Kamis, 28 Maret 2013

ALKITAB MENJAWAB TENTANG KEMATIAN (BAGIAN KETIGA)

Sambungan dari bagian kedua



50. BAGAIMANA DENGAN CERITA ORANG KAYA DAN LAZARUS DI LUKAS 16:19-31? 


Mohon buka Alkitab dan dibaca sendiri Lukas 16:19-31 supaya tahu konteksnya.

Banyak orang yang memakai cerita ini sebagai dasar kepercayaan mereka bahwa orang mati segera ke surga atau ke neraka. Tetapi tidak demikian kata Alkitab.

1.    Bentuk perumpamaan.

Ini adalah salah satu ajaran Yesus yang diberikan dalam bentuk perumpamaan, jadi bukan kisah literal. Dengan kata lain ini fiksi. Orang-orang Yahudi pada masa itu, terpengaruh ajaran orang Yunani yang kafir bahwa setelah kematian, manusia itu masuk ke api neraka untuk disucikan. Karena itulah Yesus memakai dasar pemikiran tersebut dalam perumpamaanNya untuk membuktikan betapa tidak masuk-akalnya pendapat mereka itu.

2.    Yesus mau mengkonter konsep orang-orang Farisi.

Kalau kita lihat ayat-ayat sebelumnya, kita tahu bahwa orang-orang Farisi juga ikut mendengarkan pengajaran Yesus saat itu. Maka ada beberapa pokok pemikiran yang mau disampaikan Yesus khususnya untuk mengkonter pendapat mereka. Bagi orang Farisi, seorang yang miskin itu sudah langsung dianggap terkutuk, karena hidupnya tidak diberkati Tuhan, makanya mereka miskin. Sedangkan orang yang kaya dianggap orang benar, karena hidupnya diberkati dengan kelimpahan oleh Tuhan. Yesus mau mendobrak teori klise ini. Bahwa orang miskin tidak berarti dia terkutuk, karena itu di cerita perumpamaan ini Lazarus yang miskin malah ada bersama Abraham, nenek moyang orang Yahudi; sedangkan orang yang kaya juga tidak berarti dia diperkenan oleh Tuhan, karena itu di perumpamaan ini orang kaya justru berada di neraka. [ay. 25]

3.    Pangkuan Abraham.

Yesus memberikan perumpamaan,  seorang pengemis [Lazarus] ini setelah mati,  dibawa ke pangkuan Abraham, bukan Surga loh. Sebetulnya tidak disebutkan KAPAN dia dibawa ke pangkuan Abraham. Tetapi di dalam cerita inilah satu-satunya referensi ada orang mati dibawa ke pangkuan Abraham. Di seluruh Alkitab tidak pernah dijumpai ada referensi seperti ini lagi. Juga tidak ada referensi di perumpamaan di mana Abraham pada waktu itu. Sama sekali tidak disinggung tentang tempat Surga.

4.    Hal-hal yang tidak masuk akal.

Ada beberapa hal yang tidak masuk akal di perumpamaan ini dan tidak sesuai dengan ajaran-ajaran Yesus yang lain yang ada di Alkitab, misalnya:

a.    Bagaimana orang kaya yang ada di neraka bisa bicara dengan Abraham yang pasti tidak ada di neraka?

b.    Untuk apa Abraham dan Lazarus memonitor apa yang terjadi di neraka?

Apa tidak ada pekerjaan lain yang lebih menyenangkan bagi mereka selain mengamat-amati orang-orang yang sedang disiksa di neraka?

c.    Permintaan yang tidak masuk akal.

Apa gunanya orang kaya itu minta Lazarus mencelupkan jarinya ke air untuk menyejukkan lidahnya? Apakah tangan Lazarus di mana pun dia berada, bila molor mencapai neraka?

5.    Pelajaran lain yang ingin disampaikan Yesus.

Lewat perumpamaan ini Yesus mau berkata bahwa setelah kematian, sudah tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat dan mengubah nasib [ay. 25].

6.    Dan inti pelajaranNya.

Tuhan sudah memberikan petunjukNya lewat kesaksian Musa dan para nabi. Itulah yang harus diturut.

Jika Musa dan para nabi tidak didengarkan, mereka juga tidak akan bertobat, hanya oleh kata-kata seorang yang dibangkitkan dari kematian. Perhatikan Yesus berkata mereka juga tidak akan diyakinkan, sekalipun oleh orang yang bangkit dari antara orang mati.  Dengan kata lain, Yesus di sini berkata bahwa Lazarus itu adalah orang yang bangkit dari orang mati, jadi dia bukan arwah atau roh, dia manusia. Berarti orang-orang yang sudah mati tidak menjadi arwah atau roh.

7.    Abraham masih di dalam kuburnya.

Pada waktu Yesus membuat perumpamaan itu, Abraham masih di dalam kuburnya, dia belum dibangkitkan, berarti dia belum ada di Surga. Kita tahu pada waktu itu hanya Henokh, Elia dan Musa yang sudah ada di surga. Sedangkan kebangkitan orang-orang kudus lainnya yang terjadi bersamaan dengan kebangkitan Kristus [seandainya Abraham termasuk salah satu di antara mereka], pada saat itu belum terjadi karena Yesus saja belum disalibkan. Seandainya Yesus mau menyatakan bahwa Lazarus itu benar-benar berada di surga, mengapa Dia tidak memakai Henokh, atau Elia atau Musa saja sebagai tokoh perumpamaanNya, bukankah mereka benar-benar sudah berada di surga? Mengapa justru Yesus memakai tokoh Abraham yang pada waktu itu justru masih tidur di kuburnya? Berarti ini murni fiktif.

8.    Perumpamaan ini tujuannya hanya untuk menyampaikan poin.

Pelajarannya yang diambil, tapi perumpamaan itu sendiri fiktif, bukan fakta.

 

  

51. BAGAIMANA DENGAN PENAMPAKAN MUSA DAN ELIA DI BUKIT TRANSFIGURASI?

Kita baca Lukas  9:28-31

28 Dan terjadilah kira-kira delapan hari sesudah pembicaraan-pembicaraan ini, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas sebuah gunung untuk berdoa. 29 Dan sementara Ia berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. 30 Dan lihatlah, di sana berbicara dengan Dia dua orang, yaitu Musa dan Elia. 31 yang tampil dalam kemuliaan dan berbicara tentang kematianNya yang harus digenapi-Nya di Yerusalem.

 

Siapa yang bertemu dengan Yesus di Bukit Transfigurasi? Dari ayat di atas jelas disebutkan “dua orang” bukan “satu orang dan satu arwah” atau “dua roh” atau “dua arwah”, tetapi jelas Musa dan Elia disebut dua orang! Tentu saja dua orang yang hidup!

 

Di poin 37, sudah disinggung bahwa Elia diangkat ke surga hidup-hidup, tanpa mengalami kematian lebih dulu. Jadi Elia sudah pasti bukan arwah atau roh, tapi manusia yang hidup, hanya saja tubuhnya sekarang tubuh yang tidak akan mati.

2 Raja Raja  2:11

Maka terjadilah, sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba muncullah suatu kereta berapi dengan kuda-kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke langit dalam angin puyuh.

 

Sedangkan Musa, kita ketahui pernah mati, lalu dibangkitkan Mikhael.

Ulangan 34:5-6

5 Maka matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. 6 Dan Ia (Tuhan) menguburkan dia di suatu lembah di tanah Moab, di seberang Bet-Peor, tetapi tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini

Yudas 1:9

Namun Mikhael, penghulu malaikat, ketika berselisih dengan Iblis, Dia berdebat mengenai mayat Musa, tidak berani melontarkan kepada iblis  tuduhan  yang menghakimi, tetapi berkata: ‘Tuhan menegur engkau!’

 

Jadi Musa sudah dibangkitkan. Yudas mencatat peristiwa ketika Mikhael mau membangkitkan Musa tapi diprotes oleh Iblis. Tapi karena sekarang Musa turun menghibur Yesus di Bukit Transfigurasi, berarti dia sudah dibawa ke Surga walaupun diprotes Iblis.

 

Jadi, baik Elia maupun Musa adalah manusia-manusia yang sekarang hidup di Surga. Ketika mereka dilihat para murid bercakap-cakap dengan Yesus, mereka “tampil dalam kemuliaan”, artinya, mereka memiliki tubuh baru, yang tidak akan mati, seperti kata  1 Korintus 15:42, 53

42 Demikianlah pula halnya kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. 53 Karena yang akan binasa ini harus mengenakan yang tidak akan binasa, dan yang akan mati ini harus mengenakan yang tidak akan mati.

 

Di Bukit Transfigurasi itulah, Musa dan Elia mewakili dua golongan manusia yang akan dibawa Yesus ke surga pada kedatanganNya yang kedua nanti, hasil pengorbananNya sebagai penebus umat manusia.

ü    Musa mewakili semua orang yang sudah mati yang akan dibangkitkan dengan tubuh yang baru,

ü    sedangkan Elia mewakili semua orang yang masih hidup ketika Yesus datang kembali kelak, yang langsung diangkat ke surga tanpa mengalami kematian, setelah tubuh mereka diubahkan.

 

1 Tesalonika 4:16-17

16 Sebab TUHAN sendiri akan turun dari surga, dengan satu seruan, dengan suara Penghulu Malaikat, dan dengan sangkakala Allah dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit. 17          sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan bertemu Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.

 

 

52. BAGAIMANA DENGAN SAUL DAN DUKUN DARI ENDOR?

Kalau kita baca 1 Samuel 28:5-25 kita peroleh seluruh ceritanya, tetapi di sini kisahnya diringkas saja.

Sebagai konteksnya, Saul adalah raja Israel yang pertama. Dulu dia punya hubungan yang dekat dengan nabi Samuel. Tapi pada waktu peristiwa ini terjadi, nabi Samuel sudah mati, dan justru sebelum kematiannya, dia sangat kecewa pada Saul sampai dia meninggalkannya. Sekarang tentara Filistin mendekat, dan raja Saul ketakutan. Dia bertanya kepada Tuhan tapi tidak dijawab oleh Tuhan karena dia punya dosa-dosa melanggar ketentuan Tuhan. Dia pernah tidak sabar menunggu Samuel datang dan dia sendiri mengambil alih fungsi Samuel sebagai imam mempersembahkan kurban. Dia juga melanggar perintah Tuhan tidak membunuh Agag raja Amalek, yang membuat Samuel meninggalkan dia (1 Samuel 15:35). Dan sekarang dia mau melanggar perintah Tuhan lagi dengan bertanya kepada roh-roh kegelapan. Jadi kita harus berhati-hati, satu dosa kalau dibiarkan, itu akan melahirkan dosa-dosa yang lain.

Kita lanjutkan membaca 1 Samuel 28:7-19.

7 Lalu berkatalah Saul kepada hamba-hambanya, ‘Carikan aku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah supaya aku boleh pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya.’ Dan hamba-hambanya berkata padanya,Lihat, ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah di En-Dor.’ 11 Lalu kata perempuan itu, ‘Siapakah yang harus kupanggil untukmu?’ Dan dia berkata, ‘Panggilkan Samuel untukku.’ 13 Dan raja berkata kepadanya, ‘Janganlah takut; apakah yang kaulihat?’ Dan perempuan itu berkata kepada Saul: ‘Aku melihat allah-allah אֱלֹהִים['ĕlôhı̂ym] naik keluar dari dalam bumi.' 14 Dan Saul bertanya kepada perempuan itu, ‘Bagaimana rupanya?’ Dan perempuan itu berkata, ‘Seorang laki-laki tua yang muncul, dan dia ditutupi mantel. Dan Saul faham itu Samuel, dan dia merunduk dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud menyembah. 15Dan Samuel berkata kepada Saul, ‘Mengapa engkau mengganggu aku dengan memanggil aku muncul?’ Dan Saul menjawab, ‘Aku sangat tertekan, karena orang Filistin memerangi aku, dan Allah telah meninggalkan aku, dan tidak menjawab aku lagi, baik dengan perantaraan nabi, maupun dengan mimpi. Sebab itu aku memanggil engkau, supaya engkau boleh memberitahuku apa yang harus kuperbuat.’ 16 Lalu kata Samuel, ‘Kalau begitu mengapa engkau bertanya kepadaku, mengingat bahwa TUHAN telah meninggalkanmu, dan telah menjadi musuhmu? 17 Dan TUHAN telah melakukan seperti yang difirmankan-Nya melalui perantaraanku, karena TUHAN telah mengoyakkan kerajaan dari tanganmu dan telah memberikannya kepada tetanggamu, yaitu kepada Daud. 18 Karena engkau tidak mematuhi suara TUHAN dan tidak melaksanakan murka-Nya yang menyala-nyala atas Amalek, itulah sebabnya TUHAN melakukan hal itu kepadamu hari ini. 19 Lagipula TUHAN juga akan menyerahkan orang Israel bersama-sama dengan engkau ke dalam tangan orang Filistin, dan besok engkau serta anak-anakmu akan bersama-sama dengan daku. TUHAN juga akan menyerahkan tentara Israel ke dalam tangan orang Filistin.’

  

Kita akan lihat alasan-alasan yang membuktikan ketidakmungkinan arwah Samuel-lah yang muncul di sini.

 

1.    Saul sendiri tidak melihat Samuel dan tidak bicara langsung dengan Samuel.

Perhatikan ayat 13, yang melihat adalah dukun di Endor itu. Dan yang bicara adalah dukun Endor itu. Memang selalu si dukun yang menjadi medium/perantara. Jelas bukan nabi Samuel sendiri.

 

2.    Tuhan sudah tidak mau berkomunikasi dengan Saul (ayat 15).

Apakah Tuhan akan mengizinkan nabinya (Samuel) berkomunikasi dengan Saul? Masa lebih besar kekuatan dukun Endor itu bisa mengeluarkan Samuel dari kuburnya walaupun itu tidak diperkenankan Tuhan? Jadi yang dikatakan dukun Endor itu Samuel, sudah pasti bukan nabi Samuel yang asli.

 

3.    Samuel sebelum matinya sudah tidak mau bertemu dan bicara dengan Saul (1 Samuel 15:35).

Mana mungkin setelah matinya dia mau bertemu dan bicara dengan Saul? Jadi pasti ini bukan nabi Samuel.

 

4.    ‘Aku melihat allah-allah אֱלֹהִים['ĕlôhı̂ym] naik keluar dari dalam bumi.’ (ayat 13). 

Dukun itu berkata dia melihat "allah-allah", kata yang sama yang dipakai untuk menyebut Allah Pencipta di kitab Kejadian. Kata “allah” sebenarnya berarti “yang disembah” dan אֱלֹהִים['ĕlôhı̂ym] itu bentuk jamak. Berarti ini yang keluar dari dalam bumi bukan hanya satu Samuel, tapi ada yang lain-lain. Siapa mereka?

Nah, apakah ada sosok yang baik keluar dari dalam bumi? Bukankah yang kudus, yang ilahi itu seharusnya tempatnya di atas? Kenapa ini “allah-allah” kok naik ke atas keluar dari dalam bumi? Bagaimana kondisi di dalam bumi? Gelap, tidak ada terang! Siapa yang keluar dari tempat yang gelap? Hanya roh-roh kegelapan. Samuel itu seorang nabi Allah yang setia sampai matinya. Mana mungkin dia berkumpul dengan roh-roh kegelapan di tempat yang gelap di dalam bumi? Ketika Samuel mati, nafasnya kembali kepada Allah, tubuhnya memang masuk kubur di dalam tanah, tapi bisakah tubuh yang mati tanpa nafas sekarang keluar dari dalam tanah? Bukankah tubuh itu sudah membusuk dan mengurai menjadi tanah? Jadi pasti yang keluar ini bukan Samuel.

 

5.    ‘Seorang laki-laki tua yang muncul’ (ayat 14).

Memang Samuel waktu mati sudah tua. Tapi kita tadi juga sudah membaca di 1 Korintus 15:43-44 bahwa orang yang benar dibangkitkan dengan tubuh baru yang mulia. Jadi, seandainya Samuel memang dibangkitkan, seharusnya dia muncul dengan tubuh yang penuh kemuliaan, penuh kekuatan, penuh vitalitas, bukan seorang tua renta. Jadi ini pasti bukan Samuel.

 

6.    “besok engkau serta anak-anakmu akan bersama-sama dengan daku” (ay. 19).

Kita baca di 1 Samuel 31:4 Saul itu keesokan harinya mati bunuh diri. Saul sudah ditinggalkan Tuhan, doanya tidak dijawab, dia sudah berbuat dosa berlipat-lipat, dan terakhir bahkan berani minta tolong dukun, padahal Tuhan sangat jelas melarang praktek dukun (nanti kita lihat di Ulangan 18:10-12). Lalu kalau dia mati bunuh diri, apakah dia layak berada di tempat yang sama dengan Samuel nabi Allah yang saleh? Jadi dengan kalimat ini, roh kegelapan yang menyamar sebagai Samuel sudah membuka kedoknya sendiri. Dia bukan Samuel yang saleh, dia adalah roh kegelapan yang sama berdosanya dengan Saul! Karena itu kalau Saul mati, dia akan berada di posisi yang sama dengan roh kegelapan itu, sama-sama tidak selamat, sama-sama akan dibinasakan kelak.

 

Ulangan 18:10-12, dengan jelas Tuhan berkata:

10 Di antaramu janganlah didapati seorang pun yang:

ü    mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api,

ü    atau pun seorang yang menjadi petenung,

ü    atau seorang peramal,

ü    atau seorang penelaah,

ü    atau seorang penyihir,

ü    11 atau seorang pemantera,

ü    atau seorang yang bertanya kepada roh-roh yang dikenal,

ü    atau seorang mistik,

ü    atau seorang yang meminta petunjuk kepada orang mati.

12 Sebab semua yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu

 

Jadi petenung, peramal, penyihir, dukun, dsb. Itu merupakan kekejiaan bagi Tuhan, mengapa? Karena itu semua memakai jasa roh-roh kegelapan, anak buah Setan. Kalau kita mengaku umat Allah, masa kita justru memakai jasa musuh-musuh Allah? Itu namanya menghina Allah.

 

Maka dengan semua data yang tidak masuk akal ini, kita tahu bahwa yang muncul dan dilihat oleh dukun Endor yang disampaikan kepada Saul itu bukanlah Samuel nabi Tuhan yang sudah mati, bukan arwahnya, juga bukan Samuel yang dibangkitkan. Itu semata-mata tipuan Satan! Itu pekerjaan roh-roh kegelapan anak buah Lucifer yang menyamar menjadi arwah Samuel.

 

Tapi kita bertanya, kok mereka tahu bahwa besok Saul akan mati? Inilah pintarnya Setan. Anak buahnya ada di mana-mana, mereka mendengar semua pembicaraan kita dan mereka menggunakan itu untuk menipu kita. Lucifer sudah hidup ribuan tahun, dan pengetahuannya sangat banyak. Dia mendengar Samuel berkata kepada Saul bahwa Tuhan telah mengoyakkan kerajaannya darinya untuk diberikan kepada orang lain (1 Samuel 15:28), dia cukup cerdas untuk tahu bahwa itu Daud, dia sudah melihat Daud diurapi Samuel. Dan dia menggenapi kata-katanya dengan mendorong Saul untuk bunuh diri keesokan harinya, sehingga seolah-oleh dia tahu apa yang akan terjadi sebelum itu terjadi. Sesungguhnya dengan semua informasi yang dimilikinya dari mana-mana, Setan bisa menebak dengan mudah, dan sisanya dia mempengaruhi manusia untuk melakukan apa yang direncanakannya.

 

  

53. BAGAIMANA DENGAN LAZARUS YANG DIBANGKITKAN YESUS? 

Kita semua pasti familier dengan kisah nyata Yesus membangkitkan Lazarus dari kuburnya. Silakan membaca Yohanes 11:17-44. Saya kutipkan hanya ayat-ayat yang relevan saja di sini.

Yohanes 11:17, 40-44.

17 Lalu ketika Yesus datang, didapati-Nya Lazarus telah empat hari terbaring di dalam kubur. 39 Kata Yesus, ‘Singkirkan batu itu.’ Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya, ‘Tuhan, saat ini ia sudah bau, sebab ia sudah mati empat hari.’ 40 Kata Yesus kepadanya: ‘Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, jikalau engkau mau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah? 41 Lalu mereka menyingkirkan batu itu dari tempat di mana yang mati itu dibaringkan. Dan Yesus menengadah mataNya dan berkata, ‘Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengar Aku. 42 Dan Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengar Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini, Aku mengatakannya, supaya mereka boleh percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. 43      Dan ketika Dia sudah berkata demikian, Dia berseru dengan suara keras, ‘Lazarus, keluarlah!’ 44 Dan orang yang tadinya mati itu keluar, terikat kaki dan tangannya dengan kain kafan dan mukanya diikat dengan serbet. Yesus berkata kepada mereka, ‘Lepaskan ikatannya dan biarkan ia pergi.’

 

Nah, ini kisah nyata, bukan perumpamaan. Di manakah Lazarus selama dia mati 4 hari lamanya? Jika menurut pendapat popular bahwa orang yang mati rohnya langsung ke surga, karena Lazarus ini orang baik, maka berarti dia sudah enak-enak duduk di surga 4 hari lamanya, sekarang dipanggil turun lagi oleh Yesus untuk hidup kembali dengan tubuhnya yang lama, untuk kapan-kapan harus mengalami sakit lagi, dan mati lagi?

Kalau sudah enak-enak di surga, untuk apa disuruh kembali lagi ke dunia? Kalau dia hidup lagi di dunia, ada kemungkinan dia akan berbuat dosa, bahkan ada kemungkinan dia murtad, siapa tahu? Lalu akhirnya kalau dia mati lagi, jangan-jangan dia tidak akan masuk surga? Untuk apa Yesus menempatkan Lazarus pada resiko itu kalau dia sudah ada di surga?

 

Dalam perjalanan pelayananNya, Yesus beberapa kali sudah membangkitkan orang mati, begitu juga murid-muridNya setelah Yesus kembali ke surga. Jika orang mati sudah ada di surga, maka membawa mereka kembali untuk hidup di dunia ini lagi merupakan perbuatan yang merugikan orang mati itu, bukan? Coba, kita renungkan dengan pikiran yang jernih. Moga-moga  kita sekarang sudah lebih yakin bahwa yang benar itu orang yang mati belum ke mana-mana.

 

 

54. BAGAIMANA DENGAN KATA "JIWA" DI MATIUS 10:28?

Matius 10:28

Dan janganlah takut kepada mereka yang membunuh tubuh, tetapi tidak bisa membunuh jiwa; melainkan takutlah Dia yang bisa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.

 

Ayat ini terkadang dipakai orang untuk membenarkan bahwa “jiwa” itu suatu unsur yang bisa hidup sendiri di luar tubuh, bahkan setelah tubuh itu mati, “jiwa” itu masih hidup sendiri tanpa tubuh. Mengerikan. Tapi itu adalah pemahaman yang salah dan tidak alkitabiah dari ayat ini.

 

Kata yang diterjemahkan “jiwa” di sini (“soul” dalam terjemahan Inggris) adalah kata yang sama yang dipakai Paulus dalam 1 Tesalonika 5:23, yaitu ψυχή = psuchē [psoo-khay']  – lihat pembahasan no. 27 untuk lebih jelasnya. Jadi apa arti ayat ini?

Lukas menulis tentang  nasihat yang sama dari Yesus ini, dan dia menulisnya dengan lebih jelas. Kita bandingkan.

Lukas 12:4-5

4 Dan Aku berkata kepadamu, sahabat-sahabat-Ku, ‘Janganlah takut terhadap mereka yang membunuh tubuh dan setelah itu tidak dapat berbuat apa-apa lagi.’ Tetapi Aku akan peringatkan kamu sebelumnya siapa yang harus kamu takuti. Takutlah Dia, yang setelah dia membunuh, punya kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Ya, Aku berkata kepadamu, ‘Takutlah Dia.’

 

Matius menulis memakai gaya bahasa di zaman itu, tetapi Lukas menulis makna yang sesungguhnya. Jadi jelaslah “jiwa” yang dimaksud di Matius 10:28, bukanlah suatu unsur yang hidup di luar tubuh.

Di bagian awal pembahasan ini sudah dikupas tentang kata “Jiwa” (soul), itu diterjemahkan dari kata ψυχή = psuchē [psoo-khay']  yang dalam bahasa Inggris itu disebut juga “psyche” atau “pikiran”. Jadi “jiwa” adalah bagian dari manusia yang menentukan apakah kita akan memilih selamat atau tidak, dengan kata lain itu kemampuan berpikir otak, karena pikiran manusialah yang membuat pilihan untuk mau ikut Tuhan (selamat) atau tidak mau ikut Tuhan (tidak selamat – binasa di neraka). Jika ada orang jahat yang menyakiti tubuh kita, tapi selama dia tidak bisa mempengaruhi pikiran kita, maka kalaupun kita sampai dibunuhnya karena kita mengikuti Kristus, kita tidak perlu takut padanya, karena nanti kita akan dibangkitkan kepada hidup kekal, kita tetap selamat. Ini yang dimaksud Matius dan Lukas. Justru kita harus takut pada Tuhan yang bisa membinasakan tubuh dan pikiran kita dalam api neraka bila kita menolak keselamatan dariNya.

   

 

55. KALAU YANG GENTAYANGAN BUKAN ARWAH, LALU SIAPA YANG SERING MENAMPAKKAN DIRINYA KEPADA KITA?

2 Korintus  11:14

Dan tidak mengherankan, sebab Iblis sendiri berubah menjadi malaikat terang

 

Jika Iblis bisa menyamar sebagai malaikat terang, berapa susahnya dia menyamar menjadi orang-orang yang sudah mati untuk menipu manusia?

 

Wahyu 16:14

Karena mereka itulah roh-roh iblis, yang mengadakan mujizat-mujizat...

 

Lho iblis bisa bikin mujizat? Bisa! Karena itu kita perlu waspada, justru lewat mujizat-mujizat yang dibuat iblis manusia bisa disesatkan olehnya. Mujizat pertama yang dibuat Iblis di Eden adalah merasuki binatang ular sehingga ular itu bisa bicara kepada Hawa. Jadi hati-hati kalau bertemu mujizat, sering-sering itu justru buatan iblis untuk menyesatkan manusia.

Mengapa Satan atau Iblis ini mau manusia percaya bahwa arwah itu ada? Karena Satan itu sukanya menipu. Yang tidak ada, dibilang ada. Yang mati, dibilang hidup.

 

Topik tentang kematian ini pertama muncul di Taman Firdaus, pada nenek moyang manusia yang pertama. Tuhan-lah yang pertama memperkenalkan topik kematian itu kepada Adam dan Hawa.

Kejadian 2:16-17.

16 Dan TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia laki-laki itu, Dari semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas’ 17 ‘tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.’

 

Mengapa makan buah saja bisa mati? Buah itu tidak beracun, di taman Eden tidak ada racun, Tuhan tidak menanam pohon yang beracun. Tetapi  syarat untuk tidak memakan buah itu merupakan standar penurutan yang diminta oleh Tuhan dari makhluk yang sudah diciptakanNya. Dan pelanggaran terhadap standar penurutan inilah, yang dinamakan DOSA, dan upah dosa itulah kematian. Itulah mengapa makan buah larangan itu mengakibatkan kematian, bukan karena buahnya, tetapi karena melanggar perintah Tuhan.

Roma 6:23

Sebab upah dosa ialah maut;

 

Tetapi Satan atau Iblis itu menipu Hawa.

Kejadian 3:4

Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: Sekali-kali kamu tidak akan mati,

 

Setan tahu kalau manusia makan buah itu, dia melanggar perintah Tuhan dan itu namanya dosa dan hukumannya mati. Tapi Setan blak-blakan berkata kepada Hawa lewat medium ular, bahwa orang berbuat dosa melanggar perintah Tuhan itu tidak akan mati! Dan sepanjang sejarah dunia lebih banyak manusia yang percaya kepada Setan daripada kepada Tuhan, karena itu lebih banyak manusia yang berani melanggar perintah Tuhan, berani berbuat dosa, karena mereka percaya bahwa mereka tidak akan mati kekal.

 

 

Jadi KONSEP MANUSIA YANG BERDOSA “TIDAK AKAN MATI” ITU BERASAL DARI IBLIS.

 

 

Tuhan berkata:       Dosa akibatnya mati, baik mati jasmani, maupun mati rohani [mati kekal].

Iblis berkata:          Dosa, akibatnya tidak mati.

 

Tapi buktinya manusia mati kan?

 

Karena Iblis tidak kuasa membuat manusia tidak mati secara jasmani, maka dia menipu dengan beberapa teori:

1.    Walaupun jasmani kita sudah mati, tetapi rohnya tidak mati.

Nah, Iblis mengajarkan bahwa roh itu punya identitas, sama dengan manusianya, hanya itu bersifat eteris, seperti asap, tidak padat. Dan roh ini yang dikatakan kembali kepada Tuhan pada waktu manusia itu mati, ada yang masih bolak-balik ngelencer ke dunia untuk menolong orang atau menakut-nakuti orang tergantung apakah itu roh yang baik atau roh yang tersesat. Supaya manusia percaya, anak-anak buah Lucifer menyamar menjadi roh orang-orang yang sudah mati. Dan manusia tertipu bahwa itu benar-benar roh orang mati.

Padahal sesungguhnya “roh” yang ada pada manusia itu adalah “nafas hidup” yang disuplai Tuhan. Dan saat Tuhan menghentikan mensuplai nafas hidup itu, manusianya mati. Sesederhana itu.

 

2.    Kalau dengan “roh” tidak berhasil, Iblis juga mengatakan, manusia punya “jiwa”.

Nah, “jiwa”nya itu yang tidak bisa mati. Filsuf-filsuf Greeka mempercayai ini. Tapi ketika manusia mengerti bahwa kata “jiwa” itu artinya “pikiran” atau “isi hati” manusia, dan jika tubuh itu mati, maka semua pikiran/isi hatinya juga lenyap, karena pikiran itu merupakan satu paket dengan tubuh, Iblis mencoba lagi dengan teori yang lain:

 

3.    Iblis memperkenalkan bentuk yang lain, yaitu arwah.

Arwah ini yang dikatakan adalah manusia yang masih tetap hidup tanpa tubuh fisiknya, tetapi dengan tubuh yang halus, karena manusia itu punya tubuh kasar dan punya tubuh halus yang masing-masing bisa hidup sendiri-sendiri. Jadi muncullah “bentuk halus” manusia tanpa tubuh fisik setelah tubuh fisiknya mati.

 

Pada dasarnya “roh” (spirit), “jiwa” (soul) dan “arwah” (disembodied ghost) itu sama. Semuanya pengertian yang sengaja diplintir Setan dari “nafas hidup”.

Maka beredarlah pemahaman bahwa pada saat manusia itu mati, roh/jiwa/arwahnya (yang mana saja yang dipercayai oleh manusia) terlepas dari tubuh fisiknya, hidup terus sebagai pribadi yang sama dengan manusia itu pada waktu hidupnya.

Jadi, Iblis menanamkan di pikiran manusia bahwa:

ü    Roh/Jiwa/Arwah tidak mati, itu abadi.

ü    Roh/Jiwa/Arwah tahu segala yang terjadi di dunia, tahu keadaan orang-orang yang masih hidup.

ü    Roh/Jiwa/Arwah bisa balas dendam.

ü    Roh/Jiwa/Arwah bisa membantu orang-orang yang hidup.

ü    Roh/Jiwa/Arwah bisa berkunjung ke kenalan-kenalannya yang hidup.

ü    Roh/Jiwa/Arwah bisa hidup bersama manusia.

ü    Roh/Jiwa/Arwah masih suka dengan semua yang digemarinya dulu ketika masih hidup, karena itu minta disiapkan sajian dari waktu ke waktu.

ü    Roh/Jiwa/Arwah masih perlu rumah, jadi perlu dibakarkan rumah-rumahan dari kertas.

ü    Roh/Jiwa/Arwah masih perlu uang, jadi dibakarlah uang khusus untuk dikirim kepada mereka, dsb. dsb.  

 

Semua ajaran ini tidak berasal dari Tuhan tapi berasal dari Satan. Sebagai orang Kristen, janganlah kita tertipu oleh ulah Satan.

 

Untuk membuktikan bahwa ajaran ini benar, Satan dan semua pengikutnya pun menyamar menjadi roh/jiwa/arwah orang-orang yang sudah mati, membuat penampakan-penampakan, melayani dialog lewat medium-medium, dll. supaya yang masih hidup ini percaya bahwa memang benar, orang yang mati sebenarnya masih hidup tanpa tubuhnya!  Dan Setan dkk. ini pintar-pintar kalau menyamar. Mereka sudah hidup ribuan tahun, mereka tahu segalanya tentang orang-orang yang sudah mati karena mereka tahu mereka ketika orang-orang itu masih hidup. Jadi mudah sekali bagi Setan dkk. untuk menyamar sebagai orang-orang itu.

 

Janganlah kita terkecoh oleh penipuan Iblis. Memang kita terhibur jika kita merasa orang-orang yang kita cintai yang telah lebih dahulu meninggal, masih “menjaga” dan tahu tentang  keadaan kita, bisa kita ajak bicara, bisa membantu kita, dll. Tetapi sebenarnya mereka tidak tahu apa-apa. Mereka semuanya sementara sudah tidak ada, dan nanti baru dihidupkan lagi pada saat kebangkitan, ketika Kristus datang menjemput umatNya.

 

 

Semoga pembahasan ini bermanfaat.

 

 

 

 

Sep 2012



2 komentar:

  1. Penafsiran yg ngawur...kalau roh tidak kekal lalu setan itu apa kok tidak punya tubuh?. Terus setan yg masuk neraka apanya? Karena dia tdk punya tubuhkan?saya tdk pernah mendapat pengajaran dari gereja seperti ygbu mara tafsirkan. Menurut ilmu fisika tdk ada materi yg lenyap, materi itu kekal hanya berubah wujud. Penafsiran seperti bu mara bertentangan dg akal sehat danmerusak otak dan mental membuat orang depresi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau percaya monggo, tidak mau percaya ya hak kamu. Buktikan saja besok bagaimana. Tunggu kedatangan Kristus nanti buktikan sendiri. Aku tidak mau eyel-eyelan sama kamu.
      Klo kamu merasa tidak cocok dengan tulisan saya, ya jangan membaca lagi. Selesai.

      Hapus