Kamis, 28 Maret 2013

ALKITAB MENJAWAB TENTANG MAKANAN HARAM (BAGIAN KEDUA)

(bersambung dari bagian pertama)



64. APA YANG HARUS KITA MAKAN?  

Yesaya 55:2

Mengapa kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan makanan, dan jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah baik-baik kepadaKu, dan makanlah apa yang baik, dan biarlah jiwamu bersukacita dalam kelimpahan.

 

Artinya, yang tidak baik jangan dimakan. Bagaimana mungkin binatang yang sudah diberi label najis/haram [unclean] oleh Tuhan bisa dianggap baik untuk dimakan? Yang memberi label itu Tuhan lho, Tuhan yang menentukan mana hewan yang “bersih” dan mana hewan yang “najis”, bukan manusia.

“Yang baik” pastilah tidak termasuk makanan yang dilarang Tuhan, karena andai itu baik, pasti tidak dimasukkan kategori najis untuk dimakan oleh Tuhan.

 

Tuhan tidak memberikan alasannya secara terperinci di Alkitab mengapa binatang ini-itu  tidak boleh dimakan. Kita yang hanya manusia ini, harus percaya bahwa apa yang dikatakan Tuhan tidak boleh dimakan, itu merugikan kita. Janganlah kita menjadi seperti Adam dan Hawa. Sudah diberitahu bahwa pada hari mereka makan dari pohon Pengetahuan Baik/Buruk itu, mereka akan mati; mereka tidak percaya, lalu mereka tetap makan. Akibatnya, mereka benar-benar harus mati, dan bukan hanya mereka, melainkan kita juga, semua keturunannya. Jadi tidak percaya kepada Tuhan itu besar kerugiannya, akibat buruknya banyak dan berkepanjangan.

 

Tuhan menciptakan binatang untuk melengkapi hidup manusia, untuk mengisi bumi dan hidup manusia dengan lebih banyak sukacita. Pada awal penciptaan semua binatang itu “bersih” dan “baik”, tidak ada yang najis. Tuhan sendiri berkata begitu. “…Dan Tuhan melihat bahwa itu baik” (Kejadian 1:25). Jadi tidak ada binatang yang “tidak bersih” atau “najis”.

Sesungguhnya, semua binatang itu tidak diciptakan untuk dimakan, bahkan tidak ada satu pun dari mereka yang seharusnya mati! Sebelum dosa masuk ke dalam dunia, semua ciptaan tidak ditakdirkan untuk mati, baik hewan maupun manusia, semuanya dirancang untuk hidup. Dosalah yang membawa masuk kematian, jelas Paulus menulis bahwa “upah dosa itu maut” (Roma 6:23). Manusia sekarang banyak yang tidak mau menerima fakta ini, padahal inilah kebenarannya. Karena suka makan daging hewan, maka manusia menganggap binatang itu diciptakan Tuhan untuk makanan manusia. Itu tidak benar, karena Allah itu Allah yang penuh kasih. Mustahil Allah menciptakan makhluk hidup untuk dibunuh sebagai makanan manusia. Jelas di Alkitab dikatakan bahwa makanan yang disediakan Tuhan bagi manusia adalah buah-buahan yang berbiji, dan tanaman yang berbiji.

 

Jadi hewan aslinya tidak diciptakan untuk makanan manusia. Setelah dosa masuk ke dunia melalui perbuatan Adam, maka sebagian hewan-hewan itu (tidak semuanya) yang tadinya semua sabar-sabar, lucu-lucu, dan menurut semua perintah Adam, berubah wataknya menjadi garang, mulai berkelahi, menggigit, dan membunuh sesama hewan. Pada waktu itu keturunan Adam dari Set belum makan hewan, karena itu usia mereka masih 900an. Dan dari generasi ke generasi hewan-hewan yang berubah watak itu menjadi predator, menjadi hewan pemangsa sesama hewan. Ini yang membuat mereka dikategorikan Tuhan sebagai hewan-hewan yang tidak bersih, yang najis, sehingga setelah Air Bah, ketika manusia terpaksa harus makan hewan sambil menunggu tanaman-tanaman tumbuh dan bisa dipetik hasilnya, Tuhan memberikan petunjuk, mana-mana hewan yang masih aman boleh dimakan dan mana yang kalau dimakan jangka panjang akan merugikan kesehatan manusia.

 

Ulangan 7:15

Dan TUHAN akan menghilangkan segala penyakit dari kamu, dan tidak akan menempatkan padamu satu pun penyakit-penyakit mengerikan dari Mesir yang kamu kenal; tetapi akan menempatkan mereka pada semua orang yang membenci kamu.

 

Ketika Tuhan membawa keluar bangsa Israel dari Mesir, maka peraturan makan hewan yang “bersih” atau “halal” itu diulangi lagi, supaya orang Israel tidak terkena segala penyakit orang Mesir, karena orang Mesir makan segala hewan, mereka tidak kenal larangan makan hewan yang najis jadi penyakit mereka banyak.

Bahkan Tuhan berusaha mengembalikan orang Israel ke makanan yang non-daging dengan menghujani mereka “manna” setiap hari selama 40 tahun bangsa Israel mengembara di padang gurun. Apa sih “manna” ini? Kita yang hidup di zaman sekarang tidak tahu manna itu apa, jadi kita hanya bisa membaca dari Alkiab,

Bilangan 7:7-9

7 Dan manna itu seperti biji ketumbar dan warnanya seperti warna damar bedolah. 8 Dan orang-orang ke sana ke mari dan memungutnya, dan menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang, dan memanggangnya dalam periuk, dan membuatnya menjadi roti; dan rasanya seperti rasa minyak baru. 9 Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka manna turun di atasnya.

 

Luar biasa! 40 tahun setiap hari Tuhan mensuplai mereka “manna” ini.

Keluaran 16:31, 35

31 Dan umat Israel menyebut namanya: manna; dan itu seperti biji ketumbar putih dan rasanya seperti wafer yang dibuat dengan madu. 35 Dan orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di negeri yang didiami orang; mereka makan manna sampai mereka tiba di perbatasan tanah Kanaan.

 

Tuhan melarang kita makan hewan tertentu, bukan tanpa alasan. Alasan yang terutama adalah, Tuhan ingin kita semua sehat dan bahagia, tidak didera oleh segala macam penyakit.  Semakin lama semakin banyak hasil penyelidikan medis membuktikan bahwa makanan daging bukanlah pilihan yang terbaik bagi manusia. Banyak manusia terkena penyakit akibat makan daging. Apalagi daging dari hewan yang dilarang Tuhan untuk dimakan. Jika kita ingin lebih sehat, mengapa kita tidak mengindahkan petunjuk-petunjuk Tuhan yang Mahatahu dan Maha Penyayang?  Pastilah semua itu adalah demi kebaikan kita sendiri.




65. MENGAPA KITA YANG TELAH DITEBUS OLEH DARAH KRISTUS INI HARUS MENGHINDARI MAKAN MAKANAN YANG HARAM?

Kita semua pasti sudah familier dengan ayat-ayat di bawah ini. Tetapi pernahkah kita pikirkan bahwa ayat-ayat ini pun berlaku atas makanan yang masuk ke tubuh kita? Lihat ayat-ayat ini yang ditulis oleh rasul-rasul Perjanjian Baru.

 

1 Korintus 6:19-20

19 Apa? Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milikmu sendiri? 20 Sebab kamu telah dibeli dengan harga: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu dan dengan rohmu yang adalah milik Allah.

 

1 Korintus 3:17  

Jika ada orang yang merusak bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

Ini tidak berlaku hanya bagi orang lain yang mau merusak kita, tetapi kalau kita dengan tindakan kita sendiri, merusak tubuh kita sendiri yang telah dibeli Kristus dengan harga yang mahal, maka Tuhan akan membinasakan kita juga.

 

1 Korintus 10:31 

Oleh karena itu, jika engkau makan atau jika engkau minum, atau apa pun yang engkau lakukan, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.

Jelas memasukkan sesuatu yang najis/tidak bersih/haram ke dalam tubuh kita itu tidak untuk kemuliaan Allah.

 

2 Korintus 6:17-18

17 ‘Sebab itu keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka,’ firman Tuhan, ‘dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. 18 Dan Aku akan menjadi Bapa bagimu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan’, demikianlah firman Tuhan Yang Mahakuasa.

 

Roma 12:1-2

1 Karena itu, saudara-saudara, aku memohon padamu, oleh kemurahan Allah, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,  kudus, dan yang berkenan kepada Allah: yang adalah pelayananmu yang layak. 2 Dan janganlah menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi jadilah berubah oleh pembaharuan pikiranmu, supaya kamu dapat membedakan manakah yang baik dan berkenan dan sempurna menurut kehendak Allah.

 

2 Korintus 7:1

Karena kita telah memiliki janji-janji ini, Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.

 




66. APA KATA MATIUS 15:11 DAN MARKUS 7:15?

Matius 15:11

Bukan apa yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.

Markus 7:15

Tidak ada apa pun di luar manusia yang masuk ke dalamnya, yang bisa menajiskannya; tetapi hal-hal yang keluar darinya, mereka itulah yang menajiskannya.

 

Banyak orang Kristen memakai ayat-ayat ini untuk mengatakan bahwa Tuhan Yesus sudah berkata,  apa pun yang dimasukkan ke mulut tidak menajiskan orang. Jadi semuanya halal dimakan. Benarkah demikian?

Kita terkecoh jika kita memakai pemahaman tersebut.

 

Lebih dulu kita harus membaca seluruh perikop di mana ayat-ayat itu terdapat. Karena ayat-ayat ini di Matius dan Markus adalah mengenai hal yang sama, kita baca dari Matius pasal 15 saja, silakan baca seluruh perikopnya ayat 1 – 20. Jika kalian mau membaca Markus juga silakan. Di sini hanya dikutip ayat-ayat yang relevan.

Matius 15

15:1           Kemudian datanglah kepada Yesus ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dari Yerusalem, berkata,

15:2         ‘Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Karena mereka tidak membasuh tangan ketika mereka makan roti.’

15:3         Tetapi jawab Yesus kepada mereka, ‘Mengapa kamu pun melanggar Perintah Allah dengan  adat istiadatmu?’

15:11       Bukan apa yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.

15:17       Belum mengertikah kamu bahwa apa pun yang masuk ke dalam mulut pergi ke dalam perut, lalu dibuang ke dalam jamban?

15:18       Tetapi hal-hal yang keluar dari mulut, keluar dari hati dan mereka itulah yang menajiskan orang.

15:19       Karena dari hati keluar segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

15:20       Mereka itulah hal-hal yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang.

 

Jadi apa topik pembicaraan perikop ini? 

“Tidak membasuh tangan sebelum makan [ayat 2 dan 20].  

Orang-orang Farisi yang suka mencari-cari kesalahan Yesus, pada saat itu melihat murid-murid Yesus makan tanpa membasuh tangan mereka, yang menurut tradisi Farisi  merupakan pelanggaran.

Dan apa jawab Yesus kepada mereka? Yesus justru memberikan contoh-contoh pelanggaran orang-orang Farisi sendiri kepada Hukum Allah. Jadi jawaban Yesus kepada orang-orang Farisi itu bersifat sarkastis, Yesus justru menunjukkan kesalahan mereka. Orang-orang Farisi dipermalukan dan mereka pergi. Tetapi murid-murid Yesus sendiri juga tidak mengerti. Maka Yesus memberikan penjelasannya mulai ayat 17, dan kesimpulannya ada di ayat 20, yaitu Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang.”

Jadi, BAIK ORANG-ORANG FARISI MAUPUN YESUS SAMA SEKALI TIDAK MEMPERSOALKAN HEWAN YANG HALAL ATAU HARAM DI PERIKOP INI. Yang mereka persoalkan adalah masalah mencuci tangan sebelum makan. Maka bila orang-orang Kristen memakai ayat-ayat ini untuk membenarkan mereka makan babi, makan udang, makan lele, makan anjing, makan kelinci, mereka sudah salah besar. Jangan mencomot 1-2 ayat, bacalah seluruh konteksnya. Kalau kita tidak membaca seluruh konteksnya kita sendiri yang terkecoh, kita sendiri yang merugi.

 

Kita lihat beberapa ayat di Markus untuk memastikan ini memang bicara tentang makan tanpa mencuci tangan sebelumnya.

Markus 7

7:1           Lalu orang-orang Farisi dan beberapa ahli Taurat  dari Yerusalem datang bersama-sama menemui Yesus.

7:2           Ketika mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan roti dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh, mereka mencari-cari kesalahan

7:5           Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: ‘Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat para tua-tua kita, tetapi makan roti dengan tangan yang tidak dibasuh?’

7:15         Tidak ada apa pun di luar manusia yang masuk ke dalamnya, yang bisa menajiskannya; tetapi hal-hal yang keluar darinya, mereka itulah yang menajiskannya.

 

Lihat, bener, kan? Ini tidak bicara tentang makan daging hewan halal atau haram. Jadi jangan tertipu kalau ada yang memakai ayat-ayat ini untuk membenarkan mereka makan segala yang dilarang Tuhan.

Jangan hanya mengandalkan ajaran yang diberikan pendeta atau gereja. Mereka tidak bisa menolong kita bila kita gagal lulus penghakiman Tuhan. Menolong diri mereka sendiri pun mereka tidak akan sanggup, apalagi menolong orang lain.  Kita perlu mengecek sendiri dengan rajin apa kata Alkitab. Jangan pertaruhkann keselamatan kita sendiri pada kata-kata orang lain. Seandainya pelajaran yang diberikan mereka itu salah, kelak kita tidak bisa beralasan kepada Tuhan, “Saya tidak tahu karena pendeta saya tidak mengajar saya demikian.” Tuhan akan berkata, “Kenapa kamu tidak mempelajari Alkitab sendiri? Kamu bisa menghabiskan waktu jalan-jalan, nonton, kopdar, ngegym, tapi kamu tidak mau meluangkan waktu mempelajari Alkitab yang bisa menuntunmu kepada keselamatan, ya salahmu sendiri.” Setiap manusia harus mempertanggungjawabkan dirinya sendiri, tidak bisa menyalahkan orang lain.

 


67. BUKANKAH PETRUS DISURUH TUHAN MAKAN MAKANAN YANG            HARAM?

Ini adalah ayat yang lain yang sering dipakai untuk menyatakan bahwa Tuhan sudah menghapus larangan makan hewan yang haram.

Kisah 10:15

Dan suara itu bicara kepadanya lagi untuk kedua kalinya, ‘Apa yang telah dibersihkan Allah, itu tidak boleh engkau sebut najis.’

 

Nah, kalau kita baca konteksnya ini bicara tentang bangsa-bangsa non-Yahudi, yang oleh orang-orang Yahudi selalu dianggap najis karena mereka tidak bersunat, tetapi Tuhan di sini memberitahu Petrus bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi yang percaya kepada Tuhan, itu tidak najis, tetapi mereka punya kesempatan selamat yang sama dengan orang-orang Yahudi. Silakan baca seluruh perikopnya Kisah 10:9-43. Terlalu panjang kalau dikutip semuanya di sini. Di sini dikutip beberapa ayat saja:

Kisah 10:

10:11       Dan melihat langit terbuka, dan suatu benda turun ke atasnya, seperti sehelai kain besar, yang terikat pada keempat sudutnya, dan diturunkan ke bumi, (ini penglihatan Petrus).

10:12       yang di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat dari bumi, dan binatang-binatang buas, dan binatang-binatang yang merayap, dan unggas-unggas di udara. 

10:13       Dan di sana terdengar suatu suara kepadanya, ‘Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!’

10:14       Tetapi Petrus berkata, ‘Tidak demikian, Tuhan, sebab aku belum pernah makan apa pun yang najis atau tidak tahir.’ 

10:15       Dan suara itu bicara kepadanya lagi untuk kedua kalinya, ‘Apa yang telah dibersihkan Allah, itu tidak boleh engkau sebut najis.’

10:16       Ini terjadi sampai tiga kali, dan perangkat itu diterima lagi ke dalam langit.

10:19       Sementara Petrus berpikir tentang penglihatan itu, Roh berkata kepadanya, ‘Lihat, tiga orang mencari engkau.’ 

10:22       Dan mereka berkata, ‘Kornelius, seorang perwira Roma, orang yang benar, orang yang takut akan Allah, dan yang dikenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi, telah diperingatkan Allah melalui seorang malaikat kudus, supaya ia mengundang engkau ke rumahnya, dan untuk mendengar perkataan-perkataanmu.’ 

10:28       Dan Ia (Petrus) berkata kepada mereka, ‘Kamu tahu, bahwa bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan, atau masuk ke rumah orang dari bangsa lain, adalah hal yang melanggar hukum; tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut siapa pun najis atau tidak tahir.’

10:34       Lalu mulailah Petrus berbicara, dan berkata, ‘Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.

10:35       Tetapi di setiap bangsa, siapa yang takut akan Dia, dan yang berbuat yang benar, berkenan kepada-Nya. (KJV)

 

Setelah membaca seluruh perikop pastilah kita sudah mengerti apa yang dimaksud dengan Kisah 10:15.

Di sini Tuhan memberikan suatu pelajaran kepada Petrus dalam bentuk penglihatan. Kita semua sudah tahu bahwa Petrus adalah rasul yang dikhususkan untuk menginjili orang-orang Yahudi.

Galatia  2:7-8 

7 Tetapi sebaliknya, ketika mereka melihat bahwa Injil untuk orang-orang tak bersunat dipercayakan kepadaku, sebagaimana injil untuk orang-orang bersunat kepada Petrus 8 karena Ia yang telah mengerjakan secara efektif dalam Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga perkasa dalam diriku untuk orang-orang bukan Yahudi.

 

Tetapi seperti semua orang Yahudi, Petrus merasa enggan bergaul dengan orang-orang non-Yahudi, karena itu Tuhan memberinya pelajaran ini.

Kornelius, orang Roma. Tapi Tuhan mau agar Petrus datang ke rumahnya dan menginjilinya. Tuhan tahu, tanpa lebih dahulu menjelaskan sudut pandangNya kepada Petrus, Petrus tidak akan mau ke rumah Kornelius. Kita baca penjelasan Petrus sendiri di ayat 28 demikian "Kamu tahu, bahwa bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan, atau masuk ke rumah orang dari bangsa lain, adalah hal yang melanggar hukum”.

Jadi, supaya Petrus mau ke rumah Kornelius, Tuhan memberinya suatu PENGLIHATAN. Tuhan tahu bahwa di mata Petrus, orang-orang yang non-Yahudi, dianggap orang-orang kafir, najis, tidak usah disentuh, tidak usah didatangi. Karena itu dalam penglihatan yang diberikan Tuhan kepada Petrus, KORNELIUS YANG BUKAN ORANG YAHUDI, DIIBARATKAN SEBAGAI HEWAN-HEWAN YANG HARAM. Lalu Tuhan berkata "Apa yang telah dibersihkan Allah, itu tidak boleh engkau sebut najis.” (ayat 15) ~

Apakah Tuhan sedang berbicara tentang makanan? TIDAK! Tuhan tidak sedang bicara tentang makan hewan haram atau halal. Tuhan sedang berbicara MENGENAI KORNELIUS yang mewakili orang-orang Non-Yahudi lainnya.

 

Petrus tahu bahwa perintah Tuhan untuk "Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!" [ayat 13] tentu bukan instruksi kepadanya untuk benar-benar makan hewan yang haram. Petrus tahu tidak mungkin Tuhan menghendaki dia berbuat itu. Petrus mengerti bahwa penglihatan itu merupakan suatu simbol, suatu perumpamaan, bukan perintah harafiah agar dia memakan hewan-hewan yang haram!

 

Apa tujuan dari penglihatan yang diberikan Tuhan kepada Petrus?

 

Ini jawabnya di ayat 28:

“tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku,

bahwa aku tidak boleh menyebut siapa pun najis atau tidak tahir.”

 

SAMA SEKALI BUKAN MENGENAI MAKAN HEWAN HARAM ATAU HALAL.

 

Jadi, janganlah memakai ayat itu sebagai alasan bahwa Tuhan sudah menghalalkan semua yang haram untuk dimakan. Jika ada yang mengajar demikian, maka itu adalah ajaran yang tidak alkitabiah.




68. KOLOSE 2:16 “JANGANLAH KAMU BIARKAN ORANG MENGHAKIMI KAMU MENGENAI MAKANAN ATAU MINUMAN” BERARTI SEMUA PERATURAN MENGENAI MAKANAN DAN MINUMAN SUDAH TIDAK BERLAKU LAGI,  BUKAN?

Kolose  2:16

Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghakimi kamu mengenai makanan atau minuman, atau mengenai suatu hari raya, atau mengenai bulan baru, atau mengenai hari-hari sabat.

 

Ayat ini juga sering dipakai untuk membenarkan pendapat bahwa orang Kristen Perjanjian Baru, soal makan sudah tidak usah lagi berpegang pada peraturan tentang daging hewan haram/halal.

Kalau kita cuma mencomot satu ayat ini, memang sepertinya demikian. Tetapi, pelajaran yang diberikan Paulus tidak berhenti pada ayat itu saja. Kalau kita teruskan membaca ayat selanjutnya, kita tahu bahwa apa yang dibicarakan Paulus di sini BUKAN MENGENAI MAKAN BINATANG YANG HARAM/HALAL.

Mari kita lanjut baca ayat berikutnya:

Kolose 2:17

yang adalah bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan substansinya ialah Kristus.

 

Kita kupas dulu ayat yang ke 17, bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan substansinya ialah Kristus.”  Jadi apa yang dibicarakan Paulus di sini?

Siapakah Kristus? Juruselamat, Penebus, Domba Allah yang dikorbankan untuk menebus dosa manusia.

Apa yang merupakan bayangan dari misi yang dipikul Kristus? UPACARA KURBAN.

Kita tahu, begitu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, Tuhan segera memberlakukan upacara kurban agar manusia selalu ingat, bahwa mereka tidak dibuang oleh Tuhan, Tuhan akan menyelamatkan mereka. Suatu hari akan datang seorang Juruselamat yang akan mati untuk mereka sebagai kurban dosa, supaya siapa yang percaya dalam Dia boleh hidup. Selama Domba Allah, kurban yang sejati itu belum muncul, maka mereka harus mengadakan UPACARA KURBAN YANG MERUPAKAN BAYANGAN DARI APA YANG HARUS DATANG, YAITU KRISTUS. Tetapi begitu Kristus mempersembahkan DiriNya sebagai kurban untuk manusia, berakhirlah semua upacara kurban yang hanya merupakan bayangan dari apa yang dilakukan Kristus di salib.

 

Ibrani 9:11-12

11 Tetapi Kristus yang telah datang sebagai Imam Besar dari hal-hal baik yang akan datang, dari Tabernakel yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak dari dunia ini. 12 Tidak pula oleh darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan darah-Nya Sendiri Ia telah masuk satu kali ke Bilik Kudus, setelah mendapatkan penebusan yang kekal bagi kita.

 

Kalau kita memeriksa Alkitab, ada banyak ragam upacara kurban yang masing-masing ada peraturannya sendiri, tentang peralatannya, tentang harinya, tentang hewan kurbannya, tentang rotinya, tentang anggurnya, dll. Semua itu bisa kita baca sendiri dari Kitab Imamat. Terlalu panjang kalau dikutip semuanya di sini. Saya kutipkan beberapa saja:

Imamat 3:12-13

12 Dan kamu harus mempersembahkan pada hari  itu ketika kamu mengunjukkan berkas tersebut, seekor domba jantan tanpa noda,  berumur satu tahun sebagai kurban bakaran bagi TUHAN, 13 Dan kurban sajiannya haruslah dari dua persepuluh efa tepung yang terbaik, dicampur dengan minyak, suatu kurban api-apian bagi TUHAN sebagai bau yang menyenangkan; dan kurban curahannya dari anggur seperempat hin.

Jadi ada kurban domba, lalu kurban sajian (makanan) dari tepung dan minyak, dan  kurban curahan (minuman) itu anggur.

 

Imamat 23:18,

Dan kamu harus mempersembahkan bersama roti itu, tujuh ekor domba yang tidak bercela, berumur setahun, dan seekor lembu jantan muda, dan dua ekor domba jantan; mereka itu haruslah menjadi kurban bakaran bagi TUHAN, disertai dengan kurban biji-bijiannya, dan kurban-kurban curahannya, yaitu suatu kurban api-apian, yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.

Lihat, ada lagi kurban dalam bentuk makanan dan minuman.

 

Imamat  23:37

Inilah Perayaan-perayaan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai hari-hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan kurban api-apian kepada TUHAN, yaitu kurban bakaran, dan kurban biji-bijian, suatu persembahan, dan dan kurban-kurban curahan, semuanya sesuai harinya.

 

Jadi, makanan dan minuman yang disebut di Kolose 2:16 di atas, adalah mengenai makanan dan minuman yang dipersembahkan kepada Tuhan pada waktu upacara kurban. BUKAN MENGENAI MAKANAN DAN MINUMAN MANUSIA SEHARI-HARI.


 

Grup apa?

Grup “bayangan”.

Grup bayangan dari apa?  Grup “Bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan substansinya ialah Kristus.

Grup “bayangan” ini adalah UPACARA KURBAN yang melambangkann pekerjaan penebusan Kristus sebelum Kristus sendiri mati di salib.

Kristus merupakan yang aslinya, substansinya. Maka ketika Kristus sudah dikurbankan sebagai Domba Allah yang asli, semua upacara bayangan ini berakhir, tidak diperlukan lagi karena yang asli sudah menggenapinya.

 

Karena itu, Kolose 2:16 khusus berbicara mengenai makanan dan minumanyang dipersembahkan kepada Tuhan sebagai kurban. BUKAN makanan-minuman untuk manusia.

Maka, yang tidak termasuk bayangan/simbol dari penebusan Kristus, TIDAK TERMASUK TOPIK YANG DIBICARAKAN PAULUS DI AYAT INI.

Jadi ayat ini sama sekali tidak berkata bahwa hewan-hewan yang sudah ditetapkan Tuhan tidak boleh dimakan, sekarang boleh dimakan. Jangan salah. Ayat ini sama sekali tidak bicara tentang apa yang dimakan manusia, melainkan makanan dan minuman yang disajikan kepada Tuhan dalam upacara kurban.

 

Catatan: Termasuk “sabat” yang disebutkan Paulus di sini, BUKANLAH SABAT HARI KETUJUH! Karena Sabat Hari Ketujuh tidak termasuk bayangan dari penebusan Kristus, melainkan sabat yang memperingati dengan penciptaan dunia.
Sabat yang dimaksudkan di sini adalah hari-hari di mana orang Yahudi harus berhenti dari pekerjaan sehari-hari mereka, untuk mengikuti upacara di Bait Suci, misalnya yang tercatat di Imamat 23:7, 21, 24-25, 27-28, 34-35, jadi belum tentu hari itu jatuh di hari ketujuh.

Jadi ayat ini tidak bicara tentang Sabat hari ketujuh.

 

Sekali lagi, KOLOSE 2:16 TIDAK BERBICARA TENTANG BINATANG HARAM ATAU HALAL.

Yang dikatakan Paulus adalah, karena Domba Allah yang sejati, Yesus Kristus sudah datang dan melaksanakan misiNya sebagai Penebus umat manusia, maka semua UPACARA YANG MERUPAKAN BAYANGAN DARI PENEBUSAN KRISTUS ITU, SUDAH BERAKHIR. Hal ini ditandai Allah sendiri dengan robeknya tirai Bait Suci ketika Yesus di salib berkata “Sudah selesai.” Jadi kalau kamu tidak melakukan upacara-upacara itu, tidak membawa kurban biji-bijian dank urban curahan ke Bait Suci, kamu tidak berbuat salah, kamu sudah benar, jangan khawatir bila kamu disalahkan orang. Oranng itu yang tidak paham. Cuekin aja. Itu yang dikatakan Paulus di ayat ini.

Itulah sebabnya orang Kristen Perjanjian Baru, tidak lagi mempersembahkan kurban, karena Kristus, sudah datang dan sudah menjadi kurban bagi semua manusia. Cukup satu kali saja kematian Kristus untuk membayar dosa semua manusia dari manusia pertama hidup hingga yang terakhir lahir, tidak perlu diulang-ulang lagi.

Ibrani  9:28

demikian pula Kristus satu kali dipersembahkan untuk menanggung dosa banyak orang; dan kepada mereka yang menantikan Dia,  Ia akan menyatakan Diri-Nya untuk kedua kalinya, tanpa dosa sampai pada keselamatan.

 

Roma  6:10

Karena dalam hal Dia mati, Dia mati bagi dosa, satu kali; tetapi dalam hal Dia hidup, Dia hidup bagi Allah.

 

 


 (bersambung ke bagian ketiga)

6 komentar:

  1. Terima kasih. Semoga bermanfaat.

    BalasHapus
  2. Saya juga diberitahu Tuhan Yesus sejak 3 taun lalu utk tidak makan makanan haram, walaupun saya dibilang aneh tp saya tetap taat apa yg tuhan suruh jangan makan, saya tidak makan, walaupun pendeta2 dan teman saya pada makan babi saya tidak makan babi, sesuai imamat 11

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hay Giselle, shalom. Jika kamu berminat kami punya kelompok2 belajar Alkitab yang pastinya tidak akan melihat kamu aneh karena kamu tidak makan daging babi, jika berminat bisa hubungi email saya.

      Hapus
  3. Saya juga diberitahu Tuhan Yesus sejak 3 taun lalu utk tidak makan makanan haram, walaupun saya dibilang aneh tp saya tetap taat apa yg tuhan suruh jangan makan, saya tidak makan, walaupun pendeta2 dan teman saya pada makan babi saya tidak makan babi, sesuai imamat 11

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus. Klo kita mengaku sebagai pengikut Kristus, kita harus patuh pada semua perintah Kristus. Yohanes 14:15 sangat jelas membedakan antara mereka yang mengasihi Kristus dengan mereka yang tidak mengasihi Kristus.
      Semoga Giselle terus belajar Alkitab utk menemukan banyak kebenaran dan perintah Allah yang telah dikesampingkan oleh banyak gereja.

      Hapus