Sabtu, 24 Februari 2024

232. APA MAKSUD MATIUS 10:28?

232. APA MAKSUD MATIUS 10:28

_______________________________

 

 

Kadang-kadang orang dibuat bingung dengan istilah-istilah di Alkitab, itu karena para nabi/rasul tidak didikte Allah pada waktu mereka menulis, tetapi Roh Kudus menyampaikan pesan tersebut ke dalam pikiran mereka, bisa lewat penglihatan, bisa lewat bisikan hati nurani, bisa lewat mimpi, bisa lewat diberitahu malaikat, dan nabi/rasul itu yang menulis dengan kata-katanya sendiri, dengan gaya bahasanya sendiri, sesuai latar belakang pendidikannya dan kebudayaan di zamannya. Namun demikian, Allah tetap menjaga agar pesanNya bisa diterima manusia dengan pemahaman yang benar. Karena itu Allah selalu mengulang-ulangi prinsip dari pesan-pesanNya kepada beberapa nabi/rasul, sehingga kalau kita bingung dengan tulisan satu orang nabi/rasul, kita bisa memahaminya dari tulisan  di kitab lain dari nabi/rasul yang lain tentang topik yang sama. Karena pencipta (author) Alkitab itu adalah Roh Kudus, maka sudah pasti tidak ada prinsip atau konsep yang bertentangan. Hanya saja karena yang menulis itu manusia-manusia yang berbeda, gaya penulisannya sendiri-sendiri. Ada yang kalimatnya pendek-pendek, sederhana, bisa langsung ditangkap semua artinya. Ada yang kalimatnya panjang-panjang, rumit, butuh dibaca berulang-ulang. Tapi pecayalah jika kita mengawali semua pembacaan Alkitab dengan doa, Tuhan akan membuka pemahaman kita.

 

Nah, Matius 10:28 itu sering menimbulkan pemahaman yang salah, terutama bagi mereka yang memang punya konsep yang salah tentang kebakaan jiwa. Mari kita lihat. Dan jangan lupa semua ayat di blog ini diambil dari KJV/NKJV yang diindonesiakan.

 

Matius 10:28

Dan janganlah takut kepada mereka yang  membunuh tubuh, tetapi tidak bisa membunuh jiwa (soul); melainkan takutlah Dia yang bisa membinasakan baik jiwa (soul) maupun tubuh di dalam neraka.

 

Ayat ini sering menimbulkan kesan bahwa tubuh dan jiwa itu entitas yang terpisah, dan bisa hidup sendiri-sendiri, bahkan yang satu (jiwa) bisa tetap hidup sementara yang satu (tubuh) sudah mati. Konsep kebakaan jiwa ini justru adalah konsep penyesatan Setan yang pertama, Setan berkata kepada Hawa,

Kejadian 3:4

Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: ‘Kamu pasti tidak akan mati’.

 

Padahal Tuhan sejak awal pertama sudah memberitahu pasangan Adam dan Hawa, jika mereka melanggar Hukum Tuhan, jika mereka berbuat dosa (karena melanggar Hukum Tuhan itu namanya dosa ~ 1 Yohanes 3:4)  dalam hal ini makan buah dari pohon pengetahuan baik dan buruk, mereka pasti akan mati.

 

Kejadian 2:16-17

16 Dan TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia laki-laki itu, Dari semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas’.17 ‘tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.’

 

Roma 6:23

Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal melalui Kristus Yesus, Tuhan kita.

 

Jadi konsep bahwa manusia (atau ada bagian dari manusia itu = roh/jiwanya) tidak akan mati, itu ditanamkan Setan sudah sejak di taman Eden kepada Hawa. Dan ini terus-menerus diwariskan kepada generasi-generasi manusia hingga ke zaman kita, dan setinggi apa pun pendidikan kita, secanggih apa pun ilmu yang kita kuasai, mayoritas kita masih percaya kepada kebohongan Setan, bahwa roh/jiwa kita tidak akan mati, inilah yang mereka sebut dengan konsep kebakaan jiwa.

Ada temanku yang percaya ayahnya masih berjualan kain di dunia orang mati seperti yang dilakukannya di sini. Ada juga seorang ibu yang berpesan kepada anaknya supaya kalau dia mati, dibawakan peralatan jahit-menjahitnya di dalam peti matinya supaya nanti “di sana” dia masih bisa terima jahitan seperti yang dilakukannya di dunia. Ada yang percaya jika mereka yang sudah mati sering didoakan, maka mereka yang berada di api pencucian bisa cepat selesai hukumannya dan bisa dibawa ke Surga. Ada yang percaya mendapat mimpi dari orangtuanya minta dikirimi sepatu, sebab sepatunya rusak, jadi dibakarlah sepatu-sepatu dari kertas dengan merk-merk terkenal yang mahal. Jadi menurut konsep ini, orang-orang yang mati ini sesungguhnya masih tetap hidup, hanya tanpa badan, rohnya atau jiwanya yang masih hidup. Anehnya kok roh perlu pakai sepatu, perlu pakai baju dari kain, siapa yang buka pabrik kain di Surga?

 

Di suatu acara tutup peti, aku bertanya kepada temanku apakah dia percaya suatu hari Kristus akan datang dan membangkitkan orang mati. Dia bilang percaya, itu ada di kredonya. Dan aku bertanya, kalau kebangkitannya masih nanti nunggu Kristus datang, siapa yang sekarang didoakan supaya bisa ada di Surga bersama Bapa? Oh, itu jiwa/roh orang yang mati itu, kata temanku. Jadi menurut temanku ini, jiwa/roh orang mati akan langsung ke Surga dalam hitungan hari setelah kematiannya (ada yang percaya setelah 3 hari, ada yang setelah 7 hari), dan nanti waktu kebangkitan, tubuhnya yang dibangkitkan, lalu dipersatukan lagi dengan jiwa/rohnya. Luar biasa! Kalau jiwa/rohnya sudah bisa hidup sendiri tanpa tubuh di Surga, untuk apa tubuhnya dibangkitkan? Bayangkan Adam yang sudah 6000 tahun jiwa/rohnya hidup tanpa tubuh di Surga, untuk apa tubuhnya nanti dibangkitkan? Adam cuma hidup 930 tahun di dunia. Lalu dia mati. Hingga sekarang kira-kira sudah 6000 tahun jiwa/rohnya hidup tanpa tubuh di Surga, sudah jauh lebih lama daripada waktu jiwa/roh itu hidup bersama tubuhnya selama 930 tahun di dunia. Jangan-jangan jiwa/rohnya sudah tidak terbiasa harus hidup di dalam tubuhnya lagi. Apa konsep ini tidak ajaib?

Alkitab sama sekali tidak mengajarkan itu. Tapi mayoritas manusia percaya, pokoknya begitu yang mereka tahu walaupun tidak ada bukti ayat Alkitabnya.

 

Jadi karena manusia kebanyakan berpegang teguh pada konsep kebakaan jiwa ini, maka ketika mereka membaca Matius 10:28, mereka pun mengartikannya sesuai dengan konsep kebakaan jiwa ini. Padahal bukan itu maksud Tuhan.

Apa maksud Tuhan? Mari kita lihat di ayat paralelnya di

Lukas 12:4-5

4 Dan Aku berkata kepadamu, sahabat-sahabat-Ku, ‘Janganlah takut terhadap mereka yang membunuh tubuh dan setelah itu tidak dapat berbuat apa-apa lagi.’ 5 Tetapi Aku akan peringatkan kamu sebelumnya siapa yang harus kamu takuti. Takutlah Dia, yang setelah dia membunuh, punya kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Ya, Aku berkata kepadamu, ‘Takutlah Dia.’

Jadi  “tetapi tidak bisa membunuh jiwa” di Matius 10:28 itu sama dengan ”tidak dapat berbuat apa-apa lagi” di Lukas 12:4.

 

Matius yang menulis kepada orang-orang Kristen Yahudi, menganggap kalimatnya sudah automatis bisa dipahami dengan benar, karena orang Yahudi sudah paham bahwa tidak ada pemisahan antara tubuh dengan jiwa/roh. Manusia itu satu unit yang terdiri atas tubuh+roh. Tubuh tanpa roh itu mayat, bukan manusia. Roh (nafas hidup) itu hanya diberikan kepada tubuh, kalau tidak ada tubuh, jelas Tuhan tidak memberikan nafas hidup.

Coba kita lihat di Kejadian 2:7 tulisan Ibrani aslinya

 

And the LORDH3068 GodH430 formedH3335 (H853) manH120 of the dustH6083 ofH4480 the ground,H127 and breathedH5301 into his nostrilsH639 the breathH5397 נְשָׁמָה  [neshâmâh] of life;H2416 and manH120 becameH1961 a livingH2416 soul H5315 נֶפֶשׁ [nephesh].

 

Dan TUHAN Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke lubang hidungnya; dan manusia  menjadi makhluk yang hidup.

 

Kode H5397 “breath” itu tulisan aslinya נְשָׁמָה [neshâmâh], artinya “breath” (nafas), “wind” (angin), “soul” (jiwa, nyawa, manusia), “spirit” (roh)

Kode H5315 “soul” itu tulisan aslinya נֶפֶשׁ [nephesh], artinya “a breathing creature” (makhuk yang bernafas), “man” (manusia), “person” (orang), “soul” (jiwa, nyawa, manusia)

 

Jadi, Kejadian 2:7 mengatakan:



Dan ini sudah dipahami oleh orang Yahudi sebelum mereka menjadi Kristen. Orang Yahudi dari kecil sudah diajari semua kitab di Perjanjian Lama, terutama kitab-kitab Taurat Musa jadi mereka sangat paham dengan ayat Kejadian 2:7 itu. Karena itu Matius yang menulis kepada orang-orang Kristen Yahudi, memakai kata “soul” sesuai kebiasaan gaya bahasa saat itu, karena dia yakin orang-orang Yahudi paham apa yang dimaksudnya.

Tapi Lukas yang seorang tabib, lebih terperinci daripada Matius dalam penulisannya. Apalagi Lukas menulis kepada Theofilus (orang Kristen Yunani), karena itu dia memakai kalimat yang lebih jelas supaya tidak terjadi salah paham, karena mayoritas orang Yunani tidak begitu kenal kitab-kitab Perjanjian Lama, mereka baru mempelajarinya ketika menjadi Kristen.

 

Jadi baik yang dimaksud oleh Matius dan Lukas ialah:

ü   Jangan takut kepada manusia,

yang hanya bisa merampas hidup kita di dunia; tetapi tidak bisa merampas hidup kekal kita.

ü   Takutlah kepada Allah,

yang bukan hanya bisa menghabisi hidup kita di dunia tapi juga bisa melenyapkan kesempatan hidup kekal kita.

 

Ini adalah pesan Yesus, yang mengetahui bahwa pengikut-pengikutNya akan menghadapi persekusi, mereka akan dimusuhi, akan dikejar, akan dianiaya, bahkan akan dibunuh. Jadi Yesus berkata, tidak usah takut kepada mereka, karena paling banter mereka hanya bisa membunuh kamu, menghabisi nyawa kamu di dunia ini. Tapi kelak kamu akan dibangkitkan, dan kamu akan menerima hidup yang kekal.

Jadi hendaklah kita tetap setia kepada Yesus walaupun kita menghadapi persekusi, walaupun kita akan dibunuh. Yesus akan memberi kita hidup kekal nanti. Tetapi kalau kita sampai mengkhianati iman kita, karena kita sangka itu bisa menyelamatkan kita dari kejaran manusia yang mempersekusi kita, yang mau membunuh kita, lalu kita meninggalkan Tuhan, maka kita justru celaka karena kita bisa kehilangan hidup kekal kita.

 

Pesan Yesus ini berlaku juga buat pengikut-pengikutNya di akhir zaman. Tuhan sudah memberikan amaran bahwa akan terjadi persekusi lagi pada umat Tuhan di akhir zaman.

Matius 24:9

Lalu mereka akan menyerahkan kamu supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa karena namaKu. 

 

Wahyu 12:17

Dan naga itu marah kepada perempuan itu, dan pergi memerangi yang tersisa dari  Benihnya,  yang memelihara perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.

 

Ayat 9 menjelaskan siapa yang dimaksud dengan naga ini.

 

Wahyu 12:9

Dan naga besar itu dilemparkan keluar, si ular tua, yang disebut Iblis dan Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dia dilemparkan keluar ke bumi, dan malaikat-malaikatnya dilemparkan keluar bersama-sama dengan dia.

 

Berarti manusia-manusia yang mempersekusi umat Allah itu menjalankan perintah Setan. Dan di akhir zaman, mereka itu bukan orang-orang asing yang tidak kita kenal, justru banyak dari mereka itu dari kalangan kita sendiri, kerabat sendiri, teman sendiri, yang mereka sangka mereka bisa menyelamatkan nyawa mereka sendiri dengan mengorbankan kita.

 

Menjadi pengikut Kristus dengan sendirinya menjadi musuh Setan, dan dimusuhi oleh orang-orang yang memihak Setan. Itu sudah konsekuensinya, karena Setan adalah musuh Allah, dan semua pengikut Allah juga menjadi musuhnya.

Apakah Allah tidak akan melindungi umatNya dari persekusi Setan dan kubunya?

Jelas Allah akan melindungi semua umatNya yang tetap setia padaNya. Tapi cara Allah melindungi bukan dengan menghindarkan persekusi itu dari umatNya. Allah mau melihat kesungguhan iman umatNya, benarkah kita mengasihi Allah dengan segenap hati, kekuatan, dan akal budi kita, atau kita hanya mengaku mengasihi Allah saja di bibir. Allah mau kita membuktikan kesungguhan hati kita. Dan hanya melalui persekusilah, umat Allah bisa membuktikan imannya. Di zaman aman, mudah menjadi pengikut Yesus. Tetapi di zaman persekusilah baru terbukti apakah iman kita itu iman sejati atau iman palsu. Yesus Kristus demi cintanya pada kita, sudah bersedia mati untuk menyelamatkan kita, apakah kita demi cinta kita kepadaNya, benar-benar bersedia mati untuk membuktikan kesetiaan kita kepadaNya, atau kita hanya omong kosong?

Matius 10:39

Dia yang menemukan nyawanya, akan kehilangan nyawanya, dan dia yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menemukannya.

 

Ini lagi kalimat yang membingungkan.

Apa maksunya “menemukan nyawanya”? Memangnya nyawanya tadi hilang di mana?

Sesungguhnya di masa persekusi, umat Allah di atas kertas (menurut undang-undang manusia) sudah kehilangan nyawanya, karena mereka sudah masuk daftar orang-orang yang harus dipersekusi, tidak bisa berjual beli (Wahyu 13:17) bahkan dengan ancaman akan dibunuh (Wahyu 13:15) jika tidak mau berkompromi. Tetapi jika mereka mau berkompromi, jika mereka mau menuruti permintaan kubu Setan ~ dan di akhir zaman itu adalah mau menyembah patung Binatang, menerima undang-undang hari Minggu ~ maka mereka akan “menemukan nyawanya” kembali, artinya mereka akan dikeluarkan dari daftar persekusi, mereka batal dibunuh, mereka boleh hidup dengan tenang, tidak dimusuhi lagi karena mereka sudah bergabung dengan kubu Setan.

Tetapi apa akibatnya?

Justru mereka “akan kehilangan nyawanya” di tangan Tuhan. Karena mereka telah mengkhianati iman, mengkhianati Tuhan. Maka mereka akan kehilangan hidup kekal mereka. Sama kan ini artinya dengan Matius 10:28 dan Lukas 12:4?

Karena itu Tuhan berkata, kalau umatNya rela kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menemukannyakarena Tuhan akan membangkitkan dia dan mengaruniakan kepadanya hidup yang kekal. Tetapi kalau sebaliknya umat Tuhan berupaya sendiri untuk menyelamatnya nyawanya dengan berkompromi dengan musuh Tuhan, ya berarti dia sendiri yang melepaskan Tuhan.

Pilih mana?

 

Jadi ingat Matius 10:28 dan Lukas 12:4, mengingatkan supaya umat Allah jangan takut kepada menusia yang hanya bisa merampas hidup duniawi kita, mereka tidak bisa merampas hidup kekal kita. Selama kita tetap setia kepada Tuhan, hidup kekal itu milik kita. Karena itu jika kita ingin tetap mendapat hidup kekal dari Tuhan, maka tetaplah setia kepada Tuhan.

 

 

 

25 02 24 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar