Sabtu, 25 Januari 2014

117. APA GUNANYA BERDOA??

117. APA GUNANYA BERDOA?

_______________________________

Sebuah ilustrasi: Seorang anak kecil entah keturunan berapa dari Adam, saat bermain di hutan bertemu dengan seekor singa. Pada masa itu singa tidak lagi hanya makan rumput seperti di taman Eden, tapi sudah berubah menjadi binatang buas.

Anak kecil ini belum begitu bisa berdoa. Bertemu dengan binatang buas yang sudah memandangnya sebagai santapan lezatnya itu, dia hanya ingat doa yang diucapkan orangtuanya saat sebelum makan. Dan dia pun memejamkan matanya dan berkata, “Tuhan, berkatilah makanan ini. Amen.”

Tuhan mengirim malaikatNya dan menghalau singa itu pergi. Anak kecil ini pulang dengan selamat.

 

Pertanyaan pertama:

Seandainya anak kecil itu tidak berdoa, apakah Tuhan tidak akan menghalau singa itu?

 

Menurut Hukum sebab-akibat, tanam-tuai, maka seharusnya anak kecil itu dimakan singa. Siapa suruh dia bermain di hutan, jauh dari rumahnya seorang diri? Jika dia dimakan singa, itu adalah akibat perbuatannya sendiri.

Mengapa Tuhan mengintervensi? Apakah karena anak kecil itu berdoa?

Tidak. TUHAN MENGINTERVENSI KEHIDUPAN MANUSIA MENURUT KEBIJAKANNYA. Biarpun anak itu tidak berdoa, jika Tuhan berkenan mengintervensi, Tuhan akan mengintervensi. Bukan jaminan juga karena anak itu berdoa lalu Tuhan pasti akan mengintervensi. Ini yang harus kita pahami sebagai orang beriman.

Tuhan itu bukan pesuruh kita, setiap kita berteriak, “Tuhan!” lalu Tuhan turun tangan. Tuhan turun tangan menurut kebijakanNya, sesuai kehendakNya, dengan kata lain, “sesuka hatiNya”. Karena itu jangan kecil hati jika Tuhan tidak mengabulkan apa yang kita minta. Satu hal yang harus kita yakini adalah TUHAN SELALU MEMBERIKAN YANG TERBAIK KEPADA KITA, MENURUT UKURAN TUHAN.

 

Matius 6:7-8

7 Tetapi bila kamu berdoa, jangan memakai pengulangan yang tidak berarti, seperti yang dilakukan orang-orang yang tidak mengenal Allah, karena  mereka menyangka bahwa mereka akan didengar karena banyaknya kata-kata doa mereka. 8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

 

 

Pertanyaan kedua:

Lalu apa gunanya manusia berdoa kalau Tuhan sudah tahu apa yang kita perlukan?

 

Inilah masalahnya. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan. Seluruh kehidupan kita ditunjang oleh Tuhan, matahari, hujan, oksigen, semua kebutuhan kita disuplai oleh Tuhan agar kita bisa hidup, termasuk nafas kita. Tapi sering-sering KITA MANUSIA YANG TIDAK SADAR BAHWA KITA MEMBUTUHKAN TUHAN untuk bisa hidup. Kita menganggap kita bisa mengatasi semuanya sendiri. Kita menganggap kita kapabel. Kita menganggap kita sudah cukup baik. Bahkan kita mennganggap kita bisa mencapai Surga dengan upaya kita sendiri, dengan perbuatan baik kita sendiri, dengan amal-ibadah kita sendiri. 

Inilah inti seluruh ajaran Kristen, yaitu TUHAN MENGHENDAKI KITA BERSERAH TOTAL KEPADANYA, BAIK UNTUK KEHIDUPAN YANG SEKARANG INI, MAUPUN UNTUK KEHIDUPAN KEKAL NANTI.

Tidak ada yang bisa kita capai dengan kemampuan kita sendiri. Kita ini cuma debu. Tuhanlah sumber kehidupan.

 

Dan DENGAN BERDOA, KITA DATANG KEPADA TUHAN MENGAKUI KETERGANTUNGAN KITA PADANYA.

Dalam doa kita mengakui dosa-dosa kita, kita minta pengampunan karena kita tidak bisa menghapus dosa kita sendiri, hanya Tuhan yang bisa memberikan pengampunan.

Dalam doa kita mengakui ketidak-berdayaan kita, kelemahan kita, dan memohon semua kebutuhan kita dari Tuhan. Bukan karena Tuhan tidak tahu apa yang kita butuhkan, bukan karena Tuhan tidak memberi jika kita tidak minta; tapi Tuhan mau kita tahu bahwa apa yang kita butuhkan itu hanya kita peroleh dari Tuhan.

 

 

Pertanyaan ketiga:

Tapi mengapa banyak orang yang tidak berdoa, bahkan mungkin tidak mengakui eksistensi Tuhan, tetap bisa hidup makmur dan sukses?

 

1.   Karena Tuhan itu baik.

Lukas 6:35

Tetapi kasihilah musuhmu, berbuatlah baik, dan pinjami, tidak mengharapkan balasan apa pun; dan pahalamu akan besar, dan kamu akan menjadi anak-anak Yang Mahatinggi, sebab Ia baik kepada orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan jahat.

   

Tetapi, perhatikan, ayat ini sama sekali tidak berkata bahwa “orang-orang yang tidak tahu berterima kasih” dan “orang-orang jahat” itu akan boleh masuk Surga dan menerima hidup kekal. Hanya bahwa Tuhan tetap baik kepada mereka selama mereka hidup di dunia ini, karena Tuhan itu baik.

 

2.   Karena Setan juga bisa memberi kemakmuran dan kesuksesan dan  segala “kebaikan” duniawi.

Matius 4:8-9

8 Lagi, Iblis membawa-Nya ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dan kemuliaan mereka; 9 dan berkata kepada-Nya, ‘Semua hal ini akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau mau sujud dan menyembah aku.’

 

    Bisakah Iblis memberikan “semua kerajaan dunia dan kemuliaan mereka” kepada kita? Bisa! Andai tidak bisa, Iblis tidak akan seberani ini mencobai Kristus. Asal manusia mau menyembahnya saja, dia akan memberikan semua keinginan kita. Tentu saja selama Iblis masih diizinkan Tuhan berkiprah. Tapi Tuhan tidak akan mengizinkan Iblis selamanya berkiprah.

 

 

Pertanyaan keempat:

Mengapa Tuhan tetap baik kepada “orang-orang jahat”?

 

Motivasi Tuhan hanya satu. Tuhan ingin semua orang selamat.

1 Timotius 2:4

yang mau  supaya semua orang diselamatkan, dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran.

 

2 Petrus 3:15

Dan anggaplah panjangsabarnya Tuhan kita itu keselamatan, yaitu seperti saudara kita yang terkasih Paulus juga telah menulis kepadamu, menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.

 

 

Pertanyaan kelima:

Mengapa Setan baik kepada manusia?

 

Motivasi Setan banyak dan semua menguntungkan bagi Setan, tetapi ujung-ujungnya ialah supaya manusia berakhir seperti dirinya, terpisah dari Tuhan dan binasa dalam kematian kekal.

1.   Supaya manusia itu merasa diberkati Tuhan.

Segala “berkat” yang diterimanya itu menjadi bukti baginya bahwa hidupnya sudah berkenan kepada Tuhan. Manusia itu menyangka bahwa hidupnya sudah benar, buktinya dia diberkati oleh Tuhan. Padahal berkat-berkat itu tidak berasal dari Tuhan. Berkat-berkat itu berasal dari Setan yang menipunya. Maka manusia ini yang mengira hidupnya sudah benar, tidak merasa perlu lagi mencari lebih dalam apa sesungguhnya kehendak Tuhan. Dia sudah mengira apa yag dilakukannya itu semuanya betul, padahal mungkin justru kebalikannya. Jadi dengan memberi berkat kepada manusia, Setan memastikan manusia tidak akan mencari kehendak Tuhan, dan akhirnya dia justru binasa.

 

2.   Kemakmuran dan kesuksesan membuat manusia jauh dari Tuhan.

Bagi manusia yang mengejar kesuksesan, ada begitu banyak hal yang harus dilakukannya, demi menunjang dan menambah kesuksesannya. Ada begitu banyak benda yang bisa dibelinya, sehingga setiap hari dia disibukkan dengan mengumpulkan harta benda duniawi untuk dinikmatinya. Dia menjadi begitu sibuk menikmati kesuksesannya, dia tidak punya waktu untuk Tuhan lagi. Cukup doa singkat saja setiap hari sebelum tidur, atau mungkin itu pun tidak, karena sudah lelah, toh Tuhan mengerti hatinya. Tanpa disadarinya semakin lama manusia itu semakin jauh dari Tuhan, dan suatu hari tanpa disadarinya dia hilang dari Tuhan.

 

3.   Bagi manusia yang tidak berTuhan, kemakmuran dan kesuksesannya merupakan prestasinya sendiri.

Ini menjadi bukti baginya bahwa tanpa Tuhan pun dia bisa berjaya asal dia sendiri mau bekerja keras. Kesimpulannya, Tuhan memang tidak ada. Asal kita hidup baik, hidup benar saja, semuanya berjalan dengan lancar.

 

Jadi Setan tidak merasa rugi memberi manusia kemakmuran dan kesuksesan, selama itu menjauhkan mereka dari Tuhan dan kebenaranNya.

 

1 Petrus 5:8

Tetaplah sadar dan berjaga-jagalah! Karena musuhmu si Iblis, berjalan keliling seperti singa yang mengaum, mencari siapa yang boleh ditelannya

 

Setan akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan pengikut. Dia tidak perlu membuat manusia menyembah dia ~ namanya zaman sekarang mana ada sih manusia yang secara sadar mau menyembah Setan? ~ tapi cukup dengan menjauhkan manusia dari Tuhan, membuat manusia melupakan kebaikan Tuhan, membuat manusia itu tertipu oleh “kemampuannya” sendiri, itu sudah memenuhi syarat untuk menjadi pengikut Setan, karena siapa yang tidak berada di pihak Tuhan, automatis dianggap ada di pihak Setan.

Yesus berkata,

Matius 12:30

Siapa tidak di pihakKu, ia melawan Aku; dan siapa tidak mengumpul bersama Aku, ia terserak keluar.

 

 

Oleh karena itu, kita perlu waspada. Introspeksilah setiap hari, apakah “berkat” yang kita peroleh hari ini datang dari Tuhan atau dari Iblis?

Jika berkat-berkat itu menjauhkan kita dari Tuhan, jika berkat-berkat ini membuat kita melupakan Tuhan, membuat kita terperangkap sarang laba-laba keduniawian, segeralah berbalik kepada Tuhan.

 

Rajin berdoa, rajin belajar Alkitab, maka Tuhan akan menyatakan kehendakNya. Semua yang dinyatakan Alkitab itu adalah kebenaran. Jangan ada kebenaran yang ditolak walaupun itu tidak sesuai dengan kehendak kita. Selalu kebenaran Tuhan yang berlaku, karena hanya kebenaran Tuhan-lah yang memang kebenaran.

 

 

 

 

2013-07-21

 

 

 

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar