Selasa, 04 Juni 2013

PERSAMAAN ZAMAN NUH DAN ZAMAN SEKARANG

RENUNGAN HARI INI:


ZAMAN NABI NUH
DAN ZAMAN SEKARANG

Teman-teman yang Kristen tentunya sangat familier dengan kisah Nabi Nuh dan bahteranya, itu merupakan salah satu dari kisah-kisah yang sudah diperkenalkan kepada anak-anak. Mungkin saking begitu familier dengan cerita itu, kita tidak terlalu perhatian lagi.

Kita perlu mempelajari lebih teliti lagi mengenai kisah Nuh dan air bah karena kata Yesus Sendiri:
“Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. [Mat 24:38-39]

Yesus berkata sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu.... demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” Sangat jelas. Bukan manusia yang berkata ini, tapi Yesus. Jadi, generasi akhir zaman PERSIS SAMA DENGAN GENERARSI SEBELUM AIR BAH!
Berarti KITA INI SAMA DENGAN ORANG-ORANG YANG HIDUP DI ZAMAN NUH!


Jadi marilah kita pelajari, bagaimana orang-orang di zaman Nuh itu hidup! Di Matius 24:38-39 Yesus menyebutkan TIGA CIRI KHAS dari generasi Nuh, yang sama dengan generasi akhir zaman.

1.   Mereka makan dan minum ~ ini adalah hal yang biasa, manusia hidup pasti butuh makan dan minum. Tetapi Yesus menyebutnya secara spesifik di sini sebagai suatu kesalahan/teguran, karena yang dimakan dan diminum tidak sesuai dengan kodrat manusia yang diciptakan Tuhan. Artinya, manusia pada zaman pra-air bah itu RAKUS. Mereka melampiaskan nafsu makan-minum mereka tanpa kendali. Mereka makan dan minum segala yang diharamkan Tuhan untuk dimakan dan diminum. Sehari-hari pikiran mereka hanya terfokus kepada apa yang akan mereka makan dan minum. Acara terpenting dalam kehidupan mereka sehari-hari adalah memuaskan indera perasa mereka. Mereka tidak ingat kepada hukum Allah, mereka tidak perduli lagi kepada larangan makan binatang yang haram, semua mereka terjang, karena mereka sudah tidak punya lagi rasa takut kepada Allah.

2.   Mereka kawin dan mengawinkan ~ ini pun adalah hal yang biasa, karena Tuhan Sendiri-lah yang menciptakan lembaga perkawinan. Tetapi Yesus menyebutnya di sini sebagai suatu kesalahan/teguran karena mereka tidak kawin dan mengawinkan sesuai kehendak Allah. Perkawinan di zaman itu sudah amoral, bukan lagi antara 1 laki-laki dengan 1 perempuan seperti yang diatur oleh Allah untuk Adam dan Hawa, melainkan satu orang sudah mengambil sebanyak-banyaknya pasangan yang dia suka, tanpa ada batasan lagi. Persetubuhan yang suci antara seorang laki-laki dengan seorang wanita sudah menjadi perbuatan amoral antara banyak pasangan, antara sesama jenis, bahkan antara manusia dengan hewan. Tidak ada lagi yang suci dalam persekutuan itu.

3.   Mereka tidak tahu akan sesuatu ~ artinya mereka tidak tahu apa-apa sampai air bah itu datang. Apakah yang dimaksudkan Yesus generasi pra-air bah itu orang tolol semuanya yang tidak mengerti apa-apa? Tidak! Mereka adalah generasi-generasi awal manusia. Adam diciptakan dalam rupa dan gambar Allah. Tentunya inteligensia Adam itu sangat tinggi karena dialah rupa dan gambar Allah. Jadi bertolakbelakang dengan teori Evolusi yang mengatakan manusia itu asalnya dari monyet yang otaknya kecil dan baru berkembang menjadi manusia, Alkitab justru menyatakan kebalikannya. Adam itu seharusnya adalah manusia yang terpandai yang pernah hidup, karena dia tidak dilahirkan dari manusia melainkan dia diciptakan khusus oleh tangan Tuhan Sendiri, sesuai rupa dan gambarNya. Apakah Tuhan menciptakan orang bego atau orang idiot? Sudah pasti tidak! Walaupun kemudian Adam berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah, tetapi inteligensianya masih utuh. Dan manusia-manusia yang hidup pada zaman Nuh adalah keturunan Adam hingga yang ke-10. Tetapi Yesus mengatakan mereka tidak tahu apa-apa. Jadi apa yang tidak mereka ketahui? Bukan pengetahuan umum, melainkan pengetahuan tentang Allah! Mereka telah meninggalkan Allah, mengabaikan hukum-hukum Allah, dan tidak lagi mencari kebenaran Allah. Mereka menganggap diri mereka sendiri sudah pintar dan tahu segala sesuatu, namun semua yang diketahui oleh manusia, tanpa mereka kenal tentang Allah, adalah sama dengan tidak tahu apa-apa.


APAKAH  KITA  MELIHAT  PERSAMAAN  GENERASI  KITA  INI  DENGAN MEREKA YANG  DISEBUTKAN YESUS?

“Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.  Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan."  Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air,  dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah.  Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.” [2 Pet 3:3-7]

Sama dengan peringatan Yesus, Petrus juga mengingatkan bahwa pada hari-hari zaman akhir, orang-orang akan hidup menuruti hawa nafsunya dan mereka sengaja tidak mau tahu tentang Firman Allah.

1.  Soal makan dan minum ~ Kita melihat setiap hari bagaimana semua tempat makan dipenuhi orang. Acara makan dalam jumlah yang banyak digelar di mana-mana. Kalau bisa setiap hari ada acara makan besar. Pertemuan ini, pertemuan itu, semuanya dibarengi acara makan besar. Dan yang dihidangkan? Banyak makanan yang menurut Tuhan haram dimakan! Manusia tidak perduli. Bahkan sampai di dalam dapur rumah tangga sendiri, ibu-ibu memberi makan keluarganya makanan yang haram tanpa perasaan bersalah.  Daftar makanan haram sudah tercantum di Alkitab, di Imamat pasal 11, tapi orang Kristen tidak perduli. Langgar saja, enak kok, toh Tuhan tidak protes. Hingga yang sudah punya penyakit pun, bukannya bertarak tidak makan makanan yang berbahaya itu, tetapi justru minum obat untuk mengurangi efeknya. Makan tidak lagi merupakan kebutuhan, melainkan sudah menjadi kegemaran untuk melampiaskan sifat rakus manusia. Lidah dan perut sudah menjadi allah kita. Bukankah ini gambaran kita sekarang? Persis seperti yang dikatakan Yesus dan Petrus.

2.   Soal kawin-mengawin ~ Zaman sekarang nyaris semua suami pernah berselingkuh dan para istri juga sudah mulai banyak yang berbuat demikian. Mereka yang tidak terikat dalam perkawinan, mempraktekkan sex bebas. Sex bukan lagi sesuatu yang suci, tetapi sudah menjadi sesuatu yang menjijikkan, yang diumbar di mana saja, dengan siapa saja, kapan saja. Dan sama juga seperti generasi pra-air bah, generasi akhir zaman ini pun tidak menganggapnya berdosa melakukan hubungan seksual yang amoral, antara orang-orang yang tidak terikat perkawinan, antara orang-orang yang sejenis, antara orang dewasa dengan anak-anak, dan lebih hebat lagi, bahkan ada antara manusia dengan alat-alat yang diciptakan khusus untuk kepentingan itu. Kesucian adalah pelajaran yang sudah lama dilupakan.

3.   Tidak tahu apa-apa ~ kita mungkin menganggap kita tahu segala. Kita punya titel dua-tiga-empat, kita multilingual, kita sukses dalam karier, kita juga tahu tentang Alkitab, kita ke gereja, kita menuruti ajaran Tuhan tetapi hanya yang sesuai dengan pendapat kita. Segala sesuatu yang ada di Alkitab tapi tidak sesuai dengan lifestyle kita, tidak sesuai dengan kesibukan kita, tidak sesuai dengan kepentingan kita, tidak sesuai dengan lidah kita, kita memilih untuk tidak tahu saja. Kita menciptakan agama kita sendiri. Kita menciptakan Tuhan kita sendiri sesuai dengan keinginan kita. Tuhan yang selalu menutup mata terhadap kesalahan kita. Tuhan yang akan menerima kita walaupun kita melanggar hukum-hukumNya, Tuhan yang telah menjamin keselamatan kita sehingga kita boleh hidup sesuka hati kita karena kita toh sudah ditebus. Dan kita membuat Surga begitu murah, dan pengorbanan Kristus di salib begitu tidak berharga. Kita tidak tahu bahwa setiap pelanggaran yang kita lakukan, setiap hukum yang kita langgar, membuat Kristus merasakan lagi tusukan paku pada lengan dan kakinya. Kita tidak tahu bahwa di Surga tidak ada setetes kenajisan pun yang bisa masuk sementara setiap hari kita bergelimang dalam kenajisan, dalam dosa-dosa yang kita buat, dalam pelanggaran-pelanggaran kita terhadap hukum-hukum Allah. Kita tidak tahu betapa sedihnya Kristus melihat orang-orang untuk siapa Dia telah mengurbankan Dirinya, akhirnya harus diserahkan ke dalam lautan api untuk dimusnahkan, karena mereka tidak tahu bagaimana menjaga keselamatan mereka. Ya, banyak dari kita tidak tahu apa-apa! Dan seperti generasi pada zaman Nuh, kita akan dimusnahkan selama-lamanya.


Teman-teman, jikalau sebelum ini kita sudah bersikap seperti generasi Nuh, SEKARANG INILAH WAKTUNYA KITA BERBALIK KEPADA TUHAN.

1.   Tinggalkan KERAKUSAN kita, jangan membiarkan lidah dan perut kita menjadi allah kita. Kembalilah ke Alkitab, MAKANLAH SESUAI KETENTUAN YANG DIBERIKAN TUHAN. Lebih bagus lagi jika kita bisa menjadi vegetarian, tetapi kalau belum, setidaknya jangan lagi kita memasukkan makanan yang haram ke dalam tubuh kita, karena tubuh kita ini adalah Bait Allah yang suci. Stop menajiskan tubuh kita. Mana Roh Kudus mau tinggal bersama kita jika rumah yang kita sediakan itu kotor dan najis oleh segala hewan yang haram yang kita jejalkan ke dalam mulut kita? Kita harus sadar bahwa apa yang kita makan dan minum itu MENJADI TUBUH KITA, menjadi sel-sel kita, dan tidak hanya numpang lewat saja. Karena itu, jika kita makan semua yang najis, tubuh kita menjadi najis, karena sel-sel kita dibentuk dari semua kenajisan yang kita makan! Bagaimana kita berharap bisa dibawa ke Surga dengan semua kenajisan yang melekat pada diri kita ini? Jangan menukar hidup kekal dengan segala makanan dan minuman yang diharamkan Tuhan untuk dimasukkan ke dalam tubuh kita. Itu sangat tidak sebanding dan sangat merugikan kita.
“Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.[1 Kor 10:31]

Ingatlah, apa yang  TIDAK kita makan atau minum TIDAK BISA membuka jalan kita ke Surga, karena keselamatan itu hanya diberikan oleh Tuhan, bukan karena perbuatan kita.
Tetapi, APA YANG KITA MAKAN DAN MINUM, ITU BISA MEMBUAT PINTU SURGA TERTUTUP BAGI KITA, karena Surga tidak menerima semua yang najis.

2.   Tinggalkan KEHIDUPAN YANG AMORAL. Jadilah pasangan yang setia. Jadilah orang yang bermoral. Hormatilah ranjang perkawinan. Tinggalkan praktek seks bebas. Tinggalkan hubungan yang tidak wajar. KEMBALILAH KEPADA KODRAT KITA  SEBAGAI  MANUSIA YANG  DICIPTAKAN  OLEH  TUHAN DALAM RUPA DAN GAMBARNYA. Jangan menjadi manusia keturunan monyet. Kita ini suci, kita ini aggun, kita telah ditebus dengan harga yang mahal, dengan darah Kristus Sendiri, kita harus membuktikan bahwa kita layak menerima pengurbanan yang besar ini. Kita harus membuktikan bahwa kita menghargai pengurbanan itu.
“Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.” [2 Kor 7:1]

3.   Mulai hari ini, jadikanlah Alkitab itu sumber pengetahuan kita. Ada begitu banyak yang harus kita pelajari. Alkitab berisi segala jenis pengetahuan, baik petunjuk bagaimana untuk hidup di dunia ini, baik petunjuk bagaimana kita bisa termasuk dalam mereka yang dibawa ke Surga. Karena untuk boleh menginjakkan kaki di Surga, kita harus suci.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. [2 Tim 3:16]

Tidak ada yang lebih penting daripada memelihara keselamatan kita. Hidup di dunia ini hanya sebentar saja. Tuhan telah menyediakan hidup kekal bagi kita, janganlah anugrah yang istimewa itu kita sia-siakan. 

Janganlah kita menjadi orang-orang yang cuek, yang tegar tengkuk seperti generasi Nuh pra-air bah. Nuh berkhotbah selama 120 tahun terus-menerus, sambil dia membangun bahtera yang disuruh oleh Tuhan. 120 tahun lamanya, tidak ada yang mau mendengarnya. Bahkan saudara-saudaranya sendiri pun tidak. Teman-temannya juga tidak. Tetangga-tetangganya tidak. Besan-besannya tidak. Paman-bibi dan saudara-saudara sepupunya juga tidak. Tidak ada yang mau percaya. Yang mau percaya hanya istri, ketiga anaknya dan ketiga menantunya. Seluruh dunia binasa oleh air bah itu kecuali 8 orang ini.

PELAJARAN  TERAKHIR  DARI  KISAH  NUH INI UNTUK KITA: MENGIKUTI MAYORITAS,  MENGIKUTI  YANG  POPULER, MENGIKUTI YANG DIIKUTI SEMUA ORANG, TIDAK MEMBAWA KITA KE SURGA. Tuhan sendiri sudah berpesan:
“Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." [Matius 7:13-14]



Jangan beranggapan bahwa Tuhan akan mengubah hukumNya atau menurunkan standarNya karena mayoritas manusia tidak mematuhiNya. Jika Tuhan tidak sayang membinasakan seluruh generasi Nuh dan menyisakan hanya 8 orang, apakah  Tuhan akan sayang membinasakan kita karena kita termasuk golongan mayoritas? Atau barangkali kita beranggapan yah tidak apa-apa, mati bersama ramai-ramai banyak temannya? Konyollah kalau kita berpikir begitu.

Kebanyakan orang sekarang ini sedang hidup seperti generasi Nuh pra-air bah. Jika kita mengikuti trend ini, kita akan berakhir seperti generasi itu, bedanya mereka binasa dalam lautan air bah, dan kita bakal binasa dalam lautan api.

Tetapi jika kita bisa memilih untuk hidup, MENGAPA KITA TIDAK MAU?




4 Juni 13


2 komentar:

  1. nabi nuh dari indonesia,siapa dia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini tanya ato teka teki?
      Ini pelajaran Alkitab, tidak melayani teka teki.

      Hapus