promise that’s when Isaac was born, that takes it down to 405 years.

But Genesis says that Ishmael scoffed at Isaac on the same day that Isaac was weaned. (Gen. 21:8). According to the Jewish Agency for Israel “In Talmudic time it was the custom to celebrate the child’s weaning any time from 18 months to 5 years.” It goes on to say “according to Rabbi Joshua, a child should be allowed to nurse upto the age of five.” (Kettubot 60).

Dari saat Abraham menerima perjanjian hingga saat Musa menerima Hukum itu 430 tahun menurut Galatia 3:17

25 tahun setelah Abraham menerima perjanjian, saat itulah Ishak lahir. Jadi itu mengurangi masanya (dari 430 tahun) menjadi 405 tahun.
Tetapi kitab Kejadian berkata Ismail mengejek Ishak pada hari yang sama Ishak lepas susu/disapih (Kej. 21:8). Menurut Jewish Agency for Israel “Di zaman Talmud, tradisi merayakan disapihnya seorang anak bisa kapan saja dari 18 bulan hingga 5 tahun.” Selanjutnya dikatakan, “menurut Rabi Joshua, seorang anak harus diizinkan menyusu hingga usia lima tahu.” (Kettubot 60).



If Isaac was weaned at 5 years of age, and Ishmael began to persecute Isaac on the same day that Isaac was weaned, then that would take it down to exactly 400 years.

Abraham’s seed was mistreated in Canaan, Abraham’s seed was mistreated in Egypt. Abraham’s seed was enslaved in Egypt.
Abraham’s seed was enslaved and mistreated in a land not their own 400 years.
Jika Ishak disapih pada usia 5 tahun dan Ismail mulai menganiaya Ishak pada hari yang sama Ishak disapih, itu akan membawa kita tepat ke 400 tahun.

Keturunan Abraham dianiaya di Kana’an, keturunan Abraham dianiaya di Mesir. Keturunan Abraham diperbudak di Mesir.

Keturunan Abraham diperbudak dan dianiaya di tanah yang bukan milik mereka sendiri 400 tahun.



You see when you take the prophecy in Genesis and you match that up with the time line in Exodus, then you are able to understand how this puzzle pieces fit together.

Coba lihat, jika kita mengambil nubuatan di kitab Kejadian dan kita cocokkan itu dengan skala waktu keluarnya bangsa Israel dari Mesir, kita bisa memahami bagaimana potongan puzzle ini klop satu sama lain.


But the main thing that causes people to misinterpret this prophecy in Genesis is the Hebrew Masoretic text has dropped the phrase “and Canaan” out of the text. This is the main thing that causes people to believe that the Israelites were in Egypt for 430 years. But the truth is, they were in Egypt for only half that time, for 215 years.

Tetapi masalah intinya yang membuat orang salah menafsirkan nubuatan di kitab Kejadian itu dikarenakan teks Masoretik Ibrani telah menghilangkan kata-kata “dan Kana’an” dari salinannya. Inilah masalah intinya yang membuat orang percaya bahwa bangsa Israel berada di Mesir selama 430 tahun. Tetapi sebenarnya, mereka berada di Mesir hanya separoh waktu itu, yaitu 215 tahun.
According to the documentary Patterns of  Evidence ~ the Exodus, the Israelites’ arrival in Egypt was around 1665 BC and the Exodus took place at about 1450 BC.

Menurut dokumentari Patterns of Evidence ~ the Exodus, kedatangan bangsa Israel di Mesir sekitar tahun 1665 BC, dan keluarnya mereka dari Mesir terjadi sekitar tahun 1450 BC.


This means that the Israelites were in Egypt for 215 years. This is the only thing that the archeological evidence supports. The evidence does not support 430 years in Egypt. This is the reason why it is important to understand difficult history correctly first, in order to correctly understand how it correlates with Egyptian history and archeology.

Berarti bangsa Israel diam di Mesir selama 215 tahun. Inilah satu-satunya yang didukung oleh bukti-bukti arkeologi. Bukti-bukti arkeologi tidak mendukung 430 tahun di Mesir. Inilah mengapa penting untuk memahami dengan benar sejarah yang sulit terlebih dulu, agar bisa memahami dengan benar bagaimana itu berkolerasi dengan sejarah Mesir dan arkeologi.






01 11 16



8 komentar: