Jumat, 25 Maret 2016

159, WASPADA PADA AJARAN PALSU

159.  WASPADA PADA AJARAN PALSU

______________________________________________________________

 Efesus

5:21         merendahkan dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Allah.

5:22         Hai isteri-istri, tunduklah kepada suamimu sendiri seperti kepada Tuhan,

5:23         karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat dan Dialah penyelamat tubuh (tubuh = jemaat).

5:24         Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, hendakya istri-isteri demikian juga kepada suami-suami mereka dalam segala hal.

5:25         Suami-suami, kasihilah isteri kalian sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan Diri-Nya baginya

5:26         supaya Dia boleh menguduskannya dan membersihkannya dengan pembasuhan air,  oleh Firman.

5:27         Supaya Ia boleh menampilkan di hadapan Diri-Nya, satu gereja yang mulia, tanpa noda atau kerut atau apa pun yang seperti itu, tetapi agar jemaat itu bisa kudus dan tanpa cacat.

5:28         Demikian juga laki-laki harus mengasihi isteri mereka seperti tubuh mereka sendiri: Dia yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.

5:29         Sebab tidak pernah ada orang yang membenci tubuhnya sendiri, melainkan memeliharanya dan menyayanginya, sama seperti Tuhan terhadap jemaat,

5:30         karena kita adalah anggota tubuh-Nya, dari dagingNya dan dari tulangNya.

5:31         Karena alasan inilah laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya  untuk dipersatukan  dengan isterinya, dan keduanya itu menjadi satu daging.

5:32         Ini adalah misteri yang besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.

5:33         Namun demikian, hendaknya kamu masing-masing khususnya sedemikian mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri; dan hendaknya isteri itu memastikan bahwa dia menghormati suaminya.

 

Biasanya kita mendengar ayat-ayat ini saat ada perkawinan, ada acara rumah tangga, atau konseling pra-nikah.  Tapi kita sekarang tidak sedang bicara tentang pernikahan.

Perikop ini memiliki pesan ganda. Sekilas pesan yang diberikan Paulus adalah kepada pasangan suami-istri, tetapi sebenarnya pesan Paulus itu memiliki arti yang jauh lebih mendalam.

Kita ke ayat 32 dulu, apa kata Paulus di sana? “Ini adalah misteri yang besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat” Berarti memang benar di permukaannya Paulus sedang bicara tentang hubungan suami-istri, tetapi yang lebih penting daripada itu adalah Paulus memakai ilustrasi hubungan suami-istri untuk menggambarkan hubungan antara Kristus dengan jemaatNya.

Nah, kita di sini tidak perlu membahas tentang hubungan suami-istri, tetapi kita langsung saja melihat hubungan Kristus dengan jemaatNya.

 

5:21         merendahkan dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Allah.

 

Ayat 21, kata yang diterjemahkan “merendahkan dirimu” itu berasal dari kata ὑποτασσόμενοι [hypotassomenoi] yang artinya, “subdue unto” [= tunduk kepada/mengakui ada di bawah kekuasaan pihak lain], atau “be obedient to” [= patuh kepada].

 

Jadi kita bisa melihat bahwa ayat ini bicara tentang KEPATUHAN, TUNDUK, MENGAKUI BERADA DI BAWAH WEWENANG PIHAK LAIN. Dalam hal ini, sesama anggota jemaat disuruh saling menghormati, saling menghargai, mengakui kewenangan satu sama lain, tidak boleh mau menang sendiri, tidak boleh minta dihormati, tidak boleh merasa lebih unggul daripada yang lain. Karena itu dikatakan, merendahkan dirimu seorang kepada yang lain”. Ini bagian pertama.

 

Bagian kedua, sangat menarik, apa katanya?  “di dalam takut akan Allah”  LAI menerjemahkannya “Kristus” tetapi sebenarnya di tulisan salinan naskahnya yang asli [Textus Receptus] adalah θεός [theos] di dalam KJV diterjemahkan “God” atau “Allah”. Jadi bukan hanya takut akan Kristus saja, Pribadi Allah yang kedua, tetapi takut akan Allah.

Apa artinya “di dalam takut akan Allah”? Artinya kehendak Allah yang harus menjadi pola atau konsep hidup kita, termasuk bagaimana kita bersikap di dalam jemaat satu sama lain, bukan?

 

Haruskah kita ~ jemaat ~ orang-orang Kristen yang sudah diselamatkan ~ MASIH TAKUT AKAN ALLAH?

 

Karena banyak gereja atau pendeta atau penginjil yang berkata ORANG KRISTEN TIDAK PERLU TAKUT AKAN ALLAH LAGI, Allah itu kasih, Allah itu baik, kenapa harus takut? Orang Kristen itu harus selalu penuh sukacita. Kita sudah tidak di bawah Hukum tapi kita di bawah kasih karunia. Dengan kata lain, Allah sudah tidak akan menghukum kita walaupun kita melanggar Hukum Allah, karena Hukum Allah sudah dipakukan di salib. Wow! Ini konsep yang salah. Ini konsep yang menyesatkan.

 

Betul, orang Kristen harus selalu penuh sukacita, mengapa? Karena dia telah diselamatkan. Itu alasannya. Kristus telah mati bagi kita, kalau kita tetap setia kepada Kristus, kita patuh pada Allah, kita tidak usah menjalani kematian kekal, jadi kita patut bersukacita. Itu alasannya. Tetapi jangan beranggapan bahwa orang Kristen selalu penuh sukacita karena dia boleh berbuat semau-maunya sendiri yang bertentangan dengan kehendak Allah. Hukum Allah tetap ada, dan tetap berlaku, haloooo, Hukum Allah tidak dipakukan di salib, yang dipakukan di salib itu surat utang manusia (baca Kolose 2:14).

Betul, Allah itu kasih, Allah itu baik, Allah mengasihi semua orang berdosa dan Allah mau semua orang boleh selamat, Allah telah menyediakan keselamatan itu yang diberikan kepada manusia secara gratis. Tidak salah.  Tapi Allah itu juga mahakudus, Allah tidak menoleransi dosa, dan Allah itu mahaadil. Karena itu seberapa pun besarnya kasih Allah kepada manusia sehingga Kristus rela mati bagi manusia, tapi Allah tidak dapat membawa manusia yang tetap hidup dalam dosa ke Surga, ke kerajaanNya yang hanya dihuni oleh semua yang kudus. Karena itu Allah menenggelamkan seluruh dunia di zaman Nuh; karena itu Saul, raja Israel pertama yang diurapi, mati mengenaskan kehilangan keselamatannya; karena itu Ananias dan Safira mati di hadapan Petrus; karena itu Yudas mati bunuh diri; mereka semua tidak bisa dibawa ke Surga.  

Hanya bila manusia mau meninggalkan dosanya setelah dia diselamatkan, hanya bila manusia itu hatinya diubahkan oleh kuasa Roh Kudus menjadi patuh dan tunduk kepada Allah, menjadi ciptaan yang baru, yang hidup dalam Roh, barulah dia bisa dibawa ke Surga bila Kristus datang menjemput umatNya kelak. Surga nanti tidak akan diisi oleh manusia-manusia yang masih mempertahankan dosanya. Surga hanya bisa disinggahi oleh manusia-manusia yang telah dikuduskan oleh kuasa Roh Kudus.

Sejenak mari kita lihat 2 Korintus 7:1 yang ditulis oleh rasul yang sama, …marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.

 

Jadi haruskah kita sudah kudus dulu SEBELUM kita bisa dijemput Kristus saat kedatanganNya?  Betul sekali. Kita bukan dikuduskan nanti kalau sudah sampai di Surga. Kita tidak bakal bisa menginjak Surga bila kita belum kudus.

 

Jadi Paulus yang tulisannya sering diartikan oleh banyak orang Kristen sebagai telah menghapuskan Hukum Tuhan, ternyata sebenarnya tidak pernah berkata demikian. Hanya pemahaman manusia-manusia yang hobinya suka berbuat sesuka hatinya sendiri yang mencari celah untuk membenarkan perbuatannya yang melanggar Hukum Tuhan.

 

Lanjut.

 

5:22         Hai isteri-istri, tunduklah kepada suamimu sendiri seperti kepada Tuhan,

 

Kembali kita bertemu dengan kata “tunduk”, dan dalam konteks berbicara mengenai hubungan antara jemaat dengan Tuhan, maka “istri” yang adalah “jemaat” HARUS TUNDUK kepada “suami” yang adalah “Tuhan”.

Apa maksudnya tunduk kepada Tuhan? Langsung membungkuk hormat begitu mendengar kata “Tuhan”? Tidak!  Bagaimana jemaat itu tunduk kepada Tuhan? DENGAN TUNDUK KEPADA KEHENDAK TUHAN! Di mana kita menemukan daftar kehendak Tuhan? Ada di dalam semua Perintah dan Hukum Tuhan yang tertulis di Alkitab! Jangan mencari di tempat lain. Alkitab itu buku pedoman yang diberikan Tuhan supaya manusia mengetahui apa kehendakNya.

O, ternyata baru sampai di sini saja sudah jelas bahwa Perintah dan Hukum Tuhan itu masih berlaku, masih mengikat, dan MASIH HARUS DIPATUHI, MASIH HARUS DITURUTI.

 

Berikutnya:

 

5:23         karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat dan Dialah penyelamat tubuh (tubuh = jemaat).

 

Paulus mengulangi lagi penjelasannya, Kristus itu kepala jemaat. Jemaat itu tubuhNya. Dan Kristus-lah yang menyelamatkan tubuhNya, artinya Kristus yang menyelamatkan jemaatNya.

Berarti jemaatNya ini diselamatkan oleh siapa? Oleh Kristus. Bukan karena jemaatNya melakukan Hukum Allah. Jangan lupa. Jika manusia merasa dia diselamatkan karena dia sudah mematuhi Hukum Allah, maka yang menyelamatkan dia adalah perbuatannya sendiri. Itu adalah konsep yang salah. Itu adalah konsep kepercayaan-kepercayaan di luar Kristen, bahwa jika manusia berbuat baik, dia bisa selamat. Konsep Kristen bukan itu. Konsep Kristen adalah Kristus-lah yang menyelamatkan jemaatNya, bukan perbuatan baik jemaat itu sendiri.

Tetapi, apabilia jemaat yang sudah diselamatkan Kristus tidak mematuhi Hukum Allah, maka dia akan kehilangan keselamatannya. Jadi ini perlu dipahami betul-betul. Mematuhi Hukum Allah tidak menyelamatkan. Tetapi tidak mematuhi Hukum Allah, membuat kita kehilangan keselamatan yang sudah diberikan kepada kita.

 

Lanjut.

 

5:24         Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, hendakya istri-isteri demikian juga kepada suami-suami mereka dalam segala hal.

 

Kembali Paulus menegaskan lagi, jemaat itu harus apa kepada Kristus? TUNDUK. Jadi berulang-ulang Paulus ulangi bahwa jemaat itu harus tunduk kepada Kristus. Bagaimana caranya tunduk? Dengan melakukan segala Perintah Kristus. Kristus sendiri berkata demikian: "Jikalau kamu mengasihi Aku, turuti Perintah-perintah-Ku.” (Yohanes 14:15)  Kata kuncinya adalahturuti Perintah-perintah-Ku” bukan cuma satu atau sebagian, bukan cuma apa yang kamu suka, bukan cuma apa yang cocok untukmu,  tapi  semuanya, seluruhnya, tidak ada yang terlewatkan.

 

Kalau membaca Firman Tuhan perhatikan kata-katanya, setiap kata itu mengandung makna, jangan dikebut asal sehari sudah membaca tiga pasal, sudah menunaikan kewajiban. Membaca Firman Tuhan bukan menunaikan kewajiban, itu adalah makanan rohani kita, supaya rohani kita hidup dan tidak mati kelaparan.

 

 

5:25         Suami-suami, kasihilah isteri kalian sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan Diri-Nya baginya,

5:26         supaya Dia boleh menguduskannya dan membersihkannya dengan pembasuhan air,  oleh firman.

5:27         Supaya Ia boleh menampilkan di hadapan Diri-Nya, satu gereja yang mulia, tanpa noda atau kerut atau apa pun yang seperti itu, tetapi agar jemaat itu bisa kudus dan tanpa cacat.

 

Dari 3 ayat ini kita mendapatkan:

1.    Kristus mengasihi jemaatNya

2.    Kristus telah menyerahkan diriNya bagi jemaatNya, yaitu dengan menjalani kematian kekal yang seharusnya dijalani jemaatNya sendiri.

3.    Kristus mau menguduskan jemaatNya. Bagaimana Kristus bisa menguduskan jemaatNya? “dengan pembasuhan air” dan “Firman”.

Jadi ada dua alat pembersih yang disebutkan di sini: (1) pembasuhan air = artinya dengan baptisan yang merupakan lambang ikut dikuburkan dalam kematian Kristus dan ikut dibangkitkan bersama Kristus. Dan (2) Firman = artinya dengan rajin mempelajari Firman, hati kita dibersihkan, pikiran kita dikuduskan, kehendak kita menjadi lebih sinkron dengan kehendak Tuhan.

4.    Kristus mau menempatkan jemaatNya di hadapanNya sebagai jemaat yang bagaimana? 

ü  Yang mulia,

ü  Yang tanpa cacat (kata aslinya tanpa noda)

ü  Yang tanpa kerut

5.    Supaya apa? Supaya jemaat itu KUDUS dan TIDAK BERCELA.

 

Kembali lagi Paulus menegaskan bahwa jemaat Kristus harus apa? JEMAATNYA HARUS KUDUS DAN TANPA NODA.

Kudus itu artinya berdosa atau tidak? Jelas tidak.

Tanpa noda itu artinya tidak punya kesalahan, berarti jemaat ini segalanya sudah benar menurut ketentuan Tuhan, menurut Alkitab, iya kan? Kalau masih ada yang bisa disalahkan, berarti masih tidak benar menurut ketentuan Tuhan. Berarti jemaat ini sudah SELURUHNYA benar, SELURUHNYA sesuai ketentuan Tuhan, SELURUHNYA SESUAI HUKUM DAN PERINTAH TUHAN.

Tanpa berkerut artinya karakternya sudah digosok/diseterika halus, sudah licin, sudah sempurna, sudah indah karakternya.

 

Bagaimana manusia-manusia yang cenderung berbuat dosa bisa menjadi benar? Karena mereka telah menjadi seperti Paulus, yang berkata, Aku tersalib bersama Kristus, namun aku hidup; tetapi bukan aku melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kujalani sekarang di dalam daging, aku hidup oleh iman Anak Allah, yang telah mengasihi aku dan telah menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Gal. 2: 20)

Bila kita sudah bisa berkata seperti Paulus, kita pun sudah dibenarkan seluruhnya, karena kita “hidup oleh iman Anak Allah, yang telah mengasihi aku dan telah menyerahkan diri-Nya untuk aku.”

 

Kita langsung ke ayat

 

5:31         Karena alasan inilah laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya  untuk dipersatukan  dengan isterinya, dan keduanya itu menjadi satu daging.

 

Bicara dalam konteks hubungan Kristus (suami) dengan jemaat (istri), maka keduanya itu harus menjadi satu. Dalam konteks suami-istri, istilahnya menjadi satu daging, tetapi dalam konteks Kristus dan jemaatNya itu menjadi satu kesatuan, seperti yang dimohonkan Yesus kepada Allah Bapa dalam doaNya yang terakhir bagi murid-muridnya sebelum Dia disalibkan, yang dicatat di injil Yohanes:

17:20       Aku pun tidak hanya mendoakan bagi mereka ini saja, melainkan juga untuk mereka yang akan percaya kepada-Ku melalui perkataan mereka.

17:21       supaya mereka semua boleh menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga boleh menjadi satu di dalam Kita, supaya dunia boleh percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

17:22       Dan kemuliaan yang telah Engkau berikan kepada-Ku, Aku telah memberikan kepada mereka; supaya mereka boleh menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu. 

17:23       Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka boleh dijadikan sempurna sebagai satu, dan agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

 

Inilah mengapa kita harus meninggalkan dosa, kita jangan sengaja melanggar Hukum dan Perintah Tuhan, karena KITA HARUS MENJADI SATU DENGAN KRISTUS, sedangkan Kristus itu juga menjadi satu dengan Allah Bapa, berarti kita juga menjadi SATU DENGAN ALLAH BAPA. Bagaimana kita bisa menjadi satu dengan Dia Jika Kita Tetap Melanggar Hukum Dan Perintah Allah?

 

Hubungan suami-istri itu khusus dan sakral, hanya dimiliki oleh pasangan suami dan istri itu saja. Orang lain tidak boleh masuk dalam hubungan itu. Tidak boleh ada orang ketiga.

Demikian pula hubungan Kristus (suami) dengan jemaatNya (istri), itu juga harus sakral dan khusus. Orang lain atau ajaran lain tidak boleh masuk dalam hubungan itu.

Tetapi bila kita melihat sejarah, bila kita melihat kitab Wahyu di bagian pesan-pesan Kristus kepada ketujuh jemaat, kita mendapati bahwa ternyata akhirnya ajaran dan doktrin palsu berhasil masuk ke dalam jemaat Kristus.

Mari kita lihat dari Wahyu pasal 2 dan 3. Ayat-ayatnya baca sendiri dari Alkitab karena terlalu panjang jika dicantumkan semuanya di sini. 

 

a.   sejak jemaat Perjanjian Baru yang pertama, sejak jemaat Efesus, pihak ketiga sudah berusaha masuk ke dalam jemaat.

Tetapi di era jemaat Efesus, yaitu era apostolik, jemaatnya masih kokoh-kokoh berpegang pada ajaran Tuhan, sehingga mereka tidak menoleransi ajaran-ajaran yang palsu itu, mereka menguji semua roh, orang-orang yang mengaku sebagai rasul mereka uji dan mereka mendapatkan semua itu dusta.

 

b.   Di era jemaat Smirna, orang-orang yang disebut “Yahudi” (Yahudi itu identik dengan “umat Allah”, bukan?) tetapi ternyata mereka disebut “jemaat Iblis” oleh Tuhan,

jadi ini orang-orang yang pura-pura mengaku umat Allah, tetapi mengikuti ajaran yang berbeda, mereka berhasil masuk dan memfitnah dan menyusahkan jemaat yang murni. Kekuatan mereka sudah bertambah karena mereka bisa membuat susah jemaat.

 

c.    Di era jemaat Pergamus, celaka, “jemaat Iblis” ini bukan saja berhasil mempenetrasi ke dalam jemaat Kristus, tetapi mereka jumlahnya justru sangat banyak dan mereka sangat berkuasa, sehingga mereka bisa mendirikan takhtanya di dalam jemaat Kristus!  

Berarti jemaat Kristus sudah membuat banyak kompromi mengakomodasi kehadiran mereka. Apa akibatnya? Akibatnya jemaat Kristus disebut berzinah. Yang dimaksudkan bukan perzinahan harafiah, tetapi berzinah secara rohani. Ingat kan bahwa jemaat itu adalah istri dan Kristus adalah suaminya? Maka bila jemaat sudah menerima ajaran dan doktrin-doktrin yang tidak alkitabiah dari jemaat Iblis yang berhasil mendirikan takhtanya di dalam jemaat Kristus ini, berarti jemaat Kristus sudah berzinah, jemaat Kristus tidak lagi murni hanya menjadi istri Kristus, tetapi jemaat Kristus sudah berzinah dengan segala ajaran palsu.

 

d.   Berlanjut ke era jemaat Tiatira, kondisi jemaat Kristus menjadi semakin terpuruk.

Perzinahan semakin bertambah, artinya doktrin palsu semakin berkembang. Dan Kristus yang telah memberikan kesempatan jemaatNya untuk bertobat, ternyata mereka tidak bertobat. Jemaat Kristus yang murni sisa sangat sedikit dan terdesak tidak berkutik. Mereka yang mengizinkan seekor ular kecil masuk, sekarang melihat bahwa ular kecil itu sudah menjadi naga yang buas, dan siapa yang tidak setuju dengan tindak tanduknya, itu akan disingkirkan. Jadi banyak jemaat Tuhan yang murni berkompromi daripada disingkirkan. Maka Kristus sebagai suami yang telah dikhianati, melemparkan jemaatNya, dan bahkan mematikan anak-anaknya. Jadi sekarang malah sudah beranak, tetapi anak-anaknya adalah anak-anak yang haram, hasil zinah. Apa ini? Yaitu segala organisasi yang lahir dari jemaat Kristus yang sekarang telah benar-benar murtad. Maka jemaat Kristus yang lahir di zaman apostolik akhirnya dilemparkan Kristus karena tidak mau bertobat artinya Kristus menceraikan istriNya. Berarti putus sudah hubungan antara Kristus dengan istriNya yang pertama. Kristus akan mengambil jemaat yang baru menjadi istriNya yang baru.

 

e.   Di era jemaat Sardis berikutnya, Kristus sudah ganti istri.

Istri yang pertama yang berzinah sudah dilemparkan karena tidak mau bertobat. Sekarang Kristus memiliki jemaat yang baru. Namun jemaat Kristus yang baru ini pun tidak memuaskan, mereka tidak benar-benar hidup, karena mereka masih belum seluruhnya membuang segala ajaran palsu dari era sebelumnya. Tetapi sebagaimana di segala zaman, selalu ada sejumlah umat Tuhan yang setia kepada Tuhan, sekarang pun masih ada sejumlah kecil umat yang setia kepada Tuhan.

 

f.    Di era jemaat Filadelfia, jemaat Kristus mengalami masa kejayaannya. Mari kita lihat bagaimana jemaat Kristus di era ini:

ü    Mereka jumlahnya kecil, kekuatannya sedikit (ingat, umat Tuhan selalu “kawanan kecil”) ~ Wahyu 3:8.

ü    Mereka me nuruti Firman Tuhan (berarti mereka alkitabiah!)

dan tidak menyangkal nama Tuhan (mereka sadar bahwa hanya Tuhan yang menyelamatkan, bukan perbuatan mereka sendiri) ~ Wahyu 3:8.

ü    Kristus akan menyerahkan beberapa dari jemaat Iblis agar mereka tersungkur di depan kaki jemaat Kristus ini ~ Wahyu 3:9.

Kepada jemaat Filadelfia diserahkan pekabaran Tuhan yang terakhir kepada dunia mempersiapkan dunia bagi kedatangan Kristus yang kedua. Mereka menunjukkan kesalahan-kesalahan dan membuka kedok jemaat Iblis yang tidak alkitabiah supaya orang tahu bahwa istri yang diceraikan Kristus itu sekarang sudah mejadi jemaat Iblis. 

ü    Kristus mau jemaat Iblis itu tahu bahwa Kristus mengasihi jemaatNya ~ Wahyu 3:9

Walapun mereka jumlahnya sangat kecil dan mudah digilas, namun mereka bertahan dan berkembang dan tetap menyuarakan dengan nyaring pekabaran terakhir yang dipasrahkan Kristus kepada mereka di bawah perlindungan dan rahmat Kristus.

ü    Jemaat Kristus ini menuruti Firman Kristus (lihat, dua kali Kristus mengatakan mereka “menuruti Firman”,

karena itu menuruti Firman itu sangat berarti), dan tekun menantikan Kristus (artinya mereka siap sewaktu-waktu Kristus datang) ~ Wahyu 3:10

ü    Kristus melindungi mereka dari hari pencobaan atas seluruh dunia,

(artinya mereka diizinkan beristirahat dulu, Kristus tidak akan datang pada zaman mereka, karena kedatangan Kristus akan diawali oleh masa kesusahan yang sangat besar yang menimpa seluruh dunia) ~ Wahyu 3:10. Dan jemaat Filadelfia ini diloloskan dari keharusan mengalami masa kesusahan besar itu.

 

g.    Di era yang terakhir, era jemaat Laodekia, kembali jemaat Kristus mengalami kesuraman.

Inilah era kita, jemaat yang merasa kaya dan tidak kurang apa-apa, kita memiliki semua kebenaran, kita tahu doktrin lebih banyak, tetapi sayangnya kita tidak menghidupkannya, kita justru disebut Kristus sebagai miskin, buta, melarat, telanjang. Tuh, apa tidak parah? Jadi jemaat Kristus di era sekarang ini kondisinya parah, suam-suam saja, tidak panas tidak dingin, artinya tidak serius menantikan kedatangan Kristus, tidak serius mengerjakan keselamatan sendiri dengan takut dan gentar seperti yang sudah dipesankan rasul Paulus (Filipi 2:12), tidak serius memikul salib masing-masing mengikuti Kristus, tetapi menganggap dirinya sudah benar, sudah kaya dan tidak kurang apa-apa. Jemaat Laodekia (Laodekia artinya umat di masa penghakiman) ini malah tidak takut kepada penghakiman yang justru sedang terjadi sekarang. Jemaat yang seharusnya banyak introspeksi, banyak menyelidiki hati sendiri, banyak prihatin, banyak berusaha mengikuti teladan Kristus, banyak membuat persiapan untuk menghadapi pencobaan besar yang akan segera terjadi sedikit waktu sebelum kedatangan kedua Kristus, sekarang malah lebih menyerupai dunia dan mengikuti Kristus hanya dalam nama, tapi hatinya tidak benar-benar lekat pada Kristus. Jemaat ini ada dalam bahaya akan dimuntahkan Kristus jika tidak ada perbaikan.

  

5:32         Ini adalah misteri yang besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.

 

Apa bedanya “rahasia” dengan “misteri”? Sepertinya sama, tapi sebenarnya beda.

“Rahasia” itu suatu informasi yang disembunyikan dengan sengaja. Ada informasinya, ada penjelasannya, tetapi sengaja disembunyikan.

“Misteri” itu sesuatu yang tidak diketahui jawabannya, sesuatu yang tidak diketahui penjelasannya.

Jadi hubungan antara Kristus dengan jemaat itu suatu misteri yang besar, yang tidak bisa kita pahami sekarang dengan kemampuan nalar manusiawi.

 

Teman-teman, Alkitab sudah mengingatkan ada banyak nabi palsu, guru palsu, bahkan Antikristus yang menjelang akhir masa akan semakin giat melancarkan ajaran-ajaran yang tidak alkitabiah untuk menipu jemaat.

Ada banyak macam ajaran yang palsu, yang paling menjerumuskan adalah konsep: SEKALI SELAMAT TETAP SELAMAT.

Tidak, teman-teman, semua yang sudah diselamatkan nanti juga tetap akan dihakimi, dan Yesus berkata di  Wahyu 2:23

…Akulah Dia yang menguji batin dan hati. Dan Aku akan membalaskan kepada setiap kamu menurut perbuatanmu.

 

Penghakiman itu justru akan dimulai dari umat Tuhan, kata Petrus di 1 Petrus 4:17

Karena telah tiba saatnya penghakiman harus dimulai di rumah Allah; dan jika penghakiman itu dimulai dari kita, bagaimanakah akhirnya mereka yang tidak mematuhi Injil Allah?  

 

Jadi jangan mengira umat Tuhan tidak akan dihakimi, justru penghakiman itu mulai dari kita!

 

 

Inilah pesan-pesan yang ditinggalkan Tuhan bagi kita, bukan untuk kita baca sekilas lalu kita lupakan, tetapi supaya kita waspada dan jangan sampai kita ikut tertipu.

 

Matius 7:15

Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan kulit domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

 

Matius 24:24 (juga Markus 13:22)

Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar untuk menyesatkan sekiranya mungkin, bahkan orang-orang pilihan.

 

2 Petrus 2:1-2

Sebagaimana ada nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu yang secara sembunyi-sembunyi memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan yang menyangkal TUHAN yang telah menebus mereka, dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka sendiri. Banyak orang akan mengikuti jalan mereka yang mencelakakan, dan karena itulah Jalan Kebenaran akan dihujat.

Mengerikan kan? Mengapa ada banyak orang yang justru mengikuti jalan yang mencelakakan?  Mengapa mereka tidak mau ikut jalan kebenaran Tuhan yang jelas tertulis di Alkitab? Jangan beranggapan yang banyak jumlahnya yang benar. Dalam urusan rohani, mayoritas justru selalu salah. Umat Tuhan selalu “kawanan kecil” seperti kata Yesus di Lukas 12:32. Matius 7:13-14 juga mengingatkan untuk mencari dan masuk ke pintu yang sesak dan jalan yang sempit yang hanya sedikit orang yang menemukannya. Mayoritas berbondong-bondong masuk ke pintu yang lebar dan jalan yang luas, tapi itu menuju kebinasaan.

Jadi kita perlu segera memeriksa apakah selama ini ajaran yang kita ikuti, ibadah kita, itu sesuai dengan yang diajarkan Alkitab atau itu berbeda? Jika berbeda, berarti kita sudah ada di jalan yang mencelakakan dan kita harus cepat-cepat keluar dari sana, dan ikut jalan yang benar jika kita ingin selamat.

 

Wahyu 16:13-14

Dan aku melihat tiga roh najis yang menyerupai katak keluar dari mulut naga dan dari mulut Binatang dan dari mulut nabi palsu. Itulah roh-roh iblis yang mengadakan tanda-tanda ajaib, yang pergi kepada raja-raja bumi dan seluruh dunia untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar Allah Yang Mahakuasa.

 

Semoga kita semua waspada. PEDOMAN KITA SELALU DAN SELAMANYA ADALAH ALKITAB. Cocokkan semua doktrin semua ajaran yang kita terima dengan yang ada di Alkitab, apakah memang benar demikian atau tidak. Jika kita sendiri tidak waspada, kita hanya bisa menyesali diri sendiri bila kita tertipu oleh Setan yang mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mengajak kita binasa bersamanya.

 

 

 

 

 

 

25 03 16

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar