Yesaya 55:2
Mengapa kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan makanan, dan jerih payahmu untuk sesuatu yang
tidak mengenyangkan? Dengarkanlah baik-baik
kepadaKu, dan makanlah apa yang baik, dan biarlah jiwamu bersukacita
dalam kelimpahan.
Artinya, yang tidak baik jangan dimakan.
Bagaimana mungkin binatang yang sudah diberi label najis/haram
[unclean] oleh Tuhan bisa dianggap baik untuk dimakan? Yang memberi label itu Tuhan lho, Tuhan yang menentukan mana hewan yang
“bersih” dan mana hewan yang “najis”, bukan manusia.
“Yang baik” pastilah tidak termasuk makanan yang dilarang
Tuhan, karena
andai itu baik, pasti tidak dimasukkan kategori najis
untuk dimakan oleh Tuhan.
Tuhan tidak
memberikan alasannya secara terperinci di Alkitab
mengapa binatang ini-itu tidak boleh dimakan. Kita yang
hanya manusia ini, harus percaya bahwa apa yang dikatakan Tuhan tidak boleh
dimakan, itu merugikan kita. Janganlah kita menjadi seperti Adam dan Hawa.
Sudah diberitahu bahwa pada hari mereka makan dari pohon Pengetahuan Baik/Buruk
itu, mereka akan mati; mereka tidak percaya, lalu mereka tetap makan.
Akibatnya, mereka benar-benar harus mati, dan bukan hanya mereka, melainkan
kita juga, semua keturunannya. Jadi tidak percaya kepada Tuhan itu besar
kerugiannya, akibat buruknya banyak dan berkepanjangan.
Tuhan
menciptakan binatang untuk melengkapi hidup manusia, untuk mengisi bumi
dan hidup manusia dengan lebih banyak sukacita. Pada awal
penciptaan semua binatang itu “bersih” dan “baik”, tidak ada yang najis.
Tuhan sendiri berkata begitu. “…Dan Tuhan
melihat bahwa itu baik” (Kejadian 1:25). Jadi tidak ada
binatang yang “tidak bersih” atau “najis”.
Sesungguhnya, semua binatang itu tidak
diciptakan untuk dimakan, bahkan tidak ada satu pun dari mereka yang
seharusnya mati! Sebelum dosa masuk ke dalam
dunia, semua ciptaan tidak ditakdirkan untuk mati, baik hewan
maupun manusia, semuanya dirancang untuk hidup. Dosalah yang membawa
masuk kematian, jelas Paulus menulis bahwa “upah dosa itu maut” (Roma 6:23). Manusia sekarang banyak yang tidak mau
menerima fakta ini, padahal inilah kebenarannya. Karena suka makan daging
hewan, maka manusia menganggap binatang itu diciptakan Tuhan untuk makanan
manusia. Itu tidak benar, karena Allah itu Allah yang penuh kasih. Mustahil
Allah menciptakan makhluk hidup untuk dibunuh sebagai makanan manusia. Jelas di
Alkitab dikatakan bahwa makanan yang disediakan Tuhan bagi manusia adalah
buah-buahan yang berbiji, dan tanaman yang berbiji.
Jadi hewan aslinya tidak diciptakan
untuk makanan manusia. Setelah dosa masuk ke dunia
melalui perbuatan Adam, maka sebagian hewan-hewan itu (tidak semuanya) yang
tadinya semua sabar-sabar, lucu-lucu, dan menurut semua perintah Adam, berubah
wataknya menjadi garang, mulai berkelahi, menggigit, dan membunuh sesama hewan.
Pada waktu itu keturunan Adam dari Set belum makan hewan, karena itu usia
mereka masih 900an. Dan dari generasi ke generasi hewan-hewan yang berubah
watak itu menjadi predator, menjadi hewan pemangsa sesama hewan. Ini yang
membuat mereka dikategorikan Tuhan sebagai hewan-hewan yang tidak bersih, yang
najis, sehingga setelah Air Bah, ketika
manusia terpaksa harus makan hewan sambil menunggu tanaman-tanaman tumbuh dan
bisa dipetik hasilnya, Tuhan memberikan petunjuk, mana-mana hewan yang masih aman boleh dimakan dan mana yang kalau
dimakan jangka panjang akan merugikan kesehatan manusia.
Ulangan 7:15
Dan TUHAN akan menghilangkan segala penyakit dari kamu, dan tidak akan menempatkan padamu satu pun penyakit-penyakit mengerikan dari Mesir yang kamu kenal; tetapi akan menempatkan mereka pada semua orang yang membenci kamu.
Ketika Tuhan membawa keluar bangsa Israel dari Mesir,
maka peraturan makan hewan yang “bersih” atau “halal” itu diulangi lagi, supaya orang Israel tidak terkena segala penyakit orang
Mesir, karena orang Mesir makan segala hewan, mereka tidak kenal larangan makan hewan yang najis jadi penyakit
mereka banyak.
Bahkan Tuhan berusaha mengembalikan orang
Israel ke makanan yang non-daging dengan menghujani mereka “manna” setiap hari
selama 40 tahun bangsa Israel mengembara di padang gurun. Apa sih
“manna” ini? Kita yang hidup di zaman sekarang tidak tahu manna itu apa, jadi
kita hanya bisa membaca dari Alkiab,
Bilangan 7:7-9
7 Dan
manna
itu seperti
biji ketumbar dan warnanya seperti warna
damar bedolah. 8 Dan orang-orang
ke sana ke mari dan memungutnya, dan menggilingnya dengan batu kilangan
atau menumbuknya dalam lumpang, dan memanggangnya dalam periuk, dan
membuatnya menjadi roti; dan
rasanya seperti rasa minyak baru. 9
Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka manna turun
di atasnya.
Luar biasa! 40 tahun setiap hari Tuhan mensuplai
mereka “manna” ini.
Keluaran 16:31, 35
31 Dan umat Israel menyebut namanya: manna; dan itu seperti biji ketumbar putih dan rasanya seperti wafer
yang dibuat dengan madu. 35 Dan
orang
Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di negeri yang didiami orang; mereka makan manna
sampai mereka tiba di perbatasan tanah Kanaan.
Tuhan melarang kita makan hewan
tertentu, bukan tanpa alasan. Alasan yang terutama adalah,
Tuhan ingin kita semua sehat dan bahagia, tidak didera oleh segala macam
penyakit. Semakin lama semakin banyak hasil
penyelidikan medis membuktikan bahwa makanan daging bukanlah pilihan yang
terbaik bagi manusia. Banyak manusia terkena penyakit akibat makan daging.
Apalagi daging dari hewan yang dilarang Tuhan untuk dimakan. Jika kita ingin
lebih sehat, mengapa kita tidak mengindahkan petunjuk-petunjuk Tuhan yang
Mahatahu dan Maha Penyayang? Pastilah
semua itu adalah demi kebaikan kita sendiri.
Kita semua pasti
sudah familier dengan ayat-ayat di bawah ini. Tetapi pernahkah kita pikirkan
bahwa ayat-ayat ini pun berlaku atas makanan yang masuk ke tubuh kita? Lihat ayat-ayat ini yang ditulis oleh rasul-rasul
Perjanjian Baru.
1 Korintus 6:19-20
19 Apa?
Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu,
yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milikmu sendiri? 20
Sebab kamu telah dibeli dengan harga: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu dan dengan rohmu yang
adalah milik Allah.
1 Korintus 3:17
Jika ada orang yang merusak bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah
kudus dan bait Allah itu ialah kamu.
Ini tidak berlaku hanya bagi orang
lain yang mau merusak kita, tetapi kalau kita dengan tindakan
kita sendiri, merusak tubuh kita sendiri yang telah dibeli Kristus
dengan harga yang mahal, maka Tuhan akan membinasakan kita juga.
1
Korintus 10:31
Oleh
karena itu, jika engkau makan atau jika engkau minum, atau apa pun yang engkau lakukan,
lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
Jelas memasukkan sesuatu yang
najis/tidak bersih/haram ke dalam tubuh kita itu tidak untuk kemuliaan Allah.
2
Korintus 6:17-18
17 ‘Sebab itu keluarlah kamu
dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka,’ firman Tuhan, ‘dan janganlah menjamah apa yang
najis, maka Aku akan menerima
kamu. 18 Dan Aku akan menjadi Bapa bagimu, dan kamu akan menjadi
anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan’, demikianlah firman Tuhan
Yang Mahakuasa.
Roma 12:1-2
1 Karena itu,
saudara-saudara, aku memohon padamu, oleh
kemurahan Allah, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan yang berkenan kepada Allah: yang adalah pelayananmu yang layak. 2 Dan janganlah menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi jadilah berubah oleh pembaharuan pikiranmu, supaya kamu dapat membedakan
manakah yang baik dan berkenan dan sempurna menurut
kehendak Allah.
2
Korintus 7:1
Karena kita telah
memiliki janji-janji ini,
Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita menyucikan diri kita dari
semua pencemaran jasmani dan rohani, menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.
Matius 15:11
Bukan apa yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang
keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.
Markus 7:15
Tidak ada apa pun di luar manusia yang masuk ke dalamnya, yang bisa menajiskannya; tetapi hal-hal
yang keluar darinya, mereka itulah yang
menajiskannya.
Banyak orang
Kristen memakai ayat-ayat ini untuk mengatakan bahwa Tuhan Yesus sudah
berkata, apa pun yang dimasukkan ke
mulut tidak menajiskan orang. Jadi semuanya halal dimakan. Benarkah
demikian?
Kita terkecoh
jika kita memakai pemahaman tersebut.
Lebih dulu kita
harus membaca seluruh perikop di mana ayat-ayat itu terdapat. Karena ayat-ayat ini di Matius dan Markus adalah mengenai
hal yang sama, kita baca dari Matius pasal 15 saja, silakan baca seluruh perikopnya ayat 1 – 20. Jika kalian mau membaca Markus juga silakan. Di sini
hanya dikutip ayat-ayat yang relevan.
Matius
15
15:1 Kemudian
datanglah kepada Yesus ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dari Yerusalem,
berkata,
15:2 ‘Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Karena mereka tidak membasuh tangan ketika mereka makan roti.’
15:3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka,
‘Mengapa kamu pun melanggar Perintah Allah dengan
adat istiadatmu?’
15:11 Bukan apa yang masuk ke dalam
mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang
menajiskan orang.
15:17 Belum mengertikah kamu bahwa apa pun yang masuk ke dalam mulut pergi ke dalam perut, lalu dibuang ke dalam jamban?
15:18 Tetapi hal-hal
yang keluar dari mulut, keluar dari hati
dan mereka itulah yang menajiskan orang.
15:19 Karena dari hati keluar segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan,
percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
15:20 Mereka itulah hal-hal
yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan
yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang.
Jadi apa topik
pembicaraan perikop ini?
“Tidak membasuh tangan sebelum makan” [ayat 2 dan 20].
Orang-orang Farisi yang suka mencari-cari kesalahan Yesus, pada saat itu melihat murid-murid Yesus makan tanpa membasuh tangan mereka, yang menurut tradisi Farisi merupakan pelanggaran.
Dan apa jawab Yesus kepada mereka? Yesus justru memberikan
contoh-contoh pelanggaran orang-orang Farisi sendiri kepada Hukum Allah. Jadi
jawaban Yesus kepada orang-orang Farisi itu bersifat sarkastis, Yesus justru
menunjukkan kesalahan mereka. Orang-orang Farisi dipermalukan dan mereka pergi.
Tetapi murid-murid Yesus sendiri juga tidak mengerti. Maka Yesus memberikan
penjelasannya mulai ayat 17, dan kesimpulannya
ada di ayat 20, yaitu “Tetapi makan dengan
tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang.”
Jadi, BAIK
ORANG-ORANG FARISI MAUPUN YESUS SAMA SEKALI TIDAK MEMPERSOALKAN HEWAN
YANG HALAL ATAU HARAM DI PERIKOP INI. Yang mereka persoalkan adalah masalah mencuci
tangan sebelum makan. Maka bila orang-orang
Kristen memakai ayat-ayat ini untuk membenarkan mereka makan babi, makan udang,
makan lele, makan anjing, makan kelinci, mereka sudah salah besar. Jangan
mencomot 1-2 ayat, bacalah seluruh konteksnya. Kalau kita tidak membaca seluruh
konteksnya kita sendiri yang terkecoh, kita sendiri yang merugi.
Kita lihat
beberapa ayat di Markus untuk memastikan ini memang bicara tentang makan tanpa
mencuci tangan sebelumnya.
Markus 7
7:1 Lalu orang-orang Farisi
dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem
datang bersama-sama menemui Yesus.
7:2 Ketika mereka melihat, bahwa beberapa orang
murid-Nya makan roti dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak
dibasuh, mereka
mencari-cari kesalahan.
7:5 Orang-orang
Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: ‘Mengapa murid-murid-Mu
tidak hidup menurut adat istiadat para tua-tua
kita, tetapi makan roti dengan tangan yang tidak dibasuh?’
7:15 Tidak ada apa pun di luar manusia yang masuk ke
dalamnya, yang bisa menajiskannya; tetapi hal-hal yang keluar darinya, mereka itulah yang menajiskannya.
Lihat, bener,
kan? Ini tidak bicara tentang makan
daging hewan halal atau haram. Jadi jangan tertipu kalau ada
yang memakai ayat-ayat ini untuk membenarkan mereka makan segala yang dilarang
Tuhan.
Jangan hanya
mengandalkan ajaran yang diberikan pendeta atau gereja. Mereka tidak bisa menolong kita
bila kita gagal lulus penghakiman Tuhan. Menolong diri mereka sendiri pun
mereka tidak akan sanggup, apalagi menolong orang lain. Kita
perlu mengecek sendiri dengan rajin apa kata Alkitab. Jangan pertaruhkann keselamatan kita sendiri pada kata-kata orang lain. Seandainya pelajaran yang diberikan mereka itu
salah, kelak kita tidak bisa beralasan kepada Tuhan, “Saya tidak tahu karena
pendeta saya tidak mengajar saya demikian.” Tuhan akan berkata, “Kenapa kamu tidak mempelajari
Alkitab sendiri? Kamu bisa menghabiskan waktu jalan-jalan, nonton, kopdar,
ngegym, tapi kamu tidak mau meluangkan waktu mempelajari Alkitab yang bisa
menuntunmu kepada keselamatan, ya salahmu sendiri.” Setiap manusia harus mempertanggungjawabkan dirinya sendiri,
tidak bisa menyalahkan orang lain.
Ini adalah ayat
yang lain yang sering dipakai untuk menyatakan bahwa Tuhan sudah menghapus
larangan makan hewan yang haram.
Kisah 10:15
Dan suara itu bicara kepadanya lagi untuk kedua kalinya, ‘Apa
yang telah dibersihkan Allah, itu tidak boleh
engkau sebut najis.’
Nah, kalau kita baca konteksnya ini
bicara tentang bangsa-bangsa non-Yahudi, yang oleh orang-orang
Yahudi selalu dianggap najis karena mereka tidak bersunat, tetapi Tuhan di sini memberitahu Petrus bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi yang
percaya kepada Tuhan, itu tidak najis, tetapi mereka punya
kesempatan selamat yang sama dengan orang-orang Yahudi. Silakan baca seluruh
perikopnya Kisah 10:9-43. Terlalu panjang kalau dikutip semuanya di sini. Di
sini dikutip beberapa ayat saja:
Kisah
10:
10:11 Dan melihat langit terbuka, dan suatu benda
turun ke atasnya, seperti sehelai kain besar,
yang terikat pada keempat sudutnya, dan diturunkan ke bumi, (ini
penglihatan Petrus).
10:12 yang di dalamnya terdapat pelbagai jenis
binatang berkaki empat dari bumi, dan binatang-binatang buas, dan binatang-binatang yang merayap, dan unggas-unggas di udara.
10:13 Dan di sana terdengar suatu suara kepadanya, ‘Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah
dan makanlah!’
10:14 Tetapi
Petrus berkata, ‘Tidak demikian, Tuhan, sebab aku belum pernah makan apa pun yang najis atau tidak tahir.’
10:15 Dan suara itu
bicara kepadanya lagi untuk kedua kalinya, ‘Apa
yang telah dibersihkan Allah, itu tidak
boleh engkau sebut najis.’
10:16 Ini
terjadi sampai tiga kali, dan perangkat itu
diterima lagi ke dalam langit.
10:19 Sementara Petrus berpikir tentang penglihatan itu, Roh berkata kepadanya, ‘Lihat, tiga orang mencari
engkau.’
10:22 Dan mereka berkata,
‘Kornelius, seorang perwira Roma, orang yang benar,
orang yang takut akan Allah, dan yang dikenal baik di antara seluruh bangsa
Yahudi, telah diperingatkan Allah melalui seorang malaikat kudus, supaya ia
mengundang engkau ke rumahnya, dan untuk
mendengar perkataan-perkataanmu.’
10:28 Dan Ia (Petrus)
berkata kepada mereka, ‘Kamu tahu, bahwa bagi
seorang Yahudi untuk bergaul dengan, atau masuk ke rumah orang dari bangsa lain, adalah hal yang melanggar hukum;
tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak
boleh menyebut siapa pun najis atau tidak tahir.’
10:34 Lalu mulailah
Petrus berbicara, dan berkata, ‘Sesungguhnya
aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.
10:35 Tetapi di setiap bangsa, siapa yang takut akan Dia, dan yang berbuat
yang benar, berkenan kepada-Nya. (KJV)
Setelah membaca
seluruh perikop pastilah kita sudah mengerti apa yang dimaksud dengan Kisah
10:15.
Di sini Tuhan
memberikan suatu pelajaran kepada Petrus dalam bentuk penglihatan. Kita semua sudah tahu bahwa Petrus adalah rasul yang dikhususkan untuk menginjili
orang-orang Yahudi.
Galatia 2:7-8
7 Tetapi sebaliknya, ketika mereka melihat bahwa Injil untuk
orang-orang tak bersunat dipercayakan kepadaku,
sebagaimana injil untuk orang-orang
bersunat kepada Petrus 8 karena Ia yang telah mengerjakan secara efektif dalam Petrus untuk menjadi rasul
bagi orang-orang bersunat, Ia juga perkasa dalam
diriku untuk orang-orang bukan Yahudi.
Tetapi seperti semua orang Yahudi, Petrus merasa enggan bergaul dengan
orang-orang non-Yahudi, karena itu Tuhan memberinya pelajaran ini.
Kornelius, orang Roma. Tapi Tuhan mau agar Petrus datang ke rumahnya dan
menginjilinya. Tuhan tahu, tanpa lebih dahulu menjelaskan sudut pandangNya
kepada Petrus, Petrus tidak akan mau ke rumah Kornelius. Kita baca penjelasan
Petrus sendiri di ayat 28 demikian "Kamu tahu, bahwa bagi
seorang Yahudi untuk bergaul dengan, atau masuk ke rumah orang dari bangsa lain, adalah hal yang melanggar hukum”.
Jadi, supaya
Petrus mau ke rumah Kornelius, Tuhan memberinya suatu PENGLIHATAN. Tuhan tahu
bahwa di mata Petrus, orang-orang yang non-Yahudi, dianggap orang-orang kafir, najis,
tidak usah disentuh, tidak usah didatangi. Karena itu dalam penglihatan yang
diberikan Tuhan kepada Petrus, KORNELIUS YANG BUKAN
ORANG YAHUDI, DIIBARATKAN SEBAGAI HEWAN-HEWAN YANG HARAM. Lalu Tuhan berkata "Apa yang telah dibersihkan
Allah, itu tidak boleh engkau sebut najis.” (ayat 15) ~
Apakah Tuhan sedang berbicara tentang makanan? TIDAK! Tuhan tidak sedang bicara tentang
makan hewan haram atau halal. Tuhan sedang berbicara MENGENAI KORNELIUS yang
mewakili orang-orang Non-Yahudi lainnya.
Petrus tahu
bahwa perintah Tuhan untuk "Bangunlah,
hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!" [ayat 13]
tentu bukan instruksi kepadanya untuk benar-benar makan hewan yang haram. Petrus tahu tidak mungkin
Tuhan menghendaki dia berbuat itu. Petrus mengerti bahwa penglihatan itu
merupakan suatu simbol, suatu perumpamaan, bukan perintah harafiah
agar dia memakan hewan-hewan yang haram!
Apa tujuan dari penglihatan yang diberikan Tuhan kepada
Petrus?
Ini jawabnya di ayat 28:
“tetapi Allah telah
menunjukkan kepadaku,
bahwa aku tidak boleh
menyebut siapa pun najis atau tidak tahir.”
SAMA SEKALI BUKAN MENGENAI MAKAN HEWAN HARAM ATAU HALAL.
Jadi,
janganlah memakai ayat itu sebagai alasan bahwa Tuhan sudah menghalalkan semua
yang haram untuk dimakan. Jika ada yang mengajar demikian, maka itu adalah
ajaran yang tidak alkitabiah.
Kolose 2:16
Karena itu janganlah kamu biarkan orang
menghakimi kamu mengenai makanan atau minuman, atau mengenai suatu hari raya,
atau mengenai bulan baru, atau mengenai hari-hari sabat.
Ayat ini juga
sering dipakai untuk membenarkan pendapat bahwa orang Kristen Perjanjian Baru, soal makan sudah tidak usah lagi berpegang pada peraturan tentang daging hewan haram/halal.
Kalau kita
cuma mencomot satu ayat ini, memang sepertinya demikian. Tetapi, pelajaran yang
diberikan Paulus tidak berhenti pada ayat itu saja. Kalau kita teruskan membaca
ayat selanjutnya, kita tahu bahwa apa
yang dibicarakan Paulus di sini BUKAN MENGENAI MAKAN BINATANG
YANG HARAM/HALAL.
Mari kita
lanjut baca ayat berikutnya:
Kolose 2:17
yang adalah bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan substansinya ialah Kristus.
Kita kupas
dulu ayat yang ke 17, “bayangan dari apa yang harus
datang, sedangkan substansinya ialah Kristus.” Jadi
apa yang dibicarakan Paulus di sini?
Siapakah
Kristus? Juruselamat, Penebus, Domba Allah yang dikorbankan untuk menebus dosa
manusia.
Apa
yang merupakan bayangan dari misi yang dipikul Kristus? UPACARA KURBAN.
Kita tahu,
begitu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, Tuhan segera memberlakukan upacara
kurban agar manusia selalu ingat, bahwa mereka tidak dibuang oleh Tuhan, Tuhan
akan menyelamatkan mereka. Suatu hari akan datang seorang Juruselamat yang akan
mati untuk mereka sebagai kurban dosa, supaya siapa yang percaya dalam Dia boleh hidup. Selama
Domba Allah, kurban yang sejati itu belum muncul, maka mereka harus mengadakan UPACARA KURBAN YANG MERUPAKAN BAYANGAN DARI APA YANG
HARUS DATANG, YAITU KRISTUS. Tetapi
begitu Kristus mempersembahkan DiriNya sebagai kurban untuk manusia, berakhirlah
semua upacara kurban yang hanya merupakan bayangan dari apa yang dilakukan
Kristus di salib.
Ibrani 9:11-12
11 Tetapi Kristus yang telah datang sebagai Imam Besar dari hal-hal baik yang akan datang, dari Tabernakel yang lebih besar dan yang lebih
sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak dari dunia ini. 12
Tidak pula oleh darah domba jantan dan
darah anak lembu, tetapi dengan darah-Nya Sendiri Ia telah masuk satu kali ke Bilik
Kudus, setelah mendapatkan penebusan yang kekal bagi kita.
Kalau kita memeriksa Alkitab, ada banyak ragam upacara
kurban yang masing-masing ada peraturannya sendiri, tentang peralatannya,
tentang harinya, tentang hewan kurbannya, tentang rotinya, tentang anggurnya,
dll. Semua itu bisa kita baca sendiri dari Kitab Imamat. Terlalu panjang kalau
dikutip semuanya di sini. Saya kutipkan beberapa saja:
Imamat
3:12-13
12 Dan kamu harus mempersembahkan pada hari itu ketika kamu mengunjukkan berkas tersebut, seekor domba jantan tanpa noda, berumur satu
tahun sebagai kurban bakaran bagi TUHAN, 13 Dan kurban sajiannya haruslah dari
dua persepuluh efa tepung yang terbaik, dicampur dengan minyak, suatu kurban api-apian bagi TUHAN sebagai
bau yang menyenangkan; dan kurban
curahannya dari anggur seperempat hin.
Jadi ada kurban domba, lalu kurban
sajian (makanan) dari tepung dan minyak, dan
kurban curahan (minuman) itu anggur.
Imamat
23:18,
Dan kamu harus
mempersembahkan bersama roti itu, tujuh ekor domba yang tidak bercela,
berumur setahun, dan seekor lembu jantan muda, dan dua ekor domba jantan; mereka itu haruslah menjadi kurban bakaran bagi TUHAN, disertai dengan kurban biji-bijiannya, dan kurban-kurban curahannya, yaitu suatu kurban api-apian, yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
Lihat, ada lagi kurban dalam bentuk makanan dan
minuman.
Imamat 23:37
Inilah
Perayaan-perayaan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai hari-hari pertemuan kudus untuk
mempersembahkan kurban api-apian kepada TUHAN, yaitu kurban bakaran, dan kurban biji-bijian, suatu
persembahan, dan dan kurban-kurban curahan, semuanya
sesuai harinya.
Jadi, makanan dan minuman yang disebut
di Kolose 2:16 di atas, adalah
mengenai makanan dan minuman yang dipersembahkan kepada Tuhan pada waktu
upacara kurban. BUKAN MENGENAI MAKANAN DAN MINUMAN MANUSIA SEHARI-HARI.
Grup apa?
Grup “bayangan”.
Grup bayangan
dari apa? Grup “Bayangan
dari apa yang harus datang, sedangkan substansinya ialah Kristus.
Grup “bayangan” ini adalah UPACARA KURBAN yang melambangkann pekerjaan penebusan Kristus sebelum
Kristus sendiri mati di salib.
Kristus merupakan yang aslinya, substansinya.
Maka ketika
Kristus sudah dikurbankan sebagai Domba Allah yang asli, semua upacara bayangan
ini berakhir, tidak diperlukan lagi karena yang asli sudah menggenapinya.
Jadi ayat ini
sama sekali tidak berkata bahwa hewan-hewan yang sudah ditetapkan Tuhan tidak
boleh dimakan, sekarang boleh dimakan. Jangan salah. Ayat ini
sama sekali tidak bicara tentang apa yang dimakan manusia,
melainkan makanan dan minuman yang disajikan kepada Tuhan dalam upacara kurban.
Catatan: Termasuk “sabat” yang disebutkan Paulus di
sini, BUKANLAH SABAT HARI
KETUJUH! Karena Sabat Hari Ketujuh
tidak termasuk bayangan dari penebusan Kristus, melainkan sabat yang memperingati dengan penciptaan dunia.
Sabat yang dimaksudkan di sini adalah
hari-hari di mana orang Yahudi harus berhenti dari pekerjaan sehari-hari
mereka, untuk mengikuti
upacara di Bait Suci, misalnya
yang tercatat di Imamat 23:7, 21,
24-25, 27-28, 34-35, jadi belum tentu hari itu jatuh di hari ketujuh.
Jadi ayat ini tidak
bicara tentang Sabat hari ketujuh.
Sekali lagi, KOLOSE 2:16
TIDAK BERBICARA TENTANG BINATANG HARAM ATAU HALAL.
Yang
dikatakan Paulus adalah, karena Domba Allah yang sejati, Yesus Kristus sudah
datang dan melaksanakan misiNya sebagai Penebus umat manusia, maka semua UPACARA YANG MERUPAKAN BAYANGAN DARI PENEBUSAN KRISTUS ITU, SUDAH
BERAKHIR. Hal ini ditandai Allah sendiri dengan robeknya tirai Bait
Suci ketika Yesus di salib berkata “Sudah selesai.” Jadi kalau kamu tidak melakukan
upacara-upacara itu, tidak membawa kurban biji-bijian dank urban curahan ke
Bait Suci, kamu tidak berbuat salah, kamu sudah benar, jangan khawatir bila
kamu disalahkan orang. Oranng itu yang tidak paham. Cuekin aja. Itu yang
dikatakan Paulus di ayat ini.
Itulah sebabnya orang Kristen Perjanjian Baru,
tidak lagi mempersembahkan kurban, karena Kristus, sudah datang dan sudah
menjadi kurban bagi semua manusia. Cukup satu kali saja kematian Kristus untuk membayar dosa
semua manusia dari manusia pertama hidup hingga
yang terakhir lahir, tidak perlu diulang-ulang lagi.
Ibrani 9:28
demikian pula Kristus satu kali dipersembahkan untuk menanggung dosa
banyak orang; dan kepada mereka yang
menantikan Dia, Ia akan menyatakan
Diri-Nya untuk kedua kalinya, tanpa dosa sampai
pada keselamatan.
Roma 6:10
Karena
dalam hal Dia mati, Dia mati bagi dosa, satu kali; tetapi dalam hal
Dia hidup, Dia hidup bagi Allah.
Bahasan yang sangat bagus
BalasHapusTerima kasih. Semoga bermanfaat.
BalasHapusSaya juga diberitahu Tuhan Yesus sejak 3 taun lalu utk tidak makan makanan haram, walaupun saya dibilang aneh tp saya tetap taat apa yg tuhan suruh jangan makan, saya tidak makan, walaupun pendeta2 dan teman saya pada makan babi saya tidak makan babi, sesuai imamat 11
BalasHapusHay Giselle, shalom. Jika kamu berminat kami punya kelompok2 belajar Alkitab yang pastinya tidak akan melihat kamu aneh karena kamu tidak makan daging babi, jika berminat bisa hubungi email saya.
HapusSaya juga diberitahu Tuhan Yesus sejak 3 taun lalu utk tidak makan makanan haram, walaupun saya dibilang aneh tp saya tetap taat apa yg tuhan suruh jangan makan, saya tidak makan, walaupun pendeta2 dan teman saya pada makan babi saya tidak makan babi, sesuai imamat 11
BalasHapusBagus. Klo kita mengaku sebagai pengikut Kristus, kita harus patuh pada semua perintah Kristus. Yohanes 14:15 sangat jelas membedakan antara mereka yang mengasihi Kristus dengan mereka yang tidak mengasihi Kristus.
HapusSemoga Giselle terus belajar Alkitab utk menemukan banyak kebenaran dan perintah Allah yang telah dikesampingkan oleh banyak gereja.