137. MANA HUKUM
YANG PALING UTAMA
___________________________________________________________
Banyak
orang Kristen, baik yang awam maupun yang bicara dari mimbar seperti para
pendeta dan pengabar Injil, berkata “ALLAH ITU KASIH, itu adalah Hukum yang tertinggi. Asal kita punya kasih, Hukum Allah yang lain-lain
tidak perlu.” Lalu sering-seringnya mereka akan membacakan dari
Matius 25:31-46.
Jadi
asal orang Kristen sudah memberi makan orang lapar, memberi minum orang haus,
memberi pakaian orang telanjang, memberi tumpangan orang yang tidak punya
tempat tinggal, melawat orang yang sakit, mengunjungi orang-orang di penjara,
berarti mereka semuanya sudah boleh masuk Surga nanti, tanpa mematuhi semua
Hukum Allah.
Itu
teori mereka. Nanti akan kita lihat apa kata Alkitab.
Jadi,
dengan teori itu, tidak disinggung lagi tentang beribadah kepada Tuhan menurut cara yang ditentukan
Tuhan, tidak disinggung lagi tentang tidak boleh menyebut nama Tuhan
sembarangan, tidak disinggung lagi bahwa kita harus hormat pada orangtua, tidak
disinggung lagi bahwa kita tidak boleh berbohong, harus bayar pajak, harus mengembalikan
persepuluhan yang milik Allah, tidak boleh makan segala yang dinamakan Tuhan
hewan yang najis, tidak melakukan dan tidak mendukung apa yang dilabel Tuhan
sebagai perbuatan yang keji seperti homoseksualitas, tidak ambil bagian dalam
praktek-praktek mistik, tidak minta nasihat atau penyembuhan dari dukun atau
“orang pintar”, dll. Semua itu dosa di mata Tuhan, dan tragisnya masih banyak
dilakukan orang-orang yang mengaku Kristen dan yang menganggap mereka sudah
diselamatkan dan sudah dilahirkan baru.
Banyak
orang Kristen, baik yang awam maupun yang berbicara dari mimbar, suka
memotong-motong isi Alkitab, dan
ü hanya
mengambil bagian yang mereka senangi,
ü bagian
yang mereka rasa mereka sudah bisa lakukan tanpa kesulitan, tanpa pengorbanan,
ü bagian
yang tidak mengganggu kesibukan mereka yang lain,
ü bagian
yang tidak mengharuskan mereka mengorbankan kepentingan pribadi mereka.
Maka Alkitab
bagi sebagian orang Kristen hanya Matius 25:31-36, atau ayat-ayat lain yang
mereka copot dari Alkitab. Jadi, walaupun Alkitab itu terdiri atas 66 kitab, tidak
semuanya mereka baca, dan tidak semuanya mereka
lakukan walaupun itu
Perintah/Hukum atau ketetapan dari Tuhan yang sama yang memberikan ayat-ayat
Matius 25:31-36. Banyak yang tidak cocok dengan kepentingan mereka, mereka
masukkan tong sampah begitu saja tanpa perasaan persalah.
Konsep ALLAH ITU KASIH, adalah sangat benar, karena ada
ayatnya di 1 Yohanes 4:16. Dan konsep bahwa orang Kristen PERLU MENGASIHI
ALLAH itu pun benar. Lalu salahnya di mana?
SALAHNYA ADA PADA DEFINISI
KITA MENGENAI KATA “MENGASIHI ALLAH”.
Kita
sering hanya memakai definisi kita sendiri untuk menjabarkan apa artinya
“mengasihi Allah”, yang ternyata TIDAK SAMA DENGAN DEFINISI ALLAH.
Banyak
dari kita menjabarkan “mengasihi Allah” hanya dengan mengambil beberapa ayat
dari Alkitab, di antaranya ya Matius 25:31-46 di atas tadi.
Tetapi
marilah kita melihat APA DEFINISI TUHAN
SENDIRI TENTANG KATA “MENGASIHI ALLAH”
Yohanes 14:15
Jikalau kamu mengasihi Aku, turuti Perintah-perintah-Ku.
Siapa yang berkata ini? Tuhan Yesus
sendiri.
Kalimatnya singkat, jelas, mudah dimengerti,
tidak perlu ditafsirkan, tidak perlu diramesi, tidak bisa disalahpahami. Ini namanya bentuk kalimat bersyarat:
“Jika begini… maka begitu…” Dengan kata lain, “jika tidak begini… maka juga
tidak begitu…”
Jikalau kamu mengasihi Aku, turuti
Perintah-perintah-Ku.
Itu sama dengan
Jikalau kamu tidak mengasihi Aku, kamu tidak menuruti Perintah-perintah-Ku.
atau
Jikalau kamu tidak menuruti Perintah-perintah-Ku, kamu tidak mengasihi Aku.
Jadi MENURUTI PERINTAH
TUHAN itu bukti dari kita mengasihi Tuhan.
Berapa perintah Tuhan yang harus kita
turuti? Ya semuanya. Karena semua perintah itu dibuat oleh Tuhan yang sama,
jadi memiliki autoritas yang sama, bobot yang sama, validitas yang sama.
Apakah melakukan
Matius 25:31-46 itu termasuk mengasihi Tuhan? Tentu saja! Karena Yesus berkata, " Jikalau kamu
mengasihi Aku, turuti Perintah-perintah-Ku” termasuk
Matius 25:31-36.
Tapi bukan
hanya Matius 25:31-36! Keluaran 20:1-17 juga, Imamat pasal 11 juga,
dan ayat-ayat yang lain yang menjelaskan lebih terperinci tentang Hukum Allah,
semuanya termasuk.
Jadi untuk boleh mengatakan kita
mengasihi Allah, ada tiga unsur di sini:
1. “Kamu” ~ siapa yang
ditunjuk Yesus?
Bukan
hanya para imam, para pendeta, atau orang lain, tapi “kamu”, yaitu kita semua
yang mengikuti Kristus, jadi jelas artinya “KITA YANG MENGAKU MENCINTAI KRISTUS, TANPA KECUALI”.
2. “turuti” ~ jelas ini sebuah
perintah, artinya “lakukan itu”,
bukan
melawan, bukan mengganti sendiri, bukan menciptakan sendiri, bukan melanggar,
tetapi “MEMATUHI”, “TUNDUK
KEPADA”.
3. “Perintah-perintahKu”
~ berapa Perintah?
Semuanya,
karena ini kata benda jamak, lebih dari satu. Kata benda jamak yang tidak
didahului oleh sebuah bilangan (dua, tiga, lima dll.) berarti “semuanya”. Jadi
ini bicara tentang SEMUA PERINTAH
TUHAN tanpa kecuali.
Kata
“Perintah-perintah”
ini tulisan aslinya adalah ἐντολή [entolē]
dalam bahasa Greeka, kata yang sama yang dipakai untuk 10 PERINTAH TUHAN = 10 Commandments.
Jadi ini bukan sembarang perintah Yesus kepada murid-muridNya untuk “jalan
belok kiri” atau “ayo kita naik ke perahu”, tapi ini jelas berbicara mengenai 10 PERINTAH TUHAN tumpuan
takhta Allah.
Jadi, Yesus berkata, "JIKALAU KAMU MENGASIHI AKU, TURUTI SEMUA 10 PERINTAHKU.”
Semua orang Kristen pasti hafal apa itu
10 Perintah Tuhan, atau disebut 10 Hukum Allah. Kalau lupa, boleh membuka kitab
Keluaran 20:1-17.
Nah, dari 10 Perintah itu, sebenarnya INTINYA ADA DI PERINTAH YANG
PERTAMA.
Keluaran 20:2-3
2 AKULAH TUHAN, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, keluar dari tempat perbudakan 3 JANGAN ENGKAU PUNYA ALLAH LAIN DI HADAPANKU.
Kita tahu, bahwa 10 Perintah itu bukan
hanya ditulis oleh jari Tuhan pada dua tablet batu, tetapi juga diucapkan oleh
Tuhan Sendiri dari atas G. Sinai, kepada seluruh bangsa Israel yang berkumpul
di bawah, yang mendengar semuanya.
Jadi, pertama Tuhan memperkenalkan
DiriNya, Siapa Ini yang memberikan perintah. Tuhan berkata "AKULAH TUHAN, ALLAHMU”.
Kata yang diterjemahkan “TUHAN”,
dalam tulisan aslinya adalah יהוה
YHWH
(kata ini tidak pernah berani diucapkan oleh bangsa Yahudi pada masa itu,
sehingga di abad-abad belakangan orang-orang Kristen menambahkan huruf-huruf
hidup kepada huruf-huruf mati itu dan melafalkannya YAHWE atau YEHOVAH. Kata itu sering dipakai Tuhan Yesus di Surga, sebelum Dia
lahir dan hidup di dunia.
Kata yang diterjemahkan “ALLAH”, dalam tulisan aslinya adalah אלהים ['ĕlôhı̂ym],
yang artinya adalah Sosok Tertinggi (dalam bentuk jamak/plural) yang disembah.
Karena
itu bilamana kita menjumpai kata "Akulah
TUHAN, Allah Abraham,
nenekmu, dan Allah Ishak…”
(Kejadian 28:13), itu dalam bahasa aslinya adalah
“Akulah YHWH, Yang disembah oleh Abraham…. Yang disembah oleh Ishak…”
Jadi ketika Tuhan memperkenalkan
DiriNya, keterangan pertama yang Dia berikan adalah, “Akulah YHWH yang
kamu sembah.”
Maka setelah Tuhan memperkenalkan identitas
Dirinya, Siapa Ini yang berbicara dari atas G. Sinai, Dia menambahkan
keterangan pekerjaan besar yang ajaib yang telah dilakukanNya bagi orang Israel.
Tuhan mengingatkan orang Israel bahwa Dia-lah yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, dari tempat
perbudakan.
Tetapi karena di ayat 2 ini disebutkan “membawa
engkau keluar dari tanah Mesir, keluar dari
tempat perbudakan” banyak orang Kristen atau denominasi Kristen yang
menganggap 10 Hukum atau 10 Perintah itu khusus hanya untuk bangsa Israel.
SALAH. Hukum Allah itu adalah tumpuan/dasar/fondasi takhta
Allah.
Mazmur 89:14
Keadilan
dan Hukum adalah dasar
(tumpuan) takhta-Mu, rahmat dan kebenaran mendahului di depan wajahMu.
Jadi Hukum Allah itu
berlaku universal, untuk semua makhluk ciptaan. Tetapi karena pada
waktu itu Tuhan sedang bicara kepada orang Israel dari G. Sinai, maka Dia
memperkenalkan DiriNya sebagai Yang telah membawa mereka keluar dari perbudakan
Mesir. Tuhan menyebut hal ini, supaya orang Israel ingat dan sadar bahwa mereka
bisa lepas dari perbudakan Mesir bukan karena upaya mereka sendiri, tetapi
karena kuat kuasa dan kasih karunia Tuhan, yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir,
dari tempat perbudakan. Tuhan mau umatNya sadar, bahwa tidak ada
yang mustahil untuk dilakukan Tuhan bagi umatNya.
Ini merupakan tipologi bagi kita. Tuhan-lah yang telah membawa
kita keluar dari perbudakan dosa. Kita sendiri tidak berdaya
melepaskan diri dari perhambaan dosa. Hanya kasih karunia Tuhan-lah yang telah
membawa kita keluar dari perhambaan dosa.
Nah, setelah Tuhan menjelaskan
identitasNya, dan alasannya bagaimana manusia bisa diselamatkan olehNya,
keluarlah perintahNya
yang pertama:
“JANGAN
ENGKAU PUNYA ALLAH LAIN
DI HADAPANKU.”
Banyak orang Kristen menganggap ini
hanya bicara tentang menyembah berhala, “Oh, Tuhan melarang kita menyembah
dewa-dewa”. Itu saja.
Tidak!
Di dalam Perintah yang pertama inilah tercakup semua perintah
Tuhan yang lain yang tercantum di Alkitab!
Prinsipnya
hanya satu itu, “JANGAN
ENGKAU PUNYA ALLAH LAIN DI HADAPANKU.”
Artinya apa?
Ø
Dalam jumlah,
Tuhan, harus menjadi SATU-SATUNYA ALLAH
kita, yaitu satu-satunya yang kita sembah. Automatis
berarti kita
tidak boleh sujud kepada apa pun yang lain,
kecuali Tuhan. Kita tidak boleh sujud kepada manusia, baik yang masih
hidup maupun yang sudah mati; kita tidak boleh sujud kepada patung apa pun;
kita tidak boleh sujud kepada malaikat. Satu-satunya yang harus kita sembah dan
kepadaNya kita bersujud adalah Tuhan.
Jadi Perintah ini menutup
kesempatan kita menyembah/sujud kepada patung atau gambar atau apa pun yang
dibuat tangan manusia; juga menutup kesempatan kita menyembah alam (batu,
tanah, air, bintang, matahari, dll.); juga menutup kesempatan kita menyembah
segala macam roh jahat (karena roh-roh yang baik tidak mengizinkan dirinya
disembah).
Ø
Dalam urutan,
Tuhan harus menjadi YANG NOMOR SATU DALAM HIDUP KITA, tidak ada yang lain yang boleh mendahului
Tuhan dalam hidup kita. Dengan demikian, bapak kita, ibu kita, saudara kita,
pacar kita, pasangan hidup kita, anak-anak kita, bos kita, karyawan kita, kastamer kita,
tetangga kita, dan siapa pun, termasuk diri kita sendiri, semua mendapat
nomor di belakang Tuhan. Berarti
kalau kita dihadapkan kepada suatu pilihan, kita selalu harus memilih Tuhan di atas segala yang lain-lain, walaupun dengan
taruhan nyawa kita sendiri.
Matius 10:37, 39
37 Dia
yang mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku,
ia tidak layak bagi-Ku; dan dia yang
mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih daripada-Ku, ia tidak layak
bagi-Ku.
39 Dia
yang mencari nyawanya, akan kehilangan nyawanya, dan dia yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia
akan menemukannya.
“mencari nyawanya” artinya mendahulukan keselamatan
nyawanya sendiri.
Ø
Dalam kedudukan,
Tuhan harus menjadi YANG TERUTAMA DALAM HIDUP KITA.
Tidak ada orang lain atau hal lain yang boleh lebih kita utamakan. Dengan
demikian, kehendak
Tuhan-lah yang menjadi patokan hidup kita.
Apa yang dikehendaki Tuhan itu yang harus kita lakukan. Apa yang dilarang oleh
Tuhan, itu harus kita tinggalkan. Dengan
kata lain, segala sesuatu yang berbeda atau bertentangan dengan apa yang
difirmankan Tuhan, tidak boleh kita ikuti, tidak boleh kita lakukan.
Dengan
pemahaman ini, maka jika kita HANYA MENYEMBAH DAN
SUJUD KEPADA TUHAN, ALLAH YANG TELAH MEMBEBASKAN KITA DARI PERHAMBAAN DOSA, dan
TIDAK PUNYA ILAH LAIN DI DALAM HIDUP KITA, maka AUTOMATIS, KITA AKAN MEMATUHI
KESEMBILAN PERINTAH YANG LAIN:
v
Tidak
akan melanggar Perintah Kedua.
Automatis kita tidak akan
menyembah dan sujud kepada segala macam patung atau gambar atau simbol apa pun.
Menyembah dan sujud kepada yang lain berarti kita sudah berkhianat kepada
Tuhan.
v
Tidak
akan melanggar Perintah Ketiga.
Automatis kita tidak akan
sembarangan menyebut nama Tuhan, karena Dia junjungan yang kita sembah, namanya
sakral bagi kita, kita hormati dan kita jaga supaya itu tidak sembarangan
diucapkan, dibuat bergurau, dan dipinjam untuk hal-hal yang tidak layak.
v
Tidak
akan melanggar Perintah Keempat.
Automatis kita akan mengingat dan
memelihara Sabat hari Ketujuh, hari perhentian yang ditentukan Tuhan, karena
itu adalah hari milik Tuhan. Kita tidak akan melanggar kesuciannya dengan
melakukan semua urusan kita sendiri pada hari milik Tuhan ini. Kita pasti akan
mendahulukan Tuhan di atas segala kepentingan dan keperluan kita sendiri.
v
Tidak
akan melanggar Perintah Kelima.
Automatis kita akan menghormati
orangtua kita, menempatkan kepentingan mereka di atas kepentingan diri kita
sendiri, memberikan pendampingan, dan pemeliharaan sesuai yang mereka butuhkan
seiring bertambah tuanya mereka. Menyayangi mereka karena merekalah yang telah
membawa kita ke dunia ini. Mengapa? Bukan karena orangtua kita baik. Walaupun
orangtua kita tidak baik, kita tetap harus menyanyangi mereka karena ini
Perintah Tuhan yang kita sembah.
v
Tidak
akan melanggar Perintah Keenam.
Automatis kita tidak akan membunuh,
termasuk kolerasinya membenci orang. Kita akan memperlakukan semua orang ~
termasuk diri kita sendiri ~ sebaik-baiknya, tidak merusaknya baik secara
jasmani maupun rohani, menghargai manusia yang telah ditebus oleh Kristus
dengan darah yang mahal. Dengan demikian kita akan mematuhi segala peraturan
Tuhan tentang makanan dan minuman, menjauhi semua yang dilarang Tuhan, dan
mengikuti pola hidup sehat yang diajarkan Tuhan.
v
Tidak
akan melanggar Perintah Ketujuh.
Automatis kita tidak akan berzinah,
tidak selingkuh, tidak mempratekkan seks bebas, termasuk semua kolerasi
penyimpangan dan pelanggaran seksual, tidak melakukan maupun mendukung
homoseksualitas, tidak melakukan maupun mendukung incest, setia dalam
perkawinan, menyayangi pasangan sama seperti menyayangi diri sendiri. Mengapa?
Karena ini Perintah Tuhan yang kita sembah.
v
Tidak
akan melanggar Perintah Kedelapan.
Automatis kita tidak akan mencuri,
apa pun dan dari siapa pun, termasuk kita akan setia mengembalikan Persepuluhan
kepada Tuhan, kita akan jujur membayar pajak kepada negara, kita akan jujur
dalam pekerjaan, tidak menerima suap, tidak mark
up harga barang, tidak korupsi. Kita jujur dalam bertransaksi, tidak
menjual barang rusak, tidak mengurangi timbangan. Kita akan menghargai waktu,
menepati janji tepat waktu, kita tidak akan datang terlambat. Kita juga tidak
akan mencuri kesempatan orang lain. Kita akan berbuat adil dalam setiap langkah
kita, karena mematuhi Tuhan yang kita sembah.
v
Tidak
akan melanggar Perintah Kesembilan.
Automatis kita tidak akan
berdusta, mengenai apa pun kepada siapa pun. Kita selalu jujur kepada orangtua,
guru, saudara, pasangan, anak, majikan, atasan, bawahan, relasi, negara, dan
terutama kepada Tuhan. Kita tidak akan menipu untuk mendapatkan keuntungan
pribadi. Kita tidak akan menjerumuskan orang lain dengan ajaran sesat. Kita
tidak akan bohong untuk menutupi kebenaran. Ya di atas ya, dan tidak di atas
tidak, kata-kata kita harus bisa dipegang. Tidak boleh ditemui dusta dalam
hidup kita.
v
Tidak
akan melanggar Perintah Kesepuluh.
Automatis kita tidak akan bersikap
serakah atau mengingini milik orang lain. Kita akan selalu bersyukur kepada
Tuhan dengan milik kita sendiri, dengan berkat yang kita terima dari Tuhan.
Kita tidak akan iri hati terhadap orang lain. Kita tidak akan mencari akal
untuk mengambil porsi orang lain. Kita menghargai milik orang lain. Kita tidak
akan merusak milik orang lain malah kita akan ikut menjaga kelestarian milik
orang lain.
JADI, DENGAN KITA BENAR-BENAR MEMAHAMI DAN MEMATUHI PERINTAH PERTAMA,
AUTOMATIS KITA AKAN MEMATUHI SEMBILAN PERINTAH YANG LAIN
DARI 10 PERINTAH INI.
DAN BUKAN HANYA 9
PERINTAH YANG LAIN INI,
TETAPI JUGA
PERINTAH-PERINTAH TUHAN YANG LAIN YANG TERTULIS DI ALKITAB, TERMASUK YANG
DITULIS DI MATIUS 25:31-46 DI ATAS,
TERMASUK
MENINGGALKAN DAGING
YANG DIHARAMKAN
TUHAN,
TERMASUK KESETIAAN
MEMBERIKAN PERSEPULUHAN,
DAN MASIH BANYAK
LAGI.
Jadi,
dengan punya hubungan yang baik dengan Tuhan, dengan menempatkan Tuhan sebagai
yang Pertama dan Terutama dalam hidup kita, sebagai Satu-satunya yang kita
sembah, kita akan menjadi manusia yang berbudi luhur, yang mengasihi Tuhan dan
mengasihi sesama manusia.
Sebaliknya
jika kita tidak all-out mematuhi
Perintah Pertama, kita pasti kedodoran mematuhi perintah-perintah yang lain.
Jadi
kuncinya ada pada Perintah Pertama, seberapa komited kita benar-benar mematuhi
Perintah Pertama.
Matius 22:37-38
37 Yesus berkata kepadanya, ‘Engkau harus mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. 38 Itulah Perintah yang
utama dan yang pertama.
Di Lukas 10:27
ditambahkan “dengan
segenap kekuatanmu”.
Klop, bukan? Jika kita mengasihi Tuhan
dengan segenap-segenap milik kita, bagaimana?
Yohanes 14:15
Jikalau kamu mengasihi Aku, turuti
Perintah-perintah-Ku.
Maka, jika kita bisa mengasihi Tuhan
Ø
dengan segenap hati
~
artinya dengan sukarela, dari hati sendiri, bukan terpaksa, bukan karena takut
masuk neraka, tetapi karena kita memang mau mengasihi Tuhan.
Ø
dan dengan segenap jiwa
~
artinya dengan pemahaman kerohanian kita, karena sesungguhnya hal-hal Tuhan itu
adalah hal-hal rohani yang harus dipahami secara rohani.
Ø
dan dengan segenap akal budi
~ artinya dengan
mental, dengan pikiran sehat kita, dengan logika kita, karena kita tahu bahwa
Tuhan itu benar.
Ø
dan dengan segenap
kekuatan
~
artinya secara all-out seluruh kemampuan kita.
maka otomatis KITA
AKAN MENURUTI SEMUA PERINTAH TUHAN DENGAN SEGENAP HATI, SEGENAP JIWA, SEGENAP
AKAL BUDI KITA, DAN SEGENAP KEKUATAN KITA.
Berarti, jika kita BELUM menuruti segala perintah Tuhan, itu KITA BELUM
MENGASIHI TUHAN, apalagi
dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan kita.
1 Yohanes 2:3-4
3 Dan inilah tandanya,
bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti Perintah-perintah-Nya. 4
Dia
yang berkata, ‘Aku mengenal Dia’ dan tidak menuruti Perintah-perintahNya, ia seorang pendusta dan kebenaran tidak ada dalamnya.
Pernyataan yang keras kan? Kalau kita
tidak menuruti Perintah-perintah Tuhan ~ ini semua Perintah Tuhan karena
bentuknya jamak, maka kita ini seorang pendusta, kita cuma omong kosong, kita
menipu, kita hipokrit, dan kita tidak punya kebenaran. Dengan kata lain kita
adalah sehina-hinanya manusia.
Jadi, walaupun kita MERASA kita sudah
selamat, perkiraan kita BELUM TENTU BENAR. Bukan kita yang menentukan apakah
kita sudah selamat atau tidak, tetapi TUHAN YANG MENENTUKAN. Dan Tuhan Sendiri
jelas-jelas berkata, barangsiapa yang tidak menuruti Perintah-perintahNya, dia
adalah seorang pendusta, dan ini tidak main-main, lo. Pendusta itu
ternyata tidak bisa masuk kerajaan Allah. Silakan baca sendiri:
Wahyu 22:15
Karena
di luar (di luar Kota Yerusalem Baru, artinya yang tidak bisa masuk
ke Kota Yerusalem Baru) ada anjing-anjing, dan tukang-tukang sihir, orang-orang yang asusila, dan pembunuh-pembunuh, dan penyembah-penyembah
berhala, dan setiap orang yang mencintai dan melakukan dusta.
Jadi ini
disebutkan beberapa kategori orang-orang yang tidak punya bagian dalam dunia
yang baru kelak:
ü
“anjing-anjing” = Paulus menyebut
guru-guru palsu, hamba-hamba Tuhan yang jahat sebagai “anjing” ~ Filipi 3:2.
ü
tukang-tukang sihir = semua yang
berhubungan dengan roh-roh kegelapan, yang mengerjakan mistik.
ü
orang-orang asusila = pelacur perempuan
dan laki-laki, sodomit, mucikari, homoseksual, pelaku incest, yang berzinah dan
berselingkuh, yang melakukan seks bebas.
ü
para pembunuh, jasmani dan rohani.
ü
para penyembah berhala.
ü
dan setiap orang yang berdusta dan
mencintai dusta. Jadi jangan menganggap dusta itu enteng. Itu menghalangi kita
selamat.
Untuk direnungkan kita semua.
28 07 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar