Sabtu, 29 Juni 2013

HAGGAI DAN KITA

Pelajaran hari sabat ini, yang diberikan oleh Pdt. Kristyono Sarjono

MENDAHULUKAN TUHAN ITU MEMBAWA BERKAT BAGI KITA ~ PELAJARAN ISRAEL BAGI KITA

Latar belakang true story ini diambil dari pengalaman orang Israel. Orang Israel tadinya adalah bangsa pilihan Tuhan. Tetapi karena mereka sering tidak setia kepada Tuhan dan berpaling kepada penyembahan berhala, akhirnya Tuhan menghukum mereka dan membiarkan mereka ditaklukkan Babilon, negara yang paling kuat pada zaman itu.

Tiga kali Raja Nebukadnezar menyerang Yerusalem.
Pertama di tahun 606/605BC, pada waktu itu Raja Yehuda Jehoiakim menyatakan takluk dan diizinkan terus memerintah di Yerusalem sebagai bawahan Nebukadnezar yang membayar upeti.

Sekitar 597BC, setelah Jehoiakim digantikan oleh Jehoiakin [Jaconiah] anaknya, Yerusalem memberontak, dan ditaklukkan lagi oleh Nebukadnezar. Kali ini bangsa Israel dari kalangan bangsawan diangkut sebagai tawanan ke Babilon, termasuk semua peralatan upacara kurban yang terbuat dari emas dari dalam Bait Suci.

Pemberontakan ketiga terjadi pada zaman pemerintahan Zedekiah sekitar 586BC dan kali ini Yerusalem dihancurkan total oleh Babilon, termasuk Bait Suci yang super megah yang didirikan oleh Raja Sulaiman [Salomo] dibakar dan dihancurkan. Pada waktu ini terjadi lagi deportasi bangsa Israel ke Babilon.

Deportasi bangsa Israel ke Babilon yang ketiga terjadi sekitar 582-581BC ketika Nebukadnezar membutuhkan tambahan tentara akibat peperangannya selama 13 tahun dengan Tyre [Tirus].

Sekarang 70 tahun telah lewat sejak Israel pertama ditaklukkan. Dan seperti yang dijanjikan Tuhan bahwa Israel hanya dihukum 70 tahun, maka mereka pun saatnya dipulangkan ke Yerusalem.
“Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. [Yeremia 29:10]

Maka diaturlah oleh Tuhan pemulangan orang Israel ke Yerusalem.

Pertama lewat titah Raja Cyrus [Koresh] dari Persia yang telah menaklukkan Babilon pada tahun 537BC. Titah ini membebaskan orang-orang Israel dan mengizinkan mereka pulang ke Yerusalem untuk membangun kembali negeri mereka dan Bait Suci mereka. Bukan itu saja, Raja Cyrus memberikan mereka segala kemudahan untuk membangun Yerusalem kembali. Tetapi hanya kurang dari 50ribu orang yang mau pulang. Sebagian besar mereka sudah betah hidup di tanah Babilon. Mereka yang mau kembali bersama Zerubabel [gubernur] dan Yoshua [imam besar], ternyata akhirnya tidak mendahulukan restorasi Bait Suci, melainkan sibuk menata hidup pribadi mereka sendiri, membangun rumah-rumah mereka sendiri. Pembangunan Bait Suci diabaikan. Jadi orang-orang Israel ini tidak belajar dari kesalahan mereka yang lalu. Sudah dihukum 70 tahun di pengasingan, sekarang masih mengulangi lagi keberanian mereka mengabaikan perintah Tuhan!

17 tahun kemudian, Tuhan mengatur agar Raja Darius Hyystapes [pengganti Cyrus urutan ke 3] mengeluarkan titah yang kedua di tahun 520BC dan pulanglah gelombang yang kedua ke Israel.
Bagaimanakah kondisi orang-orang Israel di Yerusalem pada waktu itu? Tragis. Alkitab mencatat:
“Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!” [Hagai 1:6]

Mengapa? Karena Tuhan tidak memberkati usaha mereka. Mengapa?

“Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang KAMU MASING-MASING SIBUK DENGAN URUSAN RUMAHNYA SENDIRI.
Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya, dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha." [Hagai 1:9-11]

Lewat nabiNya Hagai, Tuhan berpesan:
“Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah [=Bait Suci] itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.” [Hagai 1:8]

Dan ketika orang-orang Israel akhirnya melakukan apa yang diperintahkan Tuhan, maka Tuhan berkata:
“Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya--mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan ke sembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? MULAI DARI HARI INI AKU AKAN MEMBERI BERKAT!" [Hagai 2:19-20]

Inilah pelajaran untuk kita hari ini, karena Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” [2 Tim 3:16]

Jika kita merasa mengapa kurang ada berkat di dalam hidup kita, di dalam usaha kita, hendaknya kita ingat tentang pengalaman orang Israel ini.
Yesus Sendiri juga berkata:
“TETAPI CARILAH DAHULU KERAJAAN ALLAH DAN KEBENARANNYA, MAKA SEMUANYA ITU AKAN DITAMBAHKAN KEPADAMU.” [MATIUS 6:33]

Orang Israel telah salah meletakkan prioritas mereka, tidak mendahulukan Tuhan di dalam hidup mereka. Kebanyakan kita juga begitu. Karena Tuhan tidak pernah komplain, tidak seperti bos yang galak, kita sering melupakanNya. Semua kepentingan kita sepertinya lebih mendesak, lebih penting, sehingga TUHAN MENDAPAT URUTAN NOMOR PALING AKHIR. Suami/istri kita, anak-anak kita, pekerjaan kita, hobi kita, bahkan mungkin acara kopdar teman-teman kita masih lebih penting daripada melakukan kehendak Tuhan dan menuruti perintahNya. Herankah kita jika kita mengalami seperti yang dialami orang-orang Israel ini?

Semoga ini bisa membuka mata kita sehingga kita tidak salah menempatkan prioritas lagi.
Tuhan memberkati.


2013-06-08

Tidak ada komentar:

Posting Komentar