Kejadian
2:7
Dan TUHAN Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke lubang hidungnya; dan manusia
menjadi makhluk yang hidup.
Kalau
kita mau cermat membaca ayat ini, maka bisa kita perinci sebagai berikut:
1. Tubuh manusia terbuat dari
debu tanah.
Jadi
bahannya hanya debu tanah, tidak ada bahan yang lain. Tetapi debu tanah ini
belum hidup.
Supaya debu
tanah ini hidup maka
2.
Tuhan memberinya nafas hidup.
Sehingga
debu tanah + nafas hidup dari
Tuhan itu menjadi manusia yang hidup.
Jadi hanya ada dua unsur dalam seorang manusia yang
hidup: tubuhnya dibuat dari debu tanah, lalu untuk menghidupkan tubuh itu,
Tuhan memberinya nafas hidup.
Tidak ada unsur ketiga atau unsur yang lain.
Ajaran bahwa manusia yang hidup itu terdiri atas lebih
dari dua unsur tersebut, adalah ajaran yang tidak
Alkitabiah, karena di dalam Firman Tuhan jelas dikatakan manusia yang hidup itu
hanyalah gabungan antara debu
tanah dan nafas hidup.
Sedangkan manusia yang tidak hidup itu hanya debu
tanah tanpa nafas hidup.
Perhatikan, tidak
ada manusia yang hanya terbuat dari nafas hidup tanpa debu tanah!
Mengapa? Karena
manusia hanya terbuat dari debu tanah, bukan terbuat dari nafas hidup.
Nafas hidup itu diberikan Tuhan setelah manusia dibuat dari debu tanah. Jika
kita mengerti prinsip ini, dari awal kita sudah bisa mengerti bahwa segala
macam “badan halus”, “roh halus”, “arwah” setelah manusia itu mati, itu tidak
mungkin ada, karena TANPA TUBUH DARI DEBU TANAH, TIDAK ADA
MANUSIA. Bisa dipahami? Ini prinsip dasarnya.
MANUSIA = DEBU
TANAH YANG DIBERI NAFAS HIDUP.
BUKAN
NAFAS HIDUP TANPA
DEBU TANAH.
Dan Allah damai Sendiri-lah menguduskan
kamu seluruhnya, dan semoga Allah memelihara seluruh roh (spirit), jiwa (soul) dan tubuhmu (body) tidak bercacat hingga kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Kita lihat penjelasan dari Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries
tentang
kata “spirit” :
πνεῦμα
[pneuma] [pnyoo'-mah]
From G4154; a current of air,
that is, breath
(blast) or a breeze;
by analogy or figuratively a spirit, that is, (human) the rational soul, (by implication) vital principle, mental
disposition, etc., or (superhuman) an angel, daemon,
or (divine) God, Christ’s spirit, the Holy spirit: - ghost, life, spirit (-ual, -ually), mind.
Terjemahannya:
Ø aliran
udara, yaitu (tiupan) napas atau angin.
[Jadi “spirit” ini kita peroleh dari
Tuhan ketika Tuhan meniupkan nafas hidup ke hidung Adam.]
secara analog atau kiasan: spirit, yaitu:
Ø (jika berbicara tentang manusia) jiwa yang rasional
(implikasinya) prinsip
vital, disposisi mental,
dsb.
Ø (jika berbicara tentang yang melebihi manusia): malaikat,
roh pelindung,
Ø (jika berbicara tentang yang Ilahi): Tuhan, Roh Kristus, Roh Kudus: roh, hidup,
rohani, pikiran.
TERNYATA KATA πνεῦμα [pneuma], dalam bahasa Inggris
diterjemahkan
sebagai “spirit”(roh),
“breath”
(nafas)
dan juga “soul”
(pikiran).
Kata “pneuma” dari bahasa Yunani yang di ayat ini diterjemahkan “spirit” dalam bahasa Inggris, dipakai untuk menyatakan inteligensia dan kemampuan berpikir yang lebih tinggi atau mulia. Lewat kemampuan inilah Tuhan berkomunikasi dengan kita. Jika timbul pikiran kita lapar ingin makan, itu bukan pikiran yang bersifat rohani, melainkan jasmani. Tetapi, kata “spirit” itu menyangkut daya pikir atau inteligensia manusia yang bersifat rohani.
Yang penting kita sadari adalah, kemampuan manusia untuk berpikir itu bukanlah sesuatu yang berdiri
sendiri di luar si manusia.
Selama manusia itu hidup, dia memiliki kemampuan tersebut. Tetapi pada waktu dia mati, kemampuan berpikir itu pun mati bersamanya. Jadi
kemampuan berpikir itu bukanlah sesuatu yang punya
kesadaran dan identitas sendiri, yang hidup
sendiri seperti benalu di dalam tubuh manusia,
sehingga pada saat manusia itu mati, kemampuan berpikir itu akan terlepas dan melanjutkan
keberadaannya sendiri, berfungsi sendiri di luar tubuh
manusia itu.
Kata
“spirit” [pneuma] ini diterjemahkan
dengan kata-kata yang berbeda dalam bahasa Indonesia, misalnya di
dalam:
Yohanes 11:33
When Jesus therefore saw her weeping, and
the Jews also weeping which came with her, He groaned in the spirit, and was troubled. [KJV]
Oleh sebab itu ketika Yesus melihat dia (Maria) menangis, dan orang-orang Yahudi yang
datang bersama-sama dengan dia juga menangis,
Yesus mengerang dalam hati, dan merasa terbeban. (KJV yang diindonesiakan)
Ketika Yesus melihat Maria menangis dan
juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: [TB-LAI]
Dari contoh ini kita tahu bahwa di sini “spirit” yang diterjemahkan “hati”
dalam bahasa Indonesia, itu bukan suatu entitas yang punya identitas sendiri,
terpisah dari manusianya. Jelas yang dimaksud dengan kata “hati”
di sini bukanlah organ hati atau lever atau jantung di
dalam tubuh manusia, melainkan pikiran yang lebih halus yang bersifat rohani.
Sebenarnya secara saintifik “hati” (baik itu organ
jantung atau organ lever) itu tidak bisa merasa maupun berpikir, yang merasa dan
berpikir itu “otak” kita. Hanya saja kita sudah terbiasa memakai
istilah “senang hati”, “susah hati”, “berat hati”, “sakit hati” dsb.
seolah-olah hati yang merasa dan berpikir. Sebenarnya yang tepat itu otak kita
yang merasa senang, atau susah, atau berat, atau kecewa, atau sakit.
Nah, “spirit” di sini adalah pikiran yang halus, yang
bersifat rohani.
Contoh yang lain.
Roma 8:16
The Spirit itself beareth witness with our spirit, that we are the children of God: [KJV]
Roh (Kudus) sendiri memberi kesaksian
bersama roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. (KJV
yang diindonesiakan).
Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. [TB-LAI].
Kata “Roh” yang pertama
adalah Roh Kudus, jadi itu sudah jelas.
Di sini kata “our spirit” diterjemahkan “roh kita” dalam bahasa Indonesia. Jadi mungkin inilah yang menimbulkan kebingungan,
karena tidak adanya konsistensi dalam penerjemahan.
Kita lihat lagi contoh yang
lain di:
Yohanes 13:21
When Jesus had thus said, he was troubled in spirit, and testified, and said, Verily, verily, I say unto you, that one of you
shall betray me. [KJV]
Setelah Yesus berkata demikian, hatiNya merasa berat, dan bersaksi, dan berkata,
‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, seorang di antara kamu akan mengkhianati Aku.’ (KJV yang diindonesiakan)
Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat
terharu, lalu bersaksi: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara
kamu akan menyerahkan Aku.’ [TB
LAI]
Di ayat ini kata “spirit” bahkan tidak
diterjemahkan dalam terjemahan LAI bahasa Indonesia, tapi dari
kalimatnya kita tahu bahwa itu menggambarkan pikiran Yesus yang
halus.
Sekarang kita lihat kata “soul” yang ditulis di 1 Tesalonika 5:23.
Menurut Strong’s Hebrew and Greek
Dictionaries, inilah penjelasannya:
ψυχή = psuchē [psoo-khay']
From G5594; breath, that is,
(by implication) spirit,
abstractly or concretely (the animal
sentient principle only; thus distinguished on the one hand from G4151, which is the rational and immortal soul;
and on the other from G2222, which is
mere vitality, even of plants: these terms thus exactly
correspond respectively to the Hebrew [H5315],
[H7307] and [H2416]: - heart
(+ -ily), life, mind, soul, +
us, + you.
Terjemahannya:
Napas, yaitu (dengan implikasi) spirit, baik abstrak maupun konkret
(hanya bagian hewaninya saja;
dengan demikian dibedakan dari G4151 di atas (πνεῦμα pneuma); dan juga
dari G2222 yang semata-mata vitalitas, yaitu yang dimiliki tanaman: dengan
demikian istilah-istilah ini sesuai dengan item [H5315],
[H7307] dan [H2416] dari bahasa Ibrani: - hati (dan sepenuh hati), hidup, pikiran, jiwa, +kami, +kalian.
Seperti
halnya kata πνεῦμα [pneuma], kata ψυχή = psuchē ini pun
bisa
diterjemahkan sebagai “soul” maupun “spirit”.
Jadi tidak ada bedanya antara “spirit” dan
“soul”
Paulus dalam 1 Tesalonika 5:23 menyebut πνεῦμα = pneuma, dan ψυχή = psuchē yang diterjemahkan menjadi “spirit”
dan “soul” karena dia ingin menekankan:
ü baik
pikiran-pikiran kita yang lebih tinggi/rohani [spirit];
ü naluri jasmani
kita/pikiran kita yang lebih rendah [soul],
ü dan
tubuh fisik kita,
semuanya harus
dikuduskan, agar semua itu sama sekali tidak bercacat pada saat kedatangan
Kristus yang kedua.
Kesimpulan apa yang kita peroleh dari ayat ini?
Dalam 1 Tesalonika 5:23 ini baik “spirit” [dari kata πνεῦμα = pneuma] maupun “soul”
[dari kata ψυχή
= psuchē] kedua-duanya berkaitan dengan
pikiran/mental atau suasana hati manusia, yang satu lebih
tinggi/lebih rohani/lebih halus; sedangkan yang satunya lagi, lebih jasmani/lebih
rendah/lebih duniawi. Tetapi baik yang lebih rohani maupun yang jasmani, sama-sama
adalah pikiran/mental manusia itu, yang merupakan bagian integral dari manusia tersebut dan tidak punya identitas sendiri
terpisah di luar manusianya.
Baik “spirit” maupun “soul” ini ~
karena tidak punya identitas sendiri
~ TIDAK BISA BERUBAH MENJADI ARWAH pada waktu
manusia itu mati
Inilah yang diajarkan Alkitab
Kita lihat dalam
Kejadian 2:7
And the LORD God formed man of the dust of
the ground, and breathed into his nostrils the breath of life; and man became a
living soul. [KJV]
Dan TUHAN Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan
nafas hidup ke lubang hidungnya; dan manusia
menjadi makhluk yang hidup. [KJV yang diindonesiakan]
ketika itulah TUHAN Allah membentuk
manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya;
demikianlah manusia itu menjadi makhluk
yang hidup. [TB-LAI]
Kata “soul”
sama sekali tidak berarti roh atau arwah. Di sini artinya “makhluk”.
“a living soul” = makhluk
yang hidup.
Kita lihat contoh lain, “soul” bukan hanya dipakai untuk manusia, tapi
hewan juga:
Bilangan 31:28
And levy a tribute unto the Lord of the
men of war which went out to battle: one soul of
five hundred, both of the persons, and of the beeves, and of the asses, and of
the sheep: [KJV]
Dan pisahkan
suatu upeti bagi TUHAN dari para prajurit yang keluar bertempur itu, yakni
satu orang/ekor dari setiap lima ratus, baik dari
manusia, dan dari lembu, dan dari keledai dan dari kambing domba; [KJV yang diindonesiakan]
Dan engkau harus mengkhususkan upeti bagi
TUHAN dari para prajurit yang keluar bertempur itu, yakni satu (orang/ekor) dari setiap lima ratus, baik dari
manusia, baik dari lembu, dari keledai dan dari kambing domba; [TB-LAI]
Jadi kata “soul”
dipakai juga sebagai kata bilangan untuk menyatakan
jumlah satuan, baik untuk manusia maupun hewan, dengan kata lain “seorang”
atau “seekor”.
Contoh yang lain:
Amsal
19:15
Slothfulness casteth into a deep sleep;
and an idle soul shall suffer hunger. [KJV]
Kemalasan mencampakkan ke tidur yang
lelap, dan orang yang menganggur
akan menderita lapar. [KJV yang diindonesiakan]
Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar. [TB-LAI]
Di sini jelas kata “soul”
diterjemahkan “orang” atau “manusia” dan sama
sekali bukan “roh halus” atau bentuk eteris lainnya.
Contoh lain.
Yehezkiel 18:4
Behold, all souls are mine; as the soul of the father, so also the soul of the son is mine: the soul that sinneth, it shall die. [KJV]
Lihat, semua nyawa kepunyaanKu. Sebagaimana nyawa si ayah, demikian
pula nyawa si anak itu punyaKu, orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. [KJV yang diindonesiakan]
Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.[TB-LAI]
Di ayat ini unik, kata yang sama “soul” ada yang diterjemahkan “jiwa”
atau “nyawa”,
ada yang diterjemahkan “orang” atau “manusia”.
TAPI KATA “SOUL” TIDAK PERNAH DITERJEMAHKAN “ARWAH”.
Banyak orang juga merancukan kata “arwah” dengan
“roh”. Jadi sebelumnya kita sinkronkan dulu pemahaman yang umum ada di
masyaraakt tentang kedua kata tersebut.
ü Arwah:
diyakini
banyak orang sebagai bentuk halus manusia yang sudah
mati, yang masih suka
menampakkan dirinya di dunia, yang rupanya
persis sama dengan penampilannya saat hidupnya, dan
bisa berinteraksi dengan manusia hidup, dan bisa
berbuat banyak hal yang tidak bisa dilakukan manusia yang hidup;
ü Roh:
Atau
“Spirit”, dimengerti kebanyakan orang
sebagai barang halus yang
berasal dari Tuhan yang pada waktu orang itu mati, roh itu keluar
dari tubuhnya lengkap dengan identitas kemanusiaannya, lalu terbang ke Surga
dan hidup bahagia di Surga; atau bagi orang-orang yang jahat rohnya dilemparkan
ke neraka untuk dibakar tanpa ada
hentinya di sana.
Inilah pemahaman yang umum ada di
masyarakat dengan sedikit diviasi di sana-sini.
Apa kata Alkitab? Tuhan sudah memberitahu manusia
lewat nabi-nabiNya apa yang terjadi pada waktu manusia itu mati. Kita lihat
ayat-ayatnya.
Pengkhotbah 12:7
Lalu debu akan kembali ke bumi seperti sebelumnya,
dan roh akan kembali kepada Allah yang
mengaruniakannya.
Kata Ibrani yang di ayat ini diterjemahkan “roh” adalah רוּח rûach [roo'-akh] dan artinya menurut Strong’s
Hebrew and Greek Dictionaries, yang dikutip di bawah ini, adalah:
From H7306; wind;
by resemblance breath,
that is, a sensible (or even violent) exhalation; figuratively life,
anger, unsubstantiality; by extension a region of the sky;
by resemblance spirit, but only of a rational being (including its
expression and functions): - air, anger, blast, breath, X cool, courage, mind,
X quarter, X side, spirit ([-ual]), tempest, X vain, ([whirl-]) wind (-y).
Terjemahannya:
Angin, mirip dengan nafas, yaitu suatu tiupan keluar/ekshalasi secara
sadar (atau bahkan secara keras);
Arti kiasannya adalah kehidupan,
amarah, tidak punya bentuk fisik; secara luas suatu wilayah di langit; menyerupai
spirit tetapi hanya bagi makhluk yang rasional (termasuk
semua ekspresi dan fungsinya); udara, amarah, semburan, napas. Idiom: sejuk,
keberanian, pikiran, tempat fisik, sisi, spirit(-ual), badai, sia-sia,
[pusaran] angin.
Jadi jelas salah satu
pengertian kata
רוּח rûach [roo'-akh],
adalah nafas,
yaitu tiupan nafas secara sadar (atau bahkan secara keras), sama
dengan spirit.
Oleh
karena penulis-penulis Alkitab itu menulis berdasarkan wahyu dari Tuhan, maka
antara satu ayat dengan ayat yang lain pasti sinkron karena Pengarangnya sama, yaitu Tuhan. Buktinya
antara penulis Kitab Kejadian [Musa] dan penulis Kitab Pengkhotbah [Salomo]
memberikan deskripsi yang sama tentang manusia.
Pengkotbah 12:7 bisa diterjemahkan:
Lalu debu akan kembali ke bumi seperti sebelumnya,
dan nafas akan kembali kepada Allah yang
mengaruniakannya.
sama seperti beberapa terjemahan kontemporer Alkitab
dalam bahasa Inggris:
before dust returns to
the earth as it was before and the life-breath [nafas hidup] returns to God who gave it. (Common English Translation)
Then the dust of mortals goes back to the ground as it was before,
and the breath of life [nafas kehidupan] goes back to God who gave it. (God’s Word Translation)
Our bodies will return to the dust of the earth,
and the breath of life [nafas kehidupan] will
go back to God, who gave it to us. (Good News Translation)
Pada
saat manusia itu mati, Alkitab menjelaskan ke mana perginya kedua unsur yang
menjadikan manusia itu makhluk yang hidup:
v Debunya [tubuh fisiknya] kembali ke bumi menjadi tanah seperti semula
v Nafasnya kembali kepada
Allah
yang mengaruniakannya,
artinya sejak saat itu Allah berhenti mengaruniakan
nafas hidup kepada manusia itu. Jadi, bukan
nafas yang kembali itu lalu duduk di samping Allah, mendapat tempat yang layak
di samping Allah, dan konsep-konsep yang tidak alkitabiah lainnya. Nafas kepada
manusia itu distop begitu saja suplainya oleh Allah, itu maksudnya.
Tidak ada nafas yang bocor atau keliling-keliling di Surga tempat Allah.
Jadi hanya ada dua unsur yang disebutkan di sini.
Cocok dengan Kejadian 2:7.
Tidak
ada unsur ketiga.
Karena kedua
unsur yang menjadikan manusia itu makhluk yang hidup
masing-masing
sudah kembali ke tempatnya sendiri-sendiri,
apa
lagi yang tersisa? Tidak ada!
KALAU
TIDAK ADA, DARI MANA ARWAH ITU BISA MUNCUL?
BAGIAN
MANA DARI MANUSIA ITU YANG SETELAH MATINYA
LALU
BERUBAH MENJADI ARWAH?
Jadi tidak
mungkin ada arwah, bukan?
Lalu yang
dikatakan orang bisa menampakkan diri, bisa gentayangan, itu apa? Nanti kita
akan tahu apakah “penampakan-penampakan” itu. Yang pasti Alkitab sudah mengatakan bahwa itu BUKANLAH ARWAH. ITU TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN ORANG YANG SUDAH MATI!
Mari kita lihat lagi ke kitab Kejadian
Kejadian
2:7
Dan TUHAN Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan
nafas hidup ke lubang hidungnya; dan manusia
menjadi makhluk yang hidup.
Kita perlu mengerti lebih dulu apa arti kata
“identitas”.
Identitas adalah ciri khas yang membedakan satu benda/hal
dari benda-benda dan hal-hal lainnya.
Jadi ketika Tuhan mengambil segumpal tanah dari bumi dan
membentuknya menjadi manusia,
apakah gumpalan tanah itu tadinya berbeda dari tanah-tanah lainnya dari lokasi
mana Tuhan mengambilnya?
TIDAK!
Tanah itu sama dengan tanah yang lain di sekitarnya.
Karena itu, tanah itu sendiri tidak punya identitas.
Ketika
Tuhan meniupkan nafas hidup ke dalam hidung boneka manusia dari tanah yang
sudah dibentukNya itu, apakah nafas Tuhan yang masuk ke hidung Adam itu punya identitas
seperti Adam? Tidak! Itu nafas Tuhan, milik
Tuhan. Nafas
itu tidak punya ciri khas Adam, karena nafas itu milik Tuhan. Nafas yang ditiupkan ke hidung Adam itu sama dengan nafas yang masuk
ke hidung Hawa. Napas itu tidak punya bentuk seperti Adam atau Hawa. Itu
nafas Tuhan, universal, yang diberikanNya kepada setiap makhluk hidup yang
diciptakanNya. Apakah nafas itu punya nama? TIDAK, nafas
itu tidak punya nama! Itu nafas
Tuhan. Menurut pengertian kata aslinya di atas, nafas atau רוּח rûach [roo'-akh] seperti angin, tidak punya
bentuk fisik.
Karena itu, nafas yang masuk ke hidung Adam dan yang masuk ke hidung
Hawa, juga tidak punya identitas. Jadi,
nafas sebagai nafas itu sendiri, tidak punya identitas, tidak punya nama, tidak punya bentuk, tidak ada
bedanya satu sama lain, semuanya sama, yaitu nafas Tuhan.
Kapan identitas itu timbul?
Ketika nafas itu menghidupkan boneka dari tanah yang
dibentuk Tuhan, barulah boneka itu menjadi makhluk hidup yang
punya identitas! Jadi yang punya identitas BUKAN NAFASNYA,
tapi manusia yang dihidupkan oleh nafas itu!
Manusianya
yang hidup yang diberi nama untuk membedakan satu sama lain, yang ini Adam,
yang itu Hawa. Bukan nafasnya yang diberi nama.
Jadi yang
punya identitas itu apa? Ya manusia yang sudah hidup! Sekarang baru ada identitas. Adam berbeda dari Hawa.
SETELAH NAFAS [SERING DISEBUT JUGA ROH] MENGHIDUPKAN BONEKA ITU DAN BONEKA ITU
MENJADI MANUSIA YANG HIDUP, MAKA MANUSIA ITULAH YANG PUNYA IDENTITAS.
Pada waktu manusia itu mati, maka proses ini mengalami reversal, dia diuraikan kembali menjadi tanah dan nafas.
Nafas [= roh] kembali ke Tuhan yang empunya (artinya Tuhan menghentikan suplai nafasnya), dan tubuh
kembali menyatu dengan tanah, masing-masing menyatu dengan asalnya, masing-masing
kembali tidak punya identitas seperti pada mulanya.
Ketika kedua unsur itu
bersatu (debu tanah + nafas hidup), itu menjadi manusia hidup yang bisa
berpikir, berkata, berbuat.
Ketika manusia itu
mati ~
nah, manusia mati itu namanya jenazah atau mayat ~ kedua unsur itu terpisah, debu tanah kembali
ke bumi dan suplai nafasnya dihentikan Tuhan, maka tidak ada apa pun yang
tersisa yang bisa berpikir, berkata, atau berbuat.
Mengapa?
Ingat ya di # 27, kita
sudah melihat bahwa manusia itu bahannya debu tanah. Apakah ada
debu tanah yang bisa berpikir, berkata, dan berbuat? Tidak! Debu tanah itu
tidak bisa apa-apa, tidak beda dengan
debu tanah yang dipakai pembuat keramik untuk membuat pot-pot bunga. Jadi debu tanah itu
sendiri tidak bisa apa-apa sebelum dia diberi suplai nafas hidup.
Maka ketika nafas hidup itu suplainya distop Tuhan, automatis debu tanah ini
kembali menjadi sekadar debu tanah yang tidak bisa apa-apa seperti semula.
Karena itu jenazah atau mayat itu tidak bisa apa-apa, cuma diam saja, tidak ada
bedanya dengan sebuah pot bunga yang terbuat dari debu tanah juga. Bisa
dipahami, kan?
Oh, tapi rohnya yang
kembali ke Tuhan itu kan hidup? Ini pendapat kebanyakan orang Kristen. Tidak!
Maksudnya roh (nafas hidup) kembali ke Tuhan itu, Tuhan berhenti mensuplai
nafas hidupnya. Ibaratnya, lampu yang terhubung ke colokan listrik itu menyala,
tetapi begitu kabelnya dicabut dari colokan listrik, lampu itu mati. Masa lalu
ada listrik yang masih terlepas di udara yang bisa menyala sendiri tanpa
perangkat lampu?
Supaya kita lebih yakin, Alkitab memberikan beberapa ayat algi:
Pengkhotbah
9:10
Apa pun yang dijumpai tanganmu untuk mengerjakan,
kerjakanlah itu sekuat tenagamu, karena tak ada pekerjaan, maupun rencana, maupun pengetahuan,
maupun hikmat dalam kubur, ke mana engkau akan pergi.
Pengkhotbah 9:5
Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, mereka juga tidak punya pahala lagi, karena ingatan akan mereka sudah dilupakan.
Karena kita
sudah tahu, manusia
yang sudah mati itu sudah tidak eksis lagi,
bagaimana dia bisa menolong manusia yang masih hidup, dia sendiri saja sudah
tidak ada? Sesuatu yang tidak ada, bagaimana masih bisa berbuat apa-apa?
Nafas hidup itu
ibarat listrik yang disuplai oleh Tuhan kepada semua makhluk hidup, baik
manusia maupun hewan. Bila Tuhan menghentikan suplai itu manusia/hewan itu
mati, tubuhnya kembali terurai menjadi tanah. Manusia itu tidak eksis lagi, dan
sudah jelas tidak bisa menolong manusia yang masih hidup.
Jadi, tak ada gunanya kita berdoa atau
memohon restu kepada orang-orang yang sudah mati
untuk menolong kita, betapa pun baiknya atau sucinya
orang-orang itu ketika masih hidup. Mereka sudah tidak bisa lagi membantu
apa-apa, karena mereka sendiri sudah tidak eksis.
Mazmur 146:4
Nafasnya keluar, ia kembali ke buminya; pada hari itu juga pikiran-pikirannya lenyap.
When they die, they return to the dust; on that
day all their
plans come to an end. [= semua rencananya berakhir] (Good News Translation)
Jadi baik pikirannya, baik rencananya, semua yang berkaitan dengan kerja mentalnya, langsung segera berakhir pada hari manusia itu mati. Kalau sudah tidak bisa berpikir, tidak bisa membuat rencana, apakah
masih punya kesadaran?
Solomon, raja dan nabi yang
paling bijaksana di zamannya, menulis di
Pengkhotbah
9:5-6,10
5
Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, mereka juga tidak
punya pahala lagi, karena ingatan akan mereka sudah dilupakan. 6Juga kasih
mereka, dan kebencian mereka, dan kecemburuan mereka sekarang
sudah lenyap; mereka juga selamanya tidak punya lagi bagian dalam apa pun yang terjadi di bawah matahari. 10 Apa pun yang dijumpai tanganmu
untuk mengerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenagamu, karena tak ada pekerjaan, maupun rencana, maupun pengetahuan,
maupun hikmat dalam kubur, ke mana engkau akan pergi.
9Sebagaimana
awan habis dan hilang, demikian juga dia yang
turun ke dalam kubur tidak akan muncul
kembali. 10 Ia tidak akan
kembali lagi ke rumahnya, maupun tempatnya
tidak akan mengenalnya lagi.
Jadi tidak ada arwah yang
gentayangan. Penampakan-penampakan yang diceritakan muncul di
tempat-tempat yang angker, atau di tempat-tempat di mana pernah terjadi
kematian yang tidak wajar, semua
itu bukanlah arwah-arwah gentayangan yang dikabarkan sebagai
tidak bisa beristirahat karena mati secara tidak wajar.
Janganlah kita terkecoh oleh ajaran atau pendapat
ini. Kita akan tahu nanti apa sebenarnya yang menampakkan diri itu.
Menurut Alkitab, manusia yang
mati sudah disintegrasi, mengurai kembali menjadi dua unsur yang membentuknya,
yaitu (1) debu tanah dan (2) nafas/roh, yang masing-masing kembali ke
tempat asalnya sendiri-sendiri. Jelas sekali Alkitab mengatakan, bahwa TIDAK ADA YANG
TERSISA.
Karena
tidak ada yang tersisa lagi dari manusia yang mati,
APANYA YANG MAU MASUK KE SURGA
ATAU NERAKA ATAU
KE API PENCUCIAN?
Apa kata Yesus sendiri
tentang hal ini?
Yohanes
14:2-3
2 Di rumah Bapa-Ku ada banyak
tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku sudah
mengatakannya kepadamu. Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu. 3
Dan apabila Aku pergi dan menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang
kembali, dan menerima kamu kepada Diriku Sendiri, supaya di mana Aku
berada, kamu pun boleh berada.
Ayat di atas ini
jelas mengatakan bahwa Kristus akan
datang kembali untuk membawa kita ke tempatNya. Di mana tempatNya? Di Surga!
Jadi jelas di sini bahwa
ORANG-ORANG YANG MATI
TIDAK NYELONONG SENDIRI-SENDIRI KE SURGA BEGITU MEREKA
MATI,
TETAPI
MEREKA HARUS MENUNGGU HINGGA KRISTUS
KEMBALI
DAN MEMBAWA MEREKA KE SANA!
16 Sebab TUHAN sendiri akan turun dari surga, dengan satu seruan, dengan suara Penghulu
Malaikat, dan dengan sangkakala Allah dan mereka yang
mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit. 17
sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama
dengan mereka dalam awan bertemu Tuhan di
angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan
Kapan itu terjadi? Setelah
Injil sudah diberitakan ke seluruh dunia, seperti yang dikatakan:
Matius 24:14
Dan Injil Kerajaan ini akan
diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi
semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.
Jadi selama masih ada manusia yang tidak pernah mendengar tentang
Injil, Yesus belum datang lagi. Dan sebelum Yesus sendiri turun dari surga untuk
menjemput umat tebusanNya, tidak ada orang mati yang pergi ke Surga, juga tidak ada yang ke neraka atau ke api pencucian. Mulai zaman Adam hingga sekarang tidak ada orang mati yang pergi ke
mana-mana, karena mereka sudah TIDAK ADA LAGI. Mereka semua masih tidur dalam
kematian dan harus menunggu dibangkitkan dari kematian mereka nanti pada waktu Yesus
Kristus datang.
Andai orang mati sudah duduk-duduk di Surga sekarang, siapa yang nanti
dibangkitkan Yesus ketika Dia datang kembali? Pernahkan kita pikirkan itu?
Surga itu kelak diisi manusia yang hidup, yang tubuhnya sudah diubahkan menjadi tubuh yang tidak akan mati lagi; sekali-kali surga TIDAK diisi oleh arwah.
1 Korintus 15:48
Sebagaimana yang duniawi, begitu jugalah
mereka yang dari dunia ini; dan sebagaimana yang surgawi, demikian pulalah
mereka yang di surga,
Di ayat ini dikatakan bahwa yang ada di dunia ini, sifatnya
sama dengan dunia ini, maksudnya sama fananya, sama sementaranya, sama bisa
rusaknya, sama tidak kekalnya. Tetapi mereka yang hidup di Surga itu bersifat
surgawi, mereka itu tidak bisa rusak, tidak akan mati, mereka kekal. Artinya
apa? Mereka yang akan ada di Surga bukan arwah orang mati!
Mereka adalah orang-orang mati yang sudah dibangkitkan dengan tubuh yang baru,
tubuh yang baka. Lihat ayat di bawah ini.
1 Korintus 15:52-53
52 Dalam sesaat, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab
nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan
dibangkitkan dalam keadaan yang tidak akan binasa dan kita semua akan diubah.53 Karena yang akan binasa ini harus mengenakan yang tidak akan binasa, dan yang akan mati ini harus
mengenakan yang tidak akan mati.
Ada!
Dan MEREKA BUKAN ARWAH!
Siapakah mereka? Kita punya tiga nama,
yaitu:
Ibrani 11:5
Karena iman, Henokh diubahkan supaya ia tidak mengalami kematian; dan ia tidak
ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum pengangkatannya, ia memiliki kesaksian
ini, bahwa ia berkenan kepada Allah.
2 Raja Raja 2:11
Maka terjadilah, sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba muncullah suatu
kereta berapi dengan kuda-kuda berapi
memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke langit dalam angin puyuh.
Yudas
1:9
Namun Mikhael, Penghulu malaikat, ketika berselisih dengan Iblis, Dia berdebat mengenai jasad Musa, tidak berani melontarkan kepada iblis
tuduhan
yang menghakimi, tetapi berkata: ‘Tuhan
menegur engkau!’
Mengapa Mikhael berselisih dengan Iblis? Karena Mikhael
(nama lain Yesus setiap kali Dia bertempur dengan Iblis) mau membangkitkan
Musa, tetapi Iblis mencoba mencegahnya. Kita tahu siapa yang menang, karena
Musa turun dari Surga bersama Elia untuk mendampingi Yesus di Bukit
Transfigurasi (baca Matius 17:1-9). Berarti Musa sudah ada di Surga.
Jadi kita tahu Henokh dan Elia diangkat Tuhan hidup-hidup ke Surga tanpa
mengalami kematian. Tentu saja tubuh mereka yang fana harus
diubahkan dulu menjadi tubuh yang tidak bisa binasa supaya bisa hidup di Surga.
Sedangkan Musa mengalami kematian dulu pada usia 120 tahun, tetapi
kemudian dibangkitkan Mikhael dan diangkat ke surga. Di Bukit
Transfigurasi, tiga orang murid Yesus melihat Musa dan Elia turun dari Surga
untuk bertemu dan menguatkan Yesus. Musa
bukan arwah karena Lukas mencatat dengan sangat jelas:
Lukas 9:30
Dan lihatlah, di sana berbicara dengan Dia dua orang, yaitu Musa dan Elia.
Jelas dikatakan “dua orang”
bukan “satu orang dan satu arwah” atau “dua roh” atau “dua arwah”, tetapi jelas
Musa dan Elia disebut dua orang!
Elia jelas di sini pasti
manusia yang hidup karena dia tidak pernah mati, dia diangkat hidup-hidup, dia 100% bukan arwah.
Sedangkan Musa
jelas juga Musa yang sudah dibangkitkan,
bukan arwah Musa. Karena di Yudas ayat 9
diceritakan yang menjadi pokok perselisihan antara Mikhael dan Iblis ialah “jasad Musa” atau
“tubuh Musa”. Andai sudah cukup arwah/roh Musa saja yang berada di Surga, untuk apa Mikhael
harus berebut mayat Musa dengan Iblis? Justru karena yang akan dibawa ke Surga itu bukan roh, tap haruslah manusia yang hidup (tubuh + nafas), jadi
Mikhael harus berebut jasad/mayat Musa dengan Iblis supaya Mikhael bisa membangkitkannya dan
membawanya ke Surga.
Jadi jelas kan bahwa kerajaan surga itu ditempati
oleh “orang” atau “manusia” yang hidup dan bukan arwah-arwah orang mati!
Selain ketiga orang
tersebut, masih ada sejumlah manusia yang sudah dibangkitkan (bukan
arwah-arwah ya!), namun yang namanya tidak disebutkan satu per
satu di dalam Alkitab. Kapan itu terjadi?
Matius 27:51-53
51 Dan lihatlah, Tabir Bait Suci tercabik dua dari atas sampai ke bawah; dan
bumi berguncang, dan bukit-bukit batu
terbelah. 52 dan kubur-kubur terbuka, dan banyak jasad orang kudus yang telah meninggal, bangkit, 53 dan keluar dari
kubur setelah kebangkitan Yesus, dan
masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
Ayat
ini jarang diajarkan dari mimbar. Jadi pada waktu Yesus mati, terjadi gempa
bumi dan saat itu banyak kubur orang-orang kudus terbuka. Dan setelah Yesus
bangkit, orang-orang yang di dalam kubur itu pun dibangkitkan, tentu saja
dengan tubuh baru yang tidak akan mati. Dan
mereka ini masuk ke kota Yerusalem dan menunjukkan diri kepada banyak orang.
Apa
yang terjadi dengan orang-orang yang bangkit bersama-sama dengan Yesus ini?
Efesus 4:8
Itulah sebabnya Dia berkata ‘Tatkala
Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa penawanan sebagai tawanan dan memberi karunia-karunia kepada manusia.
Matius mencatat tentang kebangkitan orang-orang itu. Paulus sekarang mencatat tentang pengangkatan mereka ke Surga. Paulus berkata, ketika Yesus naik ke surga, Dia membawa “penawanan sebagai tawanan”, artinya kematian dan maut yang selama ini menawan manusia (“kematian dan maut” itu yang dimaksud oleh kata “penawanan”), sekarang dikalahkan Yesus, dan penawanan itu dibawa Yesus sebagai tawanan, artinya maut dan kematian sudah takluk menjadi tawanan Yesus, dan tidak lagi punya kuasa atas manusia. Dengan demikian Yesus “memberi karunia-karunia kepada manusia.” Ini bicara tentang Pentakosta. Bagi orang yang mengerti konsep Bait Suci, sangat mudah menerima peristiwa ini, karena ini sudah dilambangkan oleh Perayaan Buah Sulung yang dirayakan setiap hari ke-16 bulan Nisan. Jadi ketika Yesus naik ke Surga, Dia membawa orang-orang yang bangkit bersamaNya sebagai persembahan Buah Sulung kepada Allah Bapa sebagaimana yang dilambangkan oleh imam melambaikan berkas panen jelai yang pertama pada 16 Nisan. Lalu pada hari ke-50 setelah kebangkitanNya, Roh Kudus dicurahkan kepada murid-muridnya, itulah saat Tuhan memberikan pelbagai macam karunia Roh kepada pengikut-pengikutNya.
Alkitab tidak memberitahu
nama-nama mereka maupun jumlahnya. Yang pasti mereka ini harus
sudah meninggal sebelum hari kematian Kristus pada
tahun 31 AD, karena kubur mereka harus terbuka oleh gempa
bumi saat kematian Yesus di salib. Jadi jelas
mereka ini adalah orang-orang saleh yang
sudah mati sebelum Yesus disalibkan.
SELAIN YANG DISEBUTKAN DI SINI, TIDAK
ADA MANUSIA LAIN YANG BERADA DI SURGA SEKARANG INI.
Aduh.....agama itu bukan matematika bu!!
BalasHapusBagaimana dg penampakan maria!
Kebangkitan tubuh itu hanya bahasa kiasan. Sekarang dg kemajuan teknologi kedokteran bisa dilakukantransplantasi organ. Satu orang bisa mempunyai beberapa organ dari orang yg berbeda beda. Misalnya gijal punya si b. Liver punya si c. Mata punya si d. Dan mungkin juga .... yg suka berzinah punya si e.semua bisa dicangkokkan pada 1 orang. Alkitab tdk ckp lengkap untuk menulis segala sesuatu ttg Tuhan.
Sudah jangan berkomentar lagi di blog saya, dan jangan membacanya lagi. Mau percaya atau tidak, itu hak kamu. Tapi hak saya untuk menyortir komen di blog saya.
Hapus