Minggu, 20 Juni 2021

204. BENDAHARA YANG CERDIK

 204. BENDAHARA YANG CERDIK

________________________________________________________________________________________________________

 

 

Siapa yang pernah bingung dengan Lukas 16:1-9? Saya dulu bingung. Tetapi kemudian setelah mendengar pembahasan beberapa pakar Alkitab tentang topik ini, ternyata ini masuk akal bila kita letakkan pada fokus yang benar.

 

Mari kita lihat:

 

Lukas 16

16:1         Dan Yesus juga berkata kepada murid-murid-Nya: Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Dan suatu tuduhan disampaikan kepadanya, bahwa bendahara itu menghamburkan barang-barangnya.

16:2         Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya, ‘Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas pekerjaanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.’

16:3         Lalu kata bendahara itu di dalam hatinya, ‘Apa yang harus aku perbuat? Karena tuanku akan memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak bisa, mengemis aku malu.

16:4         Aku telah memutuskan apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, mereka mungkin mau menampung aku di rumah mereka.’

16:5         Lalu ia memanggil setiap orang yang berutang kepada tuannya, dan berkata kepada yang pertama, ‘Berapakah utangmu kepada tuanku?’

16:6         Dan orang itu berkata, ‘Seratus takaran minyak.’ Lalu katanya kepada orang itu, ‘Ambillah surat utangmu, duduklah cepat-cepat, dan tulislah lima puluh.’

16:7         Kemudian ia berkata kepada yang lain, ‘Dan berapakah utangmu?’ Jawab orang itu, ‘Seratus takaran gandum.’ Dan katanya kepada orang itu, ‘Ambillah surat utangmu, dan tulislah delapan puluh.

16: 8        Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik bertransaksi di dunianya daripada anak-anak terang.

16:9         Dan Aku berkata kepadamu: Jalinlah pertemanan dengan menggunakan harta duniawimu, supaya jika hartamu lenyap, mereka akan menerimamu di kemah abadi.’

 

Yang pertama harus kita sadari ialah ini suatu perumpamaan, suatu parabel yang diceritakan Yesus. Dan kita tahu Yesus sering memakai contoh yang ekstrem untuk menyampaikan maksudnya. Jadi jangan heran bila kita menjumpai kondisi yang absurd di sini.

 

Yang kedua, kita harus mencari dulu, Yesus bicara kepada siapa. Di ayat 1 kita melihat bahwa Yesus sedang bicara kepada murid-muridNya, tapi bukan hanya mereka yang sedang mendengarkan.

Di ayat 14 kita lihat:

Nah, orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, juga mendengar semua ini, dan mereka mencemoohkan Dia.

Nah, karena juga ada orang-orang Farisi, maka tidak heran bahwa Yesus sedang menyindir mereka. Dan karena mereka mencintai uang, maka khusus Yesus bicara tentang uang karena itu bisa dimengerti oleh mereka.

 

Tapi sebenarnya ini perumpamaan tentang apa?

Seorang kasir yang tidak jujur, ketahuan, dilaporkan kepada bosnya, dan sedang dalam proses akan dihakimi oleh bosnya. Bosnya sudah mengatakan ada kemungkinan dia akan dipecat. Lalu sebelum kasir ini dihakimi, dia cepat-cepat mengontak langganan-langganan bosnya dan me-markdown pembelian mereka. Tujuannya, supaya kalau dia benar-benar dipecat, langganan-langganan bosnya ini ada yang mau menampungnya karena sudah berutang budi padanya. Sampai di sini tidak ada yang aneh. Banyak kejadian seperti ini di dunia sehari-hari.

 

Apa yang aneh?

Ayat 8  

Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu…

 

Aneh kan? Si bos bukannya marah dia dirugikan, malah memuji kelicikan si kasir ini. Mengapa?

Nah, karena perumpamaan ini sebenarnya bukan tentang kejujuran seorang kasir. Kristus tidak punya urusan dengan berdagang atau jual-beli.  Ini adalah perumpamaan tentang Kerajaan Surga.

 

Si kasir ini dulunya selalu mementingkan kantongnya sendiri. Dia menilep uang dan barang bosnya untuk keuntungannya sendiri. Sampai ketahuan.

Tapi begitu dia tahu dia akan dipecat, dia mulai membagikan keuntungan itu kepada pihak ketiga, tidak lagi hanya ingat dirinya sendiri. Dengan kata lain si kasir ini berinvestasi pada pihak ketiga. Supaya saat dia dipecat, apa yang sudah diinvestasikannya akan menolongnya. Inilah inti perumpamaan tersebut.

 

Ayat 9 menjelaskan maksud perumpamaan yang diberikan Kristus ini.

Jalinlah pertemanan dengan menggunakan harta duniawimu, supaya jika hartamu lenyap, mereka akan menerimamu di kemah abadi.

 

Dengan ini Kristus mau menanamkan konsep bahwa apa yang ada di dunia ini tidak kekal. Apa yang kita miliki itu tidak kekal. Bisa diambil. Kalau sudah diambil, maka kita akan kehilangan semuanya.

Tetapi jika kita berinvestasi pada orang lain, memberikan keuntungan kepada orang lain ~ dalam hal ini jelas bukan materi duniawi melainkan apa? Keuntungan rohani ~ maka jika kita membagikan keuntungan rohani kepada orang lain, itu sama seperti kita berinvestasi di Kerajaan Allah. Suatu hari bila semua milik kita di dunia ini lenyap, maka kita masih punya investasi di Kerajaan Allah, kita masih diterima “di kemah abadi".

 

Kristus berkata demikian demi pendengar-pendengarnya yang kelompok Farisi. Orang-orang Farisi menganggap diri mereka pengikut Allah yang paling hebat, paling bagus, mereka tidak pandang sebelah mata kepada orang-orang lain, jelas mereka tidak pernah “membagikan keuntungan rohani” kepada orang lain. Mereka justru membuat mengikuti Allah sedemikian sulitnya dengan menambah-nambahi peraturan Tuhan dengan peraturan-peraturan mereka yang berlipat ganda jumlahnya untuk memukul mundur orang lain. Mereka bersikap ekslusif, seolah-olah Surga hanya milik mereka, orang lain tidak layak. Mereka tidak punya investasi di Surga.

 

Karena itu Krisus di sini berkata, bagikanlah keuntungan rohani yang sudah kamu nikmati, yang sudah kamu tahu, kepada orang lain yang belum tahu, supaya orang lain juga mendapatkan manfaatnya. Jangan disimpan sendiri. Karena suatu hari semua yang kamu miliki itu akan hilang, dan jika kamu sudah membagikan keuntungan rohani kepada orang lain, kamu masih punya investasi di Surga, walaupun semua milikmu di dunia lenyap, dan kamu punya tempat dalam kerajaan Allah.

 

Jadi ayat 8 yang mengatakan bahwa si bos memuji kasirnya, itu bukan perbuatan tidak jujurnya yang dipuji, bukan tindakan me-markdown jualan bosnya, melainkan akalnya untuk berinvestasi dalam orang lain.

Dan bahwa ini berkaitan dengan hal rohani sudah nyata di ayat 9, di mana dikatakan mereka akan menerimamu di kemah abadi" atau di Kerajaan Allah.

 

 

Bila kita lanjutkan membaca ayat 10-12, kita melihat Yesus menegaskan bahwa Dia tidak membenarkan ketidakjujuran, melainkan kejujuran itu sangat penting. Ini supaya jangan ada yang salah paham menganggap perbuatan si kasir yang me-markdown dagangan bosnya sebagai tindakan yang dipuji.

 

16:10       Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.

16:11       Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak benar (= hal-hal duniawi), siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?

16:12       Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?

 

Jadi jelas bahwa Yesus menghendaki kita jujur dan setia dalam perkara yang kecil dan perkara yang besar, dalam hal-hal duniawi dan dalam hal surgawi, dalam kepunyaan orang lain dan dalam kepunyaan kita sendiri.

 

Jadi kebenaran Tuhan yang kita ketahui jangan hanya kita simpan untuk diri sendiri, hanya untuk keuntungan pribadi. Biarlah orang lain juga bisa mendapatkan manfaatnya.  Berbeda dengan pandangan dunia yang mengatakan, urusan agama itu urusan pribadi, jangan bicara tentang agama dengan orang lain. Nah, itu pandangan dunia. Tapi Tuhan mengajarkan kita supaya membagikan kebenaran yang kita tahu kepada orang lain. Tuhan menyuruh kita menginjil. Tuhan menyuruh kita pergi ke mana-mana dan menjadikan semua orang muridNya. Itu tugas mulia yang diberikan Tuhan kepada kita. Karena kelak bila semua milik kita yang berasal dari dunia ini lenyap dimakan api, kita masih punya investasi di Surga, yaitu nama orang-orang yang mengenal Kristus yang tertulis di Kitab Kehidupan karena kita sudah sudi gawe membagikan kebenaran kepada mereka.

 

Semoga bermanfaat.

 

 

20 06 21



Tidak ada komentar:

Posting Komentar