Kisah 15:19-20
19 Oleh karena itu, keputusanku ialah, kita jangan mempersusah mereka, yang
dari antara bangsa-bangsa lain telah berbalik kepada Allah. 20 Tetapi kita menulis surat
kepada mereka, supaya mereka:
1.
menjauhkan diri dari yang dipolusi berhala-berhala,
2.
dan dari perzinahan,
3.
dan dari daging binatang
yang mati dicekik,
4.
dan dari darah.
Jika kita
membaca seluruh perikopnya, kita akan tahu bahw pada waktu itu ada orang-orang
Yahudi yang tidak senang dengan masuknya orang-orang non-Yahudi
ke dalam persekutuan mereka. Jadi, untuk menghalangi hal itu, mereka mengharuskan
semua hukum Musa tetap diberlakukan, salah satu di antaranya adalah mengenai
sunat (baca ayat 1-5). Masalah ini
kemudian dibawa ke sidang para rasul, dan pada akhirnya, ketua para rasul,
yaitu Yakobus, membuat keputusan yang dicatat di ayat 19-20.
Kita perlu
mengingat bahwa masalah sunat ini relevan di beberapa tempat, sehingga banyak
kita jumpai di pelbagai surat para rasul pembahasan mengenai hal sunat ini.
Jika kita
pelajari, kita akan mengerti, bahwa apa
yang dikatakan Yakobus ini HANYA MENYANGKUT TOPIK-TOPIK YANG DIPERMASALAHKAN
PADA WAKTU ITU.
Topik-topik yang
tidak dipermasalahkan, tidak disinggung. Tetapi, apakah
berarti topik-topik yang tidak disinggung di sini itu dihapus dan tidak berlaku
lagi??
Apakah orang Kristen non-Yahudi
hanya perlu mematuhi empat hal yang
disebut Yakobus ini?
Jadi, berarti mereka boleh membunuh?
mereka boleh
berbohong?
mereka boleh
tidak menghormati orangtua mereka?
mereka boleh
sembarangan memakai nama Tuhan?
mereka boleh
mabuk dan memakai narkoba?
mereka boleh
mencuri?
Semua itu juga tidak disebutkan di sini!
Jadi,
kalau kita berpendapat, bahwa kita boleh makan daging hewan yang dilarang Tuhan untuk dimakan, KARENA HAL
ITU TIDAK DISEBUT DI SINI, berarti kita
juga boleh mencuri, membunuh, berbohong, mabuk, memakai narkoba, dll. Karena
semua itu juga tidak disebut di sini! Pemahaman
Kristen macam apa itu?
Kalau kita tidak
mau melakukan sesuatu, maka kita akan mencari 1001 alasan untuk tidak
melakukannya, walaupun alasan-alasan itu tidak valid.
Aku tahu, dan diyakinkan oleh Tuhan Yesus, bahwa tidak ada apa pun yang najis dari dirinya sendiri; tetapi bagi orang yang menganggap apa pun itu najis, bagi dia itu najis.
Kalau kita
membaca ayat ini dan Roma pasal 14 seluruhnya tanpa mempelajari latar belakang
penulisan Paulus itu, mungkin kita bisa sampai kepada kesimpulan bahwa Paulus
membenarkan bahwa segala boleh dimakan dan tidak ada yang
najis lagi.
Tetapi kalau
kita pelajari latar belakang penulisan Roma pasal 14 ini, kita tahu bahwa makanan yang dibahas Paulus di
sini adalah makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala.
Kala itu, orang-orang yang memuja berhala, setelah mempersembahkan kurban kepada
dewa-dewa mereka, sisanya mereka jual di
pasar. Orang-orang Yahudi suka
membelinya karena banyak makanan itu dari daging hewan-hewan yang
halal, jadi tidak ada halangan bagi orang-orang Yahudi
untuk memakannya.
Contohnya kita baca di:
Kisah 14:13
Lalu
imam
dewa Jupiter, yang kuilnya terletak di depan kota mereka,
membawa
lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota, dan mereka sudah mau mempersembahkan kurban
dengan orang banyak.
Jadi para
penyembah dewa Jupiter ini kalau mempersembahkan kurban juga memakai lembu jantan, yang
adalah hewan yang halal dan boleh dimakan.
Orang-orang
Kristen bangsa Yahudi pada zaman itu melihat daging
tersebut hanyalah sebagai makanan pengisi perut, karena mereka tahu dewa-dewa
berhala itu tidak benar-benar ada, jadi walaupun daging
itu sudah dipersembahkan kepada dewa-dewa, itu tidak ada artinya sama sekali.
Jadi mereka beli saja dagingnya dan mereka makan
karena dagingnya dari hewan-hewan yang halal.
Persoalan timbul
ketika saudara-saudara seiman mereka dari
bangsa-bangsa non-Yahudi,
yang tadinya adalah penyembah dewa-dewa itu, menganggap
daging bekas kurban
yang dipersembahkan
kepada berhala itu najis dan tidak layak dimakan oleh orang-orang Kristen.
Sebaliknya, mereka yang makan, menganggap saudara-saudara yang tidak mau makan itu
“lemah” imannya, karena dengan menganggap daging itu najis berarti mereka masih
menganggap dewa-dewa itu eksis.
Jadi
topik yang dipertentangkan di sini adalah, APAKAH MAKANAN YANG TELAH
DIPERSEMBAHKAN KEPADA BERHALA ITU HALAL ATAU NAJIS UNTUK DIMAKAN ORANG-ORANG
KRISTEN, WALAUPUN ITU
DARI DAGING HEWAN YANG HALAL.
Di
ayat ini Paulus sama sekali tidak mengatakan bahwa binatang yang tadinya najis sekarang
jadi boleh dimakan. Bukan
binatangnya yang dipersoalkan, tapi fakta karena binatang
itu kurban yang dipersembahkan kepada dewa-dewa berhala.
Kita lihat
nasihat Paulus:
Roma 14:20
Janganlah merusak
pekerjaan Allah karena makanan. Segala sesuatu memang bersih, tetapi celakalah orang yang
makan dengan melanggar.
“melanggar” di sini artinya “melanggar perasaan orang lain”. Jadi di sini yang dimaksud Paulus adalah, walaupun daging halal bekas dipersembahkan
dewa-dewa itu boleh dimakan oleh orang Kristen karena
dewa-dewa itu tidak ada. Tetapi, jika ada
saudara seiman yang menganggap daging tersebut tidak layak dimakan orang
Kristen, maka lebih
baik tidak memakannya, daripada perbuatan kita merusak
pekerjaan Allah hanya gara-gara apa yang kita makan.
Bandingkan
dengan tulisan Paulus mengenai topik yang sama di:
1 Korintus 10:25-29
25 Apa pun yang dijual di pasar, itu
makanlah, tanpa bertanya-tanya demi hati
nurani. 26 Karena bumi itu milik
Tuhan, dan segala kepenuhannya. 27
Kalau ada siapa pun dari mereka yang tidak
percaya, mengundang kamu makan dan kamu bersedia pergi, apa pun yang dihidangkan di hadapanmu, makanlah tanpa bertanya demi hati nurani. 28 Tetapi
kalau ada yang berkata kepadamu, ‘Ini sudah dipersembahkan berhala!’ janganlah engkau makan demi dia yang menunjukkannya,
dan demi hati nurani; karena bumi ini milik
Tuhan dan segala kepenuhannya. 29 Hati nurani, maksudku, bukan milikmu sendiri, melainkan hati nurani orang
lain itu, sebab mengapa kebebasanku menghakimi hati nurani orang lain?
Di sini
Paulus menjelaskan hal yang sama lagi. Kalau tidak ada yang mempermasalahkan, tidak ada yang bertanya, tidak apa memakan daging halal bekas dipersembahkan dewa-dewa, karena semua itu milik Tuhan, dewa-dewa itu tidak nyata, tidak ada. Tapi kalau ada orang yang khusus memperingatkan bahwa itu
bekas dipersembahkan kepada dewa-dewa, artinya orang tersebut menganggap
makanan itu tidak layak dimakan, maka kita pun jangan memakannya untuk menghormati hati nurani
orang yang mengingatkan itu.
Begitu pula
dengan ayat-ayat di bawah ini:
1
Korintus 8:4, 7-10
4 Maka sehubungan dengan hal makan apa-apa yang dipersembahkan kepada berhala,
kita tahu bahwa berhala itu bukan apa-apa di dunia, dan bahwa tidak
ada Allah lain kecuali satu. 7 Namun demikian, bukan semua orang
mempunyai pengetahuan itu. Bagi beberapa orang,
yang hati nuraninya masih terikat pada
berhala-berhala sampai saat ini, mereka memakan
daging itu sebagai persembahan berhala, dan
hati nurani mereka yang lemah, ternodai. 8 Tetapi makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah, karena kita tidak menjadi lebih baik jika kita makan, kita juga tidak menjadi lebih buruk jika kita
tidak makan. 9Tetapi jagalah, supaya jangan
sampai kebebasanmu ini dengan
cara apa pun menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah. 10 Karena apabila ada orang melihat engkau yang mempunyai
pengetahuan, sedang duduk makan di dalam kuil berhala, tidakkah hati nurani orang yang lemah, dibuat
berani untuk makan barang-barang itu yang
telah dipersembahkan kepada berhala?
Jadi di Kisah, Lukas menulis, di Roma Paulus menulis, di 1 Korintus Paulus menulis, semuanya tentang hal yang sama, yaitu makan
daging kurban yang dipersembahkan kepada berhala. Dagingnya dari hewan
yang halal, hanya saja sudah dipersembahka kepada dewa-dewa berhala. Itu yang
dipermasalahkan. Jadi Paulus sama sekali tidak
memberikan izin bagi umat Kristen untuk bebas makan segala hewan yang tidak
diizinkan Tuhan untuk dimakan.
Peraturan tentang hewan yang haram dimakan adalah bagian dari Hukum
Taurat yang bukan bayangan dari pekerjaan penebusan Kristus.
Maka peraturan ini tetap berlaku setelah salib.
TUHAN MENENTUKAN HEWAN-HEWAN
YANG HARAM DIMAKAN ITU UNTUK MEMELIHARA KESEHATAN MANUSIA. KARENA HEWAN-HEWAN ITU JIKA DIMAKAN, MENIMBULKAN PENYAKIT
PADA MANUSIA.
Apakah
setelah Yesus disalibkan, manusia jadi memiliki dua jantung, atau satu
paru-paru, atau lambungnya hilang, atau ususnya sisa separo? Tidak, kan? TIDAK ADA APA
PUN YANG BERUBAH PADA FISIK MANUSIA SETELAH YESUS DISALIBKAN.
Apakah
setelah Yesus disalibkan babi jadi pemakan rumput, dan ikan lele tumbuh
sisiknya? Apakah katak tidak lagi suka air, kepiting dan udang tumbuh siripnya,
dan anjing tidak lagi berjalan dengan telapaknya? Tidak. JUGA TIDAK ADA APA PUN YANG BERUBAH PADA FISIK HEWAN.
Lalu mengapa
orang Kristen menganggap setelah Yesus disalibkan, babi, dan udang, kepiting,
kodok, ikan lele, anjing, dan semua binatang yang dikatakan Tuhan haram
dimakan, lalu berubah menjadi halal dimakan?
Jika tidak ada
perubahan fisik/jasmani pada manusia dan pada hewan
setelah penyaliban Yesus, berarti segala yang tidak baik bagi kesehatan manusia
tetap tidak baik bagi kesehatan manusia,
sebelum maupun setelah Yesus disalibkan.
PENYALIBAN YESUS ADALAH UNTUK KEROHANIAN
MANUSIA, UNTUK KESELAMATAN MANUSIA, BUKAN UNTUK JASMANI KITA.
PENYALIBAN YESUS TIDAK ADA DAMPAKNYA PADA HEWAN.
Status
binatang yang haram tidak ada yang berubah karena salib.
Jadi Roma 14:14 sama sekali tidak berbicara mengenai menyulap hewan yang najis menjadi
hewan yang halal dimakan.
Ayat ini sering sekali dipakai orang-orang Kristen untuk membenarkan mereka boleh makan segala. Tetapi apakah begitu yang diajarkan Paulus? Sama sekali tidak. 1 Timotius 4:5 tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu bagian yang dimulai dari ayat 1 hingga ayat 5. Ini sedikit rumit jadi mari kita simak baik-baik.
1 Timotius 4
4:1 Nah, Roh bicara dengan jelas, bahwa di waktu-waktu kemudian, beberapa orang akan murtad, mendengarkan roh-roh penyesat dan doktrin-doktrin
iblis,
4:2 yang berkata-kata bohong dalam kemunafikan, yang
hati nuraninya sudah gosong oleh besi panas.
4:3 Melarang
orang kawin, dan memerintahkan orang untuk tidak makan makanan yang telah diciptakan Allah yang seharusnya diterima dengan
ucapan syukur dari mereka yang beriman dan mengenal kebenaran.
4:4 Karena
semua ciptaan Allah itu baik, dan tidak ada yang
perlu ditolak jika diterima dengan ucapan
syukur,
4:5 sebab
itu dikuduskan oleh Firman Allah dan oleh doa.
Mari kita kupas
satu per satu ayat-ayat ini supaya tidak salah tangkap.
4:1 “Roh bicara”
Jadi Paulus menulis kepada Timotius
bahwa pesan yang disampaikannya ini berasal dari Roh Kudus,
bukan pendapatnya sendiri.
“di waktu-waktu kemudian”,
Jadi ini tidak terjadi pada waktu
itu, tetapi setelah itu, di masa depan.
“beberapa orang akan murtad”,
Jadi dari awal Paulus sudah
menekankan bahwa ini bicara tentang mereka yang murtad. Murtad berarti sebelumnya mereka adalah orang-orang Kristen,
bukan? Kalau orang atheis namanya bukan murtad. Tapi ini adalah orang-orang Kristen yang membelot dari ajaran Kristus, dan menyimpang
dari kebenaran. Berarti ini tidak bicara tentang orang-orang yang berbuat benar,
karena itu jangan kita tiru.
“mendengarkan roh-roh penyesat dan doktrin-doktrin
iblis”,
Mengapa orang-orang itu sampai
murtad? Gara-gara mendengarkan roh-roh yang menyesatkan, berarti roh-roh ini
tidak berasal dari Tuhan, itu roh-roh kegelapan, dan juga mendengarkan
doktrin-doktrin iblis. Jadi semua yang mereka dengarkan itu bukan ajaran
yang benar dari Tuhan. Jadi kita
harus berhati-hati, ada banyak doktrin bersliweran di sekitar kita setiap hari,
jangan asal diterima. Sudah pasti yang menyampaikan doktrin-doktrin sesat ini
tidak berbentuk iblis, tapi semua itu lewat di depan mata di depan telinga kita
melalui buku-buku, omongan orang, film, lagu, di zaman sekarang ini lewat
medsos, lewat internet. Karena itu kita harus selektif apa yang kita baca, apa yang kita
tonton, apa yang kita dengar karena
masuknya itu denga cara yang halus tidak invasif, sedikit demi sedikit itu
mengendap di otak kita, dan tiba-tiba kita sudah terpengaruh, sudah dikuasai
oleh doktrin-doktrin sesat itu.
4:2 “yang berkata-kata bohong dalam kemunafikan”
Jadi ajaran-ajaran sesat itu
semuanya bohong, dan kebohongan yang diucapkan dalam kemunafikan, pura-pura
sebagai ajaran yang benar,
sesungguhnya itu palsu. Jangan lupa, untuk bisa diterima sebagai ajaran yang
benar, ajaran sesat itu harus memasukkan beberapa unsur kebenaran yang indah,
karena kalau semuanya palsu, langsung ketahuan. Karena itu disebutkan di sini “dalam kemunafikan”.
“hati nuraninya sudah
gosong oleh besi panas”
Maksudnya hati nuraninya sudah
hitam, gosong dan kering, sudah tidak berfungsi lagi, sudah rusak, seperti
daging yang dinyos dengan besi panas.
4:3 “Melarang
orang kawin”
Sudah jelas. Jadi ajaran sesat itu
melarang orang kawin. Kalau bertemu ada ajaran di mana sebagian pengikutnya
dilarang kawin, hati-hati.
“memerintahkan orang untuk tidak
makan makanan yang telah diciptakan Allah”
Nah ini ayat yang sering diplintir
orang-orang Kristen. “makanan yang telah diciptakan Allah”
itu dianggap semua hewan. Padahal jelas ayat ini
berkata, “makanan”
bukan hewan. Apa makanan yang diciptakan Allah untuk manusia?
Kejadian 1:29
Dan Allah berfirman, ‘Lihatlah, Aku telah memberikan kepadamu (1) setiap tanaman yang
berbiji yang ada di seluruh muka bumi, dan (2) setiap pohon yang
buahnya menghasilkan biji; bagimu itu
akan menjadi makananmu.
Kejadian 3:18
… dan engkau akan makan (3) tanaman hijau di padang.
Inilah makanan yang telah
diciptakan Allah untuk manusia! Tidak disebutkan makanan untuk manusia itu daging
hewan.
Sudah dibahas di # 64 di atas bahwa
ketika Tuhan membebaskan Israel dari perbudakan Mesir, selama 40 tahun Tuhan
memberi bangsa Israel makan manna yang turun dari Surga, biji-bijian dari
langit, bukan daging hewan. Manna
itu disebut “makanan malaikat”.
Mazmur 78:23-25
23 Walaupun Ia telah memerintahkan awan-awan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit, 24 dan telah menurunkan hujan manna kepada mereka untuk
dimakan, dan telah memberikan kepada mereka biji-bijian dari langit;
25 Manusia makan makanan malaikat,
Ia mengirimkan makanan kepada mereka berlimpah-limpah.
Jadi ingat ya, TIDAK PERNAH
daging hewan itu disebut makanan manusia! Itu hanya makanan darurat
setelah air bah, yang tidak ditinggalkan manusia setelah sudah bukan kondisi
darurat lagi.
Bagaimana ajaran sesat ini “memerintahkan orang untuk tidak makan makanan yang telah diciptakan Allah”? Dengan menyodorkan apa yang tidak diciptakan Allah untuk
makanan manusia sebagai penggantinya. Denominasi yang mengajarkan
bahwa manusia boleh makan apa saja sesuka
hatinya
tanpa batasan apa pun, itu
termasuk kategori sesat ini. Manusia diajari bahwa makan daging itu sehat, itu
mewah, itu makanan yang didambakan. Orang kaya, orang hebat, selalu di atas
meja makannya ada makanan berdaging, yang tidak makan daging itu orang-orang
miskin, karena tidak mampu membeli. Jadi lewat segala sarana, ditanamkan
diskriminasi status ini dalam masyarakat sehingga setiap rumah tangga berusaha
harus menyediakan daging di meja makan, supaya tidak dianggap orang miskin.
Padahal kata Roh Kudus, itu ajaran sesat.
“makanan yang telah diciptakan
Allah yang seharusnya diterima dengan ucapan syukur dari
mereka yang beriman dan mengenal
kebenaran”.
Padahal makanan yang diciptakan
Allah bagi manusia ini (yaitu makanan NON-DAGING) itu “seharusnya diterima dengan ucapan
syukur dari mereka yang beriman dan mengenal kebenaran”. Jadi jelas kan? Orang-orang
beriman dan yang mengenal kebenaran, seharusnya menerima makanan yang
diciptakan Allah (buah-buahan, biji-bijian, sayur-sayuran) dengan ucapan syukur.
Lho, jelas kan tulisan Paulus? Dengan kata lain, kalau tidak menerima makanan
yang diciptakan Allah dengan ucapan syukur itu BUKAN orang beriman!
Berarti jelas ada bedanya MAKANAN ORANG YANG SUDAH PERCAYA DAN MENGENAL KEBENARAN, dengan makanan
orang yang belum percaya dan belum mengenal kebenaran. Jika manusia yang mengaku sudah
percaya dan mengenal kebenaran tapi masih makan seperti manusia yang belum
percaya dan tidak mengenal kebenaran, itu kondisi yang sangat menyedihkan.
4:4 “semua
ciptaan Allah itu baik, dan tidak ada yang perlu ditolak, diterima dengan ucapan syukur”,
Ini lagi juga sering diplintir
maknanya. “semua
ciptaan Allah” Itu dianggap semua
hewan, padahal di ayat 3 di atasnya yang dibicarakan kan “makanan yang telah
diciptakan Allah”. Jadi ayat ini hanya bicara
tentang
“makanan
yang telah diciptakan Allah” bukan SEMUA
ciptaan Allah. Batu juga ciptaan Allah, memang mau dimakan? Lalu
manusia juga ciptaan Allah, mau dimakan juga? Jadi ayat ini tidak bicara tentang segala ciptaan Allah, HANYA MAKANAN
yang diciptakan Allah untuk manusia! Definisi makanan yang diciptakan Allah untuk
manusia itu di Kejadian 1:29 dan 3:18. Jadi makanan yang diciptakan Allah itu
baik, jangan ditolak, Paulus mengulangi lagi tulisannya di ayat 3, makanan
ciptaan Allah itu justru harus “diterima dengan ucapan syukur”.
4:5 “sebab
itu dikuduskan oleh Firman Allah dan oleh doa”.
Ternyata “makanan yang telah diciptakan Allah” itu
sudah dikuduskan oleh Firman Allah! Ketika Allah berkata, “Aku telah
memberikan kepadamu (1) setiap tanaman yang berbiji yang ada di seluruh muka bumi, dan (2) setiap pohon yang
buahnya menghasilkan biji; bagimu itu akan menjadi makananmu.” (Kej. 1:29), berarti buah-buahan dan tanaman
berbiji itu sudah dipisahkan dan dikuduskan Allah untuk menjadi makanan
manusia! Juga ketika ditambahkan “dan engkau
akan makan (3) tanaman hijau di
padang” (Kej. 3:18) maka tanaman
hijau itu pun dipisahkan dan dikuduskan menjadi makanan manusia. Luar biasa
Allah kita! Lha sudah ada makanan yang dikuduskan Allah untuk kita, kenapa kita
masih mau makan segala yang dikategorikan najis oleh Allah?
Ada contoh yang
sangat tepat di Alkitab. Seandainya Tuhan berkenan manusia makan daging,
walaupun itu daging dari hewan yang halal, maka peristiwa di bawah ini tidak
akan terjadi.
Orang Israel
yang dibawa keluar dari Mesir, yang sudah setiap hari makan manna, suatu hari bersunggut-sunggut
karena mereka ingin makan daging. Mereka di Mesir sudah ikut kebiasaan orang
Mesir biasa makan daging. Lalu Tuhan
menghujani mereka burung puyuh. Mari kita baca kisahnya karena sangat menarik.
Bilangan 11:31-34
31 Dan bertiuplah angin yang dari TUHAN, yang
membawa burung-burung puyuh dari laut, dan menjatuhkan
mereka dekat perkemahan, kira-kira sehari perjalanan dari sisi sini dan dari sisi sana, mengelilingi perkemahan, dan
kira-kira dua hasta tingginya dari atas muka bumi. 32 Dan orang-orang berdiri sepanjang hari itu, dan sepanjang malam itu, dan sepanjang
hari esoknya, dan mereka mengumpulkan
burung-burung puyuh itu, dia yang mengumpulkan
paling sedikit mengumpulkan sepuluh homer, dan
mereka menggelar tangkapan mereka di seluruh keliling
perkemahan. 33 Dan selagi daging itu masih di antara gigi mereka, sebelum itu dikunyah, murka TUHAN tersulut terhadap bangsa itu, dan TUHAN memukul bangsa itu
dengan suatu tulah yang sangat besar. 34 Dan Dia menamai tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah mereka menguburkan orang-orang yang rakus.
Ngeri kan? Orang-orang yang tidak berterima kasih
dipelihara Tuhan dengan roti malaikat, dengan biji-bijian dari
Surga, tetapi menuntut makan daging! Dan hasilnya, Tuhan menjatuhkan tulah yang
sangat besar kepada mereka. Mereka mati dan dikuburkan di sana.
Tapi sampai hari ini, manusia tidak berubah.
MANUSIA MAUNYA MAKAN SEMUA YANG TIDAK DICIPTAKAN ALLAH UNTUK
DIMAKAN!
Nah, setelah
mengetahui hal ini, maka sekarang kita tidak akan salah paham lagi. Ayat itu TIDAK
BERKATA bahwa daging yang tadinya haram, sudah dikuduskan
oleh Firman Tuhan dan doa, dan menjadi tidak haram lagi, dengan
demikian daging babi yang haram, atau udang dan petis dan terasi dan kerupuk
yang haram, atau kodok dan ikan lele yang haram, sekarang sudah kudus oleh Firman Tuhan dan
doa!!!
SEBETULNYA
APAKAH TIDAK ANEH BAHWA SESUATU YANG DINYATAKAN TUHAN SENDIRI SEBAGAI HARAM, BISA DIKUDUSKAN OLEH FIRMAN TUHAN DAN DOA????
Ini sudah sangat tidak masuk akal. Lha kalau akhirnya dikuduskan oleh Firman
Tuhan dan doa, untuk apa tadinya dikategorikan haram oleh Tuhan sendiri? Kan
kontradiksi, bukan?
Jadi, apakah
1 Timotius 4:1-5 ini Paulus mengatakan daging yang diharamkan Tuhan untuk
dimakan di Perjanjian Lama itu sekarang
boleh dimakan dengan ucapan syukur?
SAMA SEKALI TIDAK!!!
Perikop ini sama sekali TIDAK BERBICARA TENTANG
DAGING yang haram atau halal,
melainkan tentang makanan yang diciptakan Allah bagi manusia, yang sudah tertulis di Kejadian 1:29 dan
3:18.
Jika
kita memang mencari kebenaran Tuhan, maka semua ayat di Alkitab itu sangat
mudah dipahami, karena Roh Kudus yang menuntun kita kepada kebenaran. Masalahnya
banyak orang justru mencari ayat di Alkitab untuk membenarkan perbuatan mereka
yang salah, sehingga karena mereka mencari pembenaran diri, maka ayat-ayat yang
ada pun disalahpahami.
Kejadian 17:9-14
9 Dan Allah berfirman kepada
Abraham, ‘Engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan benihmu setelah engkau, turun-temurun. 10 Inilah Perjanjian-Ku, yang
harus kamu pegang, antara Aku dan kamu, dan
benihmu setelah kamu; setiap anak laki-laki
di antara kamu harus disunat.
Sunat jasmani
(literal)
merupakan tanda perjanjian antara Tuhan
dengan Abraham, bahwa
keturunannya akan menjadi bangsa pilihan bagi Tuhan, yang akan menurunkan Yesus Kristus Sang Juruselamat. Karena itu, SUNAT LITERAL ADALAH KHUSUS UNTUK ORANG YAHUDI. Setelah bangsa Yahudi kehilangan status mereka sebagai umat pilihan
Tuhan pada tahun 34 AD, maka sunat
jasmani (literal) sudah kehilangan maknanya. Semua orang yang
menjadi Kristen tidak usah disunat secara jasmani.
Tetapi sebenarnya sunat jasmani itu adalah lambang
dari sunat rohani. Sunat jasmani itu tanda lahiriahnya, tapi sunat rohani itu suatu perubahan hidup meninggalkan dosa-dosa
kedagingan. Sama seperti baptisan. Baptisan itu tanda lahiriahnya,
tapi makna rohaninya ialah kelahiran baru, orang lamanya mati, dan memulai
suatu kehidupan baru yang menjauhi dosa.
Maka bagi kita, orang-orang Israel rohani atau Yahudi
sejati, umatNya, Tuhan menghendaki agar kita tetap bersunat hati supaya kita tidak disebut keras kepala dan menentang Roh Kudus.
Kisah 7:51
Kamu yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga! Kamu selalu menentang Roh
Kudus, sama seperti yang dilakukan nenek moyangmu, demikian juga kamu.
Roma 2:29
Tetapi orang Yahudi sejati
ialah dia yang Yahudi secara batiniah; dan sunat adalah yang di dalam hati secara
Roh,
bukan secara harafiah; maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah
Kolose 2:11
Dalam Dia kamu juga telah disunat, oleh sunat
yang dilakukan tanpa tangan, dengan
memisahkan tubuh dari dosa-dosa kedagingan,
yaitu dengan sunat Kristus.
Jadi sunat jasmani itu hanya untuk bangsa Israel
jasmani. Tetapi sunat rohani itu untuk semua pengikut Tuhan.
Tetapi peraturan yang memisahkan
antara binatang yang halal dimakan dan yang tidak halal dimakan, sudah
diberikan Tuhan kepada manusia sebelum Air Bah
terjadi, dan itu tidak terkait
dengan status orang Yahudi sebagai bangsa pilihan. Malahan pada
waktu itu belum ada orang Yahudi, maka kita
tidak bisa mengatakan bahwa peraturan hewan
haram/halal itu hanya berlaku bagi orang Yahudi dan dihapuskan ketika orang Yahudi kehilangan statusnya
sebagai bangsa pilihan Tuhan.
Oleh
karena itu, jika engkau makan atau jika engkau minum, atau apa pun
yang engkau lakukan, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
Apakah makan apa yang diharamkan Tuhan untuk dimakan, termasuk makan untuk
kemuliaan Allah atau makan untuk memuaskan lidah kita sendiri?
2
Korintus 6:17
‘Sebab itu keluarlah kamu
dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka,’ firman Tuhan, ‘dan janganlah menjamah apa yang
najis, maka Aku akan menerima
kamu.
Roma 12:1-2
1 Karena itu,
saudara-saudara, aku memohon padamu, oleh
kemurahan Allah, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan
yang hidup, kudus, dan yang berkenan
kepada Allah: yang adalah pelayananmu yang layak. 2 Dan janganlah menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi jadilah berubah oleh
pembaharuan pikiranmu, supaya kamu dapat
membedakan manakah yang baik dan berkenan dan sempurna menurut kehendak Allah.
Pada waktu
Tuhan menyuruh manusia memisahkan antara binatang yang boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan,
apakah Tuhan memberikan sesuatu yang tidak baik kepada manusia? Kita tahu bahwa
semua pemberian
yang datang dari Allah itu adalah pemberian yang baik.
Yakobus 1:17
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang
sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; yang pada-Nya tidak ada
perubahan maupun bayangan dari pertukaran.
Ayat di atas ini selain mengatakan
bahwa Tuhan hanya mengaruniakan yang baik kepada kita, juga bahwa Tuhan tidak pernah berubah. Nah, perintah untuk memisahkan antara binatang yang boleh dan tidak boleh dimakan, itu datang dari Allah. Berarti itu pemberian yang baik bagi manusia. Mengapa manusia ingin menentangnya dan
mengemukakan 1001 alasan untuk melanggarnya? Sesungguhnya, dengan melanggarnya ini, secara
tidak sadar kita berkata kepada Tuhan, “saya lebih tahu dari Engkau, Tuhan!
Walaupun Engkau mengatakan hewan itu tidak boleh dimakan,
tetapi menurut saya, itu boleh-boleh
saja, maka saya tetap memakannya.” Ini sesungguhnya termasuk makar, tidak mengakui
autoritas Tuhan.
2
Korintus 7:1
Karena telah memiliki janji-janji ini,
Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita menyucikan diri kita dari
semua pencemaran jasmani dan rohani, menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.
Dengan makan apa yang haram, jelas kita bukan saja melakukan pencemaran jasmani, tetapi juga pencemaran
rohani, karena kita telah menempatkan nafsu/selera makan kita di
atas autoritas Tuhan, kita telah melanggar Perintah yang pertama dari 10 Hukum. Selera makan kita sudah menjadi
allah bagi kita, yang bahkan bisa mengalahkan penurutan kita kepada Tuhan. Kita
tidak lagi takut akan Allah.
Setelah dunia kita yang lama ini
lenyap dan Tuhan menciptakan dunia yang baru di bumi ini, kondisi aman-tenteram
sejahtera bagi semua makhluk hidup akan dipulihkan. Lihat gambaran yang ditulis
di:
Yesaya 11:6-9
6 Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring
di samping kambing. Anak lembu dan anak singa dan
anak domba yang gemuk akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak
kecil akan menggiringnya. 7 Lembu dan beruang akan
sama-sama makan rumput dan anak mereka akan
berbaring bersama, sedang singa akan makan
jerami seperti lembu. 8 Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan
anak yang cerai susu akan meletakkan
tangannya di sarang ular beludak. 9 Tidak
ada yang akan menyakiti atau menghancurkan di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air
laut yang menutupi dasarnya.”
Jika kita sekarang tidak mulai belajar kembali ke menu Eden sebelum adanya
dosa, bagaimana kita akan betah
tinggal di dunia baru di mana tidak ada ayam panggang, sate, steak, atau lobster dan pecel lele? Kita
akan seperti orang Israel yang tidak betah diberi makan manna dan menuntut
daging, dan membangkitkan murka Allah.
Kalau kita mau nanti berada di dunia
yang baru, sebaiknya kita belajar mulai sekarang membiasakan diri hidup menurut
kondisi Eden.
Sebagai
penutup, kita perlu mengingat ini:
KITA TIDAK
BISA SELAMAT KARENA APA YANG TIDAK KITA
MAKAN
TAPI
KITA BISA
TIDAK SELAMAT KARENA APA YANG KITA MAKAN
Semoga
pembahasan ini bermanfaat.
September
2012
Salom, artikel kamu ini bagus sekali. Belum pernah saya baca penerangan yang jelas dan bernas sperti inu. Teruskan menulis lebih banyak artikel.
BalasHapusTerima kasih.
HapusTuhan memberkati.
Dapat info tambahan tapi masih banyak tanda tanya sebenarnya
HapusYa silakan bertanya. Klo aku bisa bantu, aku bantu tunjukkan jwb nya dari Alkitab
HapusTuhan Yesus memberkati..
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus