Selasa, 15 Maret 2016

158. MENGASIHI SESAMA ALA KRISTUS

158.  MENGASIHI SESAMA  ALA KRISTUS

______________________________________________________________

Sebagai orang Kristen khotbah yang paling sering kita dengar adalah tentang KASIH. Allah itu kasih, dan the golden rules atau Hukum terutama dalam Taurat juga bicara tentang kasih (Matius 22:37-39, Markus 12:33):

1.     Mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan segenap kekuatanmu. Itulah Hukum yang terutama dan yang pertama.

2.     Dan Hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

 

Kebanyakan yang dipentingkan oleh orang Kristen adalah poin ke-2, dan ayat yang mereka pakai sebagai dasar adalah 1 Yohanes 4:20

Jikalau seorang berkata, ‘Aku mengasihi Allah,’ dan membenci saudaranya,  ia seorang pendusta, karena dia yang tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, mana bisa dia mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya?

 

Lalu untuk mengaplikasikan “kasih kepada sesama saudara” ini, orang Kristen kehilangan arah. Segala dianggap baik. Segala dianggap betul. Tidak menyalahkan apa pun. Tidak menyalahkan siapa pun, tidak bicara tentang dosa, merancukan makna antara mengenal kebenaran dengan menghakimi orang lain.

ü    LGBT, oke. Setuju.

Siapa aku menghakimi? Pro saja, sampai ikut pasang lambang tiga warna di profil Facebooknya. Kalau tidak, nanti dicap tidak intelek, tidak modern.

ü    Berbohong, oke.

Pro, tidak apa-apa, “white lies” atau “bohong demi kebaikan”. Itu dibutuhkan dalam pergaulan, supaya tidak menyinggung perasaan orang lain. Harus supel dalam pergaulan, supaya populer.

ü    Selingkuh, oke.

Pro, sudah zamannya, biasa itu. Semua orang melakukannya. Dan kalaupun kita tidak melakukannya, jangan menyalahkan mereka yang melakukannya.

ü    Kumpul kebo, oke.

Semua orang melakukannya. Belum siap untuk nikah, tapi tidak berarti harus menunggu. Atau memang hubungan ini cuma untuk iseng-iseng, tidak permanen.

ü    Perceraian pun oke.

Janji pernikahan? Janji tinggal janji, bulan madu hanya mimpi. Lem birulah, lempar yang lama ganti yang baru, yang lama sudah model tua, sudah bosan, sekarang keluar model baru.

ü    Menyimpang dari Alkitab, oke.

Pro, Alkitab sudah digantikan oleh tulisan “orang-orang suci” lainnya. Tuhan juga bisa berbuat kesalahan, peraturanNya sudah kadaluwarsa, jadi FirmanNya perlu direvisi atau diralat dari waktu ke waktu oleh manusia-manusia yang “suci” yang lebih tahu daripada Tuhan.

ü    Menolak Alkitab sebagai Firman Allah dan kitab yang berasal dari Tuhan.

Alkitab dianggap setara buku dongeng yang berisikan cerita khayal karangan manusia. Kisah Penciptaan dunia ini dan isinya seperti yang tertulis di Alkitab, ditolak sebagai tidak saintifik. Begitu juga kisah Air Bah di zaman Nuh, ketika dunia yang pertama dibinasakan Allah. Orang Kristen justru lebih percaya pada Teori Big Bang.

ü    Teori Evolusi, setuju.

Yang masih percaya kisah Penciptaan di Alkitab itu tidak terpelajar, tidak ilmiah. Lebih baik memilih monyet sebagai nenek moyang daripada diciptakan oleh tangan Allah sendiri.

ü    Bahkan melanggar perintah dan Hukum Tuhan pun oke.

Pro, asal sudah mengasihi sesama, menjadi donatur panti-panti, aktif dalam organisasi sosial, bagi-bagi sembako, semua peraturan Tuhan yang lain tidak perlu dipikir.

 

 

Memang seperti inikah yang diminta Yesus dari murid-muridNya untuk mengasihi sesama?

Apakah dengan mengasihi sesama berarti kita berkompromi dengan dosa?

Apakah mengasihi sesama itu artinya kita membutakan mata terhadap apa yang salah?

Apakah mengasihi sesama itu artinya kita membenarkan semua pelanggaran perintah dan Hukum Tuhan?

Jika seperti itu cara kita mengasihi sesama, maka itu sungguh bukan cara Kristus mengasihi sesama!

Orang Kristen sudah keblinger oleh pemikiran modernnya sendiri, jika itu anggapan mereka.

 

 

Mari kita kembali ke Hukum yang Terutama menurut Yesus.

Kita baca dulu dari injil Matius:

22:37       Yesus berkata kepadanya, ‘Engkau harus mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu.

22:38       Itulah Perintah yang utama dan yang pertama.

22:39       Dan yang kedua, sama seperti itu: Engkau harus mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’  

 

Kemudian kita  baca dari injil Markus:

12:33       Dan mengasihi Dia dengan segenap hati, dan dengan segenap pengertian, dan dengan segenap jiwa, dan dengan segenap kekuatan, dan mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri adalah lebih daripada semua kurban bakaran dan kurban sembelihan.

 

 

Jadi apa Hukum YANG PERTAMA DAN TERUTAMA?

v Mengasihi TUHAN ALLAHmu.

Bagaimana caranya mengasihi Tuhan Allah kita?

ü  Dengan segenap hati

ü  Dengan segenap jiwa

ü  Dengan segenap akal budi/pengertian

ü  Dengan segenap kekuatan

 

Jadi, kita harus teliti dalam membaca Alkitab. Apa Hukum YANG PERTAMA DAN TERUTAMA?

Kalau sudah “pertama” berarti tidak ada yang mendahuluinya, benar?

Kalau sudah “terutama” berarti tidak ada yang lebih penting daripadanya, betul tidak?

 

Jadi, MENGASIHI TUHAN ALLAH DENGAN SEGENAP-SEGENAP KITA, itu adalah Hukum yang pertama dan terutama. Tidak ada Hukum lain yang bisa mengalahkan Hukum ini. Hukum ini harus DI ATAS SEGALA HUKUM YANG LAIN, betul?

Berarti juga DI ATAS MENGASIHI SESAMA MANUSIA. Betul?

 

Mungkin ada orang Kristen yang tidak setuju dan berdalih, tetapi 1 Yohanes 4:20 jelas berkata:

Jikalau seorang berkata, ‘Aku mengasihi Allah,’ dan membenci saudaranya,  ia seorang pendusta, karena dia yang tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, mana bisa dia mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya?

 

Lalu orang-orang Kristen yang tidak mau membaca dengan teliti, menyimpulkan bahwa mengasihi saudara/sesama itu berarti sudah mengasihi Allah.

Betulkah begitu?

TIDAK!

Perhatikan kalimat ini adalah kalimat yang NEGATIF, bukan kalimat yang POSITIF. Ada kata “TIDAK” dalam kalimat ini.  Coba kita baca lagi yang teliti:

 

…dia yang TIDAK mengasihi saudaranya yang dilihatnya, mana bisa dia mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya?

 

Jadi ini berbicara tentang kondisi yang NEGATIF: Jika kita TIDAK mengasihi sesama, mana mungkin kita mengasihi Allah.

Apakah ini benar? 100% benar, tidak mungkin salah, karena Yohanes menulis di bawah pimpinan Roh Kudus.

Jadi, sekali lagi, Roh Kudus lewat tangan Yohanes berkata, orang yang tidak mengasihi sesama, tidak mungkin mengasihi Allah.

Tetapi kalimat yang NEGATIF tidak selalu, tidak automatis, memiliki makna yang sebaliknya bila diubah menjadi kalimat yang POSITIF.

Ini tidak berarti, jika kita mengasihi sesama berarti kita sudah mengasihi Allah! Mengapa? Karena rumusnya mengasihi Allah itu yang pertama dan terutama. Harus mengasihi Allah dulu, kelanjutannya baru mengasihi sesama. Kalau hanya mengasihi sesama bukan jaminan sudah mengasihi Allah.

Bisa dipahami?

 

Contoh: “Kalau kamu tidak minum air putih, kamu tidak sehat.” Apakah berarti kalau kamu minum air putih, kamu pasti sehat? Tidak! Banyak orang yang minum air putih tapi juga tidak sehat. Masih ada banyak faktor yang lain, misalnya apakah minum air putihnya dalam jumlah yang cukup, apakah makanannya bergizi, apakah pola hidupnya sehat, apakah dia punya penyakit turunan, dll. Itu semua ikut menentukan. Tetapi kalau kamu tidak minum air putih, kamu pasti tidak sehat.

Jadi kalimat yang dalam bentuk negatif, tidak otomatis memiliki makna yang sebaliknya bila kata “tidak”nya dihilangkan.

Maka:

“orang yang tidak mengasihi sesama, tidak mungkin mengasihi Allah” TIDAK AUTOMATIS BERARTI “orang yang mengasihi sesama, pasti mengasihi Allah”.

Bisa dipahami perbedaannya?

Buktinya?

Banyak orang filantropis di dunia ini, penyandang mega-dana segala macam yayasan sosial yang tidak mengasihi Allah, bahkan mereka tidak mengakui adanya Allah, mereka adalah orang-orang sekuler, salah satunya yang pasti kita kenal adalah pemilik Facebook, Mark Zuckenberg. Juga orang-orang yang terkenal di Amerika Serikat, yang tercatat dalam wawancara tertanggal 25 November 2011:

(http://ieet.org/index.php/IEET/more/pellissier20111125)

ü    Warren Buffett (yang menyumbang $40.785 milyar untuk kesehatan, pendidikan dan kemanusiaan)

ü    Bill & Melinda Gates (yang menyumbang $27.602 milyar untuk kesehatan global dan pengembangan, pendidikan)

ü    George Soros (yang menyumbang $6.936 milyar)

Ini cuma beberapa contoh.

Dibandingkan persepuluhan dan persembahan yang kita serahkan kepada Tuhan, sungguh tidak sebanding dengan pemberian mereka. Padahal mereka mengaku atheis dan kita mengaku ber-Tuhan. Uang mereka menyelamatkan banyak manusia, uang kita?

 

Apakah mereka mengasihi sesama? Ya, karena dengan dana mereka banyak jiwa tertolong dari penyakit, dari kebodohan, dari keterbelakangan, dari penderitaan. Mereka bisa saja memakai semua uang itu sendiri tapi mereka memilih untuk menyumbangkannya bagi kebaikan orang banyak. Mereka mengasihi sesama.

 

Jadi, kita lihat,

 

 

MENGASIHI SESAMA TIDAK AUTOMATIS

BERARTI MENGASIHI TUHAN

SEBALIKNYA,  TIDAK MENGASIHI SESAMA,

ITU PASTI TIDAK MENGASIHI TUHAN !!

 

       

Tricky, bukan?

 

Sekarang kita lihat apa kata Tuhan tentang hal ini. Apakah kesimpulan kita salah atau tidak.

Mari kita baca lagi 1 Yohanes 4:20-21

4:20         Jikalau seorang berkata, ‘Aku mengasihi Allah,’ dan membenci saudaranya,  ia seorang pendusta, karena dia yang tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, mana bisa dia mengasihi Allah yang tidak dilihatnya?

4:21         Dan perintah ini kita terima dari Dia, yakni dia yang mengasihi Allah, mengasihi saudaranya juga.

 

Apa kata ayat 21?  “perintah ini kita terima dari Dia”, perhatikan kata yang dipakai: “PERINTAH”.  Perintah itu artinya apa? PENUGASAN DARI YANG DI ATAS KEPADA YANG DI BAWAHNYA, YANG TIDAK BISA DITOLAK, benar? Ini bukan permintaan, tapi perintah.

Perintah dari TUHAN kepada umatNya.

Apa perintahnya? “dia yang mengasihi Allah, mengasihi saudaranya juga”.

Apa yang diperintahkan?

“mengasihi saudaranya juga”. Jadi ini konsekuensi dari mengasihi Allah.

Siapa yang diberi perintah?

“Dia yang mengasihi Allah”

Jadi yang mana yang lebih dulu? Mengasihi Allah lebih dulu atau mengasihi saudaranya lebih dulu?  Lihat di mana kata “juga” terletak? Di bagian mengasihi Allah atau di bagian mengasihi saudaranya? Di bagian mengasihi saudaranya. Kata “juga” berarti mengikuti yang sebelumnya, bukan?  Berarti orang sudah mengasihi Allah dulu, baru setelah itu  juga mengasihi saudaranya.

Jadi jangan mengganti kalimat Roh Kudus.

BUKAN MENGASIHI MANUSIA IDENTIK/SAMA DENGAN MENGASIHI TUHAN. SALAH itu! Mengasihi manusia ya mengasihi manusia, belum tentu itu karena mengasihi Tuhan.

Tetapi kalau orang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, sudah pasti dia akan mengasihi sesama manusianya, yang juga diciptakan dalam bentuk dan rupa Tuhan, sama seperti dirinya.

Jadi jangan salah ya, jangan terbalik.

Kita harus belajar mengasihi Tuhan dulu, baru kita mengasihi sesama manusia.

Jika kita hanya mengasihi manusia, tetapi tidak mengasihi Tuhan, itu tidak ada manfaatnya buat kerohanian kita.

 

 

Nah, setelah kita tahu bahwa kita harus mengasihi Tuhan dulu, baru mengasihi manusia, maka CARA KITA MENGASIHI MANUSIA HARUSLAH BERDASARKAN CARA TUHAN, BUKAN BERTENTANGAN DENGAN CARA TUHAN.

 

ü    Jadi bukan dengan cara berkompromi dengan apa yang jelas-jelas sudah dikategorikan Tuhan sebagai dosa/kesalahan,

melainkan dengan memperkenalkan kebenaran Tuhan kepada orang-orang yang tenggelam di dalam dosa itu.

ü    Bukan dengan membenarkan atau menyetujui atau mendukung perbuatan dosa mereka,

tetapi dengan menunjukkan bahwa perbuatan mereka itu melanggar Hukum Allah, dan membantu mereka untuk berserah kepada Tuhan yang bisa mengeluarkan mereka dari jurang dosa itu.

ü    Bukan dengan ikut terseret perbuatan dosa mereka,

tetapi dengan bantuan Tuhan mengajak mereka mau meninggalkan dosa mereka.

 

 

Mengasihi sesama yang LGBT, atau pelaku kejahatan lainnya, bukan dengan mengizinkan mereka apalagi memfasilitasi mereka melanjutkan perbuatan mereka yang jelas-jelas dikategorikan dosa oleh Tuhan sehingga mereka kelak binasa oleh api Tuhan, tetapi perkenalkanlah Kristus yang bisa menciptakan manusia yang baru bagi siapa pun yang menyerahkan hidupnya kepada Dia.

Mengasihi sesama yang belum hidup dalam kebenaran, bukan dengan membiarkan mereka tetap tersesat di sana sehingga kelak mereka tidak mendapat bagian dalam hidup kekal, tetapi dengan memperkenalkan terang kebenaran Tuhan kepada mereka supaya mereka tahu bahwa mereka tersesat dan punya kesempatan untuk memilih jalan yang benar.

 

Mengasihi Tuhan ada caranya. Bagaimana? Tentunya banyak yang masih ingat kata-kata Yesus sendiri:

Jikalau kamu mengasihi Aku,

turuti Perintah-perintah-Ku

(Yohanes 14:15)

 

Ini adalah ayat inti seluruh Alkitab.

INILAH INTI SELURUH PELAJARAN TUHAN KEPADA MANUSIA, pelajaran yang diberikan Tuhan kepada pasangan manusia yang pertama, nenek moyang kita, Adam dan Hawa.

Seandainya mereka menuruti semua perintah Tuhan, mereka tidak sampai diusir keluar dari Eden, mereka tidak sampai harus mati, dan kita keturunannya tidak sampai harus hidup menderita di dunia ini menjadi korban mangsa Setan.

Tapi manusia tidak kapok-kapok, tidak jera, walaupun manusia sudah tahu:

 

MENURUT TUHAN ITU   A M A N

TIDAK MENURUT TUHAN ITU  C E LA K A

 

Manusia tetap saja berani mati melanggar perintah-perintah Tuhan. Lalu menyalahkan Tuhan tidak melindungi mereka jika mereka kena masalah dan menderita.

 

Ada satu hal yang mungkin kurang disadari teman-teman Kristen:

1.     Jika kita tidak menuruti semua perintah Tuhan, itu artinya kita tidak mengasihi Tuhan.

2.    Jika kita tidak mengasihi Tuhan, itu artinya kita sudah langsung melanggar Hukum yang pertama dan terutama!

Dan itu mengakibatkan pelanggaran terhadap perintah-perintah yang lain, karena dosa itu tidak pernah muncul sendiri, pasti dia mengajak temannya. Karena itu Yakobus 2:10 mengatakan melanggar satu Perintah Tuhan berarti melanggar semuanya.

3.     Siapa yang membuat Hukum ini? Tuhan.

Jadi jika kita melanggar Hukum yang dibuat Tuhan, berarti kita tidak menghormati dan tidak menghargai Tuhan yang membuat Hukum itu.

4.     Jika kita tidak menghargai dan tidak menghormati Tuhan yang menciptakan dan menyelamatkan kita, lalu di manakah kita telah menempatkan diri kita sendiri?

 

Janganlah dengan beralasan mau mengasihi sesama manusia lalu kita berani melanggar perintah Tuhan.

Tuhan berkata LGBT itu dosa. Jangan kita bilang itu bukan dosa, oh itu cuma penyakit, itu hak azasi mereka, dan segala macam alasan yang kita dengar hari ini. Apa yang Tuhan bilang dosa, kita harus juga bilang itu dosa. Kalau tidak, itu namanya kita melawan Tuhan!

Tuhan berkata berselingkuh itu dosa. Jangan kita bilang itu bukan dosa, itu gaya hidup modern, surat nikah itu cuma kertas, pasti Adam dan Hawa tidak punya surat nikah, dll.

Tuhan berkata menyimpang dari ajaran Tuhan yang tertulis di Alkitab itu dosa. Jangan kita membenarkannya dan berkata itu tidak apa-apa, yang lebih penting itu kasih, dan asal sudah mengasihi sesama.

 

 

Kita mau melihat beberapa kategori manusia  yang menurut Tuhan tidak akan selamat?

1 Korintus 6:9-10:

6:9           Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak benar tidak akan mewarisi Kerajaan Allah? Janganlah tertipu! Baik pezinah yang tidak punya pasangan resmi, maupun penyembah berhala, atau pezinah yang punya pasangan resmi, atau laki-laki yang menjadi perempuan, atau pelaku sodomi,

6:10         atau pencuri, atau orang yang serakah, atau pemabuk, atau pemfitnah, atau pemeras, tidak akan mewarisi Kerajaan Allah

 

 

Yesaya 66:16-17

66: 16      Sebab dengan api dan dengan pedang-Nya TUHAN akan mengadili segala makhluk, dan orang-orang yang mati dibunuh oleh TUHAN akan banyak jumlahnya.

66:17       Mereka yang menguduskan diri dan mentahirkan dirinya di taman-taman, di belakang seseorang yang di tengah, yang memakan daging babi dan binatang-binatang yang jijik, serta tikus, akan dihanguskan semuanya, demikianlah firman TUHAN.

 

 

Wahyu 14:910

14:9         Dan malaikat yang ketiga mengikuti mereka, dan berkata dengan suara nyaring: ‘Jikalau seorang menyembah Binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya,

14:10       maka ia sendiri akan minum dari anggur murka Allah, yang dicurahkan dengan seluruh kekuatannya ke dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba.

 

Ini beberapa kategori yang disebut oleh Tuhan siapa-siapa yang tidak mendapat bagian dalam keselamatan. 1 Korintus 6:9-10 dan Yesaya 66:16-17 sudah sangat  jelas, tidak mungkin disalahpahami.

Tetapi bagi mereka yang bukan MAHK, mungkin tidak memahami apa yang dikatakan Wahyu pasal 14, untuk menjelaskannya terlalu panjang di sini, tetapi baiklah kita lihat saja bahwa yang dikatakan di Wahyu 14:9-10 menyangkut penyembahan atau worship atau ibadah. Siapa yang menyembah Binatang  (binatang yang disebut di Wahyu pasal 13 sebelumnya), dan patung yang dibuat oleh Binatang itu, dan yang mau menerima tandanya, mereka itu yang akan mendapat anggur murka Allah. Berarti Binatang itu mengajarkan penyembahan yang bertentangan dengan kehendak Allah, sehingga Allah murka. Karena itu, sangatlah penting bagi kita yang tidak mau tertipu oleh ajaran Binatang ini, kita yang tidak mau mendapat bagian murka Allah, kita pelajari penyembahan atau worship atau ibadah yang bagaimana yang dikehendaki Allah.
Itu jelas tertulis pada kedua loh batu yang aslinya ditulis oleh Tuhan sendiri, dan yang sekarang kita kenal dengan nama 10 Perintah Allah:

Keluaran

20:8         Ingatlah hari Sabat, peliharalah kekudusannya

20:9         enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu

20:10       tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.

20:11       Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,  dan telah berhenti bekerja pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

 

Inilah bentuk penyembahan atau worship atau ibadah yang ditentukan oleh Tuhan sendiri, ketika Tuhan sendiri yang mengumandangkannya dari atas G. Sinai, dan yang menulisNya dengan jariNya di atas dua loh batu yang diberikanNya kepada Musa.

Cara beribadah ini masuk di dalam 10 Perintah Allah. Jadi ini adalah PERINTAH ALLAH, bukan sesuatu yang bisa ditawar, bisa diganti. Tidak bisa. Ini adalah Perintah Allah.

Paling aman itu kita patuh. Jangan protes, jangan mendebat, jangan menawar, jangan mencari alasan. Patuhi saja. Ini perintah dari Allah, Khalik semesta alam.

Kita yang punya anak tentunya bisa membayangkan, jika kita minta anak kita melakukan sesuatu, lalu dia ngeyel ini-itu, mendebat, protes, tidak mau dengan segala alasan, kita jengkel tidak? Itu sama-sama manusianya. Yang memberi perintah manusia, yang menolak perintah juga manusia. Bagaimana kalau yang memberi perintah itu Allah semesta alam? Lalu kita yang cuma makhluk ciptaan ini berani berkelit macam-macam untuk tidak patuh kepada Tuhan, apakah Allah tidak jengkel luar biasa?

Jika ada yang menganggap perintah ini sudah tidak berlaku lagi, karena itu terjadi di zaman Perjanjian Lama, maka marilah kita melihat ke apa yang tertulis di kitab yang terakhir di Perjanjian Baru, di kitab Wahyu 14:6-7

14:6         Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,

14:7         dan ia berseru dengan suara nyaring: ‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.

 

 

Bandingkan Keluaran 20:11 dengan Wahyu 14:7 apakah isinya tidak sama? Wahyu pasal 14 merupakan seruan terakhir kepada dunia supaya bertobat sebelum kedatangan Kristus yang kedua. Apa kata malaikat itu? "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."

Bagaimana malaikat itu menyuruh manusia menyembah Tuhan? Dengan menyembah Tuhan sebagai Khalik Pencipta, yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air, betul?

Bagaimana di Keluaran pasal 20 Tuhan mengajar manusia untuk menyembahNya sebagai Khalik Pencipta? Dengan mengingat dan memelihara Sabat Hari Ketujuh, yang adalah SABAT TUHAN ALLAH. Jadi dengan memelihara hari ketujuh sebagai Sabat Tuhan Allah, kita mengingat bahwa Tuhanlah yang telah menciptakan langit, bumi, laut dan segala isinya.

Berarti jika kita tidak mengingat Sabat Hari Ketujuh sebagai Sabat Tuhan Allah, kita tidak menyembah Tuhan sebagai Tuhan yang telah menciptakan langit, bumi, laut dan segala isinya. Dan kita tidak menyembah Tuhan sesuai cara yang dikehendaki Tuhan.

Bila kita mempelajari Wahyu, khususnya tentang Binatang di pasal 13, maka kita akan tahu bahwa Binatang itu mengajarkan dan kemudian memaksakan bentuk penyembahan yang berbeda dari yang diminta oleh Tuhan. Binatang itu tidak mau menyembah Tuhan sebagai Pencipta langit dan bumi dan laut dan segala isinya, dan Binatang itu menyesatkan manusia supaya mau mengikuti model penyembahan yang dibuatnya sebagai tandingan penyembahan yang asli yang ditentukan oleh Tuhan sendiri.

Bagi yang mau mempelajari Wahyu, bisa dicari di blog LIMA GADIS BIJAK, seluruh pembahasan Wahyu pasal demi pasal ada di sana.

 

Kembali kepada topik kita semula, yaitu MENGASIHI SESAMA ALA KRISTUS, maka hendaknya kita mengingat:

1.     pertama kita harus mengasihi Tuhan dahulu,

maka jika kita mengasihi Tuhann, Tuhan yang akan mengubah hati kita yang keras sehingga kita bisa mengasihi sesama manusia, bukan dengan kasih kita, melainkan dengan kasih yang berasal dari Tuhan.

2.     Jangan kita terbalik, memfokuskan diri pada mengasihi sesama manusia lebih dulu,

dengan melanggar perintah, Hukum, dan ketentuan Tuhan demi membuktikan kepada manusia bahwa kita mengasihi sesama. Ini bodoh.

3.     Matius 10:37

Dia yang mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan dia yang mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.

Ini kata-kata Yesus sendiri. Jadi mengasihi Tuhan dan melakukan segala perintahNya itu adalah prioritas kita yang pertama. Yang lain-lain harus mengikuti rambu-rambu yang telah diberikan oleh Tuhan.

 

Karena itu, janganlah kita mengkhianati Tuhan. Yang Tuhan bilang salah, kita juga harus bilang salah, jangan kita bela, jangan kita dukung, jangan kita fasilitasi, jangan kita berbuat apa pun yang bersifat memberi angin kepada  apa yang Tuhan sebut sebagai dosa. Jangan kita plin-plan supaya tampil intelek, supaya tampil supel, supaya tampil “bijaksana”, supaya tampil “baik hati”, supaya dianggap “cool”, supaya kita diterima oleh dunia, lalu apa yang Tuhan kategorikan sebagai dosa, kita bilang itu bukan dosa. Kita justru menjerumuskan orang yang berbuat dosa itu dan kita sendiri juga berbuat dosa.

 

Bagaimana kalau kita lalu dibenci dunia karena kita dianggap tidak fleksibel, tidak kompromis, tidak intelek, tidak modern, fanatik, kuno, konservatif, bahkan farisi, dan tidak mengasihi sesama? Percayalah, jika kita berada di pihak Tuhan, dunia akan selalu membenci kita, dan itu akan berlangsung terus sampai kedatangan Yesus yang kedua kalinya.

Yesus sudah meninggalkan pesanNya yang ditulis di injil Yohanes:

15: 18      Jikalau dunia membenci kamu, kamu tahu bahwa dunia telah lebih dahulu membenci Aku sebelum dia membencimu.

15:19       Andaikan kamu dari dunia, tentulah dunia akan mengasihi miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu keluar dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.

15:20       Ingatlah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih besar daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti Firman-Ku, mereka akan menuruti perkataanmu juga

 

 

Pertanyaannya: SEBERAPA SERIUSKAH KITA MENGASIHI KRISTUS? Apakah kasih kita kepada  Kristus cukup besar untuk membuat kita mau memikul salib kita dan mengikutiNya?  Memikul salib itu tidak mudah. Berdiri di pihak Tuhan itu tidak mudah, karena itu menempatkan kita sebagai musuh dunia. Tetapi Tuhan berkata:

Matius 10:38

Dan dia yang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.

 

Matius 10:22, 39

22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi dia yang bertahan hingga akhir akan diselamatkan.

39 Dia yang mencari nyawanya, akan kehilangan nyawanya, dan dia yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menemukannya.

 

Semoga kita bertahan sampai kesudahan, dan kita beroleh selamat.

Amin.

 

 

 

 

 

15 03 16

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar