232. APA MAKSUD MATIUS
10:28
_______________________________
Kadang-kadang orang dibuat bingung dengan istilah-istilah di Alkitab, itu
karena para nabi/rasul tidak didikte Allah pada waktu mereka menulis, tetapi
Roh Kudus menyampaikan pesan tersebut ke dalam pikiran mereka, bisa lewat
penglihatan, bisa lewat bisikan hati nurani, bisa lewat mimpi, bisa lewat
diberitahu malaikat, dan nabi/rasul itu
yang menulis dengan kata-katanya sendiri, dengan gaya bahasanya sendiri, sesuai
latar belakang pendidikannya dan kebudayaan di zamannya. Namun demikian, Allah
tetap menjaga agar pesanNya bisa diterima manusia dengan pemahaman yang benar.
Karena itu Allah selalu mengulang-ulangi prinsip dari pesan-pesanNya kepada
beberapa nabi/rasul, sehingga kalau kita bingung dengan tulisan satu orang
nabi/rasul, kita bisa memahaminya dari tulisan
di kitab lain dari nabi/rasul yang lain tentang topik yang sama. Karena
pencipta (author) Alkitab itu adalah Roh Kudus, maka sudah pasti tidak ada
prinsip atau konsep yang bertentangan. Hanya saja karena yang menulis itu
manusia-manusia yang berbeda, gaya penulisannya sendiri-sendiri. Ada yang
kalimatnya pendek-pendek, sederhana, bisa langsung ditangkap semua artinya. Ada
yang kalimatnya panjang-panjang, rumit, butuh dibaca berulang-ulang. Tapi
pecayalah jika kita mengawali semua pembacaan Alkitab dengan doa, Tuhan akan
membuka pemahaman kita.
Nah, Matius 10:28 itu sering menimbulkan pemahaman yang salah, terutama
bagi mereka yang memang punya konsep yang salah tentang kebakaan jiwa. Mari kita lihat. Dan jangan lupa semua ayat di
blog ini diambil dari KJV/NKJV yang diindonesiakan.
Matius
10:28
Dan janganlah takut
kepada mereka yang membunuh
tubuh, tetapi tidak bisa membunuh
jiwa (soul); melainkan takutlah
Dia yang bisa membinasakan baik jiwa (soul)
maupun tubuh di dalam
neraka.
Ayat ini sering menimbulkan kesan bahwa tubuh dan jiwa itu entitas yang
terpisah, dan bisa hidup sendiri-sendiri, bahkan yang satu (jiwa) bisa tetap hidup sementara yang satu (tubuh) sudah mati. Konsep kebakaan
jiwa ini justru adalah konsep penyesatan Setan yang pertama, Setan
berkata kepada Hawa,
Kejadian
3:4
Tetapi ular itu berkata kepada
perempuan itu: ‘Kamu pasti tidak akan mati’.
Padahal Tuhan sejak awal
pertama sudah memberitahu pasangan Adam dan Hawa, jika mereka
melanggar Hukum Tuhan, jika
mereka berbuat dosa (karena melanggar Hukum Tuhan itu namanya
dosa ~ 1 Yohanes 3:4) dalam hal ini makan
buah dari pohon pengetahuan baik dan buruk, mereka pasti
akan mati.
Kejadian
2:16-17
16 Dan TUHAN Allah memberi perintah ini kepada
manusia laki-laki itu, ‘Dari semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan
bebas’.17 ‘tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat
itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada
hari engkau memakannya, engkau pasti akan
mati.’
Roma 6:23
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang
kekal melalui Kristus Yesus, Tuhan kita.
Jadi konsep bahwa manusia (atau ada bagian dari
manusia itu = roh/jiwanya) tidak
akan mati, itu ditanamkan Setan sudah sejak di taman Eden kepada Hawa. Dan ini terus-menerus diwariskan kepada
generasi-generasi manusia hingga ke zaman kita, dan setinggi apa pun pendidikan
kita, secanggih apa pun ilmu yang kita kuasai, mayoritas kita masih percaya
kepada kebohongan Setan, bahwa roh/jiwa kita tidak akan mati, inilah yang mereka sebut
dengan konsep kebakaan jiwa.
Ada temanku yang percaya ayahnya masih berjualan kain di dunia orang mati
seperti yang dilakukannya di sini. Ada juga seorang ibu yang berpesan kepada
anaknya supaya kalau dia mati, dibawakan peralatan jahit-menjahitnya di dalam
peti matinya supaya nanti “di sana” dia masih bisa terima jahitan seperti yang
dilakukannya di dunia. Ada yang percaya jika mereka yang sudah mati sering
didoakan, maka mereka yang berada di api pencucian bisa cepat selesai
hukumannya dan bisa dibawa ke Surga. Ada yang percaya mendapat mimpi dari
orangtuanya minta dikirimi sepatu, sebab sepatunya rusak, jadi dibakarlah sepatu-sepatu
dari kertas dengan merk-merk terkenal yang mahal. Jadi menurut konsep ini, orang-orang
yang mati ini sesungguhnya masih tetap hidup, hanya tanpa badan,
rohnya atau jiwanya yang masih hidup. Anehnya kok roh perlu pakai sepatu, perlu
pakai baju dari kain, siapa yang buka pabrik kain di Surga?
Di suatu acara tutup peti, aku bertanya kepada temanku apakah dia percaya
suatu hari Kristus akan datang dan membangkitkan orang mati. Dia bilang percaya,
itu ada di kredonya. Dan aku bertanya, kalau kebangkitannya masih nanti nunggu
Kristus datang, siapa yang sekarang didoakan supaya bisa ada di Surga bersama
Bapa? Oh, itu jiwa/roh orang yang mati itu, kata temanku. Jadi menurut temanku
ini, jiwa/roh orang mati akan langsung ke Surga dalam hitungan hari setelah
kematiannya (ada yang percaya setelah 3 hari, ada yang setelah 7 hari), dan
nanti waktu kebangkitan, tubuhnya yang dibangkitkan, lalu dipersatukan lagi
dengan jiwa/rohnya. Luar biasa! Kalau jiwa/rohnya sudah bisa hidup sendiri tanpa tubuh di
Surga, untuk apa tubuhnya dibangkitkan? Bayangkan
Adam yang sudah 6000 tahun jiwa/rohnya hidup tanpa
tubuh di Surga, untuk apa tubuhnya nanti dibangkitkan? Adam cuma hidup 930 tahun
di dunia. Lalu dia mati. Hingga sekarang kira-kira sudah 6000 tahun jiwa/rohnya
hidup tanpa tubuh di Surga, sudah jauh lebih lama daripada waktu jiwa/roh itu
hidup bersama tubuhnya selama 930 tahun di dunia. Jangan-jangan jiwa/rohnya
sudah tidak terbiasa harus hidup di dalam tubuhnya lagi. Apa konsep ini tidak
ajaib?
Alkitab sama
sekali tidak mengajarkan itu. Tapi mayoritas
manusia percaya, pokoknya begitu yang mereka tahu walaupun tidak ada bukti
ayat Alkitabnya.
Jadi karena manusia kebanyakan berpegang teguh pada konsep kebakaan jiwa
ini, maka ketika mereka membaca Matius 10:28, mereka pun mengartikannya sesuai
dengan konsep kebakaan jiwa ini. Padahal bukan itu maksud Tuhan.
Apa maksud Tuhan? Mari kita lihat di ayat paralelnya di
Lukas
12:4-5
4 Dan Aku berkata kepadamu, sahabat-sahabat-Ku,
‘Janganlah takut terhadap mereka yang membunuh tubuh dan setelah itu tidak
dapat berbuat apa-apa lagi.’ 5
Tetapi Aku akan peringatkan kamu sebelumnya
siapa yang harus kamu takuti. Takutlah Dia, yang setelah dia membunuh, punya kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Ya, Aku berkata kepadamu, ‘Takutlah Dia.’
Jadi “tetapi tidak bisa
membunuh jiwa” di Matius 10:28 itu sama dengan ”tidak dapat berbuat apa-apa lagi” di Lukas 12:4.
Matius yang menulis kepada orang-orang
Kristen Yahudi, menganggap kalimatnya sudah automatis bisa dipahami dengan
benar, karena orang Yahudi sudah paham bahwa tidak ada pemisahan
antara tubuh dengan jiwa/roh. Manusia itu satu unit yang terdiri
atas tubuh+roh. Tubuh tanpa roh itu mayat, bukan manusia. Roh (nafas hidup) itu
hanya diberikan kepada tubuh, kalau tidak ada tubuh, jelas Tuhan tidak
memberikan nafas hidup.
Coba kita lihat di Kejadian
2:7 tulisan Ibrani aslinya
And the LORDH3068 GodH430 formedH3335 (H853) manH120 of the dustH6083 ofH4480 the
ground,H127 and breathedH5301 into his nostrilsH639 the breathH5397
נְשָׁמָה [neshâmâh] of life;H2416 and manH120 becameH1961 a livingH2416 soul H5315 נֶפֶשׁ
[nephesh].
Dan TUHAN Allah membentuk manusia dari debu
tanah dan menghembuskan nafas hidup ke lubang
hidungnya; dan manusia menjadi makhluk
yang hidup.
Kode
H5397 “breath” itu
tulisan aslinya נְשָׁמָה [neshâmâh], artinya “breath” (nafas), “wind” (angin),
“soul” (jiwa, nyawa, manusia), “spirit” (roh)
Kode
H5315 “soul” itu
tulisan aslinya נֶפֶשׁ [nephesh], artinya “a breathing creature” (makhuk yang bernafas), “man”
(manusia), “person” (orang), “soul” (jiwa, nyawa, manusia)
Jadi, Kejadian 2:7 mengatakan:
Dan ini sudah dipahami oleh orang Yahudi sebelum mereka menjadi Kristen. Orang Yahudi dari kecil sudah diajari semua kitab di Perjanjian Lama, terutama kitab-kitab Taurat Musa jadi mereka sangat paham dengan ayat Kejadian 2:7 itu. Karena itu Matius yang menulis kepada orang-orang Kristen Yahudi, memakai kata “soul” sesuai kebiasaan gaya bahasa saat itu, karena dia yakin orang-orang Yahudi paham apa yang dimaksudnya.
Tapi Lukas yang seorang tabib, lebih
terperinci daripada Matius dalam penulisannya. Apalagi Lukas menulis
kepada Theofilus (orang Kristen Yunani), karena itu dia memakai
kalimat yang lebih jelas supaya tidak terjadi salah paham, karena mayoritas
orang Yunani tidak begitu kenal kitab-kitab Perjanjian Lama, mereka baru
mempelajarinya ketika menjadi Kristen.
Jadi baik yang dimaksud oleh Matius dan Lukas ialah:
ü Jangan takut kepada manusia,
yang hanya bisa
merampas hidup kita di dunia; tetapi tidak bisa merampas hidup kekal kita.
ü Takutlah kepada Allah,
yang bukan hanya
bisa menghabisi hidup kita di dunia tapi juga bisa melenyapkan kesempatan hidup
kekal kita.
Ini adalah pesan Yesus, yang mengetahui bahwa pengikut-pengikutNya akan
menghadapi persekusi, mereka akan dimusuhi, akan dikejar, akan dianiaya, bahkan
akan dibunuh. Jadi Yesus berkata, tidak usah takut
kepada mereka, karena paling banter mereka hanya bisa membunuh kamu, menghabisi
nyawa kamu di dunia ini. Tapi kelak kamu akan dibangkitkan, dan kamu
akan menerima hidup yang kekal.
Jadi hendaklah kita tetap setia kepada Yesus walaupun kita menghadapi
persekusi, walaupun kita akan dibunuh. Yesus akan memberi kita hidup kekal
nanti. Tetapi kalau kita sampai mengkhianati iman kita, karena kita sangka itu
bisa menyelamatkan kita dari kejaran manusia yang mempersekusi kita, yang mau
membunuh kita, lalu kita meninggalkan Tuhan, maka kita justru celaka karena
kita bisa kehilangan hidup kekal kita.
Pesan Yesus ini berlaku juga buat
pengikut-pengikutNya di akhir zaman. Tuhan sudah memberikan amaran
bahwa akan terjadi persekusi lagi pada umat Tuhan di akhir zaman.
Matius
24:9
Lalu mereka akan
menyerahkan kamu supaya
disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa karena namaKu.
Wahyu
12:17
Dan naga itu marah kepada perempuan itu, dan pergi memerangi yang
tersisa dari Benihnya, yang memelihara
perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.
Ayat 9 menjelaskan siapa yang dimaksud dengan naga ini.
Wahyu 12:9
Dan naga
besar itu dilemparkan keluar, si ular
tua, yang disebut Iblis dan Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dia dilemparkan
keluar ke bumi, dan malaikat-malaikatnya
dilemparkan keluar bersama-sama dengan dia.
Berarti
manusia-manusia yang mempersekusi umat Allah itu menjalankan perintah Setan. Dan di akhir zaman,
mereka itu bukan orang-orang asing yang tidak kita kenal, justru banyak dari mereka itu dari kalangan kita sendiri, kerabat sendiri,
teman sendiri, yang mereka sangka mereka bisa menyelamatkan nyawa mereka
sendiri dengan mengorbankan kita.
Menjadi pengikut Kristus dengan sendirinya menjadi musuh
Setan, dan dimusuhi oleh orang-orang yang memihak Setan. Itu sudah konsekuensinya, karena Setan adalah musuh
Allah, dan semua pengikut Allah juga menjadi musuhnya.
Apakah Allah tidak akan melindungi umatNya dari persekusi
Setan dan kubunya?
Jelas Allah akan melindungi semua umatNya yang tetap
setia padaNya. Tapi cara Allah melindungi bukan
dengan menghindarkan persekusi itu dari umatNya. Allah mau melihat
kesungguhan iman umatNya, benarkah kita mengasihi Allah dengan segenap hati,
kekuatan, dan akal budi kita, atau kita hanya mengaku mengasihi Allah saja di
bibir. Allah mau kita membuktikan kesungguhan hati kita. Dan hanya melalui
persekusilah, umat Allah bisa membuktikan imannya. Di zaman aman, mudah menjadi
pengikut Yesus. Tetapi di zaman persekusilah baru terbukti apakah iman kita itu
iman sejati atau iman palsu. Yesus Kristus demi cintanya pada kita, sudah
bersedia mati untuk menyelamatkan kita, apakah kita demi cinta kita kepadaNya, benar-benar
bersedia mati untuk membuktikan kesetiaan kita kepadaNya, atau kita hanya omong
kosong?
Matius 10:39
Dia
yang menemukan nyawanya,
akan kehilangan nyawanya, dan dia yang kehilangan
nyawanya karena Aku, ia akan menemukannya.
Ini lagi kalimat yang membingungkan.
Apa maksunya “menemukan nyawanya”?
Memangnya nyawanya
tadi hilang di mana?
Sesungguhnya di masa persekusi,
umat Allah di atas kertas (menurut undang-undang manusia) sudah kehilangan
nyawanya, karena mereka sudah masuk daftar orang-orang yang harus dipersekusi,
tidak bisa berjual beli (Wahyu 13:17) bahkan dengan ancaman akan dibunuh (Wahyu
13:15) jika tidak mau berkompromi. Tetapi jika mereka mau berkompromi, jika
mereka mau menuruti permintaan kubu Setan ~ dan di akhir zaman itu adalah mau
menyembah patung Binatang, menerima undang-undang hari Minggu ~ maka mereka akan “menemukan nyawanya” kembali, artinya mereka akan
dikeluarkan dari daftar persekusi, mereka batal dibunuh, mereka boleh hidup
dengan tenang, tidak dimusuhi lagi karena mereka sudah bergabung dengan kubu
Setan.
Tetapi apa akibatnya?
Justru mereka “akan kehilangan nyawanya” di tangan Tuhan.
Karena mereka telah mengkhianati iman, mengkhianati Tuhan. Maka mereka akan kehilangan hidup kekal mereka. Sama kan ini artinya
dengan Matius 10:28 dan Lukas 12:4?
Karena itu Tuhan berkata, kalau umatNya
rela “kehilangan
nyawanya karena Aku, ia akan menemukannya” karena
Tuhan akan membangkitkan dia dan mengaruniakan kepadanya hidup yang kekal.
Tetapi kalau sebaliknya umat Tuhan berupaya sendiri untuk menyelamatnya
nyawanya dengan berkompromi dengan musuh Tuhan, ya berarti dia sendiri yang
melepaskan Tuhan.
Pilih mana?
Jadi ingat Matius 10:28 dan Lukas 12:4,
mengingatkan supaya umat Allah jangan takut kepada menusia yang hanya bisa
merampas hidup duniawi kita, mereka tidak bisa merampas hidup kekal kita.
Selama kita tetap setia kepada Tuhan, hidup kekal itu milik kita. Karena itu
jika kita ingin tetap mendapat hidup kekal dari Tuhan, maka tetaplah setia
kepada Tuhan.
25 02 24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar