Kamis, 28 Maret 2013

ALKITAB MENJAWAB TENTANG KEMATIAN (BAG PERTAMA)

Bagian yang pertama



Kita  bertanya
Alkitab  menjawab2


27. MANUSIA TERBUAT DARI APA?

Kejadian  2:7

Dan TUHAN Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke lubang hidungnya; dan manusia  menjadi makhluk yang hidup.

 

Kalau kita mau cermat membaca ayat ini, maka bisa kita perinci sebagai berikut:

1.   Tubuh manusia terbuat dari debu tanah.

Jadi bahannya hanya debu tanah, tidak ada bahan yang lain. Tetapi debu tanah ini belum hidup.

Supaya debu tanah ini hidup maka

2.   Tuhan memberinya nafas hidup.

Sehingga debu tanah + nafas hidup dari Tuhan itu menjadi manusia yang hidup.

 

Jadi hanya ada dua unsur dalam seorang manusia yang hidup: tubuhnya dibuat dari debu tanah, lalu untuk menghidupkan tubuh itu, Tuhan memberinya nafas hidup.

Tidak ada unsur ketiga atau unsur yang lain.

 

Ajaran bahwa manusia yang hidup itu terdiri atas lebih dari dua unsur tersebut, adalah ajaran yang tidak Alkitabiah, karena di dalam Firman Tuhan jelas dikatakan manusia yang hidup itu hanyalah gabungan antara debu tanah dan nafas hidup.

Sedangkan manusia yang tidak hidup itu hanya debu tanah tanpa nafas hidup.

 

Perhatikan, tidak ada manusia yang hanya terbuat dari nafas hidup tanpa debu tanah! Mengapa? Karena manusia hanya terbuat dari debu tanah, bukan terbuat dari nafas hidup. Nafas hidup itu diberikan Tuhan setelah manusia dibuat dari debu tanah. Jika kita mengerti prinsip ini, dari awal kita sudah bisa mengerti bahwa segala macam “badan halus”, “roh halus”, “arwah” setelah manusia itu mati, itu tidak mungkin ada, karena TANPA TUBUH DARI DEBU TANAH, TIDAK ADA MANUSIA. Bisa dipahami? Ini prinsip dasarnya.

MANUSIA = DEBU TANAH YANG DIBERI NAFAS HIDUP.

BUKAN

NAFAS HIDUP TANPA DEBU TANAH.

 



28. DALAM 1 TESALONIKA 5:23 MENGAPA ADA 3 HAL YANG DISEBUTKAN: SPIRIT, SOUL AND BODY, ATAU ROH, JIWA DAN TUBUH?
1 Tesalonika 5:23

Dan Allah damai Sendiri-lah menguduskan kamu seluruhnya, dan semoga Allah memelihara seluruh roh (spirit), jiwa (soul) dan tubuhmu (body) tidak bercacat hingga kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

 

Kita lihat penjelasan dari Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries tentang

kata “spirit” :

πνεῦμα [pneuma]  [pnyoo'-mah]

From G4154; a current of air, that is, breath (blast) or a breeze; by analogy or figuratively a spirit, that is, (human) the rational soul, (by implication) vital principle, mental disposition, etc., or (superhuman) an angel, daemon, or (divine) God, Christ’s spirit, the Holy spirit: - ghost, life, spirit (-ual, -ually), mind.

 

Terjemahannya:

Ø     aliran udara, yaitu (tiupan) napas atau angin.

[Jadi “spirit” ini kita peroleh dari Tuhan ketika Tuhan meniupkan nafas hidup ke hidung Adam.]

secara analog atau kiasan: spirit, yaitu:

Ø     (jika berbicara tentang manusia) jiwa yang rasional

(implikasinya) prinsip vital, disposisi mental, dsb.

Ø     (jika berbicara tentang yang melebihi manusia):  malaikat, roh pelindung,

Ø     (jika berbicara tentang yang Ilahi): Tuhan, Roh Kristus, Roh Kudus:  roh, hidup, rohani, pikiran.

  

TERNYATA KATA πνεῦμα [pneuma], dalam bahasa Inggris

diterjemahkan sebagai “spirit”(roh),

“breath” (nafas)

dan juga “soul” (pikiran).

 

Kata “pneuma” dari bahasa Yunani yang di ayat ini diterjemahkan “spirit” dalam bahasa Inggris, dipakai untuk menyatakan inteligensia dan kemampuan berpikir yang lebih tinggi atau mulia. Lewat kemampuan inilah Tuhan berkomunikasi dengan kita. Jika timbul pikiran kita lapar ingin makan, itu bukan pikiran yang bersifat rohani, melainkan jasmani. Tetapi, kata “spirit” itu menyangkut daya pikir atau inteligensia manusia yang bersifat rohani.

 

Yang penting kita sadari adalah, kemampuan manusia untuk berpikir itu bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri di luar si manusia. Selama manusia itu hidup, dia memiliki kemampuan tersebut. Tetapi pada waktu dia mati, kemampuan berpikir itu pun mati bersamanya. Jadi kemampuan berpikir itu bukanlah sesuatu yang punya kesadaran dan identitas sendiri, yang hidup sendiri seperti benalu di dalam tubuh manusia, sehingga  pada saat manusia itu mati, kemampuan berpikir itu akan terlepas dan melanjutkan keberadaannya sendiri, berfungsi sendiri di luar tubuh manusia itu.

 

Kata “spirit” [pneuma] ini diterjemahkan dengan kata-kata yang berbeda dalam bahasa Indonesia, misalnya di dalam:

Yohanes 11:33

When Jesus therefore saw her weeping, and the Jews also weeping which came with her, He groaned in the spirit, and was troubled. [KJV]

 

Oleh sebab itu ketika Yesus melihat dia (Maria) menangis, dan orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dengan dia juga menangis, Yesus mengerang dalam hati, dan merasa terbeban. (KJV yang diindonesiakan)

 

Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: [TB-LAI]

 

Dari contoh ini kita tahu bahwa di sini “spirit” yang diterjemahkan “hati dalam bahasa Indonesia, itu bukan suatu entitas yang punya identitas sendiri, terpisah dari manusianya. Jelas yang dimaksud dengan kata “hati” di sini bukanlah organ hati atau lever atau jantung di dalam tubuh manusia, melainkan pikiran yang lebih halus yang bersifat rohani.

Sebenarnya secara saintifik “hati” (baik itu organ jantung atau organ lever) itu tidak bisa merasa maupun berpikir, yang merasa dan berpikir itu “otak” kita. Hanya saja kita sudah terbiasa memakai istilah “senang hati”, “susah hati”, “berat hati”, “sakit hati” dsb. seolah-olah hati yang merasa dan berpikir. Sebenarnya yang tepat itu otak kita yang merasa senang, atau susah, atau berat, atau kecewa, atau sakit.

Nah, “spirit” di sini adalah pikiran yang halus, yang bersifat rohani.

 

Contoh yang lain.

Roma 8:16

The Spirit itself beareth witness with our spirit, that we are the children of God: [KJV]

 

Roh (Kudus) sendiri memberi kesaksian bersama roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. (KJV yang diindonesiakan).

 

Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. [TB-LAI].

 

Kata “Roh” yang pertama adalah Roh Kudus, jadi itu sudah jelas.

Di sini kata our spirit” diterjemahkan “roh kita dalam bahasa Indonesia. Jadi mungkin inilah yang menimbulkan kebingungan, karena tidak adanya konsistensi dalam penerjemahan.

 

Kita lihat lagi contoh yang lain di:

Yohanes 13:21

When Jesus had thus said, he was troubled in spirit, and testified, and said, Verily, verily, I say unto you, that one of you shall betray me. [KJV]

 

Setelah Yesus berkata demikian, hatiNya merasa berat, dan bersaksi, dan berkata, ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, seorang di antara kamu akan mengkhianati Aku.’ (KJV yang diindonesiakan)

 

Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.’ [TB LAI]

 

Di ayat ini kata “spirit” bahkan tidak diterjemahkan dalam terjemahan LAI bahasa Indonesia, tapi dari kalimatnya kita tahu bahwa itu menggambarkan pikiran Yesus yang halus.

 

 

Sekarang kita lihat kata “soul” yang ditulis di 1 Tesalonika 5:23. Menurut Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries, inilah penjelasannya:

ψυχή = psuchē [psoo-khay']

From G5594; breath, that is, (by implication) spirit, abstractly or concretely (the animal sentient principle only; thus distinguished on the one hand from G4151, which is the rational and immortal soul; and on the other from G2222, which is mere vitality, even of plants: these terms thus exactly correspond respectively to the Hebrew [H5315], [H7307] and [H2416]: - heart (+ -ily), life, mind, soul, + us, + you.

 

Terjemahannya:

Napas, yaitu (dengan implikasi) spirit, baik abstrak maupun konkret (hanya bagian hewaninya saja; dengan demikian dibedakan dari G4151 di atas (πνεῦμα pneuma); dan juga dari G2222 yang semata-mata vitalitas, yaitu yang dimiliki tanaman: dengan demikian istilah-istilah ini sesuai dengan item  [H5315], [H7307] dan [H2416] dari bahasa Ibrani: - hati (dan sepenuh hati), hidup, pikiran, jiwa, +kami, +kalian.

 

 

Seperti halnya kata πνεῦμα [pneuma],  kata ψυχή = psuchē  ini pun

bisa diterjemahkan sebagai “soul” maupun “spirit”.

Jadi tidak ada bedanya antara “spirit” dan “soul”

 

 

Paulus dalam 1 Tesalonika 5:23 menyebut πνεῦμα = pneuma, dan ψυχή = psuchē  yang diterjemahkan menjadi  “spirit” dan “soul”  karena dia ingin menekankan:

ü  baik pikiran-pikiran kita yang lebih tinggi/rohani [spirit];

ü  naluri jasmani kita/pikiran kita yang lebih rendah [soul],

ü  dan tubuh fisik kita,

 

semuanya harus dikuduskan, agar semua itu sama sekali tidak bercacat pada saat kedatangan Kristus yang kedua.

 

Kesimpulan apa yang kita peroleh dari ayat ini?

Dalam 1 Tesalonika 5:23 ini baik “spirit” [dari kata πνεῦμα = pneuma] maupun “soul” [dari kata ψυχή = psuchē] kedua-duanya berkaitan dengan pikiran/mental atau suasana hati manusia, yang satu lebih tinggi/lebih rohani/lebih halus; sedangkan yang satunya lagi, lebih jasmani/lebih rendah/lebih duniawi. Tetapi baik yang lebih rohani maupun yang jasmani, sama-sama adalah pikiran/mental manusia itu, yang merupakan bagian integral dari manusia tersebut dan tidak punya identitas sendiri terpisah di luar manusianya.

 

Baik “spirit” maupun “soul” ini ~ karena tidak punya identitas sendiri

 ~ TIDAK BISA BERUBAH MENJADI ARWAH pada waktu manusia itu mati

Inilah yang diajarkan Alkitab

 



29. KATA “SOUL” DALAM ALKITAB SERING DISALAHARTIKAN SEBAGAI ARWAH MANUSIA YANG SUDAH MATI

Kita lihat dalam Kejadian 2:7

And the LORD God formed man of the dust of the ground, and breathed into his nostrils the breath of life; and man became a living soul. [KJV]

 

Dan TUHAN Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke lubang hidungnya; dan manusia  menjadi makhluk yang hidup. [KJV yang diindonesiakan]

 

ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. [TB-LAI]

 

Kata “soul” sama sekali tidak berarti roh atau arwah. Di sini artinya “makhluk”.

“a living soul” = makhluk yang hidup.

 

Kita lihat contoh lain, “soul” bukan hanya dipakai untuk manusia, tapi hewan juga:

Bilangan 31:28 

And levy a tribute unto the Lord of the men of war which went out to battle: one soul of five hundred, both of the persons, and of the beeves, and of the asses, and of the sheep: [KJV]

 

Dan pisahkan suatu upeti bagi TUHAN dari para prajurit yang keluar bertempur itu, yakni satu orang/ekor dari setiap lima ratus, baik dari manusia, dan dari lembu, dan dari keledai dan dari kambing domba; [KJV yang diindonesiakan]

 

Dan engkau harus mengkhususkan upeti bagi TUHAN dari para prajurit yang keluar bertempur itu, yakni satu (orang/ekor) dari setiap lima ratus, baik dari manusia, baik dari lembu, dari keledai dan dari kambing domba; [TB-LAI]

 

Jadi kata “soul” dipakai juga sebagai kata bilangan untuk menyatakan jumlah satuan, baik untuk manusia maupun hewan, dengan kata lain  “seorang” atau “seekor”.

 

Contoh yang lain:

Amsal 19:15

Slothfulness casteth into a deep sleep; and an idle soul shall suffer hunger. [KJV]

 

Kemalasan mencampakkan ke tidur yang lelap, dan orang yang menganggur  akan menderita lapar. [KJV yang diindonesiakan]

 

Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar. [TB-LAI]

 

Di sini jelas kata “soul” diterjemahkan “orang” atau “manusia” dan sama sekali bukan “roh halus” atau bentuk eteris lainnya.

 

Contoh lain.

Yehezkiel 18:4  

Behold, all souls are mine; as the soul of the father, so also the soul of the son is mine: the soul that sinneth, it shall die. [KJV]

 

Lihat, semua nyawa kepunyaanKu. Sebagaimana nyawa si ayah, demikian pula nyawa si anak itu punyaKu, orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. [KJV yang diindonesiakan]

 

Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.[TB-LAI]

 

Di ayat ini unik, kata yang sama “soul”  ada yang diterjemahkan “jiwa” atau “nyawa”, ada yang diterjemahkan “orang” atau “manusia”.

 

TAPI KATA “SOUL” TIDAK PERNAH DITERJEMAHKAN “ARWAH”.




30. APAKAH SESUDAH MANUSIA MATI, DIA MENJADI ARWAH?

Banyak orang juga merancukan kata “arwah” dengan “roh”. Jadi sebelumnya kita sinkronkan dulu pemahaman yang umum ada di masyaraakt tentang kedua kata tersebut.

ü    Arwah

diyakini banyak orang sebagai bentuk halus manusia yang sudah mati, yang  masih suka menampakkan dirinya di dunia, yang rupanya persis sama dengan penampilannya saat hidupnya, dan bisa berinteraksi dengan manusia hidup, dan bisa berbuat banyak hal yang tidak bisa dilakukan manusia yang hidup;

ü    Roh:

Atau “Spirit”, dimengerti kebanyakan orang sebagai  barang halus yang berasal dari Tuhan yang pada waktu orang itu mati, roh itu keluar dari tubuhnya lengkap dengan identitas kemanusiaannya, lalu terbang ke Surga dan hidup bahagia di Surga; atau bagi orang-orang yang jahat rohnya dilemparkan ke neraka  untuk dibakar tanpa ada hentinya di sana.

 

Inilah pemahaman yang umum ada di masyarakat dengan sedikit diviasi di sana-sini.

 

Apa kata Alkitab? Tuhan sudah memberitahu manusia lewat nabi-nabiNya apa yang terjadi pada waktu manusia itu mati. Kita lihat ayat-ayatnya.

 

Pengkhotbah 12:7

Lalu debu akan kembali ke bumi seperti sebelumnya, dan roh akan kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.

 

Kata Ibrani yang di ayat ini diterjemahkan “roh” adalah רוּח   rûach [roo'-akh] dan artinya menurut Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries, yang dikutip di bawah ini, adalah:

From H7306; wind; by resemblance breath, that is, a sensible (or even violent) exhalation; figuratively life, anger, unsubstantiality; by extension a region of the sky; by resemblance spirit, but only of a rational being (including its expression and functions): - air, anger, blast, breath, X cool, courage, mind, X quarter, X side, spirit ([-ual]), tempest, X vain, ([whirl-]) wind (-y).

 

Terjemahannya:

Angin, mirip dengan nafas, yaitu suatu tiupan keluar/ekshalasi secara sadar (atau bahkan secara keras);

Arti kiasannya adalah kehidupan, amarah, tidak punya bentuk fisik; secara luas suatu wilayah di langit; menyerupai spirit tetapi hanya bagi makhluk yang rasional (termasuk semua ekspresi dan fungsinya); udara, amarah, semburan, napas. Idiom: sejuk, keberanian, pikiran, tempat fisik, sisi, spirit(-ual), badai, sia-sia, [pusaran] angin.   

 

Jadi jelas salah satu pengertian kata רוּח   rûach [roo'-akh], adalah nafas, yaitu tiupan nafas secara sadar (atau bahkan secara keras), sama dengan spirit.

Oleh karena penulis-penulis Alkitab itu menulis berdasarkan wahyu dari Tuhan, maka antara satu ayat dengan ayat yang lain pasti sinkron karena Pengarangnya sama, yaitu Tuhan. Buktinya antara penulis Kitab Kejadian [Musa] dan penulis Kitab Pengkhotbah [Salomo] memberikan deskripsi yang sama tentang manusia.

 

Pengkotbah 12:7  bisa diterjemahkan:

Lalu debu akan kembali ke bumi seperti sebelumnya, dan nafas akan kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.

 

sama seperti beberapa terjemahan kontemporer Alkitab dalam bahasa Inggris:

before dust returns to the earth as it was before and the life-breath [nafas hidup] returns to God who gave it. (Common English Translation)

 

Then the dust of mortals goes back to the ground as it was before,
and
the breath of life [nafas kehidupan] goes back to God who gave it. (God’s Word Translation)

 

Our bodies will return to the dust of the earth, and the breath of life [nafas kehidupan] will go back to God, who gave it to us. (Good News Translation)

 

Pada saat manusia itu mati, Alkitab menjelaskan ke mana perginya kedua unsur yang menjadikan manusia itu makhluk yang hidup:

v    Debunya [tubuh fisiknya] kembali ke bumi menjadi tanah seperti semula

v   Nafasnya kembali kepada Allah yang mengaruniakannya,

artinya sejak saat itu Allah berhenti mengaruniakan nafas hidup kepada manusia itu. Jadi, bukan nafas yang kembali itu lalu duduk di samping Allah, mendapat tempat yang layak di samping Allah, dan konsep-konsep yang tidak alkitabiah lainnya. Nafas kepada manusia itu distop begitu saja suplainya oleh Allah, itu maksudnya. Tidak ada nafas yang bocor atau keliling-keliling di Surga tempat Allah.

 

Jadi hanya ada dua unsur yang disebutkan di sini. Cocok dengan Kejadian 2:7.

Tidak ada unsur ketiga.

 

Karena kedua unsur yang menjadikan manusia itu makhluk yang hidup

masing-masing sudah kembali ke tempatnya sendiri-sendiri,

apa lagi yang tersisa? Tidak ada!

 

KALAU TIDAK ADA, DARI MANA ARWAH ITU BISA MUNCUL?

BAGIAN MANA DARI MANUSIA ITU YANG SETELAH MATINYA

LALU BERUBAH MENJADI ARWAH?

 

Jadi tidak mungkin ada arwah, bukan?

Lalu yang dikatakan orang bisa menampakkan diri, bisa gentayangan, itu apa? Nanti kita akan tahu apakah “penampakan-penampakan” itu. Yang pasti Alkitab sudah mengatakan bahwa itu BUKANLAH ARWAH. ITU TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN ORANG YANG SUDAH MATI!




31. APAKAH NAFAS/ROH ORANG MATI YANG KEMBALI KEPADA TUHAN ITU  PUNYA IDENTITAS?

Mari kita lihat lagi ke kitab Kejadian

Kejadian  2:7

Dan TUHAN Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke lubang hidungnya; dan manusia  menjadi makhluk yang hidup.

 

Kita perlu mengerti lebih dulu apa arti kata “identitas”.

Identitas adalah ciri khas yang membedakan satu benda/hal dari benda-benda dan hal-hal lainnya.

 

Jadi ketika Tuhan mengambil segumpal tanah dari bumi dan membentuknya menjadi manusia, apakah gumpalan tanah itu tadinya berbeda dari tanah-tanah lainnya dari lokasi mana Tuhan mengambilnya?

TIDAK!

Tanah itu sama dengan tanah yang lain di sekitarnya. Karena itu, tanah itu sendiri tidak punya identitas.

 

Ketika Tuhan meniupkan nafas hidup ke dalam hidung boneka manusia dari tanah yang sudah dibentukNya itu, apakah nafas Tuhan yang masuk ke hidung Adam itu punya identitas seperti Adam? Tidak! Itu nafas Tuhan, milik Tuhan. Nafas itu tidak punya ciri khas Adam, karena nafas itu milik Tuhan. Nafas yang ditiupkan ke hidung Adam itu sama dengan nafas yang masuk ke hidung Hawa. Napas itu tidak punya bentuk seperti Adam atau Hawa. Itu nafas Tuhan, universal, yang diberikanNya kepada setiap makhluk hidup yang diciptakanNya.  Apakah nafas itu punya nama? TIDAK, nafas itu tidak punya nama! Itu nafas Tuhan. Menurut pengertian kata aslinya di atas, nafas atau רוּח   rûach [roo'-akh]  seperti angin, tidak punya bentuk fisik.

Karena itu, nafas yang masuk ke hidung Adam dan yang masuk ke hidung Hawa, juga tidak punya identitas. Jadi, nafas sebagai nafas itu sendiri, tidak punya identitas, tidak punya nama, tidak punya bentuk, tidak ada bedanya satu sama lain, semuanya sama, yaitu nafas Tuhan.

 

Kapan identitas itu timbul?

 

Ketika nafas itu menghidupkan boneka dari tanah yang dibentuk Tuhan, barulah boneka itu menjadi makhluk hidup yang punya identitas! Jadi yang punya identitas BUKAN NAFASNYA, tapi manusia yang dihidupkan oleh nafas itu! Manusianya yang hidup yang diberi nama untuk membedakan satu sama lain, yang ini Adam, yang itu Hawa. Bukan nafasnya yang diberi nama.

 

Jadi yang punya identitas itu apa?  Ya manusia yang sudah hidup! Sekarang  baru ada identitas. Adam berbeda dari Hawa.

 

SETELAH NAFAS [SERING DISEBUT JUGA ROH]  MENGHIDUPKAN BONEKA ITU DAN BONEKA ITU MENJADI MANUSIA YANG HIDUP, MAKA MANUSIA ITULAH YANG PUNYA IDENTITAS.

 

                                                                    

 

 

Pada waktu manusia itu mati,  maka proses ini mengalami reversal, dia diuraikan kembali menjadi tanah dan nafas.

Nafas [= roh] kembali ke Tuhan yang empunya (artinya Tuhan menghentikan suplai nafasnya), dan tubuh kembali menyatu dengan tanah, masing-masing menyatu dengan asalnya, masing-masing kembali tidak punya identitas seperti pada mulanya.

 



32.  APAKAH MANUSIA YANG SUDAH MATI MASIH TAHU TENTANG SEKELILINGNYA?

Ketika kedua unsur itu bersatu (debu tanah + nafas hidup), itu menjadi manusia hidup yang bisa berpikir, berkata, berbuat.

Ketika manusia itu mati  ~  nah, manusia mati itu namanya jenazah atau mayat ~  kedua unsur itu terpisah, debu tanah kembali ke bumi dan suplai nafasnya dihentikan Tuhan, maka tidak ada apa pun yang tersisa yang bisa berpikir, berkata, atau berbuat.

Mengapa?

Ingat ya di # 27, kita sudah melihat bahwa manusia itu bahannya debu tanah. Apakah ada debu tanah yang bisa berpikir, berkata, dan berbuat? Tidak! Debu tanah itu tidak bisa apa-apa, tidak beda dengan debu tanah yang dipakai pembuat keramik untuk membuat pot-pot bunga. Jadi debu tanah itu sendiri tidak bisa apa-apa sebelum dia diberi suplai nafas hidup. Maka ketika nafas hidup itu suplainya distop Tuhan, automatis debu tanah ini kembali menjadi sekadar debu tanah yang tidak bisa apa-apa seperti semula. Karena itu jenazah atau mayat itu tidak bisa apa-apa, cuma diam saja, tidak ada bedanya dengan sebuah pot bunga yang terbuat dari debu tanah juga. Bisa dipahami, kan?

Oh, tapi rohnya yang kembali ke Tuhan itu kan hidup? Ini pendapat kebanyakan orang Kristen. Tidak! Maksudnya roh (nafas hidup) kembali ke Tuhan itu, Tuhan berhenti mensuplai nafas hidupnya. Ibaratnya, lampu yang terhubung ke colokan listrik itu menyala, tetapi begitu kabelnya dicabut dari colokan listrik, lampu itu mati. Masa lalu ada listrik yang masih terlepas di udara yang bisa menyala sendiri tanpa perangkat lampu?

 

Supaya kita lebih yakin, Alkitab memberikan beberapa ayat algi:

Pengkhotbah 9:10

Apa pun yang dijumpai tanganmu untuk mengerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenagamu, karena tak ada pekerjaan, maupun rencana, maupun pengetahuan, maupun hikmat dalam kubur,  ke mana engkau akan pergi.

 

Pengkhotbah 9:5

Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, mereka juga tidak punya pahala lagi, karena ingatan akan mereka sudah dilupakan.

 

  
  
33. APAKAH MANUSIA YANG SUDAH MATI BISA MENOLONG MANUSIA YANG MASIH HIDUP?

Karena kita sudah tahu, manusia yang sudah mati itu sudah tidak eksis lagi, bagaimana dia bisa menolong manusia yang masih hidup, dia sendiri saja sudah tidak ada? Sesuatu yang tidak ada, bagaimana masih bisa berbuat apa-apa?

Nafas hidup itu ibarat listrik yang disuplai oleh Tuhan kepada semua makhluk hidup, baik manusia maupun hewan. Bila Tuhan menghentikan suplai itu manusia/hewan itu mati, tubuhnya kembali terurai menjadi tanah. Manusia itu tidak eksis lagi, dan sudah jelas tidak bisa menolong manusia yang masih hidup.

Jadi, tak ada gunanya kita berdoa atau memohon restu kepada orang-orang yang sudah mati untuk menolong kita, betapa pun baiknya atau sucinya orang-orang itu ketika masih hidup. Mereka sudah tidak bisa lagi membantu apa-apa, karena mereka sendiri sudah tidak eksis.

 


  
34. APAKAH MANUSIA YANG SUDAH MATI PUNYA KESADARAN?

Mazmur 146:4

Nafasnya keluar, ia kembali ke buminya; pada hari itu juga pikiran-pikirannya lenyap.

 

When they die, they return to the dust; on that day all their plans come to an end. [= semua rencananya berakhir] (Good News Translation)

 

Jadi baik pikirannya, baik rencananya, semua yang berkaitan dengan kerja mentalnya, langsung segera berakhir pada hari manusia itu mati. Kalau sudah tidak bisa berpikir, tidak bisa membuat rencana, apakah masih punya kesadaran?

 

Solomon, raja dan nabi yang paling bijaksana di zamannya, menulis di Pengkhotbah 9:5-6,10

5 Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, mereka juga tidak punya pahala lagi, karena ingatan akan mereka sudah dilupakan. 6Juga kasih mereka, dan kebencian mereka, dan kecemburuan mereka sekarang sudah lenyap;  mereka juga selamanya tidak punya lagi bagian dalam apa pun yang terjadi di bawah matahari. 10 Apa pun yang dijumpai tanganmu untuk mengerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenagamu, karena tak ada pekerjaan, maupun rencana, maupun pengetahuan, maupun hikmat dalam kubur,  ke mana engkau akan pergi.

 




35. APAKAH MANUSIA YANG SUDAH MATI BISA PERGI KE MANA-MANA?
Ayub 7: 9-10

9Sebagaimana awan habis dan hilang, demikian juga dia yang turun ke dalam kubur tidak akan muncul kembali. 10       Ia tidak akan kembali lagi ke rumahnya, maupun tempatnya tidak akan mengenalnya lagi.

 

Jadi tidak ada arwah yang gentayangan. Penampakan-penampakan yang diceritakan muncul di tempat-tempat yang angker, atau di tempat-tempat di mana pernah terjadi kematian yang tidak wajar, semua itu bukanlah arwah-arwah gentayangan yang dikabarkan sebagai tidak bisa beristirahat karena mati secara tidak wajar.

Janganlah kita terkecoh oleh ajaran atau pendapat ini. Kita akan tahu nanti apa sebenarnya yang menampakkan diri itu.

 




36. KE MANA MANUSIA YANG MATI? LANGSUNG MASUK SURGA ATAU NERAKA ATAU KE API PENCUCIAN [PURGATORY]?

Menurut Alkitab, manusia yang mati sudah disintegrasi, mengurai kembali menjadi dua unsur yang membentuknya, yaitu (1) debu tanah dan (2) nafas/roh, yang masing-masing kembali ke tempat asalnya sendiri-sendiri. Jelas sekali Alkitab mengatakan, bahwa TIDAK ADA YANG TERSISA.

Karena tidak ada yang tersisa lagi dari manusia yang mati,

APANYA YANG MAU MASUK KE SURGA

ATAU NERAKA ATAU

KE API PENCUCIAN?

 

Apa kata Yesus sendiri tentang hal ini?

 

Yohanes  14:2-3

2 Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku sudah mengatakannya kepadamu. Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu. 3 Dan apabila Aku pergi dan menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali, dan menerima kamu kepada Diriku Sendiri, supaya di mana Aku berada, kamu pun boleh berada.

 

Ayat di atas ini jelas mengatakan bahwa Kristus akan datang kembali untuk membawa kita ke tempatNya. Di mana tempatNya? Di Surga!

Jadi jelas di sini bahwa

 

ORANG-ORANG YANG MATI

TIDAK NYELONONG SENDIRI-SENDIRI KE SURGA BEGITU MEREKA MATI,

TETAPI MEREKA HARUS MENUNGGU HINGGA KRISTUS KEMBALI

DAN MEMBAWA MEREKA KE SANA!

 




37. KAPAN YESUS AKAN DATANG KEMBALI MENJEMPUT UMATNYA?
1 Tesalonika  4:16-17

16 Sebab TUHAN sendiri akan turun dari surga, dengan satu seruan, dengan suara Penghulu Malaikat, dan dengan sangkakala Allah dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit. 17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan bertemu Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan

 

Kapan itu terjadi? Setelah Injil sudah diberitakan ke seluruh dunia, seperti yang dikatakan:

Matius 24:14

Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.

 

Jadi selama masih ada manusia yang tidak pernah mendengar tentang Injil, Yesus belum datang lagi. Dan sebelum Yesus sendiri turun dari surga untuk menjemput umat tebusanNya, tidak ada orang mati yang pergi ke Surga, juga tidak ada yang ke neraka atau ke api pencucian. Mulai zaman Adam hingga sekarang  tidak ada orang mati yang pergi ke mana-mana, karena mereka sudah TIDAK ADA LAGI. Mereka semua masih tidur dalam kematian dan harus menunggu dibangkitkan dari kematian mereka nanti pada waktu Yesus Kristus datang.

Andai orang mati sudah duduk-duduk di Surga sekarang, siapa yang nanti dibangkitkan Yesus ketika Dia datang kembali? Pernahkan kita pikirkan itu?

 




38. SURGA SEKARANG TIDAK DIPENUHI OLEH ARWAH!

Surga itu kelak diisi manusia yang hidup,
yang tubuhnya sudah diubahkan menjadi tubuh yang tidak akan mati lagi; sekali-kali surga TIDAK diisi oleh arwah.

 

1 Korintus 15:48

Sebagaimana yang duniawi, begitu jugalah mereka yang dari dunia ini; dan sebagaimana yang surgawi, demikian pulalah mereka yang di surga,

 

Di ayat ini dikatakan bahwa yang ada di dunia ini, sifatnya sama dengan dunia ini, maksudnya sama fananya, sama sementaranya, sama bisa rusaknya, sama tidak kekalnya. Tetapi mereka yang hidup di Surga itu bersifat surgawi, mereka itu tidak bisa rusak, tidak akan mati, mereka kekal. Artinya apa? Mereka yang akan ada di Surga bukan arwah orang mati! Mereka adalah orang-orang mati yang sudah dibangkitkan dengan tubuh yang baru, tubuh yang baka. Lihat ayat di bawah ini.

 

1 Korintus 15:52-53

52 Dalam sesaat, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak akan binasa dan kita semua akan diubah.53 Karena yang akan binasa ini harus mengenakan yang tidak akan binasa, dan yang akan mati ini harus mengenakan yang tidak akan mati.

  

 

 


39. APAKAH ADA MANUSIA HIDUP YANG SEKARANG SUDAH ADA DI SURGA?



Ada!

Dan MEREKA BUKAN ARWAH!

Siapakah mereka? Kita punya tiga nama, yaitu: 

 

Ibrani  11:5

Karena iman, Henokh diubahkan supaya ia tidak mengalami kematian; dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum pengangkatannya, ia memiliki kesaksian ini, bahwa ia berkenan kepada Allah.

 

2 Raja Raja  2:11

Maka terjadilah, sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba muncullah suatu kereta berapi dengan kuda-kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke langit dalam angin puyuh.

 

Yudas  1:9

Namun Mikhael, Penghulu malaikat, ketika berselisih dengan Iblis, Dia berdebat mengenai jasad Musa, tidak berani melontarkan kepada iblis  tuduhan  yang menghakimi, tetapi berkata: ‘Tuhan menegur engkau!’

 

Mengapa Mikhael berselisih dengan Iblis? Karena Mikhael (nama lain Yesus setiap kali Dia bertempur dengan Iblis) mau membangkitkan Musa, tetapi Iblis mencoba mencegahnya. Kita tahu siapa yang menang, karena Musa turun dari Surga bersama Elia untuk mendampingi Yesus di Bukit Transfigurasi (baca Matius 17:1-9). Berarti Musa sudah ada di Surga.

 

Jadi kita tahu Henokh dan Elia diangkat Tuhan hidup-hidup ke Surga tanpa mengalami kematian. Tentu saja tubuh mereka yang fana harus diubahkan dulu menjadi tubuh yang tidak bisa binasa supaya bisa hidup di Surga. Sedangkan Musa mengalami kematian dulu pada usia 120 tahun, tetapi kemudian dibangkitkan Mikhael dan diangkat ke surga. Di Bukit Transfigurasi, tiga orang murid Yesus melihat Musa dan Elia turun dari Surga untuk bertemu dan menguatkan Yesus. Musa bukan arwah karena Lukas mencatat dengan sangat jelas:

 

Lukas 9:30

Dan lihatlah, di sana  berbicara dengan Dia dua orang, yaitu Musa dan Elia.

 

Jelas dikatakan “dua orang” bukan “satu orang dan satu arwah” atau “dua roh” atau “dua arwah”, tetapi jelas Musa dan Elia disebut dua orang!

 

Elia jelas di sini pasti manusia yang hidup karena dia tidak pernah mati, dia diangkat hidup-hidup, dia 100% bukan arwah.

Sedangkan Musa jelas juga Musa yang sudah dibangkitkan, bukan arwah Musa.  Karena di Yudas ayat 9 diceritakan yang menjadi pokok perselisihan antara Mikhael dan Iblis ialah jasad Musa” atau “tubuh Musa”. Andai sudah cukup arwah/roh Musa saja yang berada di Surga, untuk apa Mikhael harus berebut mayat Musa dengan Iblis? Justru karena yang akan dibawa ke Surga itu bukan roh, tap haruslah manusia yang hidup (tubuh + nafas), jadi Mikhael harus berebut jasad/mayat Musa dengan Iblis supaya Mikhael bisa membangkitkannya dan membawanya ke Surga.  

 

Jadi jelas kan bahwa kerajaan surga itu ditempati oleh “orang” atau “manusia” yang hidup dan bukan arwah-arwah orang mati!

 

Selain ketiga orang tersebut, masih ada sejumlah manusia yang sudah dibangkitkan (bukan arwah-arwah ya!), namun yang namanya tidak disebutkan satu per satu di dalam Alkitab. Kapan itu terjadi?

Matius 27:51-53

51 Dan lihatlah, Tabir Bait Suci tercabik dua dari atas sampai ke bawah; dan bumi berguncang, dan bukit-bukit batu terbelah. 52 dan kubur-kubur terbuka, dan banyak jasad orang kudus yang telah meninggal, bangkit, 53 dan keluar dari kubur setelah kebangkitan Yesus, dan masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

 

Ayat ini jarang diajarkan dari mimbar. Jadi pada waktu Yesus mati, terjadi gempa bumi dan saat itu banyak kubur orang-orang kudus terbuka. Dan setelah Yesus bangkit, orang-orang yang di dalam kubur itu pun dibangkitkan, tentu saja dengan tubuh baru yang tidak akan mati. Dan mereka ini masuk ke kota Yerusalem dan menunjukkan diri kepada banyak orang.

 

Apa yang terjadi dengan orang-orang yang bangkit bersama-sama dengan Yesus ini?

 

Efesus 4:8

Itulah sebabnya Dia berkata ‘Tatkala Ia naik ke tempat tinggi,  Ia membawa penawanan sebagai tawanan dan memberi karunia-karunia kepada manusia.

 

Matius mencatat tentang kebangkitan orang-orang itu. Paulus sekarang mencatat tentang pengangkatan mereka ke Surga. Paulus berkata, ketika Yesus naik ke surga, Dia membawa penawanan sebagai tawanan”, artinya kematian dan maut yang selama ini menawan manusia (“kematian dan maut” itu yang dimaksud oleh kata “penawanan”), sekarang dikalahkan Yesus, dan penawanan itu dibawa Yesus sebagai tawanan, artinya maut dan kematian sudah takluk menjadi tawanan Yesus, dan tidak lagi punya kuasa atas manusia. Dengan demikian Yesus memberi karunia-karunia kepada manusia.”  Ini bicara tentang Pentakosta. Bagi orang yang mengerti konsep Bait Suci, sangat mudah menerima peristiwa ini, karena ini sudah dilambangkan oleh Perayaan Buah Sulung yang dirayakan setiap hari ke-16 bulan Nisan. Jadi ketika Yesus naik ke Surga, Dia membawa orang-orang yang bangkit bersamaNya sebagai persembahan Buah Sulung kepada Allah Bapa sebagaimana yang dilambangkan oleh imam melambaikan berkas panen jelai yang pertama pada 16 Nisan. Lalu pada hari ke-50 setelah kebangkitanNya, Roh Kudus dicurahkan kepada murid-muridnya, itulah saat Tuhan memberikan pelbagai macam karunia Roh kepada pengikut-pengikutNya.

 

Alkitab tidak memberitahu nama-nama mereka maupun jumlahnya. Yang pasti mereka ini harus sudah meninggal sebelum hari kematian Kristus pada tahun 31 AD, karena kubur mereka harus terbuka oleh gempa bumi saat kematian Yesus di salib. Jadi jelas mereka ini adalah orang-orang saleh yang sudah mati sebelum Yesus disalibkan.

 

SELAIN YANG DISEBUTKAN DI SINI, TIDAK ADA MANUSIA LAIN YANG BERADA DI SURGA SEKARANG INI.

 


Bersambung ke bagian kedua.


2 komentar:

  1. Aduh.....agama itu bukan matematika bu!!
    Bagaimana dg penampakan maria!
    Kebangkitan tubuh itu hanya bahasa kiasan. Sekarang dg kemajuan teknologi kedokteran bisa dilakukantransplantasi organ. Satu orang bisa mempunyai beberapa organ dari orang yg berbeda beda. Misalnya gijal punya si b. Liver punya si c. Mata punya si d. Dan mungkin juga .... yg suka berzinah punya si e.semua bisa dicangkokkan pada 1 orang. Alkitab tdk ckp lengkap untuk menulis segala sesuatu ttg Tuhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah jangan berkomentar lagi di blog saya, dan jangan membacanya lagi. Mau percaya atau tidak, itu hak kamu. Tapi hak saya untuk menyortir komen di blog saya.

      Hapus