Jumat, 29 Maret 2013

ALKITAB MENJAWAB TENTANG MAKANAN HARAM (BAGIAN KETIGA)

Bersambung dari bagian kedua:



69. DALAM KISAH 15:19-20 BUKANKAH HANYA EMPAT HAL YANG WAJIB DIHINDARI OLEH ORANG KRISTEN NON-YAHUDI?

Kisah 15:19-20

19 Oleh karena itu, keputusanku ialah, kita jangan mempersusah mereka, yang dari antara bangsa-bangsa lain telah berbalik kepada Allah. 20 Tetapi kita menulis surat kepada mereka, supaya mereka:

1.   menjauhkan diri dari yang dipolusi berhala-berhala,

2.   dan dari perzinahan,

3.   dan dari daging binatang yang mati dicekik,

4.   dan dari darah.

 

Jika kita membaca seluruh perikopnya, kita akan tahu bahw pada waktu itu ada orang-orang Yahudi yang tidak senang dengan masuknya orang-orang non-Yahudi ke dalam persekutuan mereka. Jadi, untuk menghalangi hal itu, mereka mengharuskan semua hukum Musa tetap diberlakukan, salah satu di antaranya adalah mengenai sunat (baca ayat 1-5).  Masalah ini kemudian dibawa ke sidang para rasul, dan pada akhirnya, ketua para rasul, yaitu Yakobus, membuat keputusan yang dicatat di ayat 19-20.

Kita perlu mengingat bahwa masalah sunat ini relevan di beberapa tempat, sehingga banyak kita jumpai di pelbagai surat para rasul pembahasan mengenai hal sunat ini.

 

Jika kita pelajari, kita akan mengerti, bahwa apa yang dikatakan Yakobus ini HANYA MENYANGKUT TOPIK-TOPIK YANG DIPERMASALAHKAN PADA WAKTU ITU.

Topik-topik yang tidak dipermasalahkan, tidak disinggung. Tetapi, apakah berarti topik-topik yang tidak disinggung di sini itu dihapus dan tidak berlaku lagi??

 

Apakah orang Kristen non-Yahudi

hanya perlu mematuhi empat hal yang disebut Yakobus ini?

Jadi, berarti mereka boleh membunuh?

mereka boleh berbohong?

mereka boleh tidak menghormati orangtua mereka?

mereka boleh sembarangan memakai nama Tuhan?

mereka boleh mabuk dan memakai narkoba?

mereka boleh mencuri?

Semua itu juga tidak disebutkan di sini!

 

Jadi, kalau kita berpendapat, bahwa kita boleh makan daging hewan yang dilarang Tuhan untuk dimakan, KARENA HAL ITU TIDAK DISEBUT DI SINI, berarti kita juga boleh mencuri, membunuh, berbohong, mabuk, memakai narkoba, dll. Karena semua itu juga tidak disebut di sini! Pemahaman Kristen macam apa itu?

 

Kalau kita tidak mau melakukan sesuatu, maka kita akan mencari 1001 alasan untuk tidak melakukannya, walaupun alasan-alasan itu tidak valid.

 


70. BAGAIMANA DENGAN ROMA 14:14? 
Roma 14:14

Aku tahu, dan diyakinkan oleh Tuhan Yesus, bahwa tidak ada apa pun yang najis dari dirinya sendiri; tetapi bagi orang yang menganggap apa pun itu najis, bagi dia itu najis.

 

Kalau kita membaca ayat ini dan Roma pasal 14 seluruhnya tanpa mempelajari latar belakang penulisan Paulus itu, mungkin kita bisa sampai kepada kesimpulan bahwa Paulus membenarkan bahwa segala boleh dimakan dan tidak ada yang najis lagi.

Tetapi kalau kita pelajari latar belakang penulisan Roma pasal 14 ini, kita tahu bahwa makanan yang dibahas Paulus di sini adalah makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala. Kala itu, orang-orang yang memuja berhala, setelah mempersembahkan kurban kepada dewa-dewa mereka,  sisanya mereka jual di pasar.  Orang-orang Yahudi suka membelinya karena banyak makanan itu dari daging hewan-hewan yang halal, jadi tidak ada halangan bagi orang-orang Yahudi untuk memakannya.

Contohnya kita baca di:

Kisah 14:13

Lalu imam dewa Jupiter, yang kuilnya terletak di depan kota mereka, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota, dan mereka sudah mau mempersembahkan kurban dengan orang banyak.

 

Jadi para penyembah dewa Jupiter ini kalau mempersembahkan kurban juga memakai lembu jantan, yang adalah hewan yang halal dan boleh dimakan.

 

Orang-orang Kristen bangsa Yahudi pada zaman itu melihat daging tersebut hanyalah sebagai makanan pengisi perut, karena mereka tahu dewa-dewa berhala itu tidak benar-benar ada, jadi walaupun daging itu sudah dipersembahkan kepada dewa-dewa, itu tidak ada artinya sama sekali. Jadi mereka beli saja dagingnya dan mereka makan karena dagingnya dari hewan-hewan yang halal.

Persoalan timbul ketika saudara-saudara seiman mereka dari bangsa-bangsa non-Yahudi, yang tadinya adalah penyembah dewa-dewa itu, menganggap daging bekas kurban yang dipersembahkan kepada berhala itu najis dan tidak layak dimakan oleh orang-orang Kristen. Sebaliknya, mereka yang makan, menganggap saudara-saudara yang tidak  mau makan itu “lemah” imannya, karena dengan menganggap daging itu najis berarti mereka masih menganggap dewa-dewa itu eksis.

Jadi topik yang dipertentangkan di sini adalah, APAKAH MAKANAN YANG TELAH DIPERSEMBAHKAN KEPADA BERHALA ITU HALAL ATAU NAJIS UNTUK DIMAKAN ORANG-ORANG KRISTEN, WALAUPUN ITU DARI DAGING HEWAN YANG HALAL.

 

Di ayat ini Paulus sama sekali tidak mengatakan bahwa binatang yang tadinya najis sekarang jadi boleh dimakan. Bukan binatangnya yang dipersoalkan, tapi fakta karena binatang itu kurban yang dipersembahkan kepada dewa-dewa berhala.

 

Kita lihat nasihat Paulus:

Roma 14:20

Janganlah merusak pekerjaan Allah karena makanan. Segala sesuatu memang bersih, tetapi celakalah orang yang makan dengan melanggar.

 

“melanggar” di sini artinya “melanggar perasaan orang lain”. Jadi  di sini yang dimaksud Paulus adalah, walaupun daging halal bekas dipersembahkan dewa-dewa itu boleh dimakan oleh orang Kristen karena dewa-dewa itu tidak ada. Tetapi, jika ada  saudara seiman yang menganggap daging tersebut tidak layak dimakan orang Kristen, maka lebih baik tidak memakannya, daripada perbuatan kita merusak pekerjaan Allah hanya gara-gara apa yang kita makan. 

 

Bandingkan dengan tulisan Paulus mengenai topik yang sama di:

1 Korintus 10:25-29

25 Apa pun yang dijual di pasar, itu makanlah, tanpa bertanya-tanya demi hati nurani. 26 Karena bumi itu milik Tuhan, dan segala kepenuhannya. 27 Kalau ada siapa pun dari mereka yang tidak percaya, mengundang kamu makan dan kamu bersedia pergi, apa pun yang dihidangkan di hadapanmu, makanlah tanpa bertanya demi hati nurani. 28 Tetapi kalau ada yang berkata kepadamu, ‘Ini sudah dipersembahkan berhala!’ janganlah engkau makan demi dia yang menunjukkannya, dan demi hati nurani; karena bumi ini milik Tuhan dan segala kepenuhannya. 29 Hati nurani, maksudku, bukan milikmu sendiri, melainkan hati nurani orang lain itu, sebab mengapa kebebasanku menghakimi hati nurani orang lain?

 

Di sini Paulus menjelaskan hal yang sama lagi. Kalau tidak ada yang mempermasalahkan, tidak ada yang bertanya, tidak apa memakan daging halal bekas dipersembahkan dewa-dewa, karena semua itu milik Tuhan, dewa-dewa itu tidak nyata, tidak ada. Tapi kalau ada orang yang khusus memperingatkan bahwa itu bekas dipersembahkan kepada dewa-dewa, artinya orang tersebut menganggap makanan itu tidak layak dimakan, maka kita pun jangan memakannya untuk menghormati hati nurani orang yang mengingatkan itu.

 

Begitu pula dengan ayat-ayat di bawah ini:

1 Korintus 8:4, 7-10

4 Maka sehubungan dengan hal makan apa-apa yang dipersembahkan kepada berhala, kita tahu bahwa berhala itu bukan apa-apa di dunia, dan bahwa tidak ada Allah lain kecuali satu. 7 Namun demikian, bukan semua orang mempunyai pengetahuan itu. Bagi beberapa orang, yang hati nuraninya masih terikat pada berhala-berhala sampai saat ini, mereka memakan daging itu sebagai persembahan berhala, dan hati nurani mereka yang lemah, ternodai. 8 Tetapi makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah, karena kita tidak menjadi lebih baik jika kita makan, kita juga tidak menjadi lebih buruk jika kita tidak makan. 9Tetapi jagalah, supaya jangan sampai kebebasanmu ini dengan cara apa pun menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah. 10 Karena apabila ada orang melihat engkau yang mempunyai pengetahuan, sedang duduk makan di dalam kuil berhala, tidakkah hati nurani orang yang lemah, dibuat berani untuk makan barang-barang itu yang telah dipersembahkan kepada berhala?

 

Jadi di Kisah, Lukas menulis, di Roma Paulus menulis, di 1 Korintus Paulus menulis, semuanya tentang hal yang sama, yaitu makan daging kurban yang dipersembahkan kepada berhala.  Dagingnya dari hewan yang halal, hanya saja sudah dipersembahka kepada dewa-dewa berhala. Itu yang dipermasalahkan. Jadi Paulus sama sekali tidak memberikan izin bagi umat Kristen untuk bebas makan segala hewan yang tidak diizinkan Tuhan untuk dimakan.

Peraturan tentang hewan yang haram dimakan adalah bagian dari Hukum Taurat yang bukan bayangan dari pekerjaan penebusan Kristus. Maka peraturan ini tetap berlaku setelah salib.

 

TUHAN MENENTUKAN HEWAN-HEWAN YANG HARAM DIMAKAN ITU UNTUK MEMELIHARA KESEHATAN MANUSIA. KARENA HEWAN-HEWAN ITU JIKA DIMAKAN, MENIMBULKAN PENYAKIT PADA MANUSIA.

 

Apakah setelah Yesus disalibkan, manusia jadi memiliki dua jantung, atau satu paru-paru, atau lambungnya hilang, atau ususnya sisa separo? Tidak, kan? TIDAK ADA APA PUN YANG BERUBAH PADA FISIK MANUSIA SETELAH YESUS DISALIBKAN.

Apakah setelah Yesus disalibkan babi jadi pemakan rumput, dan ikan lele tumbuh sisiknya? Apakah katak tidak lagi suka air, kepiting dan udang tumbuh siripnya, dan anjing tidak lagi berjalan dengan telapaknya? Tidak. JUGA TIDAK ADA APA PUN YANG BERUBAH PADA FISIK HEWAN.

Lalu mengapa orang Kristen menganggap setelah Yesus disalibkan, babi, dan udang, kepiting, kodok, ikan lele, anjing, dan semua binatang yang dikatakan Tuhan haram dimakan, lalu berubah menjadi halal dimakan?

Jika tidak ada perubahan fisik/jasmani pada manusia dan pada hewan setelah penyaliban Yesus, berarti segala yang tidak baik bagi kesehatan manusia tetap tidak baik bagi kesehatan manusia,  sebelum maupun setelah Yesus disalibkan.

 

PENYALIBAN YESUS ADALAH UNTUK KEROHANIAN MANUSIA, UNTUK KESELAMATAN MANUSIA, BUKAN UNTUK JASMANI KITA.

PENYALIBAN YESUS TIDAK ADA DAMPAKNYA PADA HEWAN.

Status binatang yang haram tidak ada yang berubah karena salib.

 

Jadi Roma 14:14 sama sekali tidak berbicara mengenai menyulap hewan yang najis menjadi hewan yang halal dimakan.



71. BUKANKAH 1 TIMOTIUS 4:4-5 MENGHALALKAN SEMUA MAKANAN? 

BUKAN!

Ayat ini sering sekali dipakai orang-orang Kristen untuk membenarkan mereka boleh makan segala. Tetapi apakah begitu yang diajarkan Paulus?  Sama sekali tidak. 1 Timotius 4:5 tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu bagian yang dimulai dari ayat 1 hingga ayat 5. Ini sedikit rumit jadi mari kita simak baik-baik.

1 Timotius 4

4:1           Nah, Roh bicara dengan jelas, bahwa di waktu-waktu kemudian, beberapa orang akan murtad, mendengarkan roh-roh penyesat dan doktrin-doktrin iblis, 

4:2           yang berkata-kata bohong dalam kemunafikan, yang hati nuraninya sudah gosong oleh besi panas.

4:3           Melarang orang kawin, dan memerintahkan orang untuk tidak makan makanan yang telah diciptakan Allah yang seharusnya diterima dengan ucapan syukur dari mereka yang beriman dan mengenal kebenaran.

4:4           Karena semua ciptaan Allah itu baik, dan tidak ada yang perlu ditolak jika diterima dengan ucapan syukur,

4:5           sebab itu dikuduskan oleh Firman Allah dan oleh doa.

 

Mari kita kupas satu per satu ayat-ayat ini supaya tidak salah tangkap.

4:1           “Roh bicara”

Jadi Paulus menulis kepada Timotius bahwa pesan yang disampaikannya ini berasal dari Roh Kudus, bukan pendapatnya sendiri.

 

“di waktu-waktu kemudian”,

Jadi ini tidak terjadi pada waktu itu, tetapi setelah itu, di masa depan.

 

“beberapa orang akan murtad”,

Jadi dari awal Paulus sudah menekankan bahwa ini bicara tentang mereka yang murtad. Murtad berarti sebelumnya mereka adalah orang-orang Kristen, bukan? Kalau orang atheis namanya bukan murtad. Tapi ini adalah orang-orang Kristen yang membelot dari ajaran Kristus, dan menyimpang dari kebenaran. Berarti ini tidak bicara tentang orang-orang yang berbuat benar, karena itu jangan kita tiru.

 

“mendengarkan roh-roh penyesat dan doktrin-doktrin iblis”,

Mengapa orang-orang itu sampai murtad? Gara-gara mendengarkan roh-roh yang menyesatkan, berarti roh-roh ini tidak berasal dari Tuhan, itu roh-roh kegelapan, dan juga mendengarkan doktrin-doktrin iblis. Jadi semua yang mereka dengarkan itu bukan ajaran yang benar dari Tuhan. Jadi kita harus berhati-hati, ada banyak doktrin bersliweran di sekitar kita setiap hari, jangan asal diterima. Sudah pasti yang menyampaikan doktrin-doktrin sesat ini tidak berbentuk iblis, tapi semua itu lewat di depan mata di depan telinga kita melalui buku-buku, omongan orang, film, lagu, di zaman sekarang ini lewat medsos, lewat internet. Karena itu kita harus selektif apa yang kita baca, apa yang kita tonton, apa yang kita dengar karena masuknya itu denga cara yang halus tidak invasif, sedikit demi sedikit itu mengendap di otak kita, dan tiba-tiba kita sudah terpengaruh, sudah dikuasai oleh doktrin-doktrin sesat itu.

 

4:2           “yang berkata-kata bohong dalam kemunafikan”

Jadi ajaran-ajaran sesat itu semuanya bohong, dan kebohongan yang diucapkan dalam kemunafikan, pura-pura sebagai ajaran yang benar, sesungguhnya itu palsu. Jangan lupa, untuk bisa diterima sebagai ajaran yang benar, ajaran sesat itu harus memasukkan beberapa unsur kebenaran yang indah, karena kalau semuanya palsu, langsung ketahuan. Karena itu disebutkan di sini dalam kemunafikan”.

 

“hati nuraninya sudah gosong oleh besi panas”

Maksudnya hati nuraninya sudah hitam, gosong dan kering, sudah tidak berfungsi lagi, sudah rusak, seperti daging yang dinyos dengan besi panas.

 

4:3           “Melarang orang kawin”

Sudah jelas. Jadi ajaran sesat itu melarang orang kawin. Kalau bertemu ada ajaran di mana sebagian pengikutnya dilarang kawin, hati-hati.

 

“memerintahkan orang untuk tidak makan makanan yang telah diciptakan Allah”

Nah ini ayat yang sering diplintir orang-orang Kristen. “makanan yang telah diciptakan Allah” itu dianggap semua hewan. Padahal jelas ayat ini berkata, “makanan” bukan hewan. Apa makanan yang diciptakan Allah untuk manusia?

Kejadian 1:29

Dan Allah berfirman, ‘Lihatlah, Aku telah memberikan kepadamu (1) setiap tanaman yang berbiji yang ada di seluruh muka bumi, dan (2) setiap pohon yang buahnya menghasilkan biji; bagimu itu akan menjadi makananmu.

 

Kejadian 3:18

… dan engkau akan makan (3) tanaman hijau di padang.

 

Inilah makanan yang telah diciptakan Allah untuk manusia! Tidak disebutkan makanan untuk manusia itu daging hewan.

Sudah dibahas di # 64 di atas bahwa ketika Tuhan membebaskan Israel dari perbudakan Mesir, selama 40 tahun Tuhan memberi bangsa Israel makan manna yang turun dari Surga, biji-bijian dari langit, bukan daging hewan. Manna itu disebut “makanan malaikat”.

Mazmur 78:23-25

23 Walaupun Ia telah memerintahkan awan-awan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit, 24 dan telah menurunkan hujan manna kepada mereka untuk dimakan, dan telah memberikan kepada mereka biji-bijian dari langit; 25 Manusia makan makanan malaikat, Ia mengirimkan makanan kepada mereka berlimpah-limpah.

 

Jadi ingat ya, TIDAK PERNAH daging hewan itu disebut makanan manusia! Itu hanya makanan darurat setelah air bah, yang tidak ditinggalkan manusia setelah sudah bukan kondisi darurat lagi.

Bagaimana ajaran sesat ini “memerintahkan orang untuk tidak makan makanan yang telah diciptakan Allah”? Dengan menyodorkan apa yang tidak diciptakan Allah untuk makanan manusia sebagai penggantinya. Denominasi yang mengajarkan bahwa manusia boleh makan apa saja sesuka hatinya tanpa batasan apa pun, itu termasuk kategori sesat ini. Manusia diajari bahwa makan daging itu sehat, itu mewah, itu makanan yang didambakan. Orang kaya, orang hebat, selalu di atas meja makannya ada makanan berdaging, yang tidak makan daging itu orang-orang miskin, karena tidak mampu membeli. Jadi lewat segala sarana, ditanamkan diskriminasi status ini dalam masyarakat sehingga setiap rumah tangga berusaha harus menyediakan daging di meja makan, supaya tidak dianggap orang miskin. Padahal kata Roh Kudus, itu ajaran sesat.

 

“makanan yang telah diciptakan Allah yang seharusnya diterima dengan ucapan syukur dari mereka yang beriman dan mengenal kebenaran”.

Padahal makanan yang diciptakan Allah bagi manusia ini (yaitu makanan NON-DAGING) itu “seharusnya diterima dengan ucapan syukur dari mereka yang beriman dan mengenal kebenaran”. Jadi jelas kan? Orang-orang beriman dan yang mengenal kebenaran, seharusnya menerima makanan yang diciptakan Allah (buah-buahan, biji-bijian, sayur-sayuran) dengan ucapan syukur. Lho, jelas kan tulisan Paulus? Dengan kata lain, kalau tidak menerima makanan yang diciptakan Allah dengan ucapan syukur itu BUKAN orang beriman!

Berarti jelas ada bedanya MAKANAN ORANG YANG SUDAH PERCAYA DAN MENGENAL KEBENARAN, dengan makanan orang yang belum percaya dan belum mengenal kebenaran. Jika manusia yang mengaku sudah percaya dan mengenal kebenaran tapi masih makan seperti manusia yang belum percaya dan tidak mengenal kebenaran, itu kondisi yang sangat menyedihkan.

 

4:4           “semua ciptaan Allah itu baik, dan tidak ada yang perlu ditolak, diterima dengan ucapan syukur”,

Ini lagi juga sering diplintir maknanya. “semua ciptaan Allah” Itu dianggap semua hewan, padahal di ayat 3 di atasnya yang dibicarakan kan “makanan yang telah diciptakan Allah”. Jadi ayat ini hanya bicara tentang “makanan yang telah diciptakan Allah” bukan SEMUA ciptaan Allah. Batu juga ciptaan Allah, memang mau dimakan? Lalu manusia juga ciptaan Allah, mau dimakan juga? Jadi ayat ini tidak bicara tentang segala ciptaan Allah, HANYA MAKANAN yang diciptakan Allah untuk manusia! Definisi makanan yang diciptakan Allah untuk manusia itu di Kejadian 1:29 dan 3:18. Jadi makanan yang diciptakan Allah itu baik, jangan ditolak, Paulus mengulangi lagi tulisannya di ayat 3, makanan ciptaan Allah itu justru harus “diterima dengan ucapan syukur”.

 

4:5           “sebab itu dikuduskan oleh Firman Allah dan oleh doa”.

Ternyata “makanan yang telah diciptakan Allah” itu sudah dikuduskan oleh Firman Allah! Ketika Allah berkata, “Aku telah memberikan kepadamu (1) setiap tanaman yang berbiji yang ada di seluruh muka bumi, dan (2) setiap pohon yang buahnya menghasilkan biji; bagimu itu akan menjadi makananmu.” (Kej. 1:29), berarti buah-buahan dan tanaman berbiji itu sudah dipisahkan dan dikuduskan Allah untuk menjadi makanan manusia! Juga ketika ditambahkan dan engkau akan makan (3) tanaman hijau di padang” (Kej. 3:18) maka tanaman hijau itu pun dipisahkan dan dikuduskan menjadi makanan manusia. Luar biasa Allah kita! Lha sudah ada makanan yang dikuduskan Allah untuk kita, kenapa kita masih mau makan segala yang dikategorikan najis oleh Allah?

 

Ada contoh yang sangat tepat di Alkitab. Seandainya Tuhan berkenan manusia makan daging, walaupun itu daging dari hewan yang halal, maka peristiwa di bawah ini tidak akan terjadi.

Orang Israel yang dibawa keluar dari Mesir, yang sudah setiap hari makan manna, suatu hari bersunggut-sunggut karena mereka ingin makan daging. Mereka di Mesir sudah ikut kebiasaan orang Mesir biasa makan daging. Lalu Tuhan menghujani mereka burung puyuh. Mari kita baca kisahnya karena sangat menarik.

 

Bilangan 11:31-34

31 Dan bertiuplah angin yang dari TUHAN, yang membawa burung-burung puyuh dari laut, dan menjatuhkan mereka dekat perkemahan, kira-kira sehari perjalanan dari sisi sini dan dari sisi sana, mengelilingi perkemahan, dan kira-kira dua hasta tingginya dari atas muka bumi. 32 Dan orang-orang berdiri sepanjang hari itu, dan sepanjang malam itu, dan sepanjang hari esoknya, dan mereka mengumpulkan burung-burung puyuh itu, dia yang mengumpulkan paling sedikit mengumpulkan sepuluh homer, dan mereka menggelar tangkapan mereka di seluruh keliling perkemahan. 33 Dan selagi daging itu masih di antara gigi mereka, sebelum itu dikunyah, murka TUHAN tersulut terhadap bangsa itu, dan TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang sangat besar. 34 Dan Dia menamai tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah mereka menguburkan orang-orang yang rakus.

 

Ngeri kan? Orang-orang yang tidak berterima kasih dipelihara Tuhan dengan roti malaikat, dengan biji-bijian dari Surga, tetapi menuntut makan daging! Dan hasilnya, Tuhan menjatuhkan tulah yang sangat besar kepada mereka. Mereka mati dan dikuburkan di sana.

Tapi sampai hari ini, manusia tidak berubah.

MANUSIA MAUNYA MAKAN SEMUA YANG TIDAK DICIPTAKAN ALLAH UNTUK DIMAKAN!  

 

Nah, setelah mengetahui hal ini, maka sekarang kita tidak akan salah paham lagi. Ayat itu TIDAK BERKATA  bahwa  daging yang tadinya haram, sudah dikuduskan oleh Firman Tuhan dan doa, dan menjadi tidak haram lagi, dengan demikian daging babi yang haram, atau udang dan petis dan terasi dan kerupuk yang haram, atau kodok dan ikan lele yang haram,  sekarang sudah kudus oleh Firman Tuhan dan doa!!!

SEBETULNYA APAKAH TIDAK ANEH BAHWA SESUATU YANG DINYATAKAN TUHAN SENDIRI SEBAGAI HARAM, BISA DIKUDUSKAN OLEH FIRMAN TUHAN DAN DOA???? Ini sudah sangat tidak masuk akal. Lha kalau akhirnya dikuduskan oleh Firman Tuhan dan doa, untuk apa tadinya dikategorikan haram oleh Tuhan sendiri? Kan kontradiksi, bukan?

Jadi, apakah 1 Timotius 4:1-5 ini Paulus mengatakan daging yang diharamkan Tuhan untuk dimakan  di Perjanjian Lama itu sekarang boleh dimakan dengan ucapan syukur? 

SAMA SEKALI TIDAK!!!

Perikop ini sama sekali TIDAK BERBICARA TENTANG DAGING yang haram atau halal, melainkan tentang makanan yang diciptakan Allah bagi manusia, yang sudah tertulis di Kejadian 1:29 dan 3:18.

Jika kita memang mencari kebenaran Tuhan, maka semua ayat di Alkitab itu sangat mudah dipahami, karena Roh Kudus yang menuntun kita kepada kebenaran. Masalahnya banyak orang justru mencari ayat di Alkitab untuk membenarkan perbuatan mereka yang salah, sehingga karena mereka mencari pembenaran diri, maka ayat-ayat yang ada pun disalahpahami.

 


72. KALAU SUNAT DIHAPUS, BERARTI STATUS BINATANG HARAM JUGA DIHAPUS, BUKAN?

Kejadian 17:9-14  

9 Dan Allah berfirman kepada Abraham, ‘Engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan benihmu setelah engkau, turun-temurun. 10 Inilah Perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, antara Aku dan kamu, dan benihmu setelah kamu; setiap anak laki-laki di antara kamu harus disunat.

 

Sunat jasmani (literal) merupakan tanda perjanjian antara Tuhan dengan Abraham, bahwa keturunannya akan menjadi bangsa pilihan bagi Tuhan, yang akan menurunkan Yesus Kristus Sang Juruselamat. Karena itu, SUNAT LITERAL ADALAH KHUSUS UNTUK ORANG YAHUDI. Setelah bangsa Yahudi kehilangan status mereka sebagai umat pilihan Tuhan pada tahun 34 AD, maka sunat jasmani (literal) sudah kehilangan maknanya. Semua orang yang menjadi Kristen tidak usah disunat secara jasmani.

 

Tetapi sebenarnya sunat jasmani itu adalah lambang dari sunat rohani. Sunat jasmani itu tanda lahiriahnya, tapi sunat rohani itu suatu perubahan hidup meninggalkan dosa-dosa kedagingan. Sama seperti baptisan. Baptisan itu tanda lahiriahnya, tapi makna rohaninya ialah kelahiran baru, orang lamanya mati, dan memulai suatu kehidupan baru yang menjauhi dosa.

Maka bagi kita, orang-orang Israel rohani atau Yahudi sejati, umatNya, Tuhan menghendaki agar kita tetap bersunat hati supaya kita tidak disebut keras kepala dan menentang Roh Kudus.

Kisah  7:51

Kamu yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga! Kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti yang dilakukan nenek moyangmu, demikian juga kamu.

 

Roma  2:29

Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang  Yahudi secara batiniah; dan sunat adalah yang di dalam hati secara  Roh, bukan secara harafiah;   maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah

 

Kolose  2:11

Dalam Dia kamu juga telah disunat, oleh sunat yang dilakukan tanpa tangan, dengan memisahkan tubuh dari dosa-dosa kedagingan, yaitu dengan sunat Kristus.

 

Jadi sunat jasmani itu hanya untuk bangsa Israel jasmani. Tetapi sunat rohani itu untuk semua pengikut Tuhan.

 

Tetapi peraturan yang memisahkan antara binatang yang halal dimakan dan yang tidak halal dimakan, sudah diberikan Tuhan kepada manusia sebelum Air Bah terjadi, dan itu tidak terkait dengan status orang Yahudi sebagai bangsa pilihan. Malahan pada waktu itu belum ada orang Yahudi, maka kita tidak bisa mengatakan bahwa peraturan hewan haram/halal itu hanya berlaku bagi orang Yahudi dan dihapuskan ketika orang Yahudi kehilangan statusnya sebagai bangsa pilihan Tuhan.

 


73. JADI, HARUSKAH ORANG KRISTEN MAKAN SESUAI YANG DITULIS DI KITAB IMAMAT PASAL 11?

1 Korintus 10:31 

Oleh karena itu, jika engkau makan atau jika engkau minum, atau apa pun yang engkau lakukan, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.

Apakah makan apa yang diharamkan Tuhan untuk dimakan, termasuk makan untuk kemuliaan Allah atau makan untuk memuaskan lidah kita sendiri?

 

2 Korintus 6:17

‘Sebab itu keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka,’ firman Tuhan, ‘dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.

 

Roma 12:1-2

1 Karena itu, saudara-saudara, aku memohon padamu, oleh kemurahan Allah, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,  kudus, dan yang berkenan kepada Allah: yang adalah pelayananmu yang layak. 2 Dan janganlah menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi jadilah berubah oleh pembaharuan pikiranmu, supaya kamu dapat membedakan manakah yang baik dan berkenan dan sempurna menurut kehendak Allah.

 

Pada waktu Tuhan menyuruh manusia memisahkan antara binatang yang boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan, apakah Tuhan memberikan sesuatu yang tidak baik kepada manusia? Kita tahu bahwa semua pemberian yang datang dari Allah itu adalah pemberian yang baik.

Yakobus  1:17

Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; yang pada-Nya tidak ada perubahan maupun bayangan dari  pertukaran.

Ayat di atas ini selain mengatakan bahwa Tuhan hanya mengaruniakan yang baik kepada kita, juga bahwa Tuhan tidak pernah berubah. Nah, perintah untuk memisahkan antara binatang yang boleh dan tidak boleh dimakan, itu datang dari Allah. Berarti itu pemberian yang baik bagi manusia. Mengapa manusia ingin menentangnya dan mengemukakan 1001 alasan untuk melanggarnya?  Sesungguhnya, dengan melanggarnya ini, secara tidak sadar kita berkata kepada Tuhan, “saya lebih tahu dari Engkau, Tuhan! Walaupun Engkau mengatakan hewan itu tidak boleh dimakan, tetapi menurut saya, itu boleh-boleh saja, maka saya tetap memakannya. Ini sesungguhnya termasuk makar, tidak mengakui autoritas Tuhan.

 

2 Korintus 7:1

Karena telah memiliki janji-janji ini, Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.

Dengan makan apa yang haram, jelas kita bukan saja melakukan pencemaran jasmani, tetapi juga pencemaran rohani, karena kita telah menempatkan nafsu/selera makan kita di atas autoritas Tuhan, kita telah melanggar Perintah yang pertama dari 10 Hukum. Selera makan kita sudah menjadi allah bagi kita, yang bahkan bisa mengalahkan penurutan kita kepada Tuhan. Kita tidak lagi takut akan Allah.

 



74. BAGAIMANA NANTI DI DUNIA YANG BARU?

Setelah dunia kita yang lama ini lenyap dan Tuhan menciptakan dunia yang baru di bumi ini, kondisi aman-tenteram sejahtera bagi semua makhluk hidup akan dipulihkan. Lihat gambaran yang ditulis di:

Yesaya 11:6-9

6 Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa dan anak domba yang gemuk akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. 7        Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anak mereka akan berbaring bersama, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. 8 Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan meletakkan tangannya di sarang ular beludak. 9 Tidak ada yang akan menyakiti atau menghancurkan di seluruh gunung-Ku yang kudus,  sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.”

 

Jika kita sekarang tidak mulai belajar kembali ke menu Eden sebelum adanya dosa, bagaimana kita akan betah tinggal di dunia baru di mana tidak ada ayam panggang, sate, steak, atau lobster dan pecel lele? Kita akan seperti orang Israel yang tidak betah diberi makan manna dan menuntut daging, dan membangkitkan murka Allah.

Kalau kita mau nanti berada di dunia yang baru, sebaiknya kita belajar mulai sekarang membiasakan diri hidup menurut kondisi Eden.

 

Sebagai penutup, kita perlu mengingat ini:

 

KITA TIDAK BISA SELAMAT KARENA APA YANG TIDAK KITA MAKAN

TAPI

KITA BISA TIDAK SELAMAT KARENA APA YANG KITA MAKAN

 

 

 

Semoga pembahasan ini bermanfaat.

 

 

 

 

 

 

 

September 2012



6 komentar:

  1. Salom, artikel kamu ini bagus sekali. Belum pernah saya baca penerangan yang jelas dan bernas sperti inu. Teruskan menulis lebih banyak artikel.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih.
      Tuhan memberkati.

      Hapus
    2. Dapat info tambahan tapi masih banyak tanda tanya sebenarnya

      Hapus
    3. Ya silakan bertanya. Klo aku bisa bantu, aku bantu tunjukkan jwb nya dari Alkitab

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus