Sabtu, 29 Juni 2013

116. CERDIK SEPERTI ULAR, POLOS SEPERTI MERPATI


116. CERDIK SEPERTI ULAR, POLOS SEPERTI MERPATI

_____________________________________________

 Matius 10:16

Lihat, Aku mengutus kamu pergi sebagai domba di tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular, dan polos seperti merpati.

 

Ada beberapa teman yang salah menangkap arti ayat ini. Mereka berkata, “Mengapa orang Kristen kok disuruh menjadi seperti ular? Bukankah ular itu lambang Setan? Apakah orang Kristen disuruh meniru Setan?”

 

Seringkali kita tidak teliti dengan apa yang kita baca. Seringkali kita terlalu tergesa-gesa menarik kesimpulan dari apa yang kita baca atau apa yang kita dengar.

Sebenarnya tidak sulit memahami ayat-ayat Alkitab dengan benar, asalkan setiap kali sebelum kita mulai, kita berdoa dulu, minta tuntunan Tuhan agar hati kita dibersihkan dari segala prejudice [syak wasangka] dan kita boleh mengerti apa yang dikatakan Tuhan.

 

Coba kita baca ayat Matius 10:16 itu lagi.

 

Apa yang tertulis? “hendaklah kamu cerdik seperti ular” .

 

Apakah kita disuruh menjadi seperti ular? TIDAK!

Kita disuruh MENJADI CERDIK seperti ular. Jadi ada batasannya. BUKAN SEMUA SIFAT ULAR ITU YANG KITA TIRU! Ular melambangkan sifat pengkhianat, jahat, pemberontak, penipu, sombong = semua sifat yang dimiliki Setan. Tetapi ular memiliki satu kemampuan yang sangat menonjol, yaitu dia CERDIK. Dan kecerdikan ular adalah yang paling top dari kecerdikan segala binatang yang lain.

 

Kejadian 3:1

Adapun ular itu lebih cerdik daripada binatang apa pun di hutan yang telah dijadikan oleh TUHAN Allah…

 

Kata yang diterjemahkan “CERDIK” di sini, kata aslinya ialah עָרוּם   [‛ârûm] yang artinya “lihai” bukan saja pintar, tetapi banyak akalnya, serta halus dan canggih cara penipuannya.

Nah “cerdik” itu baik atau tidak? Tentu saja CERDIK ITU SENDIRI ADALAH KEMAMPUAN YANG BAIK. Tetapi kalau kecerdikan itu disertai sifat licik, disertai kecanggihan menipu, maka dia menjadi tidak baik.

 

Oleh karena itu, perintah Yesus tidak berhenti sampai di “cerdik” saja, tetapi ada kelanjutannya, yaitu: “dan polos seperti merpati.”

Kata yang diterjemahkan “POLOS” di sini, tulisan aslinya adalah ἀκέραιος [akeraios ak-er’-ah-yos] yang artinya adalah “tidak berbahaya, sederhana, polos.”

Jadi arti intinya adalah TIDAK BERBAHAYA =  tidak mencelakakan orang/tidak punya niat jahat terhadap orang lain. Merpati adalah hewan yang paling tidak berbahaya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencelakakan orang. Dia kecil, lemah, tidak buas, tidak berbisa, tidak punya senjata apa-apa yang bisa dipakainya untuk mencelakakan orang, tidak punya niat dan akal untuk menipu orang.

 

Apakah kita disuruh menjadi seperti merpati? TIDAK!

Kita disuruh MENJADI TIDAK BERBAHAYA ATAU POLOS seperti merpati. Lagi-lagi, Yesus memberikan batasannya. bukan semua sifat merpati harus kita tiru!  Merpati itu burung yang tidak berani melawan, kalau diusir, dia terbang. Dia juga jenis burung yang jinak dan lemah. Kita tidak disuruh menjadi seperti itu. Hanya KETIDAK-BERBAHAYAANNYA, KEPOLOSANNYA yang perlu kita ambil.

 

 

Karena itu, KECERDIKAN dan KETIDAK-BERBAHAYAAN/KEPOLOSAN harus berjalan bersama-sama.

CERDik saja bisa membuat kita menjadi licik seperti ular, karena ular itu cerdik tapi berbahaya. Karena itu KECERDIKAN ini harus disertai sifat TIDAK BERBAHAYA/POLOS, dengan demikian KECERDIKAN diimbangi oleh sifat TIDAK BERBAHAYA/POLOS.

 

 

Untuk apa Tuhan menyuruh kita CERDIK dan TIDAK BERBAHAYA?

 

Karena Aku mengutus kamu pergi sebagai domba di tengah-tengah serigala,” kata Yesus.

Kita diutus masuk ke daerah rawan, ke daerah yang dikuasai Setan, ke tempat yang berbahaya, untuk apa? Untuk menyampaikan kabar selamat kepada orang lain. Kita akan menemui pertentangan, perlawanan, tuduhan, perlakuan yang tidak menyenangkan, bahkan sampai penganiayaan. Untuk itu, supaya kita tidak langsung KO (atau keok) saat baru mengambil langkah pertama, kita perlu memiliki KECERDIKAN. Tanpa itu kita tidak bisa menyampaikan Kabar Selamat kepada orang lain seperti yang ditugaskan Tuhan kepada kita. Kita perlu KECERDIKAN untuk bertahan di daerah musuh,

ü   untuk terus melakukan tugas kita di sana,

ü   untuk berbicara dengan kata-kata yang tepat,

ü   untuk menghadapi tantangan,

ü   untuk tahu kapan maju kapan mundur,

ü   untuk mengenali situasi, untuk bisa survive.

ü   CERDIK artinya kita sendiri tidak mudah ditipu,

supaya jangan sampai kita yang malah terseret ajaran yang sesat.

ü   CERDIK artinya kita bisa menyusun program yang berhasil, bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi.

ü   CERDIK juga membuat kita waspada,

tahu kapan momen yang tepat, tahu kapan bahaya mengancam.

 

Tetapi dengan modal KECERDIKAN saja kita bisa gagal. Pada waktu kita berhadapan dengan perlawanan dan pertentangan, kita bisa berubah menjadi jahat, menjadi kejam, menjadi licik. Kita bisa membalas perlakukan tidak baik dari orang lain terhadap kita. Karena itu Yesus berpesan, kita harus memiliki sifat TIDAK BERBAHAYA seperti merpati untuk mengimbangi kecerdikan kita. KEPOLOSAN/KETIDAK-BERBAHAYAAN ini yang harus mendasari segala sepak terjang kita,

ü   yang menjadi rem kita,

ü   yang selalu mengingatkan kita

bahwa misi kita adalah untuk menolong orang lain mengenal kebenaran, bukan untuk memenangkan perdebatan.

ü   Kita tidak boleh mencelakakan orang lain

dalam menjalankan misi kita, apa pun respons orang lain terhadap kita.

ü   Kita tetap harus memantulkan karakter Kristus yang tidak berbahaya,

karena jika kita memantulkan karakter Setan, ya tidak bakal ada orang yang mau menerima pekabaran yang kita bawa.

 

Jadi, pesan Yesus yang ditulis di Matius 10:16 itu adalah pesan yang baik. Yesus memberi kita dua senjata: KECERDIKAN ULAR dan KETIDAK-BERBAHAYAAN MERPATI. Dengan dua senjata itulah kita melangkah masuk ke daerah dominasi Setan.  Panglima yang baik, pasti memberi pasukannya senjata yang memadai, yang bisa membuat pasukannya menang dalam pertempuran. Dan inilah senjata yang diberikan Tuhan kepada kita supaya kita menang.

 

Semoga kita punya gambaran yang lebih jelas sekarang tentang ayat ini. Percayalah, Yesus tidak pernah memberikan pesan yang jelek atau salah kepada manusia. Hendaknya dalam membaca Alkitab, kita berpegang kepada keyakinan ini, maka segala syak wasangka terhadap Tuhan dengan sendirinya tidak akan pernah timbul.

 

 

2013-06-21

 

 

 


6 komentar:

  1. Balasan
    1. Mungkin bisa baca buku dgn judul SATANIC VERSES (ayat2 setan) Karangan :Dr.Salman Rusdhi.
      Lalu bandingakan

      Hapus
    2. Untuk apa baca Satanic Verses, saya bukan pengikut Setan. Saya pengikut Tuhan ya membaca Firman Allah.

      Hapus
  2. Cerdik seperti ular sama seperti Lukas 16:9, "Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi. "
    Mamon yang tidak jujur adalah harta atau wewenang yang kita miliki atau mungkin masih tersisa pada waktu-waktu kritis.
    Tapi kita gunakan bukan untuk membahayakan siapapun namun dapat membantu atau menyelamatkan kita dari kesalahan kita.

    BalasHapus