Sabtu, 25 Januari 2014

104. DIPILIH UNTUK DIBENARKAN MELALUI IMAN DAN KELAHIRAN BARU


104. DIPILIH UNTUK DIBENARKAN MELALUI IMAN

DAN KELAHIRAN BARU

_______________________

 

DIBENARKAN

Kata “dibenarkan” mengandung arti yang mendalam. Sesuatu yang “dibenarkan” berarti, dia sendiri sesungguhnya “tidak benar”, tetapi kemudian “dianggap benar”.

Apakah berarti sesuatu yang salah (dosa) itu kemudian dianggap benar dan bukan dosa? BUKAN.

Dosa tetap dosa, kesalahan tetap kesalahan. Hanya saja, dosa itu diampuni, dan di tempatnya diberi sesuatu yang benar, sehingga bekas dosa itu tidak lagi tampak, tetapi yang tampak adalah kebenaran yang menutupinya.

Apakah yang bisa menutupi bekas dosa demikian sempurnanya, sehingga Tuhan tidak lagi melihatnya? Hanya ada satu, yaitu KEBENARAN KRISTUS.

 

 

DIPILIH UNTUK DIBENARKAN

Denominasi Calvin meyakini bahwa Tuhan telah menentukan takdir setiap manusia sebelum manusia itu lahir. Menurut mereka, Tuhan sudah menentukan dari awal si A selamat, si B tidak selamat, si C selamat, si D tidak selamat. Itulah teori “predestination” mereka, jadi menurut mereka Tuhan memilih satu per satu. Tapi ini konsep yang salah. BUKAN BEGITU. TUHAN MEMILIH UNTUK MENYELAMATKAN SEMUA MANUSIA TANPA KECUALI, tapi syaratnya manusianya harus mau. Kalau manusianya menolak tidak mau diselamatkan, ya dia tidak bisa diselamatkan, karena Tuhan hanya bertindak atas persetujuan dan izin si manusia. Kalau manusianya bilang “Tidak”, ya Tuhan tidak memaksa. Jadi bukan Tuhan yang menentukan manusia mana yang selamat, tetapi justru manusia sendiri yang menentukan apakah dia mau diselamatkan Tuhan atau tidak.

 

Mengapa Tuhan harus memilih untuk menyelamatkan manusia? Ini sejarahnya:

Sebelum Tuhan menciptakan bumi kita ini dengan semua isinya, Lucifer berhasil menghasut sepertiga malaikat Surga untuk mengikuti dia memberontak kepada Allah. Pemberontakan itu sedemikian hebatnya sampai terjadi peperangan di Surga. Mikhael dan malaikat-malaikatNya mengalahkan Lucifer dkk.,  dan mereka pun kemudian dibuang keluar dari Surga. Tuhan yang mahatahu sudah tahu bahwa kalau Dia menciptakan bumi ini, nanti Setan akan berhasil menipu Adam. Lho Tuhan kok tahu? Ya karena Dia Tuhan yang mahatahu, Dia tahu segala yang belum terjadi. Yang lampau, yang sekarang, yang akan datang, semua terbuka bagiNya, Dia bisa melihat semuanya dengan jelas. Jadi walaupun pada waktu itu bumi belum diciptakan, manusia belum diciptakan, tapi karena Tuhan tahu nanti manusia yang bakal diciptakanNya itu akan kena tipu Setan, maka sebelum Tuhan menciptakan bumi ini dan manusianya, saat itu Tuhan sudah memilih untuk menyelamatkan SEMUA manusia. Dengan kata lain Tuhan tidak memilih untuk membiarkan Lucifer membinasakan semua manusia. Tuhan mengambil langkah untuk mengantisipasi kondisi itu.

Inilah yang dimaksud Paulus ketika dia menulis ayat ini:

Efesus 1:4

Sebagaimana Allah telah memilih kita di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tanpa cela di hadapanNya dalam kasih.

 

Ayat inilah yang sering disalahpahami dan dianggap bahwa Allah pilih kasih dan telah menentukan takdir setiap manusia bahkan sebelum manusia itu lahir, siapa-siapa yang akan selamat dan siapa-siapa yang tidak akan selamat; sehingga apa pun yang kita lakukan tidak bisa mengubah takdir yang sudah ditentukan Allah, sepatuh apa pun kita pada Tuhan kalau dari awal kita sudah ditakdirkan tidak selamat, akhirnya kita tetap tidak selamat. Konsep begini ini tidak alkitabiah.

Allah itu sangat mengasihi kita. Kalau ditanya apa yang diingini Allah, pasti Dia akan berkata bahwa Dia ingin semua manusia boleh selamat. Itu sangat jelas di

1 Timotius 2:3-4

3 Karena ini yang baik dan berkenan di pemandangan Allah, Juruselamat kita, 4 yang mau supaya semua orang diselamatkan, dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran.

 

Jadi sudah pasti Allah tidak menakdirkan ada manusia-manusia yang tidak selamat.

Jadi apa yang ditulis Paulus di bawah inspirasi Roh Kudus di Efesus 1:4?

Paulus menulis bahwa sebelum dunia ini dan semua isinya diciptakan, Allah telah memilih untuk menyelamatkan semua manusia, supaya mereka yang akan tertipu disesatkan Setan, tetap punya kesempatan untuk selamat. Itu yang dimaksud ayat ini.

 

Mari kita lihat ayat yang lain yang serupa.

Roma 8:29-30

29 Sebab siapa yang telah dipilihNya dari semula, Dia juga telah menentukan mereka untuk dijadikan serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia (Anak-Nya) menjadi yang sulung di antara banyak saudara. 30 Lebih lagi, siapa yang telah ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan siapa yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan siapa yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

 

Jadi dari semula, sebelum manusia diciptakan, Tuhan sudah menentukan untuk memberi manusia yang tertipu Setan, kesempatan untuk bisa selamat. Tuhan menyediakan saranaNya, yaitu Allah Anak yang akan menjalani kematian kekal menggantikan semua manusia, supaya manusia bisa mendapatkan hidup kekal dalam Dia.

Jadi siapa yang dipilih Allah sebelum dunia ini diciptakan?

Manusia. Semua manusia. Semua manusia diberi kesempatan yang sama untuk bisa selamat. Dan karena yang dipilih adalah semua manusia maka Tuhan juga memanggil semua manusia. Nah, Tuhan sudah lebih dulu mengulurkan tanganNya. Jika manusia mau menyambut uluran tangan Tuhan itu, maka dia akan dibenarkan oleh Tuhan, yang pada akhirnya dia juga akan dimuliakan bila manusia itu setia sampai akhir.

Tetapi bagaimana jika manusia itu tidak mau menerima uluran tangan Tuhan? Ya sudah, Tuhan tidak bisa melanjutkan ke tahap berikutnya membenarkan manusia itu. Jadi kesempatan untuk selamat yang dibuka oleh Tuhan, tapi itu sia-sia bagi manusia yang menolak menerimanya, kesempatan dan sarana itu tidak terpakai. Manusia yang menolak Yesus mati baginya, maka kelak dia harus menjalani kematian kekalnya sendiri.

Bagian Tuhan itu: memilih dan menentukan – memanggil – membenarkan – memuliakan.

Bagian manusia itu: menerima panggilan Tuhan – mau dibenarkan – mau dimuliakan.

Jadi harus ada kerjasama antara manusia dengan Tuhan. Kalau hanya Tuhan yang mau tapi manusianya tidak mau, ya tidak jadi kerjasamanya.

 

 

 

JANJI YANG KEKAL

Maka, begitu Adam berbuat dosa, Tuhan mengumumkan kepada Setan di hadapan Adam dan Hawa, solusi yang SUDAH DISIAPKAN Tuhan sebelum dunia diciptakan, sebelum Adam berbuat dosa, bahkan sebelum Adam diciptakan. Jadi solusi itu bukan mendadak baru dibuat Tuhan setelah Adam berdosa. Solusi itu sudah dibuat di masa kekekalan, sudah disiapkan Tuhan sebelum Tuhan menciptakan Adam. Mari kita lihat

Kejadian 3:15

Dan Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan, dan antara benihmu dan Benihnya. Benihnya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan mememarkan tumitNya.

 

Inilah perjanjian yang kekal, bahwa manusia bisa diselamatkan di dalam Yesus Kristus. Yesus (Benih perempuan) itu akan meremukkan kepala ular (Setan), dan ular (Setan) akan mememarkan tumitNya. Kalau kepalanya remuk berarti ular (Setan) kalah kan? Kalau Setan dikalahkan, berarti manusia-manusia yang disesatkannya bisa dibebaskan, kan? Inilah perjanjian yang kekal itu.

Inilah hikmat Allah yang misterius, bahwa Anak Allah akan datang ke dunia untuk menjalani kehidupan yang seharusnya dihidupkan oleh manusia, dan menjalani kematian yang seharusnya dijalani manusia, supaya manusia tidak usah mati kekal.

1 Korintus 2:7

Tetapi kami membicarakan hikmat Allah yang merupakan misteri, yaitu hikmat yang tersembunyi, yang sudah ditetapkan Allah sebelum dunia dijadikan, bagi kemuliaan kita.

 

Lihat? Hikmat Allah yang misterius demi kemuliaan kita (kita dimuliakan setelah diselamatkan kan?) itu sudah ditetapkan Allah kapan?  “sebelum dunia dijadikan”.

 

Janji yg kekal ini adalah janji yang dibuat Tuhan di waktu kekekalan yang lampau sebelum Dia menciptakan manusia, bahwa jika nanti manusia jatuh dalam dosa, Tuhan yang akan menyelamatkan manusia melalui pengorbanan Yesus Kristus. Dengan demikian manusia yang berdosa masih punya peluang untuk selamat di dalam Yesus Kristus. Yesus Kristus sudah teken kontrak untuk mati menggantikan manusia berdosa. Sejak kapan? Sejak sebelum dunia diciptakan.

1 Petrus 1:18-20

18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu tidak ditebus dengan benda-benda yang fana seperti perak atau emas, dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari tradisi nenek moyangmu, 19 melainkan dengan darah Kristus yang mahal,  sebagaimana seekor domba yang tanpa cela dan tanpa cacat. 20 yang sungguh-sungguh sudah ditentukan sebelum dunia dijadikan, namun dinyatakan pada akhir masa ini untuk kamu.

 

Jadi Kristus sudah berjanji akan dikurbankan seperti domba kurban yang tanpa cela dan cacat untuk menebus kita; sejak kapan janji itu dibuat? “sebelum dunia dijadikan”. Ini tulisan Petrus, jadi bukan hanya Paulus yang menulis demikian, Petrus juga.

Dan sekarang kita lihat tulisan Yohanes.

Wahyu 13:8

Dan semua yang diam di atas bumi akan menyembahnya,  yang namanya tidak tertulis di dalam kitab kehidupan Sang Domba, yang telah disembelih dari fondasi dunia

 

Kita lihat bagian akhir ayat ini saja, karena bagian depannya bicara tentang orang-orang yang menerima tanda Binatang (topik yang lain).

Perhatikan saja bagian akhirnya. Kapan Sang Domba disembelih? Yohanes menulis,  Sang Domba, yang telah disembelih dari fondasi dunia”. Yesus memang baru mati tahun 31 AD, tetapi Dia sudah “disembelih” ketika dunia masih direncanakan akan dijadikan. Artinya, kontrak/perjanjian bahwa Dia akan mati sebagai domba kurban untuk menebus manusia itu sudah dibuat “dari fondasi dunia”, untuk dieksekusi di tahun 31 AD nanti. Apa artinya “dari fondasi dunia”? Artinya sama dengan “sebelum dunia dijadikan”,  sejak penciptaan dunia ini masih direncanakan. Semua rencana/rancangan itu adalah fondasi/dasar dari segala yang akan dibuat. Sebelum mau bikin sesuatu, harus ada rencana/rancangannya lebih dulu, kan? Jadi rancangan itulah “fondasi” dari pekerjaan yang akan dilakukan.

 

 

Mengapa janji itu disebut perjanjian yang kekal?  Ada dua alasan:

1.    Karena janji itu dibuat di masa kekekalan lampau, sebelum dunia dijadikan.

Perhitungan waktu hanya ada di dunia ini setelah dunia ini jatuh dalam dosa. Setelah manusia berdosa, segala sesuatu di dunia ini harus mati, jadi hidup ada batas waktunya. Karena ada batasnya, maka ada perhitungan waktu untuk membedakan usia. Ada bedanya antara manusia berusia 4 tahun, 40 tahun, dan 80 tahun.

Di Surga  waktu tidak ada batasnya, tidak ada yang menjadi tua atau sakit atau mati. Semuanya tetap tidak berubah. Jadi di sana tidak ada perhitungan waktu, waktunya kekal, jadi disebut waktu/masa kekekalan, karena semuanya kekal. Jadi perjanjian yang dibuat di masa itu juga disebut Perjanjian yang kekal.

2.    Perjanjian itu juga berlaku selamanya, jadi sifatnya juga kekal.

 

 

Mengapa Tuhan merasa harus membuat janji yang kekal ini untuk menebus manusia?

Karena kalau bukan Tuhan yang menyelamatkan, manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri.

Setelah Setan berhasil menipu Adam, maka semua manusia itu kehilangan kemuliaan Allah, karena semua manusia telah berbuat dosa.

Roma 3:10, 23

10 seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.’  23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

Ini bukan mengatakan semua orang menanggung dosa Adam lho, karena ada denominasi yang mengajarkan bahwa manusia itu lahir dengan “dosa asal”. Tidak, setiap orang menanggung dosa yang dilakukannya sendiri, bukan dosa nenek moyangnya. Seorang bayi itu lahir dalam kondisi tidak punya dosa. Tapi setelah dia bertumbuh, saat dia bisa membedakan mana yang benar mana yang salah, maka dia bisa mulai berbuat dosa bila dia memilih untuk melakukan yang salah. Jadi dosa itu bukan warisan, dosa itu pilihan setiap manusia.

 

Dan manusia tidak bisa memperbaiki kondisi itu dengan upaya mereka sendiri dengan cara apa pun. Hanya darah Kristus-lah yang bisa menghapus dosa.

Matius 26:28

Sebab inilah  darah-Ku dari perjanjian yang baru, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

 

Mengapa? Karena:

Ibrani 9:22

...tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.

 

Jadi jelaslah, bahwa apa pun yang dilakukan manusia, TIDAK ADA SATU PUN PERBUATAN MANUSIA ITU SENDIRI YANG BISA MENGAMPUNI DOSANYA.

 

Upaya Adam dan Hawa mengambil daun-daun ara untuk menjadikannya penutup tubuh mereka, itu tidak cukup. Tuhan harus mengurbankan domba yang kulitnya dijadikan pakaian mereka. Inilah lambang pertama, bahwa hanya dengan mengenakan kulit domba (domba melambangkan  Kristus), manusia bisa menutupi ketelanjangannya di hadapan Tuhan. Dan Tuhan tidak lagi melihat ketelanjangan (kondisi berdosa) mereka, tetapi Tuhan melihat kulit domba (kebenaran Kristus) sehingga mereka dibenarkan oleh Kristus. 

 

 

PEMBENARAN MELALUI IMAN (DIBENARKAN MELALUI IMAN)

Kita sudah mengenal cerita tentang seorang perwira Roma di Matius pasal 8:5-10 yang pelayannya sakit dan dia minta Yesus menyembuhkannya. Yesus mengatakan akan ke rumahnya. Tetapi tentara Roma ini merasa rumahnya tidak layak menerima Yesus, Yesus tidak usah datang. Cukup Yesus mengucapkan kata-kataNya saja, dia yakin pelayannya akan sembuh. Ini yang namanya  I M A N, meyakini apa yang belum terbukti, apa yang tidak tampak. Perwira Roma itu  percaya total kepada Yesus, kepada kata-kataNya (Firman), menyadari bahwa dirinya sendiri tidak sanggup melakukan apa-apa, dan tanpa keraguan sedikit pun, dia yakin 100% bahwa Yesus punya kuasa untuk menyembuhkan. Dan hebatnya, perwira Roma ini bukan orang Kristen, bukan orang Yahudi, dia adalah orang kafir, tidak kenal Taurat, tidak kenal kitab nabi-nabi, tidak menyembah Tuhan. Tetapi apa kata Yesus?

Matius 8:10

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun bahkan tidak di antara orang Israel.

 

Perwira Roma ini tidak dibenarkan karena dia datang ke sinagog (gereja) menyembah Allah, dia tidak dibenarkan karena dia hafal seluruh kitab Taurat dan kitab nabi-nabi, dia tidak dibenarkan karena berbuat kebaikan, beramal atau memberi persembahan, tidak dibenarkan karena dia berpuasa atau mendanai panti asuhan. Dia MELULU DIBENARKAN KARENA IMANNYA KEPADA YESUS, lain tidak.

Titus 3:5

bukan karena perbuatan benar yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmatNya, Dia menyelamatkan kita…

 

Banyak dari kita yang kurang memahami konsep pembenaran oleh iman ini. Seringkali kita menganggap diri kita adalah orang baik-baik. Kita tidak mencuri, tidak membunuh, setia kepada pasangan kita, kita beribadah, kita memberi persembahan, kita beramal, kita menolong orang lain, kita jujur dalam transaksi kita, kita tidak berbohong, kita bayar pajak sesuai peraturan, kita patuh kepada pemerintah, kita tidak berbuat onar, kita hidup damai dengan semua orang, kita baik kepada tetangga, kita menolong orang miskin, kita hidup sebagai orang-orang yang baik. Dan kita berbangga karena kita adalah orang-orang yang baik.

Semua ini bagus! Tetapi semua ini tidak bisa membenarkan kita dari semua dosa kita.

Tuhan tidak mendebet-kredit rekening kita, teman-teman.

Kita tidak bisa beranggapan, jika kita punya dosa 10, dan kita sudah berbuat baik 12 kali, maka dosa yang 10 itu sudah terbayar, malah masih punya 2 pahala. Tidak.  Manusia tidak bisa menghapus dosanya sendiri. SEMUA PERBUATAN BAIK KITA SENDIRI TIDAK BISA MENGHAPUS DOSA KITA.

 

 

Dosa itu tidak bisa dibayar dengan perbuatan baik. Mengapa? Karena DOSA ITU HANYA BISA HILANG APABILA DIAMPUNI!  Siapa yang bisa mengampuni? HANYA TUHAN! Mengapa? Karena dosa itu adalah pelanggaran terhadap Hukum Allah.

1 Yohanes 3:4

Orang yang berbuat dosa, melanggar Hukum Allah; sebab dosa adalah pelanggaran terhadap Hukum Allah.

 

Jelas kan, pihak yang dilanggar HukumNya itulah yang berhak mengampuni. Pihak lain tidak bisa memberikan pengampunan ini, karena bukan Hukumnya yang dilanggar. Apalagi diri kita sendiri, yang berbuat kesalahan, kita TIDAK BISA MENGAMPUNI DOSA KITA SENDIRI DENGAN MEMOTONGNYA DARI PERBUATAN BAIK KITA.

 

Hanya Kristus yang bisa menghapuskan dosa-dosa kita. Dan untuk mendapatkan pengampuan hanya dengan MOHON KEPADA TUHAN. Tidak usah bayar apa-apa. Tidak usah berbuat amal apa-apa, tidak harus disiksa, tidak harus dihukum, tidak harus berdoa ini-itu beberapa ratus kali. TIDAK ADA YANG PERLU KITA LAKUKAN SELAIN MEMOHON DENGAN TULUS. Tidak ada apa pun yang bisa dilakukan manusia untuk mendapatkan pengampunan dosa dari Tuhan selain dari memohonnya, dan dengan iman, kita akan mendapatkan pengampunan itu.

Markus 2:5

Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada yang sakit lumpuh itu, ‘Anak-Ku, dosamu diampuni.’

 

 

LALU APAKAH PERBUATAN BAIK ITU ADA GUNANYA?

Umumnya manusia menganggap berbuat baik itu sebenarnya suatu beban yang berat, yang harus dipikul. Kalau mau jujur, mungkin kita hanya berbuat baik karena takut dihukum, baik itu hukuman negara, maupun hukuman Tuhan. Seandainya tidak ada ancaman hukuman yang menggantung di atas kepala kita, mungkin kita tidak akan terlalu berhati-hati dengan perbuatan kita. Ibaratnya kalau tidak ada polisi, rambu-rambu lalulintas dilanggar saja. Sesungguhnya Setan sudah menanamkan di dalam kepala kita bahwa berbuat tidak baik itu menyenangkan, exciting, menarik, menguntungkan, dan tidak membosankan. Banyak orang menganggap, orang-orang yang terlalu baik itu membosankan, segala-segala tidak berani, segala-segala takut salah. Orang-orang yang berani menyerempet bahaya, itu yang lebih menarik, lebih hidup, tidak membosankan. Bahkan ada pendapat bahwa “bad boy”, “bad ass” itu orang-orang yang lebih menarik. Ya, teman-teman, itulah konsep yang ditanamkan Setan, itu salah. Jangan percaya.

 

Selama kita berbuat baik itu:

v   mengandalkan kemampuan kita sendiri,

v   merasa bahwa itu suatu kewajiban,

v   karena takut dihukum,

v   agar mendapat pahala,

maka bagi Tuhan segala perbuatan baik itu tidak ada artinya, karena itu menunjukkan bahwa kita masih berusaha mengupayakan pembenaran diri kita sendiri lewat perbuatan kita.

 

 

Jadi bagaimana seharusnya?

Titus 3:5-8

3:5           bukan karena perbuatan benar yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmatNya Dia menyelamatkan kita, melalui pembasuhan yang menghidupkan kembali, dan pembaharuan oleh Roh Kudus.

3:6           yang telah Dia curahkan kepada kita dengan berlimpah melalui Yesus Kristus, Juruselamat kita.

3:7           Bahwa setelah dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, kita harus dijadikan ahliwaris sesuai harapan akan hidup kekal.

3:8           Ini perkataan yang dapat dipercaya, dan aku mau engkau senantiasa meneguhkannya, agar mereka yang sudah percaya (beriman) dalam Allah, harus berhati-hati untuk tetap melakukan perbuatan-perbuatan baik. Hal-hal ini baik dan bermanfaat bagi manusia

 

Jadi, setelah kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik kita melainkan karena Tuhan mengasihi kita (rahmat Tuhan), kita diberikan kelahiran baru dan hidup baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Nah, kelahiran baru dan hidup baru inilah yang harus kita alami lebih dulu.

Tapi, perhatikan: kata “kelahiran baru dan hidup baru” ini mempunyai makna yang dalam juga. Apa? Artinya KEHIDUPAN YANG LAMA HARUS MATI LEBIH DULU. Bagaimana bisa ada kelahiran baru jika yang lama tidak mati dulu?

Inilah yang menjadi masalah kita sebagai orang Kristen. Mengapa kita masih terus-menerus berbuat dosa yang sama? Kita tetap melanggar Hukum-hukum Tuhan yang sama. Kita masih gemar melakukan hal-hal yang dilarang dan dibenci oleh Tuhan, karena ORANG LAMA KITA BELUM MATI! Ego kita yang lama belum ikhlas mati. Kita yang lama masih ingin hidup terus sebagaimana hidup kita dulu sebelum kita menerima keselamatan dari Kristus.

 

Di dalam upacara baptisan, orang Kristen dikuburkan bersama Kristus sebagai lambang ORANG LAMA KITA YANG PENUH DOSA INI MATI BERSAMA KRISTUS. Jika pada waktu kita dibaptiskan, orang lama kita belum bersedia mati, bagaimana kita bisa dikuburkan bersama Kristus dalam baptisan? Berarti nanti yang muncul dari air baptisan yang melambangkan kebangkitan Kristus, bukan kita ciptaan yang baru, melainkan tetap kita orang yang lama! Dan keluar dari air baptisan, kita tetap hidup sebagai orang lama kita, yang gemar berbuat segala yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, karena kita tidak lahir baru. Itulah masalah kita. Banyak dari kita seumur hidupnya sampai ke lubang kubur tidak pernah mengalami kelahiran baru. Padahal, kata Kristus:

Yohanes 3:3

Yesus menjawab dan berkata kepadanya, ‘Sungguh-sungguh Aku berkata kepadamu, kecuali seorang manusia dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.’

 

Tanpa orang lama kita lebih dulu mati, kita tidak akan dilahirkan kembali dan kita tidak akan memperoleh hidup baru, dan KITA TIDAK AKAN BISA MELIHAT KERAJAAN ALLAH!

 

 

Jadi, bagaimana supaya orang lama kita benar-benar mati dan dikuburkan bersama Kristus seperti yang dilambangkan dalam upacara baptisan?

 

Matius 18:3

dan berkata, ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, kecuali kamu bertobat dan menjadi seperti anak kecil, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.


Kisah 8:22

Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan mohonlah kepada Tuhan, sekiranya niat hatimu boleh diampuni darimu.

 2 Korintus 7:9

Sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu menuntun kamu kepada pertobatan. Sebab kamu berdukacita menurut cara yang benar, sehingga kamu tidak dirugikan apa pun oleh kami.

 

 

Di atas ada tiga ayat yang memberikan keterangan tentang pertobatan yang benar, bukan asal bertobat di mulut saja:

 

A) “BERTOBAT DAN MENJADI SEPERTI ANAK KECIL” 

Kita yang sudah dewasa ini disuruh Yesus untuk menjadi seperti anak kecil lagi. Apa ciri khas seorang anak kecil?

·       Tidak berdaya. 

Jadi seberapa hebatnya dan berprestasinya kita di kehidupan dunia ini, kita harus menyadari bahwa kita ini bukan apa-apa, kita tidak berdaya menyelamatkan diri kita sendiri.

 

·       Pasrah kepada orangtuanya.

Begitu pula kita harus mau pasrah kepada Tuhan, izinkan Tuhan yang memimpin hidup kita, bukan kita berjalan menurut keinginan kita sendiri. Sering kita berkata kita pasrah kepada Tuhan, tetapi sebenarnya kita masih memegang kemudi sendiri dan berharap Tuhan yang menyingkirkan rintangan di depan kita. Tidak begitu seharusnya. Serahkan kemudinya kepada Tuhan, dan biarlah kita menjadi penumpang saja. Tuhan akan membawa kita melewati semua rintangan dengan selamat.

 

·       Patuh kepada orangtuanya.

Begitu pula kita harus mau patuh kepada Tuhan. Di zaman Yesus, hingga pertengahan abad ke-20 pun, tidak akan terlintas di dalam pikiran seorang anak kecil untuk melawan orangtuanya. Anak dulu itu tidak berani melawan orangtuanya. Zaman sekarang anak kecil lebih berani membantah dan melawan. Semakin lama dunia ini terkena dampak dosa, semakin lama Setan berkiprah di sini, semakin merosotlah kondisi penghuninya. Tetapi Tuhan ingin kita menjadi anak kecil di zaman Yesus, yang patuh kepadaNya.

 

 

B) BERTOBATLAH DARI KEJAHATANMU DAN MOHONLAH KEPADA TUHAN,”

·       Bertobat dari kejahatan kita.

Untuk bisa bertobat, kita harus menyadari lebih dulu bahwa apa yang kita lakukan itu adalah hal yang jahat. Jika kita tidak benar-benar menyadari kejahatan kita, maka pertobatan kita itu hampa. Sudahkah kita menyadari yang mana perbuatan kita yang jahat? Sudahkah kita menyadari segala pelanggaran Hukum yang telah kita lakukan itu adalah dosa? Jika kita tidak kenal mana yang Hukum Tuhan, bagaimana kita tahu kita telah melanggarnya?

 

·       Dan mohon kepada Tuhan minta pengampunan.

Hal ini sepertinya sudah menjadi kata-kata yang klise bagi kita. Dalam setiap doa kita, pasti menjelang akhirnya, kita berkata, “ampunilah dosaku yang banyak, dalam nama Yesus. Amin.” Satu kalimat untuk mengcover semua dosa kita. Apakah demikian selayaknya? Jika kita kurang tahu bagaimana seharusnya minta pengampunan, bukalah Alkitab dan bacalah bagaimana nabi-nabi Tuhan memohon pengampunan. Lihatlah bagaimana Daud, Daniel, Yeremia, dan yang lain-lain memohon pengampunan. Harus dengan hati yang hancur, dengan dukacita, dengann penyesalan yang tulus.

 

 

C)  “DUKACITAMU MENUNTUN KAMU KEPADA PERTOBATAN” 

Jadi pertobatan kita itu harus diawali dengan perasaan berduka. Hanya jika kita menyadari kekejaman dosa kita, barulah kita bisa bertobat. Jika tidak ada perasaan dukacita ini, maka kita belum benar-benar bertobat. Lihatlah bagaimana di ayat lain Yesus menyebutkan bahwa harus ada rasa berkabung.

Matius 11:21

Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena andaikan mujizat-mujizat yang telah dibuat di tempatmu itu, dibuat di Tirus dan di Sidon, mereka sudah lama bertobat dalam pakaian berkabung dan abu.

 

·       Berkabung.

Cara orang dulu berkabung itu dengan mengenakan pakain dari goni hitam dan menaburkan abu ke atas kepalanya. Itu lahiriahnya yang tampak. Tapi bukan cara berkabung seperti ini yang diminta Tuhan, melainkan dengan dukacita besar karena menyadari betapa jahatnya dosa-dosa kita, betapa selama ini kita telah menyakiti dan mengecewakan Tuhan yang begitu baik kepada kita.

 

·       Yang sering menjadi kendala adalah, kita tidak merasa sejahat itu.

Rata-rata kehidupan kita biasa-biasa saja, bukan penjahat. Ada teman yang pernah berkata, “Aku tidak berbuat kesalahan apa-apa, mengapa aku harus minta ampun kepada Tuhan?” Jika kita merasa demikian, maka pasti kita tidak bisa bertobat, karena kita tidak merasa kita perlu bertobat dari kesalahan apa pun. Karena itu memang lebih mudah bagi seorang penjahat untuk bertobat daripada orang-orang biasa.

Itulah sebabnya orang-orang Farisi di zaman Yesus susah bertobat karena mereka merasa mereka sudah tidak berbuat dosa apa-apa. Hanya satu orang Farisi yang ditobatkan secara spektakular oleh Tuhan sendiri, dan setelah dia bertobat, dia menyadari bahwa semua “kebaikannya” dulu, semua nilai plusnya dulu adalah sampah. Kita baca pengakuan Paulus:

Filipi 3:7-8

7 Tetapi apa yang dahulu kuanggap menguntungkan bagiku, sekarang karena Kristus kuanggap tidak bernilai. 8 Malahan segala sesuatu juga kuanggap tidak bernilai demi keistimewaan pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, demi Dia-lah aku telah menderita kehilangan segala sesuatu, dan yang kuanggap sebagai sampah, supaya aku boleh memperoleh Kristus.

 

Jika hingga hari ini kita belum menganggap segala “kelebihan”  kita itu sampah, maka kita belum bertobat yang sesungguhnya. Kita perlu minta bimbingan Roh Kudus untuk menuntun kita kepada pertobatan yang sesungguhnya. Karena sebelum kita sungguh-sungguh bertobat, orang lama kita tidak bisa mati, dan kita tidak bisa dilahirkan kembali.

 

 

APA YANG KITA PEROLEH PADA WAKTU KITA DILAHIRKAN KEMBALI DAN MENDAPATKAN HIDUP BARU?

Yehezkiel 36:26

Hati yang baru juga akan Aku berikan kamu, dan Roh yang baru akan Aku tempatkan di dalam kamu; dan Aku akan mengeluarkan hatimu yang dari batu dari dagingmu, dan Aku akan memberi kamu hati  dari daging.

 

Yehezkiel 11:19-20

19 Dan Aku akan memberikan mereka sebuah hati,  dan Aku akan memasukkan satu Roh yang baru dalam kamu; dan Aku akan mengeluarkan hati yang keras dari tubuh mereka, dan akan memberikan mereka hati dari daging.  20 supaya mereka boleh hidup menurut segala ketetapan-Ku dan memelihara  peraturan-peraturan-Ku dan melakukan mereka; dan mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka.

 

Ibrani 8:10-12

10Karena inilah Perjanjian yang akan Kubuat dengan kaum Israel sesudah waktu itu,’ firman Tuhan. ‘Aku akan menaruh Hukum-Ku dalam pikiran mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.’ 11 Dan mereka tidak akan mengajar setiap orang tetangganya dan setiap orang saudaranya, dengan mengatakan, ‘Kenallah Tuhan!’ Sebab semua akan mengenal Aku, dari yang paling kecil hingga yang paling besar. 12 Sebab Aku akan berbelas kasihan terhadap kesalahan mereka, dan dosa-dosa mereka dan kejahatan mereka tidak akan Aku ingat lagi. 

 

Jika kita sudah dilahirkan kembali, maka penurutan kepada Hukum-hukum Tuhan berjalan dengan penuh sukacita. Kita tidak melakukannya sebagai kewajiban yang berat, karena takut ancaman neraka; tetapi kita melakukannya karena kita bergemar melakukannya, kita ingin menyenangkan Tuhan, sebagai ucapan syukur kita kepadaNya yang telah menyelamatkan kita. Dan sesungguhnya, teman-teman, yang melakukan semua itu bukan lagi kita, melainkan Kristus yang hidup di dalam kita!

Galatia 2:20

Aku tersalib bersama Kristus, namun begitu aku hidup; tetapi bukan aku melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kujalani sekarang di dalam daging, aku hidup oleh iman Anak Allah, yang telah mengasihi aku dan telah menyerahkan diri-Nya untuk aku.

 

Karena Kristus yang hidup di dalam kita itulah, kita memperoleh pembenaran. Pembenaran itu bukan karena kita, tetapi karena Kristus yang hidup di dalam kita.

 

 

Lebih lanjut sedikit. Apakah setelah mengalami kelahiran baru kita tidak bisa berbuat dosa lagi?

BISA! Karena Iblis selalu mencari kesempatan untuk menjerat kita dan membawa kita ke perbudakan dosa lagi, dan kita punya kelemahan suka kurang berhati-hati, gampang takabur, menyepelekan, menganggap tidak apa-apa, jadi kita bisa terjerumus masuk jerat Iblis lagi.

Lihat saja Petrus. Setelah mendapat curahan Roh Kudus, setelah menjadi rasul dan mengabarkan injil ke mana-mana, dia tetap bisa berbuat dosa. Kita bisa membaca kisahnya di Galatia 2:11-14. Kita lihat saja teguran keras yang dilontarkan Paulus kepada Petrus tentang kesalahannya itu:

11 Tetapi waktu Petrus (Kefas) tiba di Antiokhia, aku secara terbuka menentangnya, sebab ia layak disalahkan. 12 Karena sebelum beberapa orang dari Yakobus datang, ia makan bersama saudara-saudara non-Yahudi, tetapi ketika mereka datang, ia mengundurkan diri dan memisahkan dirinya, karena takut akan saudara-saudara yang bersunat. 13 Dan orang-orang Yahudi yang lain juga sama bubar bersamanya, sehingga Barnabas pun terseret oleh kemunafikan mereka. 14 Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak benar menurut kebenaran Injil, aku berkata kepada Petrus di hadapan mereka semua, ‘Jika engkau, yang seorang Yahudi, hidup menurut cara kafir, dan tidak seperti orang Yahudi, mengapa engkau memaksa saudara-saudara non-Yahudi untuk hidup seperti orang Yahudi?’

 

 

LALU APA BEDANYA LAHIR BARU DAN TIDAK LAHIR BARU JIKA SAMA-SAMA MASIH BERBUAT DOSA?

Beda.

 

Orang yang sudah lahir baru:

1.    lebih peka terhadap dosa.

Lebih cepat sadar bila dia berbuat dosa karena dia sudah memilik hati yang baru yang sudah taat kepada Hukum-Hukum Tuhan.

 

2.    dia tidak akan berkubang di dalam dosanya itu,

artinya tidak menetap terus di dalam dosa itu. Dia bisa saja berbuat dosa satu saat karena kelemahannya, tapi begitu dia sadar, dia akan segera meninggalkan dosa itu dan tidak melakukannya lagi karena dia mengasihi Allah.

 

 

Orang yang belum dilahirkan baru:

1.    tidak begitu peka terhadap dosa.

Dia belum memiliki hati baru. Dia tidak begitu mengenal Hukum-hukum Tuhan. Apa yang dianggap dosa oleh Allah, dia menganggapnya bukan dosa.

 

2.    Karena tidak merasa bahwa apa yang dilakukannya itu termasuk dosa, maka dia akan bertahan lebih lama di dalam dosanya itu.

Akibatnya dia lebih mudah melakukan dosa yang sama berulang-ulang, melanggar Hukum Tuhan yang sama berulang-ulang. Tuhan akan memakai banyak cara untuk menyadarkannya, baik lewat bisikan Roh Kudus maupun lewat teguran manusia, lewat tulisan, atau sarana lainnya. Jika dia perseptif, jika dia mau mendengar, dan menyadari kesalahannya, maka jalan pertobatan dan pengampunan terbuka baginya. Tetapi jika dia berkeras hati, maka inilah yang diperingatkan Paulus:

Roma 2:4-8

4Apakah engkau menganggap sepele kekayaan kemurahan-Nya, toleransi dan panjang sabar-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa kemurahan Allah itu menuntun engkau kepada pertobatan? 5 Tetapi menuruti hatimu yang keras dan tidak mau bertobat, engkau menimbun murka bagi dirimu sendiri pada hari murka dan dinyatakannya penghakiman Allah yang adil. 6 Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, 7 yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun terus-menerus berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, 8 tetapi kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman; murka dan geram, 9 kesengsaraan dan penderitaan, pada setiap orang yang berbuat jahat, pada orang Yahudi dulu dan juga pada orang Yunani.

Banyak manusia yang karena merasa hidupnya selama ini oke-oke saja walaupun dia sadar bahwa dia tidak hidup menurut Hukum Allah, lupa bahwa suatu hari dia harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Banyak orang yang hidup makmur dan senang di dunia, pada hari penghakiman akan kaget ketika Tuhan menimpakan hukuman pada mereka untuk semua dosa yang telah mereka timbun.

 

 

Jadi bagaimana kalau kita yang telah memiliki hati baru, yang telah mengalami kelahiran baru berbuat dosa lagi?

1 Yohanes 1:9

Jika kita mengakui dosa kita,  Ia setia dan adil untuk mengampuni kita dari segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan

 

Didahului oleh kesadaran bahwa kita telah berbuat dosa, disertai rasa sedih karena kita telah mengecewakan Tuhan, kita menyesali, kita akui dosa itu, dan kita bertobat dari kesalahan itu (artinya tidak melakukannya lagi), maka Tuhan akan mengampuni dosa kita dan menyucikan kita lagi dari segala kejahatan kita. Kita kembali dibenarkan.

 

Amin.

 

 

 

2013

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar